Anda di halaman 1dari 11

A. Pengertian pacaran.

B.

Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar
dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan
bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi
dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya
sebelum pernikahan di Amerika. 
Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang
bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki
kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup. Menurut
Saxton (dalam Bowman, 1978), pacaran adalah suatu peristiwa yang telah direncanakan dan
meliputi berbagai aktivitas bersama antara dua orang (biasanya dilakukan oleh kaum muda
yang belum menikah dan berlainan jenis). 
Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran adalah hubungan antara dua orang yang
berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan emosi, dimana hubungan ini didasarkan
karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati masing-masing. Menurut Reiss (dalam
Duvall & Miller, 1985) pacaran adalah hubungan antara pria dan wanita yang diwarnai
keintiman. Menurut Papalia, Olds & Feldman (2004), keintiman meliputi adanya rasa
kepemilikan. Adanya keterbukaan untuk mengungkapkan informasi penting mengenai diri
pribadi kepada orang lain (self disclosure) menjadi elemen utama dari keintiman.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan pengertian pacaran
adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa
kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang
belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat kesesuaian antara satu
sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.

SETELAH pubertas, banyak pertanyaan kita seputar pacaran. Apa sih pacaran itu? Kenapa kita
pacaran? Lalu, apa yang harus kita lakukan?
Pacaran ini biasanya mulai muncul pada masa awal pubertas. Perubahan hormon dan fisik
bikin kita mulai tertarik pada lawan jenis. Proses “sayang-sayangan” dua manusia lawan jenis
itu merupakan proses mengenal dan memahami lawan jenisnya dan belajar membina
hubungan dengan lawan jenis sebagai persiapan sebelum menikah untuk menghindari
terjadinya ketidakcocokan dan permasalahan pada saat sudah menikah. Masing-masing
berusaha mengenal kebiasaan, karakter atau sifat, serta reaksi-reaksi terhadap berbagai
masalah maupun peristiwa.
Kalau masa pacaran kita manfaatkan dengan baik dapat menjadi ajang untuk melihat masalah
yang potensial yang akan muncul dari perbedaan diri kita dan doi yang berbeda latar belakang
kehidupan sehingga nantinya kita dan doi siap mengantisipasi kalo timbul permasalahan yang
tidak dikehendaki.
Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini
dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran,
membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan
pacaran. Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan
tetap bisa mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan
dengan lawan jenis.

Prestasi Sekolah
1.
Bisa meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan
yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat
mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat
mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
2.   Pergaulan Sosial
Pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi
dalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang
lainnya (saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak
boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
3.   Mengisi Waktu Luang
Bisa tambah bervariatis atau justra malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacaran tidak
produktif (ngobrol, nonton, makan, dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika
kegiatan pacaran diisi dengan hal-hal seperti olah raga bersama, berkebun, memelihara
binatang, dan sebagainya.
4.   Keterkaitan Pacaran dengan Seks
Pacaran mendorong remaja untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan
kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan
kasih sayang, tapi pada umunya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu
perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesraan yang
berlebihan.
5.   Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah
dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas dalam
memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi
masalahnya.
6.   Kebebasan Pribadi Berkurang
Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi
lebih terbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.
7.   Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung
Dampak positif yang akan saya bahas adalah pengalaman saya ketika saya pernah pacaran ,
yaitu :
1. Pacar akan membuat kita tetap semangad.
2. Pacar membantu kita dalam belajar,apalagi kalau pacar kita adalah orang yang pintar.
3. Pacar akan membatu kita dalam memecahkan suatu masalah, apalagi kalau dia adalah orang
yang penuh dengan solusi dan                seorang PROBLEM SOLVER.
4.  Pacar membantu kita dalam men-sharingkan sesuatu.
 
