Sekolah”
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu :
Dra.Ella Faridati Zen, M.Pd
Oleh :
Andri Wahyu Saputra (170711636092)
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja seringkali disebut sebagai masa yang indah. Banyak hal yang terjadi
pada masa transisi remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang
semua anak manusia telah, sedang dan akan terjadi dalam sebuah proses tumbuh kembang
remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering diciptakan dengan
ide-ide cemerlang dan positif. Namun demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi.
Salah satu hal yang menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang
digemari sebagian remaja sebagai bentuk penyaluran rasa ketertarikan kepada lawan jenis
walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada rumor yang
menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti belum mempunyai
identitas diri yang lengkap.
Kasus pacaran yang terjadi pada kalangan remaja membuat penulis tertarik untuk
meneliti dan mengangkat judul tersebut untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
perkembangan peserta didik. Untuk membantu dalam penyelesaian makalah ini penulis
mengambil data atau narasumber dari beberapa siswa dari Trenggalek yang dirahasiakan
identitasnya dan tahap pengumpulan data yang dilakukan menggunakan wawancara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang kami paparkan adapun rumusan masalah yang kami penulis
ambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian pacaran?
2. Bagaimana hubungan masa remaja dengan pacaran?
3. Apa alasan remaja memilih untuk pacaran?
4. Apa saja dampak negatif dan positif pacaran dalam kaitannya dengan sekolah?
5. Apakah pacaran itu perlu?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pacaran
Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar
dapat saling mengenal satu sama lain. Sedangkan Kyns (1989) menambahkan bahwa pacaran
adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan mereka memiliki keterikatan
emosi, dimana hubungan ini didasarkan karena adanya perasaan-perasaan tertentu dalam hati
masing-masing. Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana
seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk
menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwasanya pacaran adalah
hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan seorang wanita saling menyukai satu sama
lain dan ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi,
atau sebagai status yang me"legal"kan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua
dan saling mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai kesempatan
untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri mereka di
kemudian hari..
Namun faktanya, fenomena pacaran jaman sekarang tidak hanya dilakukan oleh
mereka yang ingin serius lanjut ke pelaminan akan tetapi lebih banyak dilakukan oleh para
remaja dengan alasan dan motif yang beragam. Dari beberapa narasumber yang kami
wawancarai, ada yang mengatakan bahwasanya pacaran bisa membuat mereka lebih
semangat untuk belajar, ada juga yang mengatakan bahwasanya dengan adanya sosok
seorang pacar mereka merasa lebih aman khususnya bagi mereka yang perempuan dan ada
juga yang mengatakan bahwa pacaran apalagi dengan mereka yang satu sekolah akan
membuat mereka semangat untuk berangkat sekolah. Hal tersebut membuktikan bahwasanya
pacaran mulai menjadi hal yang dianggap biasa dan wajar apabila terjadi pada mereka para
remaja apalagi saat ini dengan adanya sosial media yang semakin memudahkan mereka untuk
kenal semakin dekat dengan sosok yang disukai.
Awal dari pacaran bermula ketika remaja masuk dalam tahap pubertas. Istilah pubertas
berasal dari bahasa latin yang artinya rambut. Pubertas adalah munculnya rambut di daerah
genetalia. Bila dilihat dari sudut pandang biologis. Pubertas diawali dengan adanya tanda-
tanda kelamin sekunder yang akan membedakan remaja putra dan remaja putri. Menurut Cole
dalam Warkitri dan kawan-kawan (2002:21), tanda-tanda tersebut adalah :
Tumbuh rambut dibeberapa tempat.
Pada anak putra tumbuh jakun, sedangkan putri tumbuh buah dada.
Suara pada anak putra merendah, sedangkan anak putri meninggi.
Pada anak putra bahu, dada bidang, sedangkan putri adalah pinggul.
Otot pada anak putra kelihatan besar.
Mulai berfungsi kelenjar keringat
Selain tanda kelamin sekunder terdapat pula tanda kelamin tersier (remaja putri
cenderung feminin dan remaja putra cenderung jantan). Dari tanda-tanda inilah yang
menyebabkan seorang remaja tertarik dengan lawan sejenisnya. Pada masa pra pubertas relasi
bersifat homoseksual yang kemudian pada masa pubertas relasi bersifat heteroseksual.
