Anda di halaman 1dari 64

PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN

KEPRAMUKAAN
( Studi Kasus Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah
Gugus Depan 04-057 04-058)

Proposal Penelitian
Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Disusun oleh:
MAFRUDOTUSOLIHAH
NIM: 1711200386

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH MANSHUR (STAISMAN)
PANDEGLANG
TAHUN 2021/1442 H

1
ABSTRAK

Mafrudotusolihah. Nim: 1711200386. 2021 “Pembentukan Sikap Kemandirian


Melalui Kegiatan Kepramukaan “Penelitian di UKM Pramuka Racana Syekh
Manshur dan Robi’atul Adawiyah Kaduhejo Pandeglang (2021). Skripsi, Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah , Jurusan Tarbiyah, STAISMAN Pandeglang, Pembimbing
(I) Drs. H. Kosasih, M.Pd, Pembimbing (II) M.Syara Nurhakim, M.Pd.
Kata kunci: Mandiri, Kreatif, Dalam Kegiatan Kepramukaan.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurang maksimalnya kemandirian
danKretifitas dalam kegiatan kepramukaan. Pembina Pramuka dan anggota mempunyai
peranan yang sangat penting dan sangat dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan
UKm Pramuka Racan Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah . Keberadaan Pembina
dan anggota merupakan bagian yang sangat penting dalam proses kepramukaan
dengan tujuan untuk membekali anggota pramuk Dalam memecahkan segala masalah-
masalah dalam kepramukaan, baik pribadi maupun UKM pramuka, agar terbentuk
pribadi yang mandiri sesuai yang dicita-citakannya, yakni menjadi anggota pramuka
yang berbakti kepada orang tua dan berguna bagi agama, bangsa dan negara. Oleh
karena itu, besarlah peran Pembina dan anggota pramuka dalam menunjang
keberhasilan anggota Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah dalam segi
kepramukaan.
Rumusan masalah penelitian ini pembentukan sikap kemndirian melalui kegiatan
kepramukaan Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah 1). Bagaimana peran
kegiatan kepramukaan dalam membentuk sikap mahasiswa/I STAISMAN 2).Apa saja
yang dibutuhkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka dalam membentuk
sikap anggota Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah.
Penelitian ini dilaksanakan di UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan
Robi’atul Adawiyah Kaduhejo Pandeglang 2021. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode kualitatif. Populasi dari penelitian ini yaitu 70 dan sampelnya sebanyak
30 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dan
wawancara.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pembentukan sikap kemndirian melalui
kegiatan kepramukaan Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah adalah dengan
pemberian bimbingan dan nasihat, ceramah bervariasi dan diskusi, pengawasan
terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas
pramuka . Selain dari pada itu, cara yang dilakukan seorang Badan Pengurus Harian
Pramuka untuk menumbuhkan kemandiriaan dalam kegiatan kepramukaan di UKm
pramuka agar kemandirian anggota pramuka dapat tercapai. Adapun saran yang ingin
penulis sampaikan yaitu Badan Pengurus Harian dan anggota pramuka hendaknya
memberikan arahan, perhatian dan fasilitas pramuka yang cukup agar anggota pramuka
bisa mempunyai semangat dan kratif yang baik terhadap Pembina dan anggota
Pramuka.
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

PEMBENTUKAN SIKAP KEMANDIRIAN MELALUI KEGIATAN


KEPRAMUKAAN

( Studi Kasus Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 04-
057 04-058 )

Oleh:

MAFRUDOTUSOLIHAH
NIM : 1711200386

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Tanda Tangan Tanggal

Dr. H. Kosasih, M. Pd. ........................ ............................

PembimbingII Tanda Tangan Tanggal

M.Syra Nurhakim, M. Pd ....................... .............................


Ketua Ketua Program Studi
Sekolah Tinggi Agama Islam
Sarjana Pendidikan Guru Madrasah
Syekh Manshur
Ibtidaiyah

Asep Budi, M. Pd.


Dr. H. Kosasih, M. Pd.
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Mafrudotusolihah
Nomor Induk Mahasiswa : 1711200386
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di manapun.
Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pandeglang 28 Juni 2021


Yang membuat pernyataan

Mafrudotusolihah
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat melaksanakan segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi

Muhammad SAW yang telah menuntun seluruh umat manusia menuju jalan kebenaran

dan kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa

proposal penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari

semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan

terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. H. Kosasih, M. Pd. Selaku ketua STAISMAN Pandeglang

2. Dr. Budiana, S.Sos. M.Pd. selaku pembantu ketua I Bidang Kemahasiswaan


3. Dr. H. Kosasih, M. Pd. Selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing

dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan proposal

penelitian ini

4. M. Syara Nurhakim, M.Pd.. Selaku dosen pembimbing 2 yang telah

membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam

menyelesaikan proposal penelitian ini

5. Segenap dosen pengajar Jurusan PGMI STAISMAN atas ilmu, pendidikan dan

pengetahuan yang telah diberikan kepada penulis selama duduk dibangku kuliah.

6. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi bagi penulis untuk

menyelesaikan proposal penelitian ini.

7. Orang tua tercinta dan keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan

mendukung baik secara moril maupun materil.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu

penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan

proposal penelitian ini.

Penulis menyadari proposal penelitian ini tidak luput dari barbagai kekurangan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga

akhirnya laporan proposal penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi bidang

pendidikan dan penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.

Aamiin.

Pandeglang, Februari 2021


Peneliti

DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………….i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………ii

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................iii

LEMBAR PERYATAAN KEASLIAN……………………………………………iv

KATA PENGANTAR..............................................................................................v

DAFTAR ISI.............................................................................................................vi

DATA LAMPIRAN…………………………………………………………………vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................


B. Identifikasi Masalah.......................................................................................
C. Pembatasam Masalah.....................................................................................
D. Rumusan Masalah..........................................................................................
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................
F. Kegunaan/Manfaat Penelitian........................................................................
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Deskripsi Konseptual Fokus ...............................................................................
B. Deskripsi Konseptual Sub Fokus ........................................................................
C. Relevansi Konseptual Fokus dan Subfokus ........................................................
D. Penelitian Yang Relavan ...................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…………………………………………………
B. Subjek dan Lokasi Penelitiaan…………………………………………………...
C. Data dan Sumber Data…………………………………………………………...
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………….
E. Teknik Analisis/pengolahan Data ………………………………………………
F. Prosedur Penelitian………………………………………………………………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian………………………………………………


B. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………………..
C. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………..

BAB V PENUTUP

A. Simpulan……………………………………………………………….
B. Saran…………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Observasi Anggota Racana Syek Manshur dan Robi’atul


Adawiyah Siswa MTs Assanusiyah

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Pembina UKM Pramuka Syekh Manshur

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Purna Racana UKM Pramuka Syekh Manshur

Lampiran 4 Pedoman Wawancara anggota pramuka UKM Pramuka Syekh Manshur

Lampiran 5 Dokumentasi Kegiatan anggota pramuka UKM Pramuka Syekh Manshur


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan proses pendewasaan dan pengembangan aspek-

aspek memanusiakan manusia baik secara fisik, biologis maupun rahasia

psikologis. Aspek fisik biologis manusia dengan sendirinya akan mengalami

perkembangan, pertumbuhan dan penuaan. Sedangkan aspek rohaniah

psikologis manusia melalui pendidikan, dicoba didewasakan, disadarkan dan

diinsan kamilkan. Proses pendewasaan dan penyadaran dalam konteks

pendidikan ini mengandung makna yang mendasar karena bersentuhan dengan

aspek paling dalam dari kehidupan manusia. yaitu kejiwaan dan kerohanian,

sebagai dua elemen penting yang berpretensi positif bagi pembangunan

kehidupan yang berkebudayaan dan berkeadaban, membina moralitas dari pada

masyarakat pendidikan sehingga menghasilkan lulusan pendidikan yang

berwawasan luas dalam pengetahuan dibidang ilmu pengetahuan, dan memiliki

kecerdasan emosional yang mencakup aspek kejiwaan serta memiliki

kecerdasan spiritual yang mencakup aspek kehormatan. Diantara penyebab

dunia pendidikan kurang mampu menghasilkan lulusan sesuai yang diharapkan

adalah karena banyak pendidikan kita selama ini hanya membina kecerdasan

intelektual, wawasan dan ketrampilan saja, tanpa diimbangi dengan membina

kecerdasan emosional.1

Sekaligus juga didukung dengan kecerdasan spiritual bagi timbulnya

1
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm.46.

1
2

kearifan sosial. hal ini diharapkan siswa mampu tumbuh sebagai generasi baru

bangsa yang semakin manusiawi, dan cerdas.yang dikutip dalam bukunya

A.Qodri Al-Azizy menulis; “the essence of education is that it be religius”

(pendidikan seharusnya mempunyai tujuan akhir untuk mendidik siswa

berperilaku religius).2

Pendidikan merupakan proses pelatihan dan pembangunan

pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter dan seterusnya, khususnya lewat

persekolahan formal. Proses pelatihan dan pengembangan untuk

mempertinggi kualitas keterampilan dan untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan hidup yang dihadapinya. Hal terpenting di sini adalah proses

menghadapi peserta didik yang dirancang dalam bentuk pengalaman belajar

untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang dapat

dijadikan sebagai modal untuk memenuhi kubutuhan hidupnya dan

keluarganya.3

Berdasarkan berbagai permasalahan yang banyak timbul di dunia

kepramukan khusnya di Racana Sekh Manshur dan Robi’atul ‘Adawiyah,

kurangnya prestasi yang didapat.