Mungkin hanya itu menurut saya dampak positif pacaran.
Beranjak remaja pasti ingin merasakan yang namanya Dalam hal pacaran pasti selalu ada
dampak positif dan negatif akibat berpacaran

1. Hidup akan terasa lengkap karena sudah ada pacar


2. kita dapat curhat masalah apapun ke pacar dan sama-sama memikirkan jalan keluarnya
3. Tidak akan pernah menyendiri lagi karena ada kekasih yang setia di samping kita
4. Dapat merasakan perhatian, kasih sayang
5. Ada yang menasihati jika ada yang salah yang kita perbuat
6. Malam minggu ada teman jalan hehehe
7. Bertukar cerita tentang hidup pokoknya seru deh
8. Hidup akan lebih semangat karena kehadiran kekasih kita
9. Ada yang selalu memotivasi untuk terus bangkit di kala kita jatuh/susah
10. Pacaran itu dapat pahala loh walau tidak ada hadist yang menguatkan menurut saya jika
pacaran hanya sekedar saling mengenal satu sama lainnya sah-sah aja
C.    Dampak Pacaran Di Usia Remaja
1.      Dampak Positif
a.       Belajar bersosialisasi
Dengan berpacaran kita akan mampu bersosialisasi dengan pasangan kita, sehingga
kita mampu mengetahui karakteristik seseorang dan membuat kita tidak canggung dalam
bersosialisasi dengan orang asing yang baru kita jumpai. Karena kita telah belajar
bersosialisasi dengan pasangan kita.
b.      Mempelajari karakteristik berbagai macam orang
Namun, kalau  kita perhatikan apa yang dapat remaja lakukan ketika dia mendapati
bahwa pasangannya itu tidak cocok dengannya? Kata yang keluar adalah ‘putus’! Bukannya
mencoba untuk bisa mengerti satu sama lain, para remaja hanya mempelajari untuk bercerai.
Bagaimana tidak? Karena faktor usia yang dibawakan dalam diri hanya emosi sesaat.
Jika dikatakan alangkah lebih menyenangkan untuk mempelajari diri sendiri dulu,
membenahi diri, dan berupaya untuk bisa beradaptasi dengan banyak orang. Ketimbang
mengikatkan diri dengan satu orang yang kadang kala membuat sakit hati, lebih baik seorang
remaja mencoba untuk berbaur dengan yang lainnya. Di situ dia bisa ‘mempelajari
karakteristik orang lain’. Dan, dia juga sedang mempelajari dirinya sendiri tentunya.
Setelah dia bisa mengendalikan emosinya – ini merupakan saat yang tepat untuk
berpacaran – tentunya dia sudah berani berkomitmen. Jadi, berpacaran bukan hanya untuk
having fun. Tidaklah pantas menurut penulis jika seseorang mempermainkan perasaan orang
lain. Lagipula, masa remaja yang penuh gejolak ini akan sangat memberikan keragu-raguan
dalam hal berpacaran. Maka dari itu, beberapa orang tua melarang anaknya untuk berpacaran
(walau ada juga yang tidak).
DAMPAK NEGATIF PACARAN BAGI PELAJAR 
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian itu adalah lebih suci bagi
mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. (Quran Surat An
Nur ayat 30).
Saudaraku, kuanggap kau sudah tahu tentang kharamnya berkhalwat (pacaran) dengan
lawan jenis. Tulisan ini akan menjelaskan dampak negatif dari perbuatan tersebut. Smoga kau
berusaha untuk meninggalkannya. Seperti hal-hal lain yang diharamkan dalam Islam—
misalnya khomr, judi, dll—pacaran juga memiliki dampak negatif yang tidak kalah
banyaknya. Berikut dampak negatif pacaran:

