com/amp/gjelangr03/6328280508a8b512b9053713/
kegagalan-cinta-di-usia-remaja
Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih diperhatikan karena
seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang remaja melakukan sebuah
kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang wajar. Oleh karena itu peran orang
tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan penanaman nilai, dan
norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap, perbuatan mental seorang anak
untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada
intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran
orang tua tidak maksimal sejak anak masih kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang
remajapun tidak menutup kemungkinan seorang remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
Seperti banyak contoh yang terjadi, seorang remaja kedapatan sedang merokok, meminum-
minuman keras, sampai sex bebas dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal itu karena tidak adanya
pengawasan orang tua, atau kurangnya perhatian dari orang tua.
Banyak faktor-faktor yang membuat remaja memasuki dunia pergaulan yang rusak.
Biasanya hal ini berawal dari mereka berteman dengan teman yang membawa dampak buruk,
karena masa remaja itu masa dimana keadaan psikis remaja bisa mudah terpengaruh. Ada
faktor yang berasal dari keluarga, karena kurangnya perhatian dari keluarga membuat anak
menjadi royal dalam pergaulan. Faktor terpenting yang membuat remaja mudah terjerumus
dipergaulan bebas karena kurangnya agama yang membentengi pikiran dan jiwa anak. Oleh
karena itu, pendidikan dasar agama pada anak sangat diperlukan dalam kehidupan si anak.
Berhasil atau tidak berhasilnya anak, kembali lagi pada peran keluarga dalam memberikan
pendidikan agama dan pada diri anak sendiri.
PENYEBAB TERJADINYA KENAKALAN REMAJA
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
Faktor Internal :
1. Krisis identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk
integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua,
tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa
integrasi kedia.
2. Kontrol diri yang lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima
dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka
yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Faktor Eksternal :
1. Keluarga
Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar
anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di
keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau
penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
2. Pengaruh kawan sepermainan yang kurang baik
3. Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kenakalan remaja :
Ø reaksi frustasi diri
Ø gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja
Ø kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga
Ø kurangnya pengawasan dari orang tua
Ø dampak negatif dari perkembangan teknologi modern
Ø dasar-dasar agama yang kurang
Ø tidak adanya media penyalur bakat/hobi
Ø masalah yang dipendam
Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab
para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya
menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah
cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha
agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya
yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak
korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak
menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.
Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi
yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika
mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6
tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan
instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus
selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah
kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang
tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?
Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja,
tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya
menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan
perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.
Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak
melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan
tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan
buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para
remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat
menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.
Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir
setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang
terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang
anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi
seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu
selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin
orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?
Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap
sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang
dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam
kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan
si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi
seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas
putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di
rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari
mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam
kenakalan remaja.
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya
tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si
anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan
pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja
ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang
sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan,
ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja
mencontoh pola kenakalan para orang tua
Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak
hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah
tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita
untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para
remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.
Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian
hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu
seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia,
sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat
manusia juga dapat melakukan kesalahan.
Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru
adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah
mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru
melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan
pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.
Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja
mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum
di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di
bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi
foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan
kebenarannya.
Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan
Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk.
diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang
intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi
pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para
remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun
akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si
remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar
tidak terjebak dalam kenakalan remaja.
Terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk
pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat,
orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.
Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat
dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan
remaja, Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia
di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan
generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan
remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja.
Contoh / Jenis-jenis Kenakalan remaja :
- membolos sekolah
- kebut-kebutan di jalanan
- Penyalahgunaan narkotika
- perilaku seksual pranikah
- perkelahian antar pelajar
- dan lain-lain
Tips untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja
Ø Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada
anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat
terselesaikan.
Ø Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
Ø Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi
seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
Ø Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa mungkin
dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu
untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatan-
kegiatan negatif.
