Anda di halaman 1dari 3

Makalah Teks Diskusi

Nama anggota:

1. Nuh Syuja G (22)


2. Rachel Agustya S (25)
3. Shawa Assabil (33)
4. Viyola Isdianti (36)

Kelas: 92

SMP Negeri 128 Jakarta


Perundungan di Sekolah
Di Indonesia, banyak siswa yang telah mengalami tekanan mental, kurang lebih
76% akibat perundungan. Hal ini sering disepelekan oleh kita. Haruskah kita tetap
membiarkan perundungan tersebut terjadi di ingkungan sekolah?

Perundungan merupakan tindak kriminal yang biasa terjadi di lingkungan


sekolah. Tindakan ini biasanya berupa tindakan yang agresif dan mengandung
ketidakseimbangan kekuatan. Sang pelaku biasanya merasa bahwa dirinya lah yang
paling hebat, sehingga menindas orang-orang yang menjengkelkan baginya. Dirinya
tidak akan merasa bersalah ketika menindas orang lain. Tindakannya pun dapat
berakibat fatal sehingga membuat dirinya sendiri terjerat hukum.

Aksi tindak perundungan akan mendapat sanksi secara hukum. Seperti apa yang
sudah tercantum di dalam Undang-Undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan
anak. Di dalamnya telah mengatur bahwa setiap orang dilarang menempatkan,
membiarkan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap anak. Bagi yang
melanggarnya akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6
(enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000,- (tujuh puluh juta rupiah).
Hal ini tentu akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

Sebagian masyarakat sangat membenci aksi perundungan tersebut, karena


bukan hanya merugikan sang pelaku, namun juga merugikan korban. Para korban bisa
saja mengalami ketakutan untuk terbuka kepada lingkungan sosial. Lebih buruknya lagi,
mereka berkemungkinan mengalami cacat, baik secara fisik maupun mental. Cacat
secara fisik sudah jelas akibatnya, memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk
menyembuhkannya. Sedangkan untuk cacat secara mental, mungkin saja efeknya akan
bertahan sampai diri mereka dewasa.

Akan tetapi di sisi lain, walau banyak yang membenci aksi tindak perundungan
tersebut, masih saja mereka membiarkan aksi tersebut terjadi di lingkungan sekolah.
Bahkan, sebagian malah ada yang ikut-ikutan melakukan aksi perundungan.
Kebanyakan mereka ikut dalam aksi perundungan hanya untuk menghindari
kemungkinan menjadi korban perundungan. Ini adalah cara pandang yang salah.
Mereka semestinya tidak perlu takut kepada pelaku perundungan, asal mereka mau
saling melindungi dan bekerja sama membasmi perundungan.

Ada beragam upaya untuk menghentikan perundungan terjadi di lingkungan


sekolah. Yang pertama adalah menjauh dari para pelaku perundungan. Walau kita tidak
sedang berada dalam situasi terancam, ada baiknya kita menjauh sehingga kita tidak
perlu mendengar kata kasar mereka. Yang kedua adalah memberitahu kepada orang
lain agar pelaku berhenti melakukan perundungan. Kita bisa mengadu kepada guru
atau orang yang sekiranya lebih berkuasa dari mereka. Yang terakhir adalah bersikap
tegas kepada pelaku. Tataplah matanya dan katakan dengan tegas untuk berhenti
mengganggumu. Jangan pernah membiarkan dirimu tampak “kecil”. Dengan demikian
mereka tidak berani lagi mengganggumu.

Sangat jelas bahwa tindak perundungan merupakan aksi yang sangat tidak
pantas. Kedua belah pihak dapat saling rugi tentunya. Oleh sebab itulah sudah
semestinya kita menghentikan aksi perundungan terjadi di lingkungan sekolah, ataupun
luar sekolah. Dengan tidak adanya aksi perundungan di sekolah, anak-anak dapat lebih
mudah saling bersosialisasi dan lebih mudah mengejar cita-cita mereka.

Anda mungkin juga menyukai