Anda di halaman 1dari 11

MENJADI REMAJA

KREATIF DAN INOVATIF

TUJUAN
Dapat memiliki wawasan untuk menjadi
remaja kreatif dan inovatif serta mampu
memahami strategi untuk menumbuhkan
kreatifitas tersebut
MENURUT ANDA, APA MAKNA GAMBAR DIBAWAH INI ?

Kerjasama tak terorganisir tidaklah keuntungan.


Keduanya egois tidak ada yang mengalah dan merasa
lebih hebat. Berfikir pakai emosi tidak menggunakan
otaknya, akhirnya tidak bermanfaat untuk keduanya.
MENURUT ANDA, APA MAKNA GAMBAR DIBAWAH INI ?

Setiap orang memiliki banyak keinginan dan kewajiban yang harus


dilakukan. Prioritaskan apa yang benar-benar kamu inginkan
karena akan banyak hal lain yang membuatmu lupa dengan
keinginan yang lebih prioritas
APERSEPSI
Pada dasarnya remaja adalah sosok yang cerdas dan kreatif. Sayangnya,
kreativitas mereka kurang dikembangkan secara maksimal, karena remaja
yang kreatif adalah remaja yang penuh dengan imajinasi dan mampu
menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan
bagi semua orang. Setiap manusia mempunyai jiwa kreativitas yang
berbeda-beda, dan kreativitas itu ditunjukkan dengan cara yang berbeda-
beda juga. Seperti halnya para remaja sekarang sering menghabiskan
waktunya untuk mengembangkan kreativitasnya dengan membuat
kerajinan saja.yang memiliki banyak ide, memiliki penemuan-penemuan
baru dan menguasai teknologi baru jelas akan memiliki peluang,
pendapatan yang lebih baik dibandingkan yang tidak memilikinya. Karena
itu, sikap dan perilaku kreatif serta bakat perlu dikembangkan sejak dini.
CARA MENJADI REMAJA YANG KREATIF,
1. Mempersiapkan dengan membuat beberapa perencanaan ke
depan, mempunyai kemauan yang kuat dan yakin kalau kita bisa
menjadi kreatif.
2. Setelah mempersiapkan beberapa rencana ke depan, kita
mencoba untuk melaksanakan perencanaan tersebut dengan
rileks.
3. Catatan. Ini sangat penting karena ide adalah sesuatu yang baru
dan merupakan pondasi untuk mengerjakan sesuatu
4. Mengamati sesuatu yang dikerjakan orang lain.
5. Tantang dirimu sendiri.
6. Luangkan waktu untuk beristirahat dan relaksasi
7. Membangun kepercayaan yang positif.
LANGKAH-LANGKAH DALAM
MENUJU KREATIVITAS :
1. Kita harus memiliki kepercayaan yang penuh akan
kemampuan akal kita. Percaya bahwa kita dapat
mengembangkan pemikiran kita dan
meningkatkan kepribadian kita.
2. Kita membebaskan akal kita dari berbagai
belenggu dan penghalang yang merintangi kita
untuk berpikir secara kreatif dan benar,
diantaranya belenggu dan penghalang yang
berkaitan dengan cara hidup kita, belenggu yang
secara langsung berkaitan dengan ekspresi tentang
kekuatan akal kita.
Untuk mengembangkan jiwa interpreneur di kalangan
remaja, salah satunya remaja harus menjadikan dirinya
remaja yang berkualitas yang didalamnya bersemayam
jiwa inovatif. Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea
Champions, mengetengahkan tentang kualitas dari
seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan


yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta
mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada.
2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan
menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa
kekaguman (sense of awe)
3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner
needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek
baru, menghargai setiap usaha.
4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki
pandangan yang jauh ke depan.
5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”,
memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah
kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang
besar-besar.
6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan,
berani mencoba dan menanggung kegagalan.
7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan,
senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh
inspirasi atau pemikiran segar.
8. Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang
aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad,
serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil.
9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan
menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak
terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang
lain.
4. Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu
melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah
dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan
5. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan
diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan
mengkombinasikannya.
6. Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari
dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil
keputusan.
7. Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu
dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan
prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the
Big Picture.” \
8. Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos),
dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa
membenarkan terhadap suatu ide yang muncul.
9. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus
menerus, mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap
informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan.
11. Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara
pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi
tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah
dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan
menggunakan akal.
12. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan
pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari
dukungan organisasi.
13. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara
efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa
penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap
paling mudah
14. Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang
tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik,
berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi
15. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan
gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen
terhadap hasil-hasil yang telah digariskan.
NAMA KEGIATAN (ACITIVITY) PESERTA DIDIK
NAMA KEGIATAN : KISAH INSPIRATIF “ SEMUT DAN LALAT “
Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak
pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah.
Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang
penuh dengan makanan lezat.
“Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” katanya.
Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah
terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya
seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba
keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian
terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan.
Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah
berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak
mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai
mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini, Pak ? Mengapa dia
sekarat ?” “Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini.
Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun
ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan
malam kita.”
Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti, bukannya
lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?”
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal
menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama.” Semut tua itu
memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada
lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda,
maka nasib kamu akan seperti lalat ini.”

Anda mungkin juga menyukai