Pada dasarna kegitan kepramukaan untuk melatih generasi pramuka

muda agar memaksimalkan setiap potensi yang ada didalam dirinya, baik itu

intelektual,spiritual,sosial,dan fisik.Membentuk karakter atau kepribadian dan

akhlak yang mulia para generasi muda.Menanamkan rasa cinta tanah air dan

2
A Qodri Al-Azizy, Pendidikan Agama (Islam)Untuk Membangun Etika Sosial,
(Semarang Aneka Ilmu, 2003),hlm 65.
3
Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan (Peluang dan Tantangan), (Jakarta:
Kencana, 2013), 42
3

bangsa di dalam generasi muda.menggali potensi diri dan meningkatkan

keterampilan para genersai muda sehingga menjadi individu yang bermanfaat

bagi masyarakat dan Negara. yang berkualitas, tidak hanya berintelektual

tinggi, berwawasan luas tapi harus juga memiliki sikap kemandiriaan melalui

kegiatan kepramukaan kemantapan emosi, etika moral dan spiritual yang luhur.

Organisasi ini bernama Gerakan Pramuka yaitu Gerakan Kepanduan Praja

Muda Karana, Gerakan Pramuka didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan

dan ditetapkan dengan keputusan presiden No.238 tahun 1961 tanggal 20 Mei

1961, sebagai kelanjutan dan pembaharuan gerakan Kepanduan Nasional

Indonesia,Tujuan Gerakan Pramuka adalah mendidik dan membina kaum muda

Indonesia guna mengembangkan keimanan dan ketawaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa, sehingga menjadi:

a. Manusia berwatak, berkepribadian, dan berbudi luhur,yang:

1) tinggi moral, spritual, kuat mental, sosisal, intelektual, emosional,dan

fisiknya;

2) tinggi kecerdasan dan mutu ketrampilanya;

3) kuat dan sehat jasmaninya.

b. Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh

kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota

masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri

secara mandiri serta bersma-sama bertanggung jawab atas pembngunan

bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesame hidup dan alam

lingkungan, bai lokal, nasional, maupun, internasional (Pasal 4 AD


4

Gerakan Pramuka).

Tugas Pokok Gerakan Pramuka ialah menyelengarakan kepramukaan

bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi

yanglebih baik, yang sanggup bertanggungjawab dan mampu membina

serta mengisi kemerdekaan (Pasal 5 AD Gerakan Pramuka).

Sifat Gerakan Pramuka

a. Gerakan Pramuka adalah organisasi Gerakan Kepanduan Nasional

Indonesia sebagai lembaga pendidikan non formal yang

menyelengagrakan pendidikan kepramukaan.

b. Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan yang keangotaannya

besifat sukarela, tidak membedakan suku, ras, golongan dan agama.

c. Gerakan Pramuka bukan organisasi kekuatan sosial politik,bukan

bagian dari salah satu organisasi kuatan sosial politik, dan tidak

menjalankan kegiatan politik praktis.

d. Gerakan Pramuka ikut serta membantu masyarakat dalam

melakasanakan pendidikan bagi kaum muda, khususnya pendidikan

non formal di luar sekolah dan keluarga .

e. Gerakan Pramuka menjamin kemerdekaan tiap-tiap anggotanya untuk

memeluk agama dan kepercayaan itu (Pasal 7 AD Gerakan Pramuka).4

Jadi organiasi pramuka bukan hanya suatu wadah saja, melainkan bisa

membuat anggota pramuka yang kreatif, mandiri berprestasi dan kuat

4
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, 2010,) p 17,18
5

mental.siap menghadapi situasi dan kondisi apapun.Bila dikaitkan pada

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) kepramukaan bisa

mendorong tenanga pengajar untu mandiri dan nantinya bisa menjadi

pelatih pramuka, pembantu pembina bahkan menjdi pembina pramuka

apalagi ekstrakulikuler pramuaka sudah ada dari tingkatan SD/MI dan

samapi keperguruan tinggi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan masalah yang terdapat pada latar belakang masalah di

atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Apa pentingnya belajar pramuka bagi mahasiswa/i?

2. Apa pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan di

minati oleh mahasiswa?

3. Apa yang dilakukan pembina dalam pembentukan sikap kemandiriaan

melalui kegiatan kepramukaan?

4. Seberapa besar tingkat kemandirian anggota pramuka di Racana Syekh

Manshur dan Robi’atul Adawiyah ?

5. Apa faktor lingkungan dapat mempengaruhi Pembentukan Sikap

Kemandirian Melalui Kegitan Kepramukaan di Racana Syekh Manshur

dan Robi’atul Adawiyah ?

6. Apa faktor teman dapat mempengaruhi Pembentukan Sikap kemandirian

Melalui Kepramukaan Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah.


6

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya

penyimpanan maupun pelebaran pokok masalah agar peneliti tersebut lebih

terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan peneliti akan

tercapai.Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk sikap mahasiswa/i

STAISMAN

b. Upaya apa saja yang dibutuhkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Pramuka dalam membentuk sikap anggota Racana Syekh Manshur dan

Robi’atul Adawiyah

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian tidak terlalu

luas, perlu dilakukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini, masalah

dibatasi oleh:

1. Bagaimana peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk sikap

mahasiswa/I STAISMAN ?

2. Apa saja yang dibutuhkan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka

dalam membentuk sikap anggota Racana Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:


7

1. Untuk menggali peran kegiatan kepramukaan dalam membentuk sikap

mahasiswa/I STAISMAN

2. Untuk mendeskripsikan upaya apa saja yang dibutuhkan oleh Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) pramuka dalam membentuk sikap anggota

Racana Syekh Manshur dan Robi;atul Adawiyah

F. Kegunaan/Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

informasi dalam ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang Pramuka dan

diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber informasi

bagi peneliti lain yang akan meneliti dan atau mengembangkan

permasalahan Pembentukan Sikap Kemandiriaan Melalui Kepramukaan

b. Manfaat Praktis

Merupakan sumbangan kepada dunia pendidikan khususnya bagi

para pendidik atau Pembina untuk meningkatkan kemampuan

Pembentukan Sikap Kemandiriaan Melalui Kegiatan Kepramukaan.


BAB 11

KAJIAN TEORETIK

A. Deskripsi Konseftual Fokus

1. Sikap

a. Pengertian Sikap

Pengertian lain dari sikap adalah seorang individu sangat erat

hubungnya dengan sikapnya.Sikap pada umumnya sering diartikan

sebagai suatau tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan

tanggapan pada suatu hal .Sikap diartikan sebagai suatu reaksi atau

respon yang muncul dari seseorang individu terhadap objek yang

kemudian memunculkan prilaku individu terhadap objek tersebut

dengan cara cara tertentu.5

Juga menguraiakan pengertian sikap atau attitude sebagai suatu

reaksi pandangan atau perasaan seorang individu terhadap objek

tertewntu.walaupun objeknya sama, namun tidak semua individu

mempunyai sikap yang sama, hal itu dapat dipengaruhi oleh keadaan

individu, pengalaman, informasi dan kebutuhan masing-masig individu

bberbeda.sikap seseorang terhadap objek akan membentuk prilaku

individu terhadap objek.6

Sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan oleh

seorang individu terhadap suatu objek. Objek yang disikapi individu

5
Saepudin Azwar (2010: 3)“Pengertian Sikap “ diakses dari https://eprints.unya.ac.id pada
tanggal 28 Juni 2021 pukul 16:07 WIB.
6
Gerungan (2004: 160) “Pengertian Sikap “ diakses dari https://eprints.unya.ac.id pada
tanggal 28 Juni 2021 pukul 16:39 WIB.

8
9

dapat berupa benda, manusia atau informasi. Proses penilaian seorang

terhadap suatu onbjek dapat berupa penilaian poisitif dan negatif. 7

Sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan menentukan bagaimana

individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari

oleh individu dalam hidupnya.8

Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai sikap, maka

dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu reaksi atau respon berupa

penilaian yang muncul dari seorang individu terhadap suatu objek.

Sikap juga dapat dikatakan sebagai suatu perwujudan adanya

kesadaran terhadap lingkungnya. Proses yang mengawali terbentuknya

sikap adalah adanya objek disekitar individu memberikan stimulus

yang kemudian mengenai alat indra indiviu, informasi yang ditangkap

mengenai objek kemudian diproses di dalam otak dan memunculkan

suatu reaksi, Penilaian yang muncul,positif atau negative dipengaruhi

oleh informasi sebelumnya, atau pengalaman pribadi individu.

b. Faktor-faktor Pembentukan Sikap

Sikap manusi atidak terbentuk sejak manusia dilahirkan. Sikap

manusia terbentuk melalui proses sosial yang terjadi selama hidupnya.

Dimana individu mendapatkan informasi dan pengalaman. Proses

tersebut dapat berlangsung didalam lingkungn keluarga, sekolah maupun

7
Sarlinto dan Eko (2009: 151) “Pengertian Sikap “ diakses dari https://eprints.unya.ac.id pada
tanggal 28 Juni 2021 pukul 16:46 WIB.
8
Slameto (1995:191) ) “Pengertian Sikap “ diakses dari https://eprints.unya.ac.id pada tanggal
28 Juni 2021 pukul 17:19 WIB.
10

masyarakat. Saat terjadi proses sosial terjadi hubungan timbal balik

anatara individu dan sekitarnya.

Adanya interaksi dan hubungan tersebut kemudian membentuk

pola sikap individu dengan sekitarnya.

Faktor pembentukan sikap yaitu : pengalaman yang kuat, pengaruh

orang lain yang di anggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa,

lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional.9

Pembentukan sikap yaitu diantaranya:

1) Pengondisian klasik, proses pembentukan ini terjadi ketika suatu

stimulus atau rangsangan selalu diikuti oleh stimulus yang lain,

sehingga rangsangan yang pertama akan menjadi isyarat bagi

rangsangan yang kedua.