Sumber : https://kkn.undip.ac.id/?p=359347
Pelajari Macam-Macam Kenakalan Remaja Agar Terhindar Marabahaya
Kenakalan remaja merupakan suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan, atau hukum
dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak ke masa
dewasa. Dalam masyarakat, kenakalan remaja merupakan hal yang umum terjadi pada usia
antara 13 tahun hingga 17 tahun. Hal ini kerap dikaitkan dengan sifat alamiah anak yang
mencari jati dirinya dengan mencoba hal baru dalam hidupnya termasuk perbuatan yang
melanggar norma dan hukum. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kami mencoba
mengidentifikasi akan kebutuhan tersebut di lokasi KKN kami yakni Padukuhan Jurangjero
tepatnya pada Dusun Klarangan. Dari hasil wawancara dan observasi, ditemukan banyak
anak-anak yang termasuk dalam golongan umur yang rawan akan perbuatan kenakalan
remaja yakni umur 13- 17 Tahun. Pada rentang umur tersebut, mayoritas anak telah
melakukan kenakalan remaja berupa merokok dan vaping. Kedua tindakan tersebut termasuk
dalam tindakan kenakalan remaja yang tidak melanggar norma masyarakat dan hukum.
Namun demikian, terdapat juga tindakan yang melanggar hukum seperti judi slot yang
dimainkan secara daring.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka timbul kebutuhan untuk mensosialisasikan tentang
perbuatan-perbuatan kenakalan remaja yang masuk dalam kategori kenakalan remaja yang
melanggar hukum utamanya hukum pidana.
Berikut ini merupakan tindakan kenakalan remaja yang apabila dilakukan dapat dikenai
sanksi pidana:
1.Perjudian
Perjudian menurut KBBI adalah permainan dengan memakai uang sebagai taruhan. Dalam
hal ini, perjudian merupakan salah satu kenakalan remaja yang diancam sanksi pidana berupa
pidana penjara 4 tahun atau denda 10 juta rupiah. Sedangkan, apabila perjudian tersebut
digunakan dengan media elektronik, ancaman pidananya lebih besar yakni pidana penjara 6
tahun dan/atau denda 1 milyar rupiah.
2.Tawuran
Pelaku Tawuran dapat dipidana akibat perbuatannya sendiri apabila dalam tawuran tersebut
menimbulkan korban luka berat atau kematian. Dalam hal timbul korban luka berat maka
pelaku tawuran diancam pidana penjara 2 Tahun 8 Bulan. Sedangkan, apabila tawuran
menimbulkan korban kematian maka pelaku tawuran diancam pidana penjara 4 tahun
sebagaimana diatur dalam Pasal 358 KUHP. Perlu digaris bawahi bahwa pelaku yang
diancam penjara tidak terbatas pada pelaku langsung yang mengakibatkan orang lain luka
berat atau mati, namun pelaku yang tidak terlibat langsung pun juga diancam oleh Pasal 358
KUHP tersebut.
3.Balap liar
Balap liar merupakan tindakan melakukan balapan kendaraan di tempat yang bukan
merupakan tempat yang diperuntukkan untuk melakukan balapan seperti jalan umum atau
jalan warga. Dengan melakukan balap liar maka pelaku telah memenuhi unsur “mengendarai
kendaraan dengan cara atau keadaan yang membahayakan nyawa orang lain” dalam Pasal
311 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dengan
terpenuhinya unsur tersebut, maka pelaku dapat dipidana penjara maksimal 12 Tahun atau
pidana denda maksimal 24 juta rupiah.
4.Narkoba
Penyalahgunaan narkoba untuk diri sendiri diancam pidana maksimal 4 tahun penjara
5.Penganiayaan teman
Tindakan yang termasuk penganiayaan teman seperti mencubit, menendang, dan memukul
teman. Sanksi dari perbuatan ini bervariasi mulai dari pidana penjara 2 tahun dan/atau denda
36 juta rupiah hingga pidana penjara 3 tahun dan/atau denda 1,5 milyar rupiah.
Demikian kami sampaikan terkait kenakalan remaja yang tergolong dalam pelanggaran
tindak pidana sehingga mengandung pula sanksi pidana penjara dan/atau denda. Dengan
diadakannya pengetahuan tersebut kepada masyarakat diharapkan dapat menekan dan
mencegah anak-anak berumur remaja untuk melakukan tindakan tersebut sebab selain
merugikan masyarakat, hal tersebut juga merugikan diri sendiri.