1. Mudah terjerumus ke perzinaan

Beberapa pelaku pacaran seringkali menyangkal tentang hal ini. Kata mereka, asalkan bisa
menjaga hati, InsyaAllah tidak terjadi hal itu (waaah, perbuatan munkar kok pake
InsyaAllah..). cobalah simak hadits ini:
“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata
zinanya melihat, kedua teling zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang
berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan (direalisasi) oleh kelamin atau digagalkannya.”
(HR Bukhari).
Padahal engkau tahu, yang namanya orang pacaran, pasti ada hal-hal yang tidak dibenarkan
dalam islam: memandang lawan jenis, berpegangan tangan, berduaan di tempat sepi,
berciuman, hingga….ah, tak usah disebutkan. Bahkan meski pacarannya hanya sebatas lewat
telpon, SMS atau chatting pun, hal tersebut sudah bisa memicu terjadinya zina hati.
Semua larangan-larangan tadi ada dalil shahihnya. Sebagai contoh, simaklah hadits ini:
Rasulullah saw. berpesan “Janganlah engkau ikuti padangan dengan padangan berikutnya,
karena untukmu adalah padangan yang pertama, sedangkan selanjutnya bukan untukmu.”
(HR. Ahmad) Dan hadits yang terkenal : ”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari
Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai oleh
mahramnya karena sesungguhnya yang ketiga adalah setan.”
Tentang dampak negatif yang pertama ini tak perlu disangkal lagi. Tak terhitung lagi jumlah
pemuda muslim yang benar-benar terjerumus dalam perzinaan—yang diawali dari aktivitas
pacaran. Kalau sudah berzina, berarti ia telah melakukan dosa besar yang akan menyebabkan
dampak-dampak buruk lainnya—baik yang ia rasakan di dunia maupun di akhirat.

2. Melemahkan Iman

Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada kekasihnya di atas rasa cinta
kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa
dibuktikan dengan kualitas ibadah seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah
mengalami jatuh cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang. Ia jadi jarang
ke Masjid, jarang membaca Al Quran, meninggalkan shalat sunnah, bahkan beberapa
hafalannya hilang, serta banyak ibadah lain yang terlewatkan.

3. ‘melatih’ kemunafikan

Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar pasangannya yakin bahwa ialah
yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya begitu. Ia akan menampakkan hal-hal
yang baik di depan kekasihnya. Adapun hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan.
Sebagian orang ada yang sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya
sekedar untuk meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai
bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran mengatakan
sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
4. Menjadikan panjang angan-angan.
Orang yang sedang jatuh cinta—pacaran—seringkali teringat dengan orang yang dicintainya
itu. Lalu ia memikirkan sesuatu, berandai-andai setiap waktu—tentang apa yang akan
dilakukan nanti saat bertemu, tentang apa yang akan diberikan saat itu, tentang kata-kata
yang akan diucapkan sebagai bumbu, dan masih banyak lagi. Padahal ummat Islam dilarang
berpanjang angan-angan.
5. Mengurangi produktivitas
Jika tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan aktivitas lain yang lebih produktif;
misal membuat karya seni, menulis artikel, cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau
yang lainnya. Namun seringkali produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.
6. Menjadikan hidup boros
orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya
untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli
pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.
7. Akan melemahkan daya kretaifitas dan menyulitkan konsentrasi, karena pikiran mereka
hanya tertuju kepada pacarnya
8. Akan menyebabkan terlambatnya studi. Banyak fakta yang menyebutkan bahwa
menurunnya prosentase kelulusan para pelajar adalah akibat pacaran, mereka jarang belajar,
karena jalan-jalan terus dengan pacarnya, tidak pernah beli buku (karena uangnya habis untuk
berenang-senang).
9. Terjadinya pertengkaran dan pembunuhan, hanya karena rebutan pacar.
10. Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan
pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah
dengan pacarnya yang lama.
11. dan dampak negatif lainnya (silahkan ditambahkan lewat ‘coment’)
“Barang siapa yang jatuh cinta, lalu tetap menjaga kesucian dirinnya, menyembunyikan rasa
cintanya dan bersabar hingga mati maka dia mati syahid.”
Sungguh sangat beruntung orang yang mencintai dengan kesucian diri dan berlindung dari
godaan syatan yang terkutuk. Tentunnya orang yang menjaga cintannya yang suci hingga ia
meninggal dunia. Rasullulah SAW juga berpesan;
“Cintailah sesuatu itu dengan biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan
menjadi sesuatu yang kamu benci, dan bencilah sesuatu yang tidak kamu ketahui dengan
biasa-biasa saja, karena boleh jadi suatu saat nanti dia akan menjadi sesuatu yang kamu cintai
(H.R. Bukhari, Abu Daud, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)
Kedewasaan kita dalam berpacaran bisa dilihat dari kesiapan untuk bertanggung jawab. Ini
dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan peran,
membagi waktu, perhatian, dan tanggung jawab antara belajar, pekerjaan rumah, dan pacaran.
Kesiapan untuk berbagi dengan orang lain, menghadapi permasalahan pacaran, dan tetap bisa
mengendalikan diri dan memenuhi nilai-nilai yang dianut dalam berhubungan dengan lawan
jenis.

