0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
111 tayangan11 halaman
Kegiatan ini menceritakan kisah semut dan lalat yang mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan perlu berusaha dengan cara yang berbeda, bukan terus-menerus mengulang cara lama. Lalat gagal keluar dari rumah karena terus mencoba dengan lompatan dan benturan yang sama, sedangkan semut mampu belajar dari pengalaman.
Kegiatan ini menceritakan kisah semut dan lalat yang mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan perlu berusaha dengan cara yang berbeda, bukan terus-menerus mengulang cara lama. Lalat gagal keluar dari rumah karena terus mencoba dengan lompatan dan benturan yang sama, sedangkan semut mampu belajar dari pengalaman.
Kegiatan ini menceritakan kisah semut dan lalat yang mengajarkan bahwa untuk mencapai tujuan perlu berusaha dengan cara yang berbeda, bukan terus-menerus mengulang cara lama. Lalat gagal keluar dari rumah karena terus mencoba dengan lompatan dan benturan yang sama, sedangkan semut mampu belajar dari pengalaman.
TUJUAN Dapat memiliki wawasan untuk menjadi remaja kreatif dan inovatif serta mampu memahami strategi untuk menumbuhkan kreatifitas tersebut MENURUT ANDA, APA MAKNA GAMBAR DIBAWAH INI ?
Kerjasama tak terorganisir tidaklah keuntungan.
Keduanya egois tidak ada yang mengalah dan merasa lebih hebat. Berfikir pakai emosi tidak menggunakan otaknya, akhirnya tidak bermanfaat untuk keduanya. MENURUT ANDA, APA MAKNA GAMBAR DIBAWAH INI ?
Setiap orang memiliki banyak keinginan dan kewajiban yang harus
dilakukan. Prioritaskan apa yang benar-benar kamu inginkan karena akan banyak hal lain yang membuatmu lupa dengan keinginan yang lebih prioritas APERSEPSI Pada dasarnya remaja adalah sosok yang cerdas dan kreatif. Sayangnya, kreativitas mereka kurang dikembangkan secara maksimal, karena remaja yang kreatif adalah remaja yang penuh dengan imajinasi dan mampu menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan bagi semua orang. Setiap manusia mempunyai jiwa kreativitas yang berbeda-beda, dan kreativitas itu ditunjukkan dengan cara yang berbeda- beda juga. Seperti halnya para remaja sekarang sering menghabiskan waktunya untuk mengembangkan kreativitasnya dengan membuat kerajinan saja.yang memiliki banyak ide, memiliki penemuan-penemuan baru dan menguasai teknologi baru jelas akan memiliki peluang, pendapatan yang lebih baik dibandingkan yang tidak memilikinya. Karena itu, sikap dan perilaku kreatif serta bakat perlu dikembangkan sejak dini. CARA MENJADI REMAJA YANG KREATIF, 1. Mempersiapkan dengan membuat beberapa perencanaan ke depan, mempunyai kemauan yang kuat dan yakin kalau kita bisa menjadi kreatif. 2. Setelah mempersiapkan beberapa rencana ke depan, kita mencoba untuk melaksanakan perencanaan tersebut dengan rileks. 3. Catatan. Ini sangat penting karena ide adalah sesuatu yang baru dan merupakan pondasi untuk mengerjakan sesuatu 4. Mengamati sesuatu yang dikerjakan orang lain. 5. Tantang dirimu sendiri. 6. Luangkan waktu untuk beristirahat dan relaksasi 7. Membangun kepercayaan yang positif. LANGKAH-LANGKAH DALAM MENUJU KREATIVITAS : 1. Kita harus memiliki kepercayaan yang penuh akan kemampuan akal kita. Percaya bahwa kita dapat mengembangkan pemikiran kita dan meningkatkan kepribadian kita. 2. Kita membebaskan akal kita dari berbagai belenggu dan penghalang yang merintangi kita untuk berpikir secara kreatif dan benar, diantaranya belenggu dan penghalang yang berkaitan dengan cara hidup kita, belenggu yang secara langsung berkaitan dengan ekspresi tentang kekuatan akal kita. Untuk mengembangkan jiwa interpreneur di kalangan remaja, salah satunya remaja harus menjadikan dirinya remaja yang berkualitas yang didalamnya bersemayam jiwa inovatif. Mitchell Ditkoff, Direktur dari Idea Champions, mengetengahkan tentang kualitas dari seorang inovator, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Challenges status quo; tidak merasa cepat puas dengan keadaan
yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas serta mengkonfrontasikan asumsi-asumsi yang ada. 2. Curious; senantiasa mengeksplorasi lingkungannya dan menginvestigasi kemungkinan-kemungkinan baru, memiliki rasa kekaguman (sense of awe) 3. Self-motivated; tanggap terhadap kebutuhan dari dalam (inner needs) senantiasa secara proaktif memprakarsai proyek-proyek baru, menghargai setiap usaha. 4. Visionary; memiliki imaginasi yang tinggi dan memiliki pandangan yang jauh ke depan. 5. Entertains the fantastic; memunculkan ide-ide “gila”, memandang sesuatu yang tidak mungkin menjadi sebuah kemungkinan, memimpikan dan menghayalkan sesuatu yang besar-besar. 6. Takes risks; melampaui wilayah yang dianggap menyenangkan, berani mencoba dan menanggung kegagalan. 7. Peripatetic; merubah lingkungan kerja sesuai yang dibutuhkan, senang melakukan perjalanan (travelling) untuk memperoleh inspirasi atau pemikiran segar. 8. Playful/humorous; memliki ketertarikan terhadap hal-hal yang aneh dan mengagumkan, berani tampil beda, bertindak nekad, serta mudah dan sering tertawa layaknya seorang anak kecil. 9. Self-accepting; dapat mempertahankan ide-idenya dan menganggap “kesempurnaan sebagai musuh kebaikan”, tidak terikat dengan apa-apa yang diipandang baik menurut orang lain. 4. Flexible/adaptive –terbuka bagi setiap perubahan, mampu melakukan penyesuaian terhadap rencana-rencana yang telah dibuat, menyajikan berbagai solusi dan gagasan 5. Makes new connections; mampu melihat hubungan-hubungan diantara unsur-unsur yang terputus, mensintesakan dan mengkombinasikannya. 6. Reflective, menginkubasi setiap masalah dan tantangan, mencari dan merenungkan berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. 7. Recognizes (and re-cognizes) patterns; perseptif terhadap sesuatu dan dapat membedakannnya, dapat melihat kecenderungan dan prinsip serta mampu mengorganisasikannnya, dapat melihat ”the Big Picture.” \ 8. Tolerates ambiguity, merasa nyaman dalam situasi kacau (chaos), dapat menyajikan situasi paradoks, tidak tergesa-gesa membenarkan terhadap suatu ide yang muncul. 9. Committed to learning; berusaha mencari pengetahuan secara terus menerus, mensintesakan segala in put, menyeimbangkan setiap informasi yang terkumpul dan menyelaraskan setiap tindakan. 11. Balances intuition and analysis memilih dan memilah diantara pemikiran divergen dan pemikiran konvergen, memiliki intuisi tertentu sebelum melakukan analisis, meyakini apa yang sudah dianalisis dan menggunakannya secara hati-hati dengan menggunakan akal. 12. Situationally collaborative; berusaha menyeimbangkan pemikiran dari setiap individu, membuka pelatihan dan mencari dukungan organisasi. 13. Formally articulate; mengkomunikasikan setiap gagasan secara efektif, menterjemahkan konsep abstrak ke dalam bahasa penuh arti, menciptakan prototype atau model yang dianggap paling mudah 14. Resilient; merefleksi hal-hal dianggap mengecewakan atau yang tidak dinginkan, belajar dengan cepat dari umpan balik, berkemauan untuk mencoba dan terus mencoba lagi 15. Persevering; bekerja keras dan tekun, memperjuangkan gagasan-gagasan baru dengan gigih, memiliki komitmen terhadap hasil-hasil yang telah digariskan. NAMA KEGIATAN (ACITIVITY) PESERTA DIDIK NAMA KEGIATAN : KISAH INSPIRATIF “ SEMUT DAN LALAT “ Beberapa ekor lalat nampak terbang berpesta di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Suatu ketika, anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju sebuah meja makan yang penuh dengan makanan lezat. “Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, namun ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka. Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari makin petang, si lalat itu nampak kelelahan dan kelaparan. Esok paginya, nampak lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai. Tak jauh dari tempat itu, nampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Dan ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati. Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka. Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini, Pak ? Mengapa dia sekarat ?” “Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya mereka ini telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.” Semut kecil itu nampak manggut-manggut, namun masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?” Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat itu adalah seorang yang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama.” Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, namun kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, “Ingat anak muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini.”