2) Pengondisian instrumental, yaitu apabila proses belajar yang dilakukan

menghasilkan sesuatu yang menyenangkan maka prilaku tersebut akan

diulang kembali, namun sebaliknya apabila prilaku mendatangkan

hasil yang buruk maka prilaku tersebut akan dihindari.

3) Belajar melalui pengamatan atau observasi. Proses belajar ini

berlangsung dengan cara mengamati orang lain, kemudian dilakukan

kegiatan serupa.

4) Perbandingan sosial, yaitu membandingkan orang lain untuk mengecek

pandangan kita terhadap suatu hal tersebut benar - benar atau salah.10

9
Saepudin Azwar (2010:31-38) “Pengertian Sikap “ diakses dari https://eprints.unya.ac.id
pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 17:43 WIB.

10
Sarlito dan Eko (2009: 152-154) “Pengertian Sikap “ diakses dari https://eprints.unya.ac.id
pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 17:54 WIB.
11

b. Kemandirian

a. Pengertian Kemandirian

Kata kemandirian berasal dari kata daasar diri yang mendapat

awalan ke dan akhiran an yang kemudian membentuk suatu kata

keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar

diri, pembahasan mengenai kemandirian tidak dapat dilepaskan dari

pembahasan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut

dengan istilah self karena diri itu merupakan inti dari kemandirian.11

Dalam kamus psikologi kemandiriaan berasal dari kata

“independence “ yang diartikan sebagai suatu kondisi dimana

seseorang tidak tergantung pada orang lain dalam menentukan

keputusan dan adanya sikap percaya diri.12

Para ahli memaparkan beberapa definisi tentang kemandirian,

diantaranya yaitu kemandirian merupakan elemen esensial ketiga dari

moralitas yang bersumber pada kehidupan masyarakat.kemandirian

tumbuh dan berkembang karena dua faktor yang menjadi persyaratan

yaitu:

1. Disiplin yaitu adanya aturan bertindak dari otoritas,serta

2. Komitmen terhadap kelompok.13

11
Ali dan Ansor, 2008: 109 “ Pengertian Kemandirian” diakses dari http//eteses.uin-malang
.ac.id pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 20:08 WIB
12
Chaplin, 2011: 343 “ Pengertian Kemandirian” diakses dari http//eteses.uin-malang .ac.id
pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 20:14 WIB

13
Ali dan Ansor, 2008: 110 “ Pengertian Kemandirian” diakses dari http//eteses.uin-malang
.ac.id pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 20:25 WIB
12

Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang

sangat penting bagi individu. Individu yang memiliki kemandirian

tinggi relative mampu menghadapi vsegala permasalahan karena

individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, selalu

berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

Kemandirian (Self reliance) adalah kemampuan untuk

mengelola semua yang dimiliki, tahu bagaimana mengelola waktu,

berjalan dan berfikir secara mandiri disertai dengan kemampuan

mengambil resiko dan memecahkan masalah. Individu yang mandiri

tidak membutuhkan petujuk ang detail dan terus menerus tentang

bagaimana mencapai produk akhir, ia bisa bersandar pada diri sendiri.

Kemandirian berkenaan dengan tugas dan keterampilan bagaimana

mengerjakan sesuatu mencapai sesuatu dan bagaimana mengelola

sesuatu.14

Kemandirian menurut sudut pandang suatu sikap usaha untuk

melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan

dirina dengan proses mencari identitas ego yaitu merupakan

perkembangan kearah yang mantap untuk berdiri sendiri.15

Dari uraian-uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahawa

kemandirian dapat diartikan sebagai usaha seseorang untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan melepaskan diri dari

14
Parker, 2005: 226 “ Pengertian Kemandirian” diakses dari http//eteses.uin-malang .ac.id
pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 20:41 WIB
15
Erickson Monk,2002:272 “ Pengertian Kemandirian” diakses dari http//eteses.uin-malang .ac.id
pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 20:08 WIB
13

orangtua atau orang dewasa untuk mengerjakan sesuatu atas dorongan

diri sendiri dan kepercayaan diri tanpa adanya pengaruh dari

lingkungan dan ketergantungan pada orang lain,adanya kebebasan

mengambil inisiatif untuk mengatur kebutuhan sendiri, dan mampu

memecahkan persoalan dan hambatan yang dihadapi tanpa bantuan

orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika

seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksma tentang sesuatu

yang dikerjakan atau diputuskannya, baik dalam segi manfaat mampu

dari segi negatif dan kerugian yang akan dialaminya.

b. Aspek Kemandirian

Kemandirian ditujukan dalam beberapa bentuk, yaiyu:

 Tanggungjawab, yaitu kemampuan memikul tanggungjawab,

kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas, mampu

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya, kemampuan

menjelaskan peranan baru, memiliki prinsip mengenai apa yang

benar dan salah dalam berfikir dan bertindak

 Otonomi, ditunjukan dengan mengerjakan tugas sendiri, yaitau

suatu kondisi yang ditunjukan dengan tindakan yang dilakukan

atas kehendak sendiri dan bukan orang lain dan tidak

tergantung pada orang lain dan memiliki dan memiliki rasa

percaya diri dan kemampuan mengurus diri sendiri.

 Inisiatif, ditujukan dengan kemampuan beerfikir dan bertindak

secara kreatif.
14

 Kontrol Diri, kontrol diri yang kuat ditunjukan dengan

pengendalian tindakan dan emosi mampu mengatasi masalah

dan kemampuan melihat sudut pandang orang lain. 16

B. Deskripsi Konseptual Subfokus

1. Pengertian Pramuka (Praja Muda Karana)

Praja Muda Karana atau disingkat menjadi Pramuka adalah suatu

bentuk gerakan kepanduan yang berfugsi mengajarkan serata menanamkan

watak, akhlak, dan budi pekerti luhur kepada para pelajar kaum muda di

Indonesia. Istilah pramuka ini di dalam dunia internasional dikenal dengan

“Kepanduan” yang pertama kali di cetuskan oleh Lord Robert Baden

Powell Of Gilwel atau sering dikenal dengan Baden Powell. Adapun

beberapa istilah yang sering muncul dalam gerakan pramuka diantaranya,

sebagai berikut:

Istilah Pramuka, istilah ini mengacu pada orangnya, artinya

mengacu kepada peserta didik, pembina dan lain sebagainya.

Kepramukaan istilah kepramukaan mengacu pada nama kegiatan yang

dilakukan oleh anak pramuka, diantaranya yaitu jambore dan lain

sebagainya. Gerakan pramuka pada hakekkatnya mengacu pada

organisasi dalam Kepanduan Pramuka, seperti gugus depan dan lain

sebagainya.

16
Masrun Widayatie, 2009: 19 “ Pengertian Kemandirian” diakses dari http//eteses.uin-
malang .ac.id pada tanggal 28 Juni 2021 pukul 21:14 WIB
15

2. Pengertian Kepramukaan

Kepramukaan sebagaimana tercantum dalam Anggaran Rumah

Tangga Gerakan Pramuka (Bab II Pasal 7) adalah proses pendidikan di

luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk

kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang

dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan

Metode Kepramukaan (MK), yang sasaran akhirnya pembentukan watak,

akhlak dan budi pekerti luhur.17

Menurut Lord Baden Powell (terjemahan) yaitu : “Kepramukaan itu

bukanlsh suatu ilmu yang harus dipelajari dengan tekun,bukan pula

merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah dari suatu buku.

Bukan! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan dialam

terbuka,tempat orang dewasa dan anak anak pergi bersama-

sama,mengadakan pengembaraan bagaikan kaka beradik,membina

kesehatan dan kebahagiaan,ketrampilan dan kesedihan untuk memberi

pertolongan bagi yang membutuhkannya”.18

Berdasrakan hasil wawancara purna Racana Pramuka pada tanggal 13

Februari 2021 pukul 13:00 kak Azmuri Amarulloh Kepramukaan itu

proses pendidikan diluar sekolah dan keluarga yang di selenggarakkan

secara aktif,kreatif,menyenangkan guna mencetak manusia yang memiliki

budi pekerti yang luhur,sopan santun dan berakhlak yang baik.19


17
https:www.kakfasta.com/2019/08/pengertian-pramuka-kepramukaan-dan.htmi/pada
tanggal 21 februari 2021 pukul 13:00
18
Andi BOB Sunardi ,Boyman Ragam Latihan Pramuka ( Bandung : Darma utama,
2016 )…,3.
19
Wawancara dengan kak Azmuri Amrullah Purna Pramuk, pada tanggal 13 Februari
2021 Komplek Kadu Pinang Village Blok.p12A Pukul 13:00
16

3. Teori yang terkait dalam peran pramuka

Ketika kita mendengar kata “ pramuka” yang terpikir sebagian

besar orang adalah seragam berwarna coklat dan lambang tunas kelapa,

betul kan ?

