Anda di halaman 1dari 102

KUE TRADISIONAL

SULAWESI SELATAN
Ratnawati.T
1. Nennu-Nennu/Bannang-Bannang/Uhu-Uhu

•c
Bentuknya cukup unik karena terlihat seperti jalinan benang kusut.
Tetapi rasanya manis .Kue ini ber bahan dasar tepung beras dan gula
merah. Cara pembuatannya dengan digoreng.
Bannang-bannang ini memiliki filosofi sendiri. Bentuknya yang
menyerupai gulungan benang tanpa ujung dan pangkal bermakna
mendalam. Pasangan suami-istri diharap terus menjalin ikatan rumah
tangga tanpa henti, bahkan dalam kondisi yang tersulit sekalipun. Pada
masyarakat Bugis, kue ini disebut sebagai nennu'-nennu' yang juga
berarti gulungan benang.
2. SE’RO-SE’RO/ BEPPA PUTEH
Kue ini berbahan dasar gula, tepung beras ketan, dan telur Bentuknya
menyerupai se’ro –se’ro, kata dalam bahasa Makassar yang berarti
timba tradisional dari terbuat dari daun nipah.
se'ro-se'ro ini mengandung makna bahwa pasangan suami istri yang
nanti membina rumah tangga akan mengisi kehidupan dengan
melayani satu sama lain. Dengan kata lain, mengisi hidup masing-
masing dengan pertolongan dan kerjasama (asse'roq). Riwayat
menyebut, pengantin baru bakal saling menimba air sumur jika salah
satunya membutuhkan. Dan timba tersebut adalah se'ro.
3. AJOA
Kue ajoa memiliki paduan rasa manis, lembut dan renyah. Terbuat dari
tepung beras, adonan yang sudah digoreng kemudian dibalut gula pasir
halus sebagai pemanis untuk rasa dan tampilan.
Kue ajoa ini bermakna bahwa pasangan suami-istri harus saling
membantu dan mendukung satu sama lain demi satu tujuan, layaknya
kerbau yang bertugas membantu petani. Ajoa pun bak pengingat
bahwa rumah tangga membutuhkan perencanaan serta upaya
menyelesaikan masalah bersama-sama.
Terinspirasi dari alat yang menyatukan dua leher kerbau pembajak
sawah
4. BARUASA
Makna Kue Baruasa
Baruasa, yang disebut memiliki pengaruh Belanda, dikenal sebagai kue
gurih dengan rasa manis. Bahan utamanya yakni tepung beras, kelapa
parut sangrai yang sudah dicampur gula. Baruasa bisa tahan hingga
satu bulan meski tak mengandung bahan pengawet. Ini berhubungan
dengan filosofi pernikahan, yakni agar usia rumah tangga pasangan
dapat menjadi abadi hingga maut memisahkan.
5. CUCURU BAYAO/CUCURU TELLO
Kue cucuru' bayao ini mempunya rasa manis yang kuat. Bahan bakunya
adalah kuning telur, puluhan kuning telur, kacang kenari sebagai
campuran serta gula pasir. Teksturnya lembut seperti adonan bolu, rasa
manis berasal dari air gula yang menyerap ke dalam kue.
• Rasa manis cucuru' bayao disebut sebagai harapan bagi pasangan
yang menikah agar kehidupan rumah tangga mereka dipenuhi rasa
manisnya memadu kasih serta kebahagiaan. Konon, perempuan
lajang yang memakan kue ini di pesta pernikahan, akan segera
betemu jodohnya.
6. SIKAPORO’
• Sekilas, penampilannya seperti puding. Rasanya manis. Bahannya
terbuat dari telur, santan kental, dan pasta pandan. Saat dikunyah,
sikaporo' terasa lembut di mulut.
Sikaporo' ini mengandung filosofi sebagai harapan bahwa pasangan
suami-istri yang mantap membina rumah tangga akan berperangai
lembut satu sama lain. Orang Makassar yakin bahwa kelembutan dan
kasih sayang jadi pilar utama membangun keluarga yang harmonis.
7. KA’TIRISALA
Kue tradisional ini memiliki bahan dasar beras ketanputi/ hitam, gula
merah dan telur. Rasanya enak lagi manis. Ka'tirisala terdiri dari dua
lapisan. Ketan hitam ada di bagian dasar, sementara lapisan atas
berupa campuran gula merah dan telur.
• Sebagian orang menyebut dua warna lapisan ka'tirisala mewakili dua
sisi hidup berumah tangga nantinya. Ada suka duka, lembut dan
kerasnya masalah yang bakal dilalui pasangan susmi istri. Namun,
suami-istri yang menikah diharapkan tabah demi melewati segala
ujian.
Biji Nangka
• Kue Biji Nangka karena bentuknya kue ini memang seperti biji nangka.
Kue ini sangat cocok disajikan dalam berbagai suasana, untuk sajian
saat hari raya lebaran. Kue ini terbuat dari bahan kentang yang
dikukus kemudian dihaluskan, kemudian dicampur dengan gula pasir
dan kenari.
8. Bolu Peca
• Bolu Peca merupakan kue khas bugis makassar yang terbuat dari
telur, tepung beras sangrai, dan gula. Uniknya dari kue yang satu ini
karena setelah kuenya jadi masih ada tahap terakhir yang perlu
dilakukan yakni dengan merendamnya kedalam cairan gula.
9. Beppa Laiya
• Sampai saat ini, kue laiya masih dihidangkan sebagai salah satu tradisi dari
komunitas adat Turungan di Kabupaten Sinjai. Laiya sendiri dalam bahasa
Indonesia memiliki arti jahe, karena memang bentuknya yang seperti jahe
serta bulat silang persis angka delapan dengan warna merah. Oleh karena itu,
kue tradisional ini diberi nama kue laiya. Dimana kue ini selalu dihidangkan
saat kegiatan adat berlangsung, seperti syukuran panen, acara pengantin, dan
lainnya.
• Kenikmatan kue laiya berasal dari berbagai bahan hasil kebun dan olahan
milik komunitas adat Turungan. Bahan yang diperlukan untuk membuat kue
ini yaitu tepung beras, tepung beras ketan putih, minyak goreng, air, gula air,
dan wijen secukupnya. Pembuatannya juga terbilang cukup sederhana, yaitu
dengan mencampurkan tepung beras, tepung ketan dan gula aren..
10. Jalangkote
Jalangkote sendiri memiliki tampilan yang mirip dengan pastel, bahkan
tidak sedikit orang yang menyebutnya sebagai pastel Sulawesi.
Perbedaannya terletak pada bagian kulit, dimana pastel memiliki kulit
yang lebih tebal bila dibandingkan dengan jalangkote. Sehingga tekstur
kulit dari hidangan ini lebih garing dan crispy daripada pastel. Selain itu,
dari segi cara menyantapnya juga sedikit berbeda dengan pastel.
11. Bandang /Roko-Roko Unti
• Kue bandang merupakan salah satu kue khas tradisional Bugis-
Makassar. ada dua jenis yaitu Bandang Lojo dan Bandang-bandang.
Bandang lojo merupakan kue bandang tanpa pembungkus yang
ditaburi kelapa, sedangkan bandang-bandang dibungkus daun pisang
dan berbahan dasar pisang juga tepung dan gula pasir. Sedangkan
bandang lojo dari ubi kayu yang diparut
12. Pallu Butung
• Pallu Butung adalah makanan khas Sulawesi Selatan, kue ini sering
dijadikan hidangan untuk berbuka puasa di saat bulan ramadhan. Kue
ini terbuat dari campuran tepung beras, santan, gula pasir, daun
pandan, vanili dan garam yang kemudian dimasak sampai matang dan
kental. lalu dimasukkan potongan-potongan pisang raja yang juga
sudah masak lalu diaduk. Pallu Butung dapat dihidangkan hangat-
hangat, juga bisa dihidangkan dingin dengan menambah parutan es
serta bisa ditambahkan sedikit sirup untuk menambah varian warna
dan rasanya.
Putu Cangkiri
• Putu cangkiri merupakan jajanan pasar yang memiliki aroma
tradisional yang banyak dijual oleh para pedagang kaki lima atau
pedagang keliling. Cemilan sederhana yang ada, dibuat dari tepung
beras sebagai bahan dasarnya yang dicampur dengan beras ketan dan
juga gula merah sisir. 
Pisang Ijo
Pisang Ijo merupakan salah satu sajian khas dari Makassar. Dinamakan
pisang hijau karena terbuat dari bahan utama pisang yang dibalut
dengan adonan tepung berwarna hijau. Adonan tersebut dibuat dari
tepung, air, dan pewarna hijau alami dari campuran daun pandan dan
daun suji. Pisang Ijo biasanya disajikan dengan tambahan sirup
berwarna merah dan saos semacam bubur sumsum yang sangat
lembut.
Baroncong
• Baroncong adalah nama kue tradisional khas dari Kota Makassar. Jenis
kue ini memiliki rasa yang gurih, bentuknya seperti busur atau
setengah lingkaran, atau mirip dengan kue pukis. Bahan-bahan dari
kue ini adalah tepung terigu, gula pasir, parutan kelapa muda, dan
penambah aroma rasa. 
• Kue ini dipanggang dalam cetakan dengan api berasal dari kayu bakar.
Adapun nama lain dari kue ini adalah Guroncong atau Buroncong
dalam versi Bahasa Bugis.
Baje Bandong
• Baje Baje merupakan makanan tradisional etnis Bugis, Makassar dan
Mandar Sulawesi Selatan. Kue ini banyak dijual di pasar-pasar
tradisional dan warung-warung makan. Kue ini terbuat dari beras
ketan putih dicampur gula pasir dan kelapa parut. Dulunya, kue ini
merupakan oleh-oleh wajib yang harus dibawa oleh perantau Bugis-
Makassar. 
Doko-doko Cangkuning
• Doko-doko Cangkuning dalam bahasa bugis. Kue ini merupakan salah satu kue
tradisonal Bugis yang sebenarnya sudah ada diseluruh nusantara, meski
serupa namun pada dasarnya tidak sama. 
• Di Jawa, kue ini dikenal dengan nama kue bugis, dibungkus dengan daun
pisang muda dengan dilipat segi empat sedangkan di Sumatera, terutama
Sumatera Barat, kue ini disebut dengan nama “lapek bugis” atau “lepat bugis”,
dibungkus dengan daun pisang dan dilipat menyerupai piramida.

Doko artinya pembungkus yang berisi dengan adnonan bugis yang disebut
cangkuning. Karena dibungkus lagi dengan daun, makanya dinamakan doko-
doko cangkuning. 
Barongko
• Kue Barongko telah ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak
benda Indonesia. Penetapan ini diberikan pemerintah Indonesia
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Pengakuan ini merupakan upaya perlindungan warisan budaya di
Indonesia agar tidak punah. Sertifikat Barongko sebagai warisan budaya
bernomor 60128/MPK.E/KB/2017.

Barongko merupakan makanan khas Bugis-Makassar yang terbuat dari


pisang. Dihaluskan kemudian dicampur telur, santan, gula pasir, dan
garam. Kemudian dibungkus daun pisang lalu dikukus.
Pisang Epe
• Pisang epe memiliki proses pengolahan sangat sederhana. Pisang
dikupas dan dipanggang di atas bara api hingga setengah matang.
Kalau sudah cukup lembek, pisang diletakkan di atas alat yang terbuat
dari balok kayu untuk kemudian ditekan hingga berbentuk pipih atau
agak gepeng. Lalu pisang tersebut dipanggang lagi. 
• Proses pembakaran pisang dilakukan dua tahap dengan tujuan agar
pisang terasa sedikit renyah saat dinikmati. Setelah proses
pembakaran selesai, pisang diletakkan di atas piring saji dan diguyur
dengan lelehan gula merah beraroma durian atau nangka.
Dange
• Dange merupakan jajanan tradisional khas daerah Pangkep. Dulunya
kue ini sempat dijadikan sebagai makanan pokok yang termasuk
kedalam jajaran kue basah yang memiliki cita rasa manis legit dan
juga gurih. 
• Kue ini terbuat dari olahan tepung ketan hitam dengan campuran
kelapa parut, gula merah, dan garam.
Sanggara peppe
Sanggara peppe merupakan makanan khas Makassar yang terbuat dari
pisang yang digoreng kemudian digeprek dan yang membuat makanan
ini terlihat unik yaitu cara menikmatinya.
Sanggara itu artinya goreng sedangkan peppe berarti digeprek jadi
kalau disambungkan arti dari kata sanggara peppe adalah pisang yang
digoreng kemudian digeprek.
Bolu Cukke
Bolu Cukke merupakan kue tradisional asal bugis yang berbeda dengan
kue tradisional lainnya. Bentuknya mungil, dan terlihat padat. kue ini
berasal dari daerah Soppeng. Kue ini berbahan dasar tepung beras dan
gula merah. Serta taburan gula putih, dibagian atasnya menghadirkan
rasa manis dan nikmat saat dicicipi.
Deppa Tetekang
• Deppa Tetekang merupakan kue yang berasal dari bahan baku tepung
beras ketan dengan dicampuri biji wijen. Rasanya enak dan nikmat.
Sawalla/Taripang
• Sawalla adalah salah satu kue khas dari daerah Enrekang, provinsi
Sulawesi Selatan. kue ini sangat populer karena bentuknya yang unik
yakni bundar dan berwarna coklat tua serta cara penyajiannya dengan
cara ditusuk seperti sate, sehingga sering dianalogikan dengan bakso
tusuk. 

Makanan ini dikategorikan dalam jenis kue-kue atau makanan ringan


tetapi dapat mengenyangkan perut karena berbahan dasar tepung
beras ketan.
Apang Paranggi
• Kue apang paranggi berbahan dasar gula aren dan tepung terigu. Di
beberapa daerah lain juga ada kue yang mirip dengan apang.
Onde-Onde
• Onde-Onde berbentuk bola-bola kecil dengan tekstur yang kenyal dan
memiliki isi gula jawa, jajanan pasar ini merupakan makanan yang
terbuat dari beras ketan yang dibentuk menjadi bola kecil. Kue ini
memiliki dua warna yaitu putih dan hijau, warna hijau pada kue ini
biasanya ditambah dengan bahan pewarna dari daun suji atau daun
pandan. Pada saat dimakan, tekstur kenyalnya akan terasa nikmat
ketika gula merah atau gula jawa meleleh keluar dimulut.
 Sarikung
• Sarikung salah satu krupuk khas warga Kabupaten Kepulauan Selayar,
Sulsel. Krupuk renyah dan gurih. Krupuk yang terbuat dari telur, gula,
terigu, mentega dan santan. 
• Proses pembuatannya butuh keterampilan khusus karena semua
bahan dicampur jadi satu sampai mengental. Setelah itu ambil satu
sendok makan adonan lalu dibakar menggunakan cetakan, dibolak
balik sampai kecoklatan. Setelah matang cetakan diangkat. Krupuk ini
harus langsung di gulung jika tidak maka kerupuk akan keras dan
hancur.
Doi'-Doi'
• Kue doi-doi atau kue berbentuk koin merupakan kue khas Bugis
berasal dari Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep, Sulsel.
Roti Berre
• Roti berre atau roti werre berbentuk bundar. Salah satu sisinya
melengkung tampak putih karena mengembang. Sisi lain datar agak
sedikit gelap karena bersentuhan langsung dengan wajan panas saat
dibuat.
Bagea
• Bagea merupakan kue tradisional khas Kota Palopo. Bagea biasanya
berbentuk bulat dan warnanya cokelat pucat. Bagea sifatnya keras,
dan susah dimakan, orang yang tak terbiasa memakannya akan
kesulitan. Bagea adalah salah satu olahan dari sagu. Biasanya Bagea
disantap dengan teh atau kopi. 

Bahan-bahan untuk membuat Bagea adalah gula halus, biji kenari


yang telah dicincang, tepung sagu, minyak sayur, tepung sagu yang
telah diayak, kacang tanah yang dicincang halus, kayu manis bubuk,
dan cengkih bubuk.
 Apang
• Apang merupakan kue tradisional Sulsel yang sudah ada sejak jaman
dulu dan diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang.
membuat apang cukup mudah, cukup dengan menghaluskan beras
putih lalu mencampurkannya dengan gula merah dan bubuk
pengembang, kemudian mengukusnya selama kurang lebih 15 menit.
Kacipo’
• Kacipo’ merupakan camilan/Jajanan kering ini terbuat dari tepung
ketan dan wijen, bentuknya mirip dengan onde – onde tapi berukuran
lebih kecil. Memiliki citarasa manis yang pas dan sedikit gurih. Kacipo’
lebih dikenal dengan sebutan kue keciput di kawasan lain.
Baje Tenteng
• Baje tenteng merupakan cemilan yang terbuat dari gula merah cair
dan kacang tanah yang sudah disangrai. Cara pembuatannya cukup
sederhana, setelah mencampur dua bahan tersebut, adonan
diletakkan di atas loyang dibentuk bundar. Lalu ditunggu hingga
mengeras, setelah itu dibungkus. Bisa dengan bungkus daun pisang
atau plastik.
Roti Mantao
Bahan – bahan dalam membuat roti mantau ini cukup mudah yaitu
tepung terigu, susu, gula, air, dan tentunya ragi agar adonan bisa
mengembang. 
Putu Pesse
Putu Tongka
Kue Sengkang (Selayar)
• Kue Sengkang merupakan kue dengan isian kacang kenari dan berbentuk
seperti candi borobudur, kue sengkang sudah ada sejak puluhan tahun yang
lalu. Ketika itu hanya kalangan bangsawan, para petinggi kerajaan yang hanya
bisa menikmati kue yang satu ini.
• Untuk membuat kue sengkang pertama – tama kita menyiapkan tepung
beras, tepung terigu, gula pasir, mentega dan beberapa bahan lain, Lalu untuk
isiannya adalah kacang kenari. Setelah bahan – bahan siap pertama – tama
masukkan telur dengan gula pasir lalu kocok hingga mengembang. Setelah itu
masukkan mentega, tepung beras dan terigu. Kemudian aduk lagi hingga
seluruh bahan tercampur merata, lalu di ulenin dan bentuk bulat – bulat dan
diisi dengan kenari, lalu dimasukkan ke dalam cetakan berbentuk candi.
Kalakere
• kalakere adalah kue berbahan tepung beras dan dinamakan kalakere karena
proses pembuatannya yang di leker dalam bahasa selayar dan memiliki bentuk
seperti angka 8.
• Kalakere memiliki cita rasa yang khas, tidak terlalu manis dan sedikit gurih.
Seperti halnya kue sengkang, kue kalakere ini pun dipanggang menggunakan
panggangan tradisional yang disebut palakko.
• Untuk membuatnya pertama – tama siapkan bahan – bahannya terlebih dahulu
seperti telur, gula psair, air soda, dan tentunya tepung ketan putih. Setelah
bahannya siap, kita kocok telurnya terlebih dahulu hingga mengembang. Setelah
itu masukkan gula pasir, masukkan air soda secukupnya, kocok semua bahan
hingga merata. Setelah itu masukkan tepung ketan putih, dan aduk hingga
merata dan kalis.
Haje Banneh
• Jika biasanya wajik dibuat menggunakan tepung beras ketan namun
haje ban’ah dibuat dari bahan dasar ban’ah dalam bahasa selayar atau
disebut juga jawawud yang merupakan jenis tumbuhan padi namun
daunnya agak sedikit lebar dan memiliki biji yang cukup banyak. Biji
inilah yang akan dibuat untuk kue Haje Banneh.
• Kue hitam dengan corak bintik – bintik hitam ini bercita rasa manis
karena adanya kandungan gula merah, untuk membuat haje ban’ah
pun tak terlalu sulit. Bahan – bahannya seperti ban’ah, air, gula merah
dan tak lupa gula pasir.
Tenteng Kenari
• Bahan yang digunakan untuk membuat tenteng kenari diantaranya
gula pasir, gula merah, kacang kenari dan air. Setelah semua bahan
siap, pertama – tama masak air hingga mendidih selanjutnya
masukkan gula merah lalu gula pasir selanjutnya masukkan kacang
kenari lalu aduk – aduk hingga merata dan adonan menjadi kental.
Kemudian cetak menggunakan sendok, letakkan dalam wadah bambu
dan lakukan hingga adonan habis lalu dinginkan.
Kue Cucur
• Makanan khas Mamuju dan Sulawesi Barat, salah satu yang paling
populer adalah kue cucur. Hidangan tradisional Sulawesi Barat yang
berbentuk bulat pipih ini sering disajikan pada acara hajatan di
Mamuju dan sekitarnya.
• Terbuat dari tepung beras dan gula merah yang digoreng dengan
minyak kelapa khas Mandar, kuliner khas Mamuju Sulawesi Barat
memiliki cita rasa manis
Sambusa
• Sambusa adalah sejenis gorengan dengan isian berupa olahan daging
ikan yang lezat.
Jepa
• Berbentuk bulat pipih, makanan tradisional khas Mandar ini terbuat
dari  Singkong yang bagian tengahnya diperkaya rasa manis dari gula
aren.
Roti Pawa
• Sekilas makanan tradisional khas Mamuju ini terlihat seperti bakpau.
Sama-sama dimasak dengan cara dikukus, yang menjadi pembeda
antara bakpau dan Roti Pawa adalah bahan tepung terigu-nya yang
juga dicampur dengan tepung beras.
• Isian dari kue tradisional khas Sulawesi Barat ini, yaitu olahan kacang
halus yang dicampur gula merah dan gula pasir.
Kue Paso
• Berbentuk kerucut dan dibungkus daun pisang, Paso adalah kue
tradisional Sulawesi Barat yang terbuat dari tepung beras, santan, dan
juga gula aren yang dicairkan.
Kue Kui Kui
Tetu
• Disajikan diatas daun pandan yang berbentuk persegi panjang,
makanan khas Sulawesi Barat ini terbuat dari tepung terigu yang
dicampur dengan gula aren dan gula pasir. Adonan ini kemudian
diaduk bersama santan kelapa dan dikukus hingga matang.
Gollah Kambu
• Kue ini terbuat dari adonan beras ketan, kelapa parut, kacang tanah
yang sudah disangrai, dan gula merah. Adonan kemudian dibungkus
dengan daun pisang kering.
Kalumpang
Pizza lokal khas Mamuju ini terbuat dari sagu, ubi atau singkong.
Isiannya bisa dikreasikan sesuai dengan selera. Namun, isian yang
paling banyak ditemukan adalah yang berisi gula merah atau ikan.
Teksturnya sangat unik, yakni sedikit lembut sehingga terasa seperti
gandum yang mengeras atau disebut letto’ oleh orang Mamuju.
Loko Anjoroi
Loka anjoroi merupakan makanan yang terbuat dari pisang rebus. Cara
membuatnya adalah dengan merebus pisang kemudian dikupas dan
masukkan ke dalam adonan santan dan diaduk. Rasanya gurih dimakan
dengan sambal terasi.
Roti Maros
• Awalnya Roti Maros hanya merupakan roti kampung biasa, yang
konon dibuat bagi konsumsi masyarakat menengah ke bawah. Seiring
perkembangan waktu, industri rumah tangga pembuat Roti Maros
menjadi industri potensial. Industri Roti Maros di mulai sejak puluhan
tahun silam. 
Konon katanya, bentuk Roti Maros awalnya seperti bakpao berwarna
putih. Begitu pula dengan cara pembuatannya hanya menggunakan
alat-alat yang cukup sederhana.

Anda mungkin juga menyukai