Anda di halaman 1dari 2

Nama : Andri Wahyu Saputra

NIM : 170711636092

Tugas : Hubungan Filsafat Hukum dan Kekuasaan

Filsafat hukum merupakan cabang dari filsafat yaitu filsafat etika dan tingkah laku yang
mempelajari hukum. Hukum merupakan objek jelas yang dikaji oleh filsafat hukum secara
mendalam sampai pada inti dan hakikatnya dimana filsafat hukum bertugas menemukan jawaban
dari setiap pertanyaan tentang hukum yang tidak mampu dijawab oleh cabang ilmu hukum
lainnya. Akan tetapi sebelum beranjak ke filsafat hukum maka harus memahami tentang hukum
itu sendiri. Mengenai pengertian hukum itu sendiri para ahli memiliki pengertiannya masing-
masing yang mana berbeda antara satu dengan yang lain, akan tetapi disini saya mengambil
pengertian hukum menurut Simorangkir dan Wiryono Sastropono, bahwa hukum itu merupakan
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa yang menentukan tingkah laku manusia dalam
lingkungan masyarakat dan terdapat sanksi bagi setiap pelanggarnya. Sedangkan kekuasaan
menurut Miriam Budihardjo adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok
guna menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai keinginan dari
pelaku. Dimana terdapat 3 sifat kekuasaan menurut G.J. Wholhoof yaitu; tindakan mengatur
(bersifat menetapkan aturan umum), tindakan mengurus (mengambil tindakan khusus yang
mengenai peristiwa kongkrit yang ditujukan buat pribadi khusus), tidak mengadili (mengambil
keputusan khusus untuk mengakhiri persengketaan hukum antar dua pihak).

Lalu bicara mengenai masalah filsafat hukum dengan kekuasaan maka tak lepas
pembahasan terkait hukum dan kekuasaan itu sendiri, dimana dipandang bahwasanya hukum
adalah kekuasaan itu sendiri karena menurut Lassalle, konstitusi suatu negara bukanlah hanya
berupa undang-undang tertulis saja melainkan juga tentang hubungan-hubungan kekuasaan yang
nyata dalam suatu negara. Adanya kekuasaan maka menjadi sebuah sarana untuk membentuk
hukum, khususnya undang-undang dimana kekuasaan itu adalah kekuasaan legislatif, dimana
dengan adanya kekuasaan maka dapat terbentuklah hukum yang benar dan setelah hukum yang
benar sudah lahir secara otomatis terdapat posisi untuk filsafat hukum itu sendiri. Karena pada
dasarnya filsafat hukum adalah cabang filsafat yang mempelajari hukum benar dan disaat cabang
ilmu hukum tak mampu memjawab pertanyaan-pertanyaan hukum maka mulai dari situlah
filsafat hukum mulai bekerja dan benar-benar mulai ambil bagian. Selain itu dengan adanya
hukum maka dapat digunakan sebagai media untuk melegalisasikan kekuasaan secara yuridis
dimana setiap kekuasaan yang memiliki landasan hukum secara formal memiliki legalitas.
Hukum juga merupakan alat untuk membatasi kekuasaan. Dimana pembatasan kekuasaan
dimaksudkan agar tidak terjadi penumpukan kekuasaan pada satu tangan dan kekuasaan yang
diatur oleh hukum semata-mata demi kepentingan masyarakat luas agar masyarakat tak menjadi
korban dari adanya kekuasaan tersebut melalui adanya kekuasaan yang semena-mena, adanya
hukum juga dapat digunakan sebagai aturan main pihak-pihak yang ingin berkuasa atau yang
ingin merebut kekuasaan.

Maka dapat disimpulkan bahwa kekuasaan itu bersumber pada hukum, yaitu ketentuan
hukum yang mengatur pemberian wewenang. Akan tetapi melihat hukum yang tentunya
memerlukan paksaan dalam penerapannya maka dibutuhkan kekuasaan dalam penegakannya,
karena tanpa adanya kekuasaan maka hukum hanya sebagai anjuran-anjuran belaka yang belum
tentu akan dilaksanakan oleh mereka yang diatur didalamnya

Anda mungkin juga menyukai