Jadi pengertian pramuka adalah semua anggota gerakan Pramuka

Indonesia yang terdiri dari beberapa tingkatan, mulai dari pramuka Siaga,

Penggalang, Penegak dan Pandega.20

Beberapa tingkatan anggota Pramuka adalah terdiri dari:

 Sianga (usia 7-10 tahun)

 Penggalang (usia 11-15 tahun)

 Penegak (usia 15-20 tahun)

 Pandega (usia 21-25 tahun)

Pengertian Pramuka Menurut Para Ahli

1. Pengertian Pramuka adalah proses pendidikan yang dilakukan di luar

lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk

kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah dan

praktis yang dilakukkan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan

metode kepramukaan yang bertujuan untuk membentuk watak peserta

didik.21

20
M. Prawiro,”Pengertian Pramuka“, Diakses dari
https:www.maxmanroe.com/2018/09/18/vid/umum/pengertian-pramuka/ pada tanggal 24 juni
2021 pikul 23:29
21
Joko Mursitho,”Pengertian Pramuka“, Diakses dari
https:www.maxmanroe.com/2018/09/18/vid/umum/pengertian-pramuka/ pada tanggal 24 juni
2021 pikul 23:29
17

2. Pengertian Pramuka adalah proses pendidikan yang menyenangkan

bagi anak muda, di bawah tanggung jawab anggota dewasa, yang

dilakukan di luar lingkungan sekolah dan keluarga, dengan tujuan,

prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.22

3. Pengertian Pramuka adalah organisasi untuk generasi muda yang

mendidik para anggotanya dengan berbagai jenis keterampilan,

disiplin, kepercayaan pada diri sendiri, saling tolong menolong, dan

lain sebagainya.23

4. Pengertian kemandirian

Kehidupan manusia saat ini semakin dihadapkan dengan

permasalahan kompleks. Keadaan ini menuntut setiap individu untuk

mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi tanpa harus tergantung

dengan orang lain dan berani menentukan sikap yang tepat. Salah satu

aspek penting yang diperlukan adalah mandiri dalam bersikapdan

bertindak. Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi yang tidak berdaya, ia

akan tergantung pada orangtua dan orang-orang ang berada

dilingkunganna hingga waktu tertentu. Seiring dengan brlalunya waktu

dan perkembangan selanjutnya, seorang anak perlahan-lahan akan

melepasakan diri dari ketergantungannya pada orang tua atau orang lain

disekitarnya dan belajar untuk mandiri. Hal ini merupakan suatu proses

22
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,”Pengertian Pramuka“, Diakses dari
https:www.maxmanroe.com/2018/09/18/vid/umum/pengertian-pramuka/ pada tanggal 24 juni
2021 pikul 23:29
23
Kamus besar Bahasa Indonesia ,”Pengertian Pramuka“, Diakses dari
https:www.maxmanroe.com/2018/09/18/vid/umum/pengertian-pramuka/ pada tanggal 24 juni
2021 pikul 23:29
18

alamiah oleh suatu makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Mandiri atau

sering juga disebut berdiri diatas kaki sendiri merupakan kemampuan

seseorang untuk tidak trgantung pada orang lain serta bertanggung jawab

atas apa yang dilakukanya.24

Kemandirian menurut Havinghurst (dikutip satmoko ,1989) adalah

tindakan dari seseorang untuk mencoba memecahkan masala yang

dihadapi tanpa mengharapakan bantuan dari orang lain. Orang tersebut

akan bertanggung jawab pada keputusan yang telah diambil berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan dari diri sendiri.

kemandirian dengan kemampuan mengatur diri sendiri sesuai

dengan hak dan kewajiban yang dimiliki, beratanggung jawab atas

keputusan, tindakan, dan perasaan sendiri. Baik yang berhubunga dengan

tindakan secara fisik ataupuan perasaan secara psikis. Selain itu juga

mampuh membuang prilaku yang menghindari kenyataan, sehingga

seseorang yang terlatih untuk berdiri sendiri dapat mengatsi masalahnya

sendiri. Kemandirian disebut sebagai kebebsan seseorang untuk

menentukan sendiri masa depanya. Artinya orang tersebut membuat

rencana untuk hidupnya berdasarkan keinginan dirina sendiri.

Kemnadirian sebenarnya buakan suatu kesatuan dengan

ketergantungan namun hal tersebut berkaitan satu sama lain. Perubahan

dalam aspek ketergantungn menuju halnya penurunan dari ketergantungan

adalah mencari kontak fisik, mencari bantuan, mencari perhatian, mencari

24
Monks,F. J., Knoers, A. M. P. & Hditono, S. r. Psikologi Perkembangan; Pengntar
dalam Berbagai Bagiannya (Yogyakarta: Gadjah Mada University press,2001), h.278.
19

pendekatan dan pengakuan terhadap dirinya. Cronbach (dikutip

Levin,1983) mengatkan bahwa kemndiriaan membuat seseorang mungkin

memiliki rasa tanggung jawab pada dirinnya. Tidak tergantung pada

bantuan orang lain dalam bekerja dan bertingkah laku . Kemandirian

memungkinkan seseorang untuk berperan secara otonomi, berusaha untuk

mengarah pada kesempurnaan individu dan mencapai tujuan hidupnya.

5. Aspek-aspek kemandirian

Seseorang yang mempunyai kemandirian akan menujukan prilaku

yang ekploratif, mampu mengambil keputusan, percaya diri dan kreatif

dalam penyelesaian persoalannya (Masrun,dkk dalam Nashori, 1999).

Berikut ini empat aspek kemndiriaan menurut Lindgreen (1976)

c. Mampuh mengambil inisiatif dan keputusan

d. Berusaha mengatsi rintanag dari lingkungan

e. Memperoleh kepuasaan dari kerja

f. Berusaha mengerjakan sendiri tugas-tugas rutinya.

Dalam penelitian tentang kemandiriaan, Masrun (1986) menjabrkan

ada 5 aspek pokok yaitu:

a. Bebas, aspek ini ditujukan dengan tidakan yang dilakukan atas dasar

kehendak sendiri, bukan kerena orang lain dan tidak tergantung pada

orang lain.

b. Progresif dan ulet, ditunjukan dengan adanya usaha untuk

mewujudkan harapan-harapannya, mengejar prestasi dengan penuh

ketekunan.
20

c. Inisiatif, hal-hal yang termasuk dalam aspek ini adalah kemampuan

untuk berfikir dan bertindak secara original, kreatif, dan penuh

inisiatif.

d. Pengendalian diri dalam, yang termasuk dalam aspek ini adalah

perasaan mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi,

kemampuan mempengruhi lingkungannya yang dilakukan sebagai

usahnya sendiri.

e. Kemantapan diri, aspek ini mencakup rasa percaya diri, baik akan

kemampuan, penerimaan diri dan merasa puas hasil dari usaha-usaha

yang telah dilakukan.25

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

Sebagai aspek-aspek psikologis lainnya, kemndiriaan juga

bukanlah semata-mata merupakaan pembawaan ysng melekat pada diri

individu sejak lahir. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh berbagai

stimulus yang datang dari lingkungannya, selain potensi yang dimiliki

sejak lahi sebagai keturunan dari orang tuanya.

Menurut Muhammad Ali dan Muhammad Asrori ada sejumlah

faktor yang sering disebut sebagai korelat bagi perkembangan

kemandiriaan yaitu sebagai berikut:

a. Gen atau keturunan orang tua

Orang tua yang memiliki sifat kemandirianb tinggi sering kali

menurunkan anak yang memilki kemandiriaan juga. Namun faktor


25
Masrun dkk, “ Teori kemandiriaan Menurut Para Ahli-Perjalanan Anak Negri”
Diakses dari http://catatankecilanaknegeri.blogspot.com /2006/13/12/aspek- aspek –
kemandirian/pada tanggal 20 juni 2021 pukul 11:35
21

keturunan ini masih menjadi perdebatan karena ada yang berpendapat

bahwa sesungguhnya buakan sifat kemandiriaan yang diturunkaan

kepada anakanya melainkan sikaf orang tuanya yang muncul

berdasarkan cara orang tua mendidik anaknya.

b. Pola asuh orang tua

Cara orang tua mengasuh dan mendididk anak akan

mempengaruhi perkembangan kemandiriaan anak remaja. Orang tua

yang terlalu banyak melarang atau mengelurkan kata “jangan” kepada

anak tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat

perkembangan kemandiriaan anak. Sebaliknya,orang tua yang

menciptakan rasa aman dalam interaksi keluarganya akan dapat

mendorong kelancaraan perkembanagn anak. Demikian dengn orang

tua yang sering membandin-bandingkan anak yang satu dengn lainnya

juga akan berpengaruh kurang baik terhadap perkembangan

kemandirian anak.

c. Sistem pendidikan di sekolah

Proses pendidikan di sekolah yang tidak menggambarkan

demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indroktinasi

tanapa argumentasi akan menghambat perkembanagan kemandiriian

anak.

d. Sistem kehidupan di masyarakat


22

Sistem kehidupan di masyarakat yang terlalu menekankan

pentingnya hirarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam

serta kurang menghargai manisfestasi potensi remaja dalam kegiatan

produktif dapat menghambaat kelncaran perkembangan remaja.26

7. Ciri-ciri kemandirian

Ciri-ciri kemnadiriaan adalah sebagai berikut:

a. Mampu berfikir dan berbuatt untuk dirnya sendiri, ia aktif, kreatif,

kompeten dan tidak tergantung pada orang lain dalam melakukan

sesuatu dan tanpak spontan.

b. Mempunyai kecenderungan memecahkan masalah, ia mampu dan

berusaha mencari cara untuk menyelesaiakan masalah yang

dihadapinya .

c. Tiadak merasa takutb mengambil resiko dengan mempertimbangkan

baik buruknya dalam menentukan pilihan dan keputusan.

d. Percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit

bertanya atau minta bantuan kepada orang lain dalam mengerjakan

tugasnya.

e. Mempunyai kontrol diri yang kuat dan lebih baik terhadap hidupnya.

Berarti ia mampu mengendalikan tindakan, mengatasi masalah, dan

mampu mempengaruhi lingkungan atas usaha sendiri.27

8. Bentuk-Bentuk Kemandirian

26
Ali dan Asrori, Psikologi Remaja ,118-119
27
Tim Pustaka Familia “Kholifah”diakses
dari1http://www.psychologymania.com/2009/09/20/ciri -ciri kemandirian pada tanggal 20 juni
2021 pukul 10:45
23

Kemandirian atas empat bentuk kemandirian yaitu:

a. Kemndirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan

tidak tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain.

b. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri

dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain.

c. Kemandirian Itelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai

masalah yang dihadapi.

d. Kemndirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.