Nah, setelah dampak positif , saya akan membahas dampak negative pacaran. Dan menurut
saya pribadi banyak sekali dampak negative pacaran, diantaranya :
 1.       Pacaran akan membuat kita lupa akan Tuhan. Pacaran akan menghabiskan waktu kita
berhubungan dengan Tuhan dan menjalin hubungan yang lebih intim dengan Tuhan
 2.       Pacaran akan membuat kita sulit berkomunikasi dengan Tuhan, karena tubuh dan pikiran
kita masih ditutupi oleh hal-hal duniawi.
 3.       Pacaran akan membuat kita tidak KUDUS lagi di hadapan TUHAN. Karena TUHAN berkali-
kali berfirman kalau kita harus mengejar kekudusan. Contohnya ,
 sekarang Dampak Negatif yang di timbulkan akibat Pacaran :

 1. Hanya membuang-buang waktu

 2. Dekat dengan zina apabila tidak dapat mengendalikan hawa nafsu ya hati-hati
kawan

 3. Banyak Anak remaja khususnya Perempuan sudah tidak perawan hadduh hati-hati
kaum hawa jangan pernah sesekali merasakan yang namanya pacaran

 4. Menambah-nambah dosa saja

 5. Merusak masa depan kenapa saya berkata seperti itu, coba anda bayangkan karena
pacar anda rela melakukan apa saja seperti menjemput, mengantarnya, menemani
makan, dan hal-hal lainnya, hal itu hanya membuang-buang waktu anda

 Dampak positif dan negatif pacaran tergantung Pacar anda, Jika pacar kalian
Shaleha/Shaleh maka bersyukurlah, kalau pacar kamu Terong/Cabe maka hati-hatilah.

 2.      Dampak Negatif

 a.       Kekerasan fisik

 Koalisi Antikekerasan di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami
kekerasan fisik selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul,
mencekik, dan membunuh. Kejahatan tersebut sangat tertutup karena pihak korban
ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab
kekerasan fisik pada remaja di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen
dari pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak.
Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak
sebagai bentuk perhatian.

 b.      Kekerasan seksual

 Pemerkosaan dalam  pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi
Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia
mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP
secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang
dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi
saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah
bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba,
kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.

 c.       Cenderung menjadi pribadi yang rapuh

 Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala,
perut dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya
yang belum pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung
menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi,
contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika
remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.

 Mereka punya kecenderungan tingkat rasa sakit yang lebih mendalam. Mereka benar-
benar meresapi perasaan buruk seperti sedih atau kesal karena secara psikologi
mereka sudah mengenalnya ketika berhubungan dengan pasangannya. Akibat terlalu
mendalami perasaan sedih dan emosional itu adalah depresi dan penyakit lainnya.
Karena terlalu sedih atau marah, perasan depresi pun bisa muncul. Akibatnya mereka
jadi tidak mau makan, kurang tidur atau tidak mau melakukan apa-apa. Dari situlah
muncul penyakit-penyakit seperti pusing, sakit perut dan lainnya

 Mereka yang mengenal cinta dan mengalami masalah dalam berhubungan dengan
pasangan lebih dulu memiliki pandangan yang lebih serius dan sikap yang lebih
tertutup. Hal itu memicu perasaan stres dan penyakit fisik lainnya.

 d.      Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual

 Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar
untuk melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya
kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for
Disease Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah
kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.

 Sekedar mengingatkan bahaya kehamilan pada remaja:

 1.      Hancurnya masa depan karena tidak bisa melanjutkan sekolah.

 2.      Remaja wanita yang terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama


kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap.

 3.      Pasangan pengantin remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya


karena terpaksa kawin karena nafsu, bukan karena cinta).

 4.      Remaja wanita yang berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis
(dukun bayi, tenaga tradisional) sering mengalami kematian karena mengalami sakit
dan pendarahan yang hebat.