Sebenarnya. Rasa tertarik terhadap lawan jenis inilah yang nantinya membuat remaja
memilih menampung rasa tersebut dalam suatu ikatan yang disebut pacaran. Jadi itulah
alasan ilmiah mengapa pacaran dan remaja memiliki hubungan yang cukup erat.
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan ditemukan alasan yang bervariasi yang
mana akhirnya membuat remaja tersebut memilih untuk berpacaran. Alasan remaja tersebut
diantaranya :
Alasan terbanyak yang kami peroleh dimana kaitannya dengan mengapa seorang remaja
memilih untuk berpacaran adalah mereka menggunakan pacaran sebagai tempat pelampiasan
rasa kasih sayang yang mereka miliki terhadap sosok pacar tersebut dimana mereka berdalih
bahwasanya cinta selagi bisa haruslah memiliki.
Ada juga yang beralasan bahwasanya dengan mereka memiliki seorang pacar maka pergi
kemana-mana mereka tak akan sendiri lagi karena ada sosok seorang pacar yang menemani.
Mereka beralasan bahwasanya dengan adanya sosok pacar maka akan membuat semangat
belajar mereka meningkat, karena menurut salah satu narasumber peran seorang pacar salah
satunya adalah sebagai pemberi semangat kepada pasangannya.
Ikut trend
Ternyata ada remaja yang menjalin hubungan pacaran hanya untuk mengikuti trend
jaman sekarang, dimana seringkali mereka yang tidak memiliki pacar akan di-bully oleh
teman-temannya yang lain.
Ternyata seringkali remaja yang tidak memiliki pacar, oleh teman-temannya akan
dikatakan bahwasanya tidak ada yang mau dengannya. Maka dengan mereka memiliki pacar
ini akan menandakan bahwasanya ada yang cinta dan mau dengan remaja tersebut.
4. Dampak Negatif dan Positif Pacaran Dalam Kaitannya dengan Sekolah
Memilih untuk berpacaran tentu akan memberi dampak tersendiri bagi remaja tersebut
dan disini penulis mengambil dampak-dampak yang ada kaitannya dengan sekolah baik itu
dampak baik maupun buruk.
Dampak Positif :
Meningkatnya Prestasi
Kenapa pacaran dapat meningkatkan prestasi? hal tersebut bisa terjadi karena para kaum
remaja akan termotivasi oleh pasangannya untuk selalu menjadi lebih baik dan juga pacaran
sering disebut dapat meningkatkan prestasi karena saat pacaran kaum remaja bisa belajar
bersama dan saling mengajari satu sama lain. Selain itu ada juga beberapa remaja yang
memang memilih untuk pacaran sebagai salah satu cara mereka meningkatkan semangat
belajar.
Jaga Sikap
Menambah Teman
Dengan berpacaran secara otomatis teman teman dari pacar akan jadi teman kita juga.
Karena sering bareng pacar kita juga sering jumpa dan berkenalan sama teman ataupun
keluarganya.
Ini salah satu dampak pacaran yang sering di rasakan kaum muda. Mungkin kalau dari
keluarga kita juga dapat motivasi saat kita jatuh atau gagal dalam mencapai sesuatu, namun
motivasi akan terasa lebih nyata saat itu datang dari sosok pacar.
Hal ini berlaku bagi mereka yang memiliki pacar satu sekolah, karena hal tersebut akan
membuat mereka semangat untuk datang ke sekolah walau hanya untuk bertemu dengan
sosok pacar tersebut.
Selain dampak positif, ternyata pacaran juga memiliki dampak negatif yang mana
memiliki kaitan dengan sekolah. Dampak negatif pacaran dalam kaitannya dengan sekolah
diantaranya :
Hal ini akan terjadi kepada kaum remaja yang lupa akan tugas utamanya belajar karena
pacaran. Ini terjadi jika dia lebih memayoritaskan pacaran daripada belajar. Yang dulunya
juara kelas bisa jadi murid biasa saja di kelas.
Pergaulan menyempit
Kalau tadi dampak positif nya mendapatkan banyak teman namun akan berakibat
pergaulan menyempit. Karena mereka sudah pacaran jadi tidak perlu peduli terhadap orang
lain. Karena menganggap mereka memiliki sosok pacar yang akan selalu ada buat dia.
