Anda di halaman 1dari 10

Paniareum

Bentuknya mirip dengan kue donat, namun dengan ukuran yang lebih kecil. Warnanya
cokelat pekat dan rasanya manis-manis enak. Meskipun terbilang kue jadul, tapi penggemarnya
masih banyak. Kue ini bercitarasa manis gula merah dengan tekstur empuk melumer ketika
dimakan. Paniareum biasa disajikan pada pesta pernikahan. Karena berbentuk seperti cincin yang
melambangkan keabadian. Selain untuk acara pernikahan, paniareum atau kue cincin dapat
ditemukan pada acara acara seperti khitanan, tujuh bulanan, ataupun dalam perayaan hari besar
keagamaan seperti Idul Fitri.
Meskipun memiliki karakteristik bentuk yang sama dengan donut, namun paniareum ini
memiliki ukuran lebih kecil dan hanya tersedia dalam warna coklat saja. Warna tersebut
merupakan efek dari penggunaan gula merah yang memang menjadi bahan utama kue basah
yang satu ini. Selain itu, bahan dasar lainnya yang terdapat pada paniareum ini adalah tepung
beras dan juga tepung ketan.
Makanan tradisional daerah lain juga ada yang mirip dengan paniareum yaitu makanan
tradisional khas betawi dank has sunda. Pada makanan tradisional khas betawi,paniareum disebut
kue cincin. Pada makanan tradisiaonal khas dinamakan ali agrem. Dinamakan ali agrem karena
ali memiliki arti cincin, seperti bentuk kue tersebut.

Bahan
500 gr tepung beras BLH giling sndr dipasar
100 gr tepung sagu(25 gr sagu revisi mbk Anna)
I/2 butir kelapa parut sangrai,tua
250 gr gula merah
200 gr gula pasir
Garam
250 ml air
Air panas secukupnya

Langkah
1. Rebus gula merah,putih,garam,vanili,air, sampai gula larut, lalu sisihkan
2. Sementara merebus gula, sangrai kelapa sampai agak coklat dan harum

3. Tuang tepung beras kedalam baskom, lalu tuang sirup gula panas panas ke
adonan,sambil aduk denag ,masukan kelapa parut nya,aduk rata jadi satu,liat adonan jika dirasa
kurang air boleh ditambah asal air panas. Tutup rapat dan disimpan selama satu hari.
4. Dengan menggunakan daun pisang atau
plastik, adonan dibuat pipih, kemudian ditusuk dengan telunjuk sehingga berbentuk
cincin. Selanjutnya adonan digoreng hingga masak

Kue pasung
Kue Pasung merupakan makanan khas Banten, kue ini memiliki ciri dan keunikan tersendiri.
Konon kue ini bisa ditemui pada acara-acara tertentu seperti pada acara pernikahan, khitanan dan
perayaan-perayaan keagamaan.
Kue Pasung telah dikenal lama oleh masyarakat lebak khususnya karena merupakan
perpaduan kultur berbeda antara makanan khas Sunda adan makanan khas Jawa dan menjadi
primadona dari dulu sampai sekarang. Rasanya yang manis dan legit di mulut akan menggugah
selera anda. Kue Pasung ini berbahan dasar tepung beras, hanya saja dalam membuat Kue
Pasung ini terdiri dari dua adonan. Adonan yang pertama dari campuran gula aren/merah dan
tepung beras sedangkan yang kedua dari santan dan tepung sagu sehingga Kue Pasung menjadi
kenyal.
Selain itu agar kuenya memiliki tekstur dan wangi biasanya ditambahkan potongan kelapa
atau nangka. Jika Kue Pasung dari Bali dibungkus dengan daun bambu, maka lain halnya
dengan Kue Pasung dari Banten,  yang digulung dengan daun pisang kemudian dibentuk seperti
corong. Teknik memasaknya juga unik, adonan tepung beras dan gula merah dimasukkan
sebanyak ¼ kedalam corong kemudian dikukus sampai mengeras kemudian diangkat dan
masukkan adonan santan dan tepung sagu kemudian kukus lagi sampai matang kurang lebih 15
menit. Kalau daun pisang pada jojorong di bentuk kotak seperti nampan kecil, pada Pasung
daunnya digulung seperti corong atau contong.
Bahan 1:
150 gram tepung beras
300 gram gula jawa, didihkan dengan 150ml air, saring
500 ml santan dari 1/2 butir kelapa
500 gram tepung sagu
Bahan 2:
1.000 ml santan dari 2 butir kelapa
75 gram gula jawa
1/4 sendok teh garam
50 gram tepung beras
30 gram tepung sagu
125 ml air
16 lembar daun pisang bentuk contong/kerucut