Karakteristik kemandirian atas tiga bentuk, yaitu:

a. Kemandirian emosional

b. Kemandirian tingkah laku (behavioral autonomy)

c. Kemandirian nilai (Value autonomy).28

28
Desmita,Psikologi Perkembangan, 186,187.
24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah mengetahui pembentukan sikap kemandirian

melalui kegiatan kepramukan studi kasus racan syekh manshur dan robi’atul

adawiah kaduhejo Pandeglang. Sebagai peran untuk memperoleh kebenaran

atau mencari jawaban dari permasalahan yang ada, maka peneliti

nmenggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian nkualitatif adalah prosedur

yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan pelaku yang diamati.29

Peniliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan beberapa

pertimbangan yaitu metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan

antara peneliti dan informan serta dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan anggota pramuka mengenai kemandirian anggota pramuka

racana syekh manshur dan robi’atul adawiyah kaduhejo Pandeglang. Peneliti

kualitatif ini berusaha untuk mencari dan menemukan oemahaman mengenai

fenomena yang ada.

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi adalah studi

yang mendalam dan komprehensif tentang peserta didik kelas atau sekolah

yang memiliki kasus.30 Dalam studi kasus digunakan berbagai teknik

29
Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif” ( Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya,2006) hlm 4
30
Zaenal Arifin,” Evaluasi Pembelajaran” ( Bandung: Remaja Rosdakarya,2021) hlm
168
25

pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi yang

semuanya difokuskan untuk mendapatkan kesatuan data atau kesimpulan.

Dalam melaksanakan studi kasus peneliti terlebih dahulu mengumpulkan data

dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat

pengumpulan data. Salah satu yang dapat digunakan adalah dapent-interview

yaitu melakukan wawancar mendalam terhadap pembina pramuka, purna

pramuka, badan pengurus harian pramuka, di racana syekh manshur dan

rob’iatul adawiyah kaduhejo Pandeglang mengenai perencanaan, pelaksanaan

dalam pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan racana

syekh manshur dan robi’atul adawiyah.

B. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di STAISMAN lebih tepatnya di UKM

pramuka Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah. Yang beralamat di

Desa Palurahan kampong Cikoneng Kecamatan Kaduhejo Kabupaten

Pandeglang, untuk lokasi itu sendiri peneliti trtarik untuk meneliti pertama

akses yang mudah dan terasa pas untuk melakukan penelitian, dengan jumlah

anggota 70 adapun terdiri 1 ruang ukm pramuka.

C. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bentuk yaitua data yang

diperoleh dalam bentuk kata-kata atau ucapan lisan (verbal) informan dari

berbagai pihak seperti pembina pramuka, purna pramuka, anggota pramuka,

badan pengurus harian parmuka berkaitan dengan pembentukan sikap

kemandirian melalui kegiatan kepramukaan.Karakteristik data yang berupa


26

tulisantulisan, rekaman-rekaman, gamabra atau foto yang berhubungan

pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan racana syekh

manshur dan robi’atul adawiyah Kaduhejo Pandeglang.

Sumber data dalam penelitiian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu

manusi (human) dan bukan manusia. Sumber data manusia berfungsi sebagai

subjek ataun informan kunci (key informants) dan dat yang diperoleh melalui

informan bersifat soft data (data lunak). Sedangkan sumber data bukan

manusia berupa dokumen bersifat hard data (data keras).31

Selanjutnya sumber-sumber data yang diperlukan berupa informan yang

ditunjuk dan dianggap layak untuk memberikan informasi mendalam terhadap

focus penelitian yang diangkat. BPH ukm pramuka selaku badan pengurus

harian di racana sekh manshur dan robiatul adawiyah dilakukan oleh BPH

kebijakan ukm dan tak lepas kordinasi dengan pembina pramuka.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara holistik dan integratif, serta

memperhatiikan relevansi data dengan focus dan tujuan, maka dalam

pengumpulan data peneliti ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data

karena penelitian ini berbentuk kualitatif, maka data yang dibutuhkan harus

perkataan, catatan/tulisan, rekaman,gamabr dan lainya. Selain daripada itu,

dalam penelitian ini juga terjadi proses pengamatan dan pemaknaan terhadap

kasus atau permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, data yang dikumpulkan

merupakan wawancara mendalam (depeth Interview) untuk mengumpulkan

informasi berupa perkataan lisan (verbal), pengamatan, (observasion) untuk


31
S. Nasution, “ Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif” Bandung: Tarsio, 2003, hlm 55
27

memahami sikap/tindakan yang terjadi dan dokumentasi yang berupa tulisan,

gambar, rekaman dan foto.

1. Wawancara

Untuk memperoleh data yang valid mengenai pembentukan sikap

kemandirian melalui kegiatan kepramukaan studi kasus racan syekh

manshur dan robi’atul adawiyah gugus depan 04-057 04-058 Kaduhejo

Pandeglang, peneliti mengunakan pedoman wawancar yang memuat

sejumlah pertayan untuk memperoleh data tersebut, wawancara yang akan

dilakukan oleh peneliti adalah berkaitan dengan:

a. Perencanaan yang dilakukan oleh pembina dalam mengenai

pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan studi

kasus racan syekh manshur dan robi’atul adawiyah gugus depan 04-

057 04-058

b. Pelaksanaan yang dilakukan oleh anggota pramuka dalam mengenai

pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan studi

kasus racan syekh manshur dan robi’atul adawiyah gugus depan 04-

057 04-058

c. Dampak dari kegiatan anggot pramuka dalam mengenai pembentukan

sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan studi kasus racan

syekh manshur dan robi’atul adawiyah gugus depan 04-057 04-058

Wawancara diatas ditujukan kepada:


28

a) Pembina pramuka racana syekh manshur dan robi’atul adawiyah

b) Purna racana syekh manshur dan robi’atul adawiyah

c) Anggota pramuka racana syekh manshur dan robi’atul adawiyah

d) Badan pengurus harian Pramuka racana syekh manshur dan robi’atul

adawiyah

Berikut peneliti sajikan salam berbentuk table

Tabel.3.1

PEDOMAN WAWANCARA

No Informan Tema Wawancara


1 Pembina pramuka a. Gambaran umum UKM Pramatau
gugus depan
b. Perencanaan kegiatan pramuka dalm
pembetukann sikap kemandirian
melalui kegiatan kepramukaan racan
syekh manshur dan robi’atul adawiyah
2. Purna a. Pelaksanaan kegitan pramuka yang
dilakukan untuk membetuk
kemandirian
3 Anggota a. Semanagt anggota pramuka terhadap
kegiatan pramuka
b. Kegiatan yang mencermitan
kemandirian
4 Badan Pengurus a. Perkembangan angota saat kajian
Harian mengenai pembentukan sikap
kemandirian melalui kegiatan
kepramukaan

2. Observasi
29

Observasi atau pengamatan langsung, digunakan peneliti untuk

memperoleh gamabran yang tepat mengenai hal hal yang menjadi kajian.

Dalam peneliti ini, peneliti melakukan observasi nterkait dengan:

a) Kegiatan pramuka yang berlangsung di Racan Syekh Manshur dan

Robi;atul Adawiah

b) Kondisi anggota saat kegiatan pramuka berlangsung di Racan Syekh

Manshur dan Robi;atul Adawiah

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi

menggunakan dokumen-dokumen tertulis atau buku yang ada terkait

dengan pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan di

Racan Syekh Manshur dan Robi;atul Adawiyah yaitu:

a. Rancangan kegitan pramuka

b. Jadwal kegiatan pramuka

c. Absensi kajian

d. Syarat kecakapan umum (SKU)

Selain dokumentasi dalam bentuk tertulis, peneliti juga melakukan

pengumpulan data berupa foto kegiatan pramuka di di Racan Syekh

Manshur dan Robi;atul Adawiyah.

E. Teknik Analisi/Pengolahan Data

Analisi data adalah rangkain penelaahan, pengelompokan, sistematis,

penafsiran dan verifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial,
30

akademis, dan ilmiah. Analisis data untuk penelitian kualitatif dimulai sejak

sudah dilapangan.32

Data-data yang dianalisi melalui beberapa tahapan-tahapan,

sebagaimana bahwa aktifitas dalam analisis data aitu data reduction, data

display dan conclusion drawing/verivication.33

Pembentukan sikap kemandirain melalui kegiatan kepramukaan di

Racan Syekh Manshur dan Robi;atul Adawiyah.penelitian harus meninjau dari

dokumentasi yang ada, kemudian akan dtanyakan kepada informan-informan

yang telah ditentukan untuk nmempertegas data wal, setelah itu peneliti akan

mengobservasi secara langsung dan membuat analisis sehingga dapat

menghasilkan temuan penelitian dengan perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta hasil pengembangan masing-masing dengan poin poina.

Dari teknik reduksi yang telah dijelaskan diatas maka peneliti akan

menggambarkan rancangan dari langkah-langkah dalam mereduksi data

tersebut sebagi berikut:

32
M Djuanaudi Ghony & Fauzan Amanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif , Edisi
Revisi, hlm 274
33
Sugino, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm 91
31

Data dokumentasi

Analisi Informan

informan

observasi

Informan 3

2. Penyajian Data (dat display)

Setelah melakukan reduksi data, tahap berikutbya adalah

tahap penyajian data.yang paling penting dalam langkah penyajian

data ini adalah dengan teks renatif, yaitu teks ditulis dengan

singkat,padat,dan jelas tidak bertele tele. Peneliti memaparkan

hasil lapangan dengan teks naratif berdasrakan hasil wawancara,

observasi, dan dokumentasi.