Ini akan terjadi jika pacar anda adalah orang yang suka mengekang secara berlebihan.
Karena mereka akan takut melakukan segala sesuatu yang nanti pada akhirnya membuat
pacar mereka marah.
Hidup boros
Dengan berpacaran maka seringkali ketika mereka makan atau jajan sekalipun maka sang
lelaki yang membayar. Dan akhirnya uang jajan yang diberikan oleh orang tua tidak bisa
untuk di hemat dan dengan berpacaran memperkecil peluang kita untuk menabung uang saku
yang diberikan oleh orang tua.
Pada dasarnya positif tidaknya dampak dari pacaran tergantung mereka yang menjalani.
Karena ketika mereka mampu membagi waktu mana untuk pacaran dan mana untuk belajar
dan dihabiskan dengan keluarga. Akan tetapi alangkah baiknya jika pacaran itu dilakukan
oleh mereka yang ingin serius mengenal satu sama lain sebelum nantinya hubungan tersebut
lanjut ke jenjang yang lebih tinggi yaitu pernikahan.
Mengenai pertanyaan perlu tidaknya pacaran bagi remaja, terdapat berbagai macam
pendapat yang kami dapat dari hasil wawancara terhadap beberapa remaja di Trenggalek, ada
yang menjawab bahwa pacaran itu perlu dan ada juga yang tidak setuju dengan adanya
pacaran bagi mereka para remaja. Mereka menganggap perlu karena dengan pacaran mereka
bisa melatih kita bersosialisasi dengan lawan jenis melalui sosok pacar tersebut, selain itu ada
juga yang menganggap pacaran sebagai salah satu cara mereka menikmati usia muda.
Sedangkan mereka yang merasa tidak perlu mayoritas beralasan bahwa agama islam
sendiri melarang umat manusia untuk mendekati zina dan pacaran disini dianggap sebagai
salah satu jalan yang mendekatkan manusia kepada zina. Sedangkan menurut penulis
mengenai perlu tidaknya pacaran ini tergantung bagaimana remaja memposisikan diri di
dalamnya. Pacaran seharusnya dijadikan sebagai langkah positif untuk digunakan atau
dimanfaatkan untuk misalnya, meningkatkan semangat belajar dan sebagai latihan untuk
berkomunikasi dengan mereka sang lawan jenis. Walupun begitu tidak dipungkiri
bahwasanya pacaran akan lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada positifnya,
sehingga penulis berpendapat alangkah baiknya jika pacaran itu dihindari oleh remaja.
BAB III
PENUTUP
Dari apa yang tertulis di atas mampu ditarik kesimpulan bahwasanya pacaran merupakan
hal yang saat ini tidak bisa dipungkiri ada dan sering terjadi di era remaja yanag merupakan
perwujudan dari rasa ketertarikan kepada lawan jenis, dimana hal tersebut merupakan
perkembangan yang biasa terjadi kepada remaja. Kaitannya dengan sekolah, pacaran sendiri
memiliki dampak positif bagi mereka yang memilih untuk melakukannya, walaupun tidak
bisa dipungkiri bahwasanya pacaran juga memiliki dampak negatif yang beragam.
Menurut penulis, pacaran saat ini sudah dipandang sebagai sesuatu yang wajar. Akan
tetapi terlepas dari itu pacaran tetaplah perbuatan yang lebih menonjolkan sisi negatifnya dari
pada positifnya karena bagaimanapun dengan dua orang remaja berpacaran akan
menimbulkan keinginan untuk terus bertemu dan berduaan sehingga akan menimbulkan
kemungkinan rasa cinta ini mengarah kepada pemuasan nafsu. Maka dari itu, seorang remaja
yang memilih untuk pacaran harus mempertimbangkan dampak-dampak yang kemungkinan
terjadi dan memposisikan diri mereka untuk hanya mengambil sisi positif dari pacaran itu
sendiri.
Daftar Pustaka
Pustalu.2018. Pacaran Di Kalangan Remaja Sekarang.(Online).
https://id.scribd.com/doc/16577941/Pacaran-Di-Kalangan-Remaja-Sekarang.
diakses pada 2 desember 2018