Langkah
1. Siapkan bahan. Campur semua bahan 1, sisihkan
2. Bahan 2: cairkan gula merah, gula pasir dan air, sisihkan. Campur santan, garam dan
tepung. Masukkan cairan gula.

3. Aduk sampai tercampur rata. Kemudian gabungkan bahan 1 dan bahan 2 dan aduk rata
kembali. Siapkan daun yang sudah dibentuk seperti corong, lalu susun Pada wadah dan kukus
dalam panci yang airnya sudah mendidih. Kukus selama 30 menit
4. Lalu Angkat ketika sudah matang, ditandai dengan adonan yang sudah kenyal
Otak otak labuan
Labuan merupakan salah satu kecamatan di Pandeglang. Labuan merupakan daerah pesisir
yang dikenal sebagai penghasil ikan laut. Dari daerah inilah, ikan-ikan laut disalurkan ke wilayah
lain di Pandeglang
Makanan tradisional ini menjadi kuliner khas bagi kawasan pesisir laut Kabupaten
Pandeglang, Banten. Otak-otak memang sangat kental dengan aroma ikan, harum dan lembut di
mulut.  Otak-otak merupakan olahan ikan tenggiri yang dicampur dengan tepung tapioka atau
aci. Kedua bahan dasar ini dicampur dengan santan, bawang putih, merica, gula pasir, dan
garam. Lalu dibungkus dengan daun pisang. Setelah itu, Otak-otak dibakar di atas arang hingga
keluar wangi khas. Biasanya makanan ini tidak dinikmati tanpa nasi dan selalu disajikan dengan
campuran sambal. Aroma ikan tenggiri, daun pisang, dan sambal kacang menyatu dalam
kenikmatan cita rasa tradisional.
Makanan khas ini adalah salah satu bentuk pemanfaatan potensi sumber daya alam oleh
warga sekitar pantai, mengingat persediaan ikan yang melimpah, sehingga dapat memberi nilai
tambah bagi perekonomian masyarakat sekitar. Makanan khas Pandeglang ini menjadi
primadona di kawasan pantai-pantai yang terkenal sebagai tempat wisata. Selain sebagai
makanan pendamping nasi, Otak-otak kebanyakan dikonsumsi bisa juga tanpa nasi ditambahkan
dengan sambel kacang atau saus biasa.
Bahan :
500 gram daging ikan tenggiri atau ikan payus dihaluskan.
200 ml santan kental, rebus dengan garam sampai menididih.
3 putih telur.
200 gram tepung kanji(tapioka
10 buah bawang merah dan 3 buah bawang putih, tumbuk hingga halus.
Daun bawang diiris halus, secukupnya.
garam,gula secukupnya. kalau suka bisa ditambah dengan bumbu penyedap.
Daun pisang untuk membungkus otak-otak.
Cara membuat :
Campurkan semua bahan-bahan, diaduk rata

Lalu ambil selembar daun pisang, beri satu


sendok makan adonan. Bungkus seperti lontong, semat kedua ujungnya
Bakar diatas bar api, atau diatas kompor dengan
menggunakan alas. Harus rajin dibalik-balik supaya matangnya merata.

Bila terlihat daunnya sudah kering berarti otak-otaknya sudah matang.


Biasanya disajikan dengan sambal kacang.

Anda mungkin juga menyukai