TUGAS
Oleh:
Afan Alfarozi 180511625527
Anwar Triwibowo 180511625556
Amanda Setiawan 180511625580
1
FLUIDA DINAMIS
Penerapan Hukum
Bernaulli
Penjelasan
venturi meter
Venturimeter
Rumus yang
digunakan
Teori Terricelli
Penjelasan
tabung pitot
Tabung Pitot
Prinsip kerja
tabung pitot
2
BAB I
FLUIDA DINAMIS
Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.
Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias
laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan.Salah satu contoh aliran laminar
adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur
(mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi
berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya lingkaran-
lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh
lain dari aliran turbulen adalah pusaran air. Aliran turbulen menyerap energi yang sangat
besar.
1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady).
aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu titik
selalu sama. Aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan
partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan partikel fluida
yang lebih dulu berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang berikutnya.
3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak
(irrotational). Contohnya, sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam air yang
mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya adalah tak
berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita sebut
berolak. Contoh lain adalah pusaran air.
3
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (nonviscous).
Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental
fluida, gesekan antara partikel fluida makin besar
Definisi garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkung) yang
jelas ujung dan pangkalnya.
Selain Garis Alir, ada juga namanya Garis Arus. Perhatikan gambar di bawah. Garis yang
berwarna biru merupakan Garis Arus.
Pada aliran tunak, kecepatan setiap partikel fluida di suatu titik, katakanlah titik A (lihat
gambar) selalu sama. Ketika melewati titik B, kecepatan partikel fluida mungkin berubah.
Walaupun demikian, ketika tiba di titik B, partikel fluida yang nyusul dari belakang
mengalir dengan kecepatan yang sama seperti partikel fluida yang mendahuluinya.
Demikian juga ketika tiba di titik C dan seterusnya. Garis Arus itu merupakan kurva yang
menghubungkan titik A,B dan C (catatan : kecepatan itu beda dengan kelajuan. Kecepatan
punya arah)
Pada dasarnya kita bisa menggambarkan setiap garis arus melalui tiap-tiap titik dalam
aliran fluida tersebut. Jika kita menggangap aliran fluida tunak, sejumlah garis arus yang
melewati sudut tertentu pada luas permukaan imajiner (luas permukaan khayalan)
membentuk suatu tabung aliran. Tidak ada partikel fluida yang saling berpotongan tapi
selalu sejajar dan tabung aliran tersebut akan menyerupai sebuah pipa yang bentuknya
4
selalu sama. Fluida yang masuk pada salah satu ujung tabung akan keluar dari tabung
tersebut di ujung lainnya.
Debit
Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan istilah “Debit”. Debit itu
menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang tertentu dalam selang
waktu tertentu. Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut :
Untuk menambah pemahamanmu, kita gunakan contoh. Misalnya fluida mengalir melalui
sebuah pipa. Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu. Pipa
tersebut juga punya panjang (Lihat gambar di bawah).
Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L, misalnya, maka volume fluida yang
ada dalam pipa adalah V = AL (V = volume fluida, A = luas penampang dan L = panjang
pipa). Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang L fluida menempuh selang waktu
tertentu, maka kita bisa mengatakan bahwa besarnya debit fluida :
Dengan demikian, ketika fluida mengalir melalui suatu pipa yang memiliki luas
penampang dan panjang tertentu selama selang waktu tertentu, maka besarnya debit fluida
(Q) tersebut sama dengan luas permukaan penampang (A) dikalikan dengan laju aliran
fluida (v).
5
1.1 Persamaan Kontinutitas
Aliran fluida pada sebuah pipa yang mempunyai diameter berbeda, seperti tampak pada
gambar di bawah.
Gambar ini menujukan aliran fluida dari kiri ke kanan (fluida mengalir dari pipa yang
diameternya besar menuju diameter yang kecil). Garis putus-putus merupakan garis arus.
Keterangan gambar : A1 = luas penampang bagian pipa yang berdiameter besar, A2 = luas
penampang bagian pipa yang berdiameter kecil, v1 = laju aliran fluida pada