 5.      Pengguguran kandungan yang diperbolehkan oleh undang-undang, kecuali


indikasi medis (misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan
kehamilan dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang
mengantar dapat dihukum berat .

 6.      Bayi yang dilahirkan dari perkawinan remaja, sering mengalami kecacatan dan
gangguan kejiwaan saat ia dewasa.

 7.      Jadi bahan pembicaraan dan ejekan masyarakat sekitar .

 8.      Stress berkepanjangan dan bisa jadi GILA.


 e.       Menurunkan konsentrasi

 Hal ini terjadi jika remaja telah  mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga
emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya
sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan
kepadanya dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan
prestasi remaja tersebut.

 f.       Menguras harta

 Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk
pacarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan
hadiah untuk pacarnya.

DAMPAK PACARAN
Bagi kita, pacaran memiliki dampak positif maupun negatif:
* Prestasi sekolah
Pacaran bisa menurunkan atau meningkatkan prestasi belajar kita. Prestasi meningkat
biasanya karena semangat belajar yang naik akibat ada pacar yang senantiasa memberikan
dorongan dan perhatian atau karena ingin membuktikan kepada orangtua bahwa meskipun
kita pacaran prestasi belajar kita tidak terganggu.
Prestasi belajar bisa menurun jika ada permasalahan yang cukup berat hingga mengganggu
konsentrasi dan gairah untuk belajar atau lebih senang menghabiskan waktu bersama sang
pacar daripada belajar.
* Pergaulan sosial
Pergaulan sosial dengan teman sebaya maupun lingkungan sosial sekitar bisa menjadi meluas
atau menyempit. Pergaulan menjadi sempit kalau kita lebih banyak menghabiskan waktu
hanya berdua, enggak gaul lagi dengan teman lain. Makin lama biasanya kita menjadi sangat
bergantung pada pacar kita atau sebaliknya dan tidak memiliki pilihan interaksi sosial
lainnya.
Hubungan dengan keluarga pun biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak
dihabiskan dengan pacar.
 Bisa stres
Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus yang semula diduga karena memang ada
perbedaan karakteristik, latar belakang, serta perbedaan keinginan dan kebutuhan. Hal itu
menyebabkan banyak sekali terjadi masalah dalam hubungan. Biasanya hal itu akan
menguras energi dan emosi serta menimbulkan stres hingga dapat mengganggu
kehidupan sehari-hari.
* Berkembang perilaku baru
Pacaran dapat bermakna munculnya perilaku yang positif atau sebaliknya muncul
perilaku negatif. Pacaran bisa membantu orang mengembangkan perilaku yang positif
kalau interaksi yang terbentuk bersifat positif, sedangkan interaksi yang kurang
mendukung tentu saja lebih memungkinkan terbentuknya perilaku negatif.
Misalnya, pacaran dengan orang yang jago motret. Maka, bukan tidak mungkin kita akan
tertular barang sedikit. Atau pacaran dengan orang yang sangat peduli sama orang lain
dan penolong, maka kita yang tadinya cuek bisa saja tertular. Begitu pula pada kelakuan
yang negatif.
Pacaran yang sehat dan bertanggung jawab:
1. Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus
terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi.
2. Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang. Tidak menuntut
sesuatu yang berada di luar kemampuannya.
3. Saling menyesuaikan. Kalau dalam proses ini terlalu sering ribut, maka perlu
mempertimbangkan kemungkinan berpisah.
4. Tidak melibatkan aktivitas seksual karena dapat mengaburkan proses saling mengenal
dan memahami satu sama lain.
5. Mutual dependensi, masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama
lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan,
sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan.
6. Mutual respect, saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.
buan hal-hal positif

Kesimpulan
Pada dasarnya berpacaran saat remaja merupakan hal yang tidak baik karena secara usia dan
psikologi seorang remaja belum siap, tetapi apabila hanya untuk mengenal satu-sama lain dan
dalam batas sewajarnya hal tersebut tidak apa-apa dilakukan terutama untuk meningkatkan
prestasi belajar mereka sendiri selain itu peran orang tua dan guru sangat penting agar mereka
tidak terjerumus dalam prilaku-prilaku tidak biak yang ditimbulkan

Anda mungkin juga menyukai