32

3. Kesimpulan/verifikasi data ( conlusion/verivication)

Langkah berikutbya dalam analisis data adalah verifikasi

data atau menimpulkan data. Pada tahap ini peneliti akan membuat

simpulan sementara tentang bagaimana pembentukan sikap

kemandirian melalui kegiatan kepramukaan di racna syekh

manshur dan robi’atul adawiyah. Namun demikian kesimpulan

tersebut akan berbuah jika pada akhirnya tidak ditemukan data

yang valid untuk menjawab rumusan masalah yang terkait dengan

focus penelitian.34 Tetapi apabila kesimpulan yang dihimpun yang

data awal, yaitu terdapat pembentukan sikap kemandirian melalui

kegiatan kepramukaan racana syekh manshur dan robi’atul

adawiyah.

F. Triangulasi Keabsahann Data

Proses pengecekan keabsahan data ini sangat diperlukan karena mengingat

adanya unsur kurang teliti dan cermmat dalam pengumpulan data yang

dilakukan, sehingga menjadi-jadikan perasaan was-was atau keragu-raguan

akan hasil yang telah diperoleh. Data dalam penelitian ilmiah harus dapat

dipercaya dan dipertanggung jawabkan. Untuk menjawab hal tersebut

diperlukan tahapan pengecekan keabsahan data

Untuk menguji kreadibilitas/pengecekan keabsahan data, penelitian

mengunakan Triangulasi dan bahan referensi supaya data yang ditemukan

benar benar diketahui valid atau tidaknya .

34
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm 99
33

1. Triangulasi, dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. Sebagai salah satu cara

untuk melakukan pengecekan keabsahan data, dalam melakukannya pada

tiga aspek

a. Pengecekan pada sumber, yaitu peneliti akan melakukan pengecekan

data dari seorang sumber dengan sumber lainnya yang berbeda.

Misalnya data tentang Pembentukan sikap kemandirian melalui

kegiatan kepramukaan. Terkait dengan konsep kegiatan pramuka,

proses pengembangan karakter kemandirian dalam kegiatan

kepramukaan dan dampak dari Pembentukan sikap kemandirian

melalui kegiatan kepramukaan.

b. Pengecekan pada teori dalam hal ini, peneliti akan melakukan validitas

apakahteori yang telah peneliti gunakan telah sesuai dengan focus atau

masih kurang relevan sehingga menyebabkan data yang diperoleh

tidak valid karena cakupanya terlalu luas atau lebih sempit

c. Pengecekan metode, yaitu pengecekan keabsahan data dari data yang

diperoleh melalui metode pengambilan data yang berbeda untuk

mengjaji ulang anatara metode yang ada. Misalnya, data kegiatan

Pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan.,


34

G. Prosedur Penelitian

Metode penelitian merupakan cara-cara atau teknik dengn prinsip

tertentu dalam melakukan sesuatu kegiatan. Pemilihan suuatu metode dalam

suatu penelitian serta penusunan suatu laporan dari penelitian.

Peniliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan beberapa

pertimbangan yaitu metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan

antara peneliti dan informan serta dapat menyesuaikan diri dengan

perkembangan anggota pramuka mengenai kemandirian anggota pramuka

racana syekh manshur dan robi’atul adawiyah kaduhejo Pandeglang. Peneliti

kualitatif ini berusaha untuk mencari dan menemukan oemahaman mengenai

fenomena yang ada.

Berdsarkan penjelasan di atas , maka peneliti ini diarahkan untuk

menyelidiki, mengumpulkan, menganalisis data, untuk memecahkan masala

hang terjadi yang tersusun sistematis.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian

a. Sejarah berdirinya Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) PRAMUKA

Dimulai dari kepedulian mahasiswa baru jurusan Matematika

dan melihat potensi besar seluruh Mahasiswa yang berlatar belakang

calon pendidik,tapi tidak ada UKM yang bisa menampung minat dan

bakat Mahasiswa di dalam kepramukaan,tahun 2007 tepatnya di

gagaslah pembentukan UKM PRAMUKA STAISMAN yang di

plopori oleh kelas Matematika semester 2 ( dua )yang berjumlah 31

( tiga puluh satu ) Mahasiswa/i saat itu,dan di komandoi oleh Azmuri

Amrulloh yang kebetulan juga sebagai kosma di kelasnya.Kak Az

sapaanya melihat teman-teman di penegak,sehingga ka Az mengajak

teman-teman yang aktif Pramuka di penegak untuk bersama-sema

membentuk UKM PRAMUKA,akhirnya melalui kesepakatan bersama

kelas matematika,maka di bentuklah UKM PRAMUKA yang semua

anggotanya baru kelas Matematika pada saat itu,setelah terbentuk di

kelas,maka disusunlah kepengurusan Deawan Racana Syekh Manshur

dan Robi’atul Adawiyah yang dikomandoi oleh Kak Azmuri Amrulloh

pada saat itu dan dilantik secara bersama dengfn UKM yang lain oleh

presma Ajin Muhajirin pada bulan ….2007.

35
36

Kegiatan pramuka adalah perekrutan anggota baru dari tiap-tiap

kelas,dan bergabung dari kelas B.INGGRIS dan PAI,karena pada saat

itu hanya ada 3 (tiga) jurusan di STAISMAN Pandeglang yaitu

Matematika,PAI dan B. Inggris.

Kegiatan besar pertama adalah Perjumsami 1 ( satu ) yang

dilaksanakan di Buper Parigi Goyang Lidah pada tanggal 26-28

Februari 2010 tingkat Pramuka Penegak se Kab. Pandeglang.

b. Letak Geografis

UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah

Kecamatan Kaduhejo merupakan Unit Kegitan Mahasiswa di bawah

naungan Kampus STAISMAN Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh

Manshur Pandeglang yang beralamatkan di Jl. Raya Labuan Km. 5

Kadulisung Pandeglan Banten kampung cikoneng Rt/Rw 03/02

Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang.Adapun Lokasi UKM

Pramuka terletak pada geografis yang sangat cocok untuk proses

belajar kepramukaan karena terletak di dalam kampus STAISAMAN

dekat dengan Kampus.

1. Visi dan Misi UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan

Robi’atul Adawiyah

2. Visi UKM Pramuka Racan Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah

3. Misi UKM Pramuka racana Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah :
37

3.2.1 Mengamalkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.

3.2.2 Melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang

menyenangkan, kreatif dan inovatif.

3.2.3 Mengembangkan kegiatan intra dan ekstrakurikuler.

3.2.4 Menumbuhkan semangat belajar yang

berkesinambungan.

3.2.5 Mempersiapkan kader yang berakidah lurus beribadah

benar, cerdas, berwawasan luas, sehat jasmani dan

rohani, terampil dan mandiri.

2. Potensi yang Dimiliki UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan

Robi’atu; Adawiyah

a. Prasarana dan Sarana

1) Prasarana

a) Lokasi

Pendirian UKM Pramuka Syekh Manshur dan

Robiatul adawiyah Kecamatan Kaduhejo yang berlokasi Di Jl.

Raya Labuan Km. 5 Kadulisung Pandeglan Banten kampung

cikoneng Rt/Rw 03/02 Kecamatan Kaduhejo Kabupaten

Pandeglang. ini telah memperhatikan dan memenuhi

persyaratan lingkungan, yaitu faktor keamanan, kebersihan,

ketenagaan, dekat pemukiman penduduk yang relatif banyak

anak usia 19 sampai 25 tahun serta faktor kemudahan

transportasi.
38

b) Luas Tanah

UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah Kecamatan Kaduhejo Pandeglang memiliki luas

STAISMAN dengan NSS/NSM : 143360102011.

c) Bangunan UKM Pramuka

Bangunan UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan

Robi’atul Adawiyah Kecamatan Kaduhejo Pandeglang,

hanya satu kamar dalam penyelenggaraan kegitan Pramuka di

Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah tersebut

yang bersifat permanen.

2) Sarana

Tersedianya ruang saja tidak cukup, masih banyak

kelengkapan ruangan yang masih berhubungan dengan proses

kegiatan belajar Kepramukaan , karena tanpa adanya sarana ,

kegiatan Kepramukaan tidak akan berjalan dengan sempurna.

Adapun sarana tersebut yaitu :

Tabel 4.1

Keadaan sarana dan prasarana UKM Pramuka Racana Syekh Manshur dan

Robi’atul Adawiyah

No Jumlah Jumlah Kategori Kerusakan


Jumlah Ruang Ruang
Jenis Prasarana
Ruang Kondisi Kondis Rusak Rusak Rusak
Baik i Rusak Ringan Sedang Berat
1 Ruang Racana 1 1 - - -
b. Data Anggota Racana dan Pembina Racana
39

Kegiatan Kepramukaan di Racana Syekh manshur dan

Robni’atul Adawiyah Kecamatan Kaduhejo di selenggarakan pada

waktu siang hari, di mulai pada pukul 13: 30- 16: 30WIB,

(kondisonal) menyadari sangat pentingnya belajar Pramuka dan

keberhasilan proses belajar Pramuka, UKM Pramuka ini benar-benar

memperhatikan kegiatan anggota. Hal ini dibuktikan dengan anggota

Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah yang ikut serta di

DKC (Dewan Kerja Cabang) Pandeglang DKR (Dewan Kerja

Ranting) Kaduhejo dan menjadi Pembina Pramuka di berbagai

sekolah, di Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah ini yaitu

dua Pembina berlatar belakang pendidikan Strata Dua (S2), yang

lainnya sedang proses pendidikan Strata Dua (S2). Jumlah tenaga

seluruhnya ada 2 orang pembina.

Adapun Daftar Pembina Racana Syekh manshur dan

Robni’atul Adawiyah adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2
Data Pembina Racana Syekh manshur dan Robni’atul Adawiyah
No Keterangan Jumlah
Pembina
1 Guru PNS diperbantukan Tetap 2
2 Guru Tetap Yayasan 2
3 Guru Honorer -
4 Guru Tidak Tetap -
c. Anggota Racana Syekh manshur dan Robni’atul Adawiyah

UKM Pramuka Racana Syekh manshur dan Robi’atul

Adawiyah pada tahun 2020/2021, jumlah Anggota Racana Syekh


40

manshur dan Robni’atul Adawiyah Mahasiswa secara keseluruhan

adalah 71 Mahasiswa, yang terdiri dari Smester 2-8.

Tabel 4.3

Keadaan Mahasiswa Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah

Tahun Smester 2 Smester 4 Smester 8 Jumlah Smester

Ajaran 2-8
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml

Maha Rombel Maha Rombel Maha Rombel Maha Rombel

siswa siswa siswa siswa


2020- 26 1 9 1 36 1 71 3

2021

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei samapi dengan Juni 2021 di

UKM Pramuka STAISMAN Kecamatan Kaduhejo. Penelitian dilakukan

melalui observasi,wawancara,dan studi dokumentasi dengn subjek penelitian

dan beberapa informasi baik dari Pembina, Anggota, BPH (Badan Pengurus

Harian) dan Purna Rasmara (Racana Syekh Manshur).Hasil penelitian

dianalisis oleh peneliti dengan menggunakan teknik, deskriptif kualitatif, yang

artinya peneliti akan menggambarkan, menguraiakan,serta

menginterprestasikan seluruh data yang terkumpul sehingga mampu

memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh.

Berdasrkan hasil penelitian yang dilakukan pada anggota Racana

Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah di kecamatan Kaduhejo mengenai

hambatan dalam kajian diperoleh data sebagai berikut.


41

Deskripsi Tetang Pembentukan Sikap Kemandirian Melalui Kegiatan

Kepramukaan Studi kasus Racana Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah.

Berdasarkan Hasil Wawancara dengan subyek penelitian dapat

diketahui bahwa pandangan anggota mengenai Kajian dan Kegiatan adalah

semua anggota dilaksanakan.Anggota menyatakan bahwa Kajian dan Kegiatan

adalah ilmu yang penting. Para BPH pun menytakan bahwa Kajian dan

Kegiatan merupakan penambahan wawasan untuk menambah nkeilmuan

kepramukaan.

Semua anggota Racan Syekh Manshur sangat mendukung jika Kajian

dan kegiatan diterapkan untuk pembentukan sikap kemndiriaan melalui

kegiatan kepramukaan.Anggota berpendapat bahwa dengan diadakanya kajian

dan kegiatan dapat menambah keilmuan kepramukan lebih banyak

lagi,sehingga anggota racan Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiah,sehingga

anggota tidak terpaku pada AD/ART pramuka saja. BPH (badan pengurus

harian) pramuka menambahkan pembentukan sikap kemandirian di Racana

Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah masih terkendala oleh anggota yang

kurang aktif, dan dukungan dari pihak kampus.

Dalam menghadapi pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan

kepramukaan mengambil langkah: dengan tidak menutup diri terhadap

pembentukan siksp kemndiriaan melalui kegiatan kepramukaan, selalu

bersikap terbuka namun tetap mempertimbangkan segala aspek baik atau


42

buruk dar pembentukan sikap tersebut, dan badan pengurus harian harus

pandai dalam memilih materi man ayang menarik dan manfaat cukup besar

terhadap kamajuan pramuka.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang akan diuraikan tentang penerapan Pembentukan

Sikap Kemandirian Melali Kegiatan Kepramukaan Studi Kasus Racana

Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 04-057-04-058 pada

observasi, wawancara , dan dokumentasi adalah :

1. Pembentukan Sikap Kemandirian Dalam Kepramukaaan Studi Kasus

Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 04-057-

04-058

Metode merupakan bagian dari strategi, metode dipilih berdasarkan

strategi yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan cara, yang

dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Dunia

kehidupan itu penuh dengan suka cita, maka dalam suatu kegiatan

berkisah atau bercerita itu diusahakan agar memberikan perasaan yang

gembira, dan mengasyikan.

Dalam dunia pramuka semua mengetahui bahwa tugas anggota

pramuka bukan hanya belajar dan memberi permainan juga ikut aktif

kreatif, berprestasi dan membanggakan.

Untuk dapat mewujudkan anggota Pramuka yang aktif, kratif,

berprestasi maka pembina harus mempunyai strategi dalam pembinaan

kepramukaan kepada Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah.


43

Karena dengan strartegi dapat menghasilkan tujuan yang diinginkan dalam

kepramukaan.

Pada penelitian ini penulis dalam mengumpulkan data

menggunakan sampel penelitian yaitu pembina , diantaranya adalah :

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kak Tatu Maesaroh M.pd.

Selaku Pembina Putri racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah

beliau menjelaskan bahwa :

Saya selaku pembina putri selalu mendukung apa pun yang d


jalankan dalam proses kegiatan ,ini lah bentuk kemandiran anggota
pramuka selalu mempersiapkan kegiatan dengan baik walaupun banyak
refisian ,tapi itu adalah bahan evaluasi buat kedepanya.35
Untuk mengatasi permasalahan pada Anggota Racana Syekh

Manshur dan Robi’atul Adawiyah yang mempunyai masalah tersebut,

pertama yang dilakukan oleh BPH (badan pengurus harian) pramuka

adalah dengan pendekatan emosional anggota, yaitu dengan berbincang-

bincang terlebih dahulu dengan mereka dari hati kehati, sehingga anggota

tidak merasa tegang. Menurut kak Moh.zaenal Abidin , “apabila anggota

langsung ditegur ditempat dan diketahui oleh teman lain maka anggota

tersebut akan semakin menjadi-jadi”. Hal tersebut dikarenakan emosional

anggota yang masih labil. Kedua yang dilakukan adalah dengan memberi

motivasi dan pengarahan terhadap anggota tersebut terkait dengan

permasalahannya. Ketiga adalah dengan memberikan tindak lanjut dengan

cara pembinaan tetang kepramukaan terhadap anggota dan memberikan

tauladan yang baik.

Wawancara dengan kak Tatu Maesaroh M.Pd Pembina Pramuka ,pada tanggal 12 juni 2021 di
35

Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah pukul 11;00 Wib


44

Sedangkan dalam hal penerapan pembentukan sikap kemandirian

melalui kegiatan kepramukaan ini di Racana Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah diadakan program kajian diantaranya adalah:

a. Setiap hari selasa mengadakan kajian.

b. Sesudah mengadakan kegiatan mengadakan evaluasi acara’

c. Memberi salam ketika bertemu denagan anggota pramuka lainnya.

Dalam setiap pembelajaran seorang pengurus BPH (Badan Pengurus

Harian) pasti menggunakan metode tertentu, agar anggota pramuka secara

efektif dan efisien serta dapat berkesan bagi anggota. Sedangkan dalam

pembentukan sikap kemandirian melalui kegiatan kepramukaan Racana

Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah tersebut juga menggunakan

metode tertentu.

Menurut kak Ahmad Teguh Rosadi S.Ap metode yang digunakan

dalam Pembentukan Sikap Kemandirian Melalui Kegiatan Kepramukaan

terhadap Anggota Racana Syekh Manshur dan Robi’atul Adawiyah

diantara lain:

a. Metode pembiasaan

Metode ini dilakukan agar anggota terbiasa untuk

melakukan hal-hal yang positif, misalnya; pembiasaan

mengucapkan salam pramuka saat bertemu dengan pramuka

linnya.

b. Metode bersyukur
45

Metode ini dilakukan agar anggota senantiasa bersyukur atas apa

yang telah di berikan oleh Allah SWT. Baik itu secara lahiriyah

maupun bathiniyah.

c. Metode keteladanan

Metode ini selalu diterapkan oleh pengurus Racana Syekh

Manshur dan Robi’atul Adawiyah dalam setiap pembelajaran

maupun diluar pembelajaran. Ini bertujuan agar anggota pramuka

meniru teladan dari pembina yang sudah memberikan motivasi

tanpa ada paksaan. Contoh perilaku teladan antara lain : Mengucap

salam, bersyukur dan berdoa sebelum kajian dimulai dan setelah

pembelajaran berakhir, berlatih pramuka dan lain-lain.

d. Metode pemberian hukuman (sanksi)

Metode pemberian hukuman ini diterapkan apabila anggota

melanggar peraturan yang ada di Racana Syekh Manshur dan

Robi’atul Adawiyah. Apabila anggots melakukan kesalahan, pembina

tidak secara langsung menegur atau memberikan hukuman. Akan

tetapi secara bertahap, dimulai dari memanggil anggota, di ajak

berbincang-bincang tentang permasalahan tersebut, setelah itu diberi

hukuman sebagai wujud dari pelanggaran, setelah itu diberi motivasi

dan pengarahan agar anggota tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Sanksi yang diberikan misalnya adalah membereskan ruangan UKM

berdiri didepan UKM Pramuka sambil melafalkan Tri Satya Dan

Dasa Darma.
46

e. Metode Diskusi

Metode ini sering diterapkan oleh UKM Pramuka. Dalam

setiap pertemuan yang dilakukan di dalam maupun di luar ruangan

UKM selalu menggunakan metode ini.Sedangkan dalam hal

pembentukan sikap kemndirian melalui kegiatan kepramukaan,

metode ini digunakan untuk memberikan pengarahan dan belajar

bersama kepada anggota tentang kepramukaan. Hal ini dilakukan agar

anggota pramuka lebih baik lagi.

Tabel 4.4

Metode Badan Pengurus Harian (BPH) Pramuka dalam penerapan sikap

kemandirian

Menggunakan metode
pembiasaan, dengan jalan
anggota pramuka
dibiasakap, bersikap
sesuai dengan tuntutan
ajaran pramuka.

Menggunakan metode
keteladanan dengan jalan
pengurus menjunjung
tinggi sikap kemandirian
yang baik dan benar.
47

Metode
pengurus Pembentukan
dalam sikapp
pembentuka kemandirian
n sikap melalui kegiatan
kemandirian
kepramukaan
melalui
kegiatan
kepramukaa Menggunakan metode
n diskusi, dengan jalan
memberikan penuturan
dan penerangan secara
kepada anggota pramuka
melalui diskusi.

Bersasarkan hasil wawancara dengan kak Teguh selaku anggota Racana,

beliau menjelaskan bahwa :

“ Strategi dalam pembinaan pembentukan sikap anggota yang


dilakukan yaitu lewat penyampaian materi kajian yang diajarkan.
Sudah menjadi konsep bahwa setiap anggota pramuka dalam
penyampaian materi harus memasukan kepramukaan “. (Wawancara
dengan kak Ahmad Teguh Rosadi S.Ap.(hari selasa tanggal 22 juni
2021).36

Dalam menyampaikan materi biasanya beliau memasukkan dan

mengkaitkan materi dengan pesan-pesan moral kepada para anggota pramuka

Metode yang digunakan kaitannya dengan pembinaan kepramukaan anggota

pramuka yaitu dengan menggunakan metode kisah-kisah, dengan kisah atau

`
36
Wawancara dengan kak Teguh selaku anggota pramuka pada tanggal 20 juni 2021 di
kampus staisman pada pukul 10;00 WIb
48

cerita tentang sejarah pramuka dasa darma mengerti dan memahami serta

mempedomani dalam kehidupan sehari-hari.

Selain penyampaian materi dikaitkan dengan masalah sikap

kemandirian, dalam penyampaian materi beliau juga menggunakan beberapa

metode, diantaranya adalah :

1. Metode Teladan

Sebagai seorang anggota pramuka harus memberikan teladan atau

contoh yang baik, misalnya:

a. Materi bersyukur, maka dengan memberikan contoh secara

langsung untuk melaksanakan syukur kepada Allah SWT dengan

baik dan benar senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi

larangan-Nya.

b. Materi perbuatan baik, maka dalam pemberian contoh diterangkan

kepada para anggota tentang berbuat baik. Dengan berbuat baik

memberikan prilaku dan memberikan motivasi kepada orang-orang

sekitar.

c. Materi shalat, maka dengan memberikan contoh secara langsung

dalam melaksanakan shalat dengan baik dan benar senantiasa

melakukan ketentuan, fardhu dan waktu untuk shalat berjamaah.

d. Materi prilaku, dalam memberikan contoh terhadap anggota

langsung menerapkan dan melaksanakan prilaku yang baik

terhadap orang tua dan orang lain, baik itu secara lisan, tingkah

laku dan penampilan yang baik.


49

2. Metode Anjuran

Dalam proses kajian selalu memberikan anjuran kepada anggota untuk

berbuat atau melakukan sesuatu yang baik dan berguna. Misalnya

kaitannya dengan mengucapkan salam, membiasakan membaca do’a,

bersyukur, berperilaku yang baik terhadap sesama, meningkatkan

ketaqwaan dan dengan selalu berbakti kepada orang tua.

3. Metode Hukuman

Ketika proses kajian berlangsung apabila badan pengurus harian

menemui beberapa anggota yang tidak mendengarkan, maka tindakan

yang dilakukan pertama yaitu menegurnya. Apabila dengan teguran

anggota masih bandel, maka selanjutnya badan pengurus harian akan

menunjuknya kepada anggota yng lain menghadapi teman-temannya ukm

pramuka akan menyuruhnya mengahafal atau membacakan surat pendek

beserta tadwidnya.

Pada hasil observasi di Racana Syek Manshur dan Robi’atul Adawiyah

yang sempat dilihat oleh penulis pada waktu kajian kak Ahnad Teguh

Rosadi . Pembentukan sikap sebagai berikut:

SDM yang tidak mau memanfaatkan fasilitas pendidikan


kepramukaan yang disediakan oleh pramuka dan kampus. Sehinga sangat
jauh sekali dari kata mandiri
Tabel 4.5
Hasil Observasi anggota Racana Syekh Manshur dan Robi’atul
Adawiyah
No LINGKUP PENILAIAN
BB MB BSH BSB
PERKEMBANGAN/TINGKAT
PENCAPAIAN PERKEMBANGAN
50

(Dasa Darma )
1 Takwa Kepada Tuhan Yang Maha 
Esa
2 Cinta Alam dan Kasih Sayang 
Sesama Manusia
3 Patriot yang sopan dan kesatria 
4 Patuh dan Suka Bermusyawarah 
5 Rela Menolong dan Tabah 
6 Rajin Trampil dan Gembira 
7 Hemat Cermat dan Bersahaja 
8 Disiplin Berani dan Setia 
9 Bertanggung Jawab dan Dapat 

dipercaya
10 Suci Dalam Pikiran Perkataan dan 

Perbuatan
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Penerapan metode diskusi pembentukan Sikap Kemandirian Melalui

Kegiatan Kepramukaan Racana Syekh manshur dan Robiatul Adawiyah.

UKm pramuka memprogram kemandirian terhadap anggota pramuka ini

melalui kegiatan kepramukaan dalam kehidupan sehari-hari, proses

pembelajaran yang baik terhadap sikap yang telah di tetapkan. Kegiatan

dalampembentukan sikap. Selain itu di UKM Pramuka Racana Syekh

Manshur dan Robi’atul Adawiyah. Racana Syekh Manshur dan Robi’atul

Adawiyah di diterapkan melalui beberapa pendekatan metode,

diantaranya adalah; a) metode pembiasaan, b) metode bersyukur, c)

metode perbuatan baik, d) metode diskusi,.

2. Pembentukan Sikap Kemandirian Dalam Kepramukan Studi Kasus

Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 040-057-

040-058.

Dampak signifikan bagi Mahasiswa dan lingkunganya,. Adapun dampak

yang ditimbulkan antara lain:

Keberhasilan seorang pembina dalam menanamkan nilai-nilai pramuka

serta kemandirian melalui kegitan kepramukaan pada anggota Racana

sesuai dengan materi yang disajikan. Akan tetapi berhasilnya

Pembentukan Kemandirian Melalui Kegiatan Kemandirian tersebut juga

harus ditunjang dengan adanya program kegiatan-kegiatan yang dibuat:

51
52

Diantara kegiatan – kegiatan yang dilakukann oleh Racana Syekh

Manshur dan Robi’atul adawiyah adalah :

a. Mengadakan kajian rutin satu minggu sekali setiap hari selasa

untuk tempat dan waktu kondisional.

b. Mengadakan seminar kepramukaan tingat Penegak.

c. Mengadakan peelombaan Kanira V ang sudah menjadi program

lanjutan.

3. Pembentukan Sikap Kemandirian Dalam Kepramukan Studi Kasus

Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 040-057-

040-058.

a) Faktor Pendukung

Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung

Pembentukan Sikap Kemandirian Dalam Kepramukan Studi Kasus

Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 040-057-

040-058 antara lain:

1. Adanya kebiasaan dan peraturan yang ada di UKM Racna Syekh

Manshur dan Robi;atul Adawiah Lingkungan kampus dan

masyarakat yang mendukung

2. Adanya kebersamaan dari masing-masing anggota dalam membina

kemandirian terhadap anggota.pramuka Racana

b) Faktor Penghambat

Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor-faktor yang menghambat

Pembentukan Sikap Kemandirian Melalui kegiatan Kepramukan Studi


53

Kasus Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan

040-057-040-058 antara lain:

1. Latar belakang anggota dan pertemanan yang kurang mendukung

2. Lingkungan kampus ( pergaulan )

3. Kurangnya sarana dan prasarana

4. Pengaruh teman.

B. Saran

1. Bagi Kampus

Sebagai bahan masukan dalam upaya memperbaiki cara Pembina dalam

meningkatkan Pembentukan Sikap Kemandirian Melalui Kegiatan

Kepramukan Studi Kasus Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul

Adawiyah Gugus Depan 040-057-040-058.

2. Bagi Mahasiswa

Dengan Pembentukan Sikap Kemandirian Dalam Kepramukan Studi

Kasus Racana Syekh Manshur Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan

040-057-040-058.Baik dalam kegiatan sehari-hari serta penerapan pada

lingkungan Kampus dan anggota agar dalam berbagai kegiatan

mahasiswa dapat mengerti dalam mengembangkan prilaku yang baik

kepramukaan nya.

3. Bagi Pembina

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapan menambah kinerja dan

kualitas anggota Racana Sekh Manshur dan Robiatul Adawiyah dalam

mengajarkan kemandiriaan terhadap anggota.


54

4. Peneliti

Bagi peneliti supaya dijadikan bahan referensi untuk penelitian berikutnya

yang berhubungan dengan Pembentukan Sikap Kemandirian Melalui

Kegitan Kemandirian Kepramukan Studi Kasus Racana Syekh Manshur

Dan Robi’atul Adawiyah Gugus Depan 040-057-040-058.

5. Pembaca

Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada

pembaca bahwa pentingnya pembentukan sikap kemandirian melalui

kegiatan kepramukaan

Anda mungkin juga menyukai