Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kegiatan Proyek

Kurikulum Merdeka

Tema Ecoprint & Jumputan

Kelas:X9
Kelompok 2: 1. Laurien Ata Syahlia
2. Aufa Geby Nabilah
3. Qanita Sunniyah
4. Vally Clarinta
5. Abdullah Ahma .B
6. Rizqi Fitra Ramadhan
7. M. Yuda Agustiansyah
SMA Negeri 2 Pangkal Pinang
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
I. Latar Belakang

A.Kurikulum merdeka

Di tahun 2022, Mendikbudristek RI baru saja mengeluarkan kurikulum baru. 


Kurikulum merdeka adalah nama baru dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2022 ini
merupakan terobosan baru dari Mendikbudristek RI sebagai jawaban atas permasalahan
pendidikan selama pandemi covid.

Menurut Nadiem, Kurikulum Merdeka atau kurikulum prototipe dibuat sebagai


pemulihan dari ketertinggalan pembelajaran atau recovery dari learning loss akibat pandemi
Covid-19. Pada dasarnya, Kurikulum Merdeka dirancang lebih sederhana dan fleksibel.
Penerapan kurikulum ini akan lebih fokus pada materi esensial dan membuat siswa lebih
aktif. Itulah penjelasan dari menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia mengenai
kurikulum merdeka. Hal ini menjadi dasar adanya kurikulum merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam


di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat peserta didik.

Tujuan dari Kurikulum Merdeka ini adalah berfokus pada asas kemerdekaan dalam
menerapkan materi yang esensial dan fleksibel sesuai dengan minat, kebutuhan dan
karakteristik peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung
pemulihan pembelajaran adalah:
 Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sebagai
profil pelajar.
 Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
 Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai
dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan
muatan lokal.
B. Pembelajaran pancasila

Profil Pelajar Pancasila ini adalah suatu proyek penguatan nilai-nilai Pancasila
yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan sasaran para
pelajar di Indonesia. Dalam konteks ini, nantinya Profil Pelajar Pancasila akan
memiliki rumusan kompetensi yang melengkapi fokus dalam setiap pencapaian
Standar Kompetensi Lulusan yang terdapat masing-masing jenjang satuan pendidikan,
tidak lupa dengan adanya penanaman karakter yang diselaraskan dengan nilai-nilai
Pancasila.
 Kompetensi tersebut tentu saja memperhatikan beberapa faktor internal dan faktor
eksternal. Pada faktor internal akan berkenaan dengan jati diri, ideologi, dan cita-cita
bangsa Indonesia. Sementara itu, pada faktor eksternal berkaitan dengan konteks
kehidupan dan tantangan bangsa Indonesia khususnya di abad ke-21 ini yang mana
tengah menghadapi revolusi industri 4.0.

 Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang


hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis,
dan kreatif seperti pada gambar berikut:
Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami
ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME,
dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d)
akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

1. Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa
saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan
tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global
meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam
berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman
kebinekaan.
1. Bergotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk


melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah
kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

1. Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan
situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

1. Bernalar kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah
memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi
penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.

1. Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan
gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

Apa saja yang harus dipelajari oleh pelajar Pancasila?


Bukan hanya dengan sesama bangsa Indonesia, melainkan juga ketika berhadapan dengan
bangsa atau kultur negara lain. Pelajar Pancasila dituntut untuk dapat mempertahankan
budaya luhur, lokalitas dan identitas, namun tetap berpikiran terbuka ketika berinteraksi
dengan budaya lain.
C.Ecoprint

Sebagian dari kita pasti jarang mendengar kata ecoprint. Namun, bagi para pekerja
industri tekstil kata ini mungkin merupakan suatu hal yang tak asing lagi. Ecoprint dapat
diartikan sebagai teknik mencetak pada kain dengan menggunakan pewarna alami dan
membuat motif dari daun secara manual yaitu dengan cara ditempel sampai timbul motif
pada kain. 

Ecoprint adalah teknik mencetak dan pewarnaan dengan menggunaakan bahan alami.


Saat ini, banyak teknik ecoprint mulai dilirik dan berkembang. Pasalnya, ecoprint adalah
teknik pewarnaan dengan menggunaan bahan alami. Penggunaan bahan alami ini berkaitan
dengan lingkungan.

Ciri khas ecoprint:


 Menggunakan bahan alami untuk mencetak pola dan memberi warna. ...
 Membuatnya dengan tangan alias hand made. ...
 Memiliki corak yang khas pada setiap produk. ...
 Tidak bisa mereplikasi. ...
 Bahan-bahannya sekali pakai. ...
 Tidak memiliki standar tertentu. ...
 Membutuhkan perawatan ekstra.

Tujuan Ecoprint:

 Eco Printing bisa dijadikan sebagai salah satu alternative cara untuk mengurangi
kerusakan lingkungan dan ekosistem akibat limbah kimia pabrik tekstil.
D. Jumputan ( tie dye)

Jumputan atau tie dye adalah teknik mewarnai kain dengan cara mengikat kain dengan
cara tertentu sebelum dilakukan pencelupan. Di beberapa daerah di Indonesia, Teknik ini
dikenal dengan berbagai nama lain seperti jumputan pelangi atau cinde, tritik jumputan, serta
sasirangan. Atau

Tie dye merupakan salah satu seni menghias pakaian dengan menggunakan tinta untuk
menghasilkan sebuah pola yang unik dan menarik. Tie dye umumnya menggunakan
kombinasi warna yang cerah untuk menghasilkan warna pakaian yang lebih hidup dan
menarik untuk dilihat

Teknik Jumputan Atau Tie Dye:

1. Teknik Crumple
2. Teknik Rainbow Spiral
3. Teknik Stripes Tie Dye
4. Teknik Folding Tie Dye

Tujuan Tie Dye:

Penggunaan tie dye semakin banyak diminati dan populer sebagai bentuk anti
kemapanan. Hal itu karena tie dye lebih cenderung alami dan independen. Tie dye
memberikan hasil kain maupun produk cenderung individual dan terkesan unik karena
hasilnya berbeda pada tiap pembuatan.
E. Penerapan Pembelajaran
Penerapan kurikulum merdeka ini tidak mudah diterapkan, karena guru dan peserta didik
harus bisa beradaptasi lagi dengan kurikulum yang baru ini. Tenaga pendidik dituntut untuk
bisa melaksanakan pembelajaran yang menarik. Dengan demikian guru yang harus kreatif
dalam memberikan dan mentransfer ilmu lewat berbagai metode.

Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang harus dilakukan


oleh guru antara lain: Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu:
kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara,
observasi, atau survey menggunakan angket, dll)

5 Rancangan pembelajaran bermakna:


 Sikap dan gaya mengajar
 Penyampaian materi pembelajaran
 Penggunaan strategi dan mode pembelajaran
 Penggunaan media belajar
 Pengaitan materi dan pengetahuan siswa

Tujuan Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar


 Asesmen Kompetensi Minimum Dalam kurikulum merdeka belajar ini, siswa
benar-benar diharapkan untuk mengembangkan kemampuan literasi serta numerik
yang mereka miliki dengan dasar penilaian yang dilihat dari kemampuan
melakukan analisa serta berpikir kritis melalui kemampuan analisa kognitif tiap
siswa.
 Survey Karakter Siswa ...
 Penilaian Hasil Belajar ...
 Kualitas Pendidikan yang Merata 
II. Tujuan

Mengapa kami memilih membuat ecoprint dalam kegiatan proyek kami?

Karena kami ingin mengetahui cara pembuatan ecoprint. Karena sebelumnya kami tidak
mengetahui apa itu ecoprint dan cara pembuatannya. Berikut ini adalah manfaat dari ecoprint:

Selain desainnya tampak eksklusif, produk-produk ecoprinting juga lebih terkesan good looking dan
Nampak berkelas. Kemudian, Eco Printing bisa dijadikan sebagai salah satu alternative cara untuk
mengurangi kerusakan lingkungan dan ekosistem akibat limbah kimia pabrik tekstil.

Mengapa kami memilih membuat tie dye dalam kegiatan proyek kami?

Karena kami ingin lebih mengetahui lebih dalam cara membuat jumputan atau tie dye ,
Sebelum nya kami sudah mengetahui cara pembuatan jumputan atau tie dye itu karena
pembuatan jumputan atau tie dye ini sempat viral di media sosial. Berikut ini adalah manfaat
jumputan atau tie dye:

Tie Dye Adalah Salah Satu Cara Daur Ulang Baju Lama yang Efektif. Jangan langsung
membuang pakaian lama yang sudah usang, terutama yang berwarna putih. Anda bisa
memanfaatkan teknik tie dye untuk daur ulang baju lama sehingga tampilannya jadi seperti
baru.
III. Alat Dan Bahan

Ecoprint Teknik Kukus

Alat:

1. Palu
2. Plastik
3. Ember
4. Kompor
5. Panci
6. Wadah
7. Tali

Bahan:

1. Kain
2. Tawas
3. Cuka
4. Daun
5. Air
6. Secang
7. Tunjung
8. Soda
Ecoprint Teknik Pounding

Alat:

1. Palu
2. Plastik
3. Kompor
4. Panci
5. Wadah
6. Kompor

Bahan:

1. Kain
2. Cuka
3. Air
4. Daun

Jumputan ( tie dye)

Alat:

1. Plastik
2. Karet
3. Ember

Bahan:

1. Kain
2. Wantex
3. Air
IV. Cara Pembuatan

Ecoprint Teknik Kukus:

 Siapkan Alat dan bahan terlebih dahulu


 Didihkan air
 Siapkan air secukupnya kedalam wadah lalu masukkan tawas secukupnya kedalam
wadah yang sudah terisi air hangat
 Rendam kain yang akan digunakan untuk membuat ecoprint dengan air tawas tersebut
selama 30 menit
 Lalu angkat kain tersebut dan peraskan kain sampai kain tersebut kering
 Siapkan air secukupnya kedalam wadah lain lalu masukkan secang secukupnya dan
rendam kain yang lain kedalam air secang tersebut agar kain tersebut berwarna
 Siapkan plastik atau bentangkan plastik lalu, bentangkan kain yang sudah diperaskan
ke atas plastik yang sudah di bentangkan
 Siapkan wadah lalu masukkan air dan tawas secukupnya
 Lalu rendam daun kedalam air yang berisi tawas selama 10 menit
 Lalu keringkan daun tersebut
 Habis itu susun daun-daun sesuai selera keatas kain yang sudah di bentangkan tadi
 Ketika daun-daun sudah di susun tutup dengan kain yang sudah di rendam dengan
secang tadi
 Ketika sudah di tutup dengan kain yang sudah di rendam secang tutup lagi dengan
plastik di atas kain secang tersebut
 Lalu gulungkan dan ikat dengan tali yang kencang
 Habis itu kukus kain tersebut selama 2jam
 Ketika sudah 2 jam angkat kain tersebut lalu tunggu hingga dingin
 Ketika sudah dingin buka ikatan tersebut dan lepaskan daun daun yang menempel
 Ecoprint dengan teknis kukus pun selesai.
Ecoprint Teknik Pounding:

 Siapkan Alat dan Bahan Terlebih Dahulu


 Bentangkan plastik lalu bentangkan kain ke atas plastik tersebut
 Susun daun di atas kain yang sudah di bentangkan
 Lapisi plastik di atas daun tersebut
 Lalu pukul-pukul daun menggunakan palu yang sudah disiapkan
 Ketika sudah selesai angkat plastik dan lepaskan daun-daun dari kain tersebut
 Lalu siapkan wadah dan masukkan air dan tawas kedalam wadah yang sudah berisi air
tersebut
 Masukkan kain yang sudah membentuk ecoprint kedalam air tawas tersebut dan
rendam semalaman
 Ketika sudah semalaman keringkan kain tersebut
 Ecoprint dengan teknik Pounding sudah selesai

Jumputan ( tie dye):

 Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


 Ikat kain sesuai teknik yang akan digunakan menggunakan karet
 Lalu rendam kain yang sudah di ikat
 Lalu siapkan pewarna wantex yang akan digunakan dan masukkan kedalam botol
 Kasih bolongan pada tutuo botol tersebut
 Ketika sudah selesai warna kan kain yang sudah di ikat dan di rendam sesuai selera
 Lalu masukkan kain yang sudah diberi warna kedalam plasik dan tunggu selama 3
jam
 Ketika sudah 3 jam keluarkan kain tersebut dan jemurkan kain di sinar matahari
 Jumputan (tie dye) sudah selesai
V. Pembahasan

Dalam kegiatan proyek kedua kami dari kelompok 2 membuat ecoprint dan jumputan
untuk kegiatan proyek kurikulum merdeka.

Ecoprint adalah teknik mencetakn dan pewarnaan dengan menggunaakan bahan alami.


Saat ini, banyak teknik ecoprint mulai dilirik dan berkembang. Pasalnya, ecoprint adalah
teknik pewarnaan dengan menggunaan bahan alami. Penggunaan bahan alami ini berkaitan
dengan lingkungan.

Tie dye adalah teknik pewarnaan kain dengan zat pewarna untuk menghasilkan pola
tertentu yang menarik. Nama tie dye berasal dari bahasa Inggris, tie yang artinya mengikat
dan dye yang artinya pewarna. Sesuai dengan arti harafiah tersebut, tie dye dilakukan dengan
teknik membuat ikatan-ikatan pada kain menggunakan tali atau karet sebelum kain dibubuhi
zat pewarna. Bagian kain yang tertutup tali atau karet tidak akan terkena pewarna sehingga
menghasilkan aneka motif istimewa.

Beberapa minggu yang lalu kami telah mencoba berbagai macam cara agar ecoprint kami
berhasil, minggu ke minggu kami membuat ecoprint dengan teknik kukus dan selalu gagal
akan tetapi ketika kami menggunakan teknik pounding ecoprint kami berhasil di buat.Dan
kami juga membuat jumputan dan alhamdulillah nya jumputan kami selalu berhasil. Pada
tanggal 28 februari 2023 di sekolah kami diadakan fashion show hasil dari ecoprint dan
jumputan yang telah kami buat
VI. Kesimpulan

Proyek kami ecoprint dan jumputan ini telah selesai dan kami berhasil untuk membuatnya.
Kami belajar tahap demi tahap untuk membuat ecoprint dan jumputan ini.

Manfaat Ecoprint:

desainnya tampak eksklusif, produk-produk ecoprinting juga lebih terkesan good looking dan
Nampak berkelas. Kemudian, Eco Printing bisa dijadikan sebagai salah satu alternative cara
untuk mengurangi kerusakan lingkungan dan ekosistem akibat limbah kimia pabrik tekstil.

Manfaat Tie Dye:

Penggunaan tie dye semakin banyak diminati dan Hal itu karena tie dye lebih cenderung
alami dan independen. Tie dye memberikan hasil kain maupun produk cenderung individual
dan terkesan unik karena hasilnya berbeda pada tiap pembuatan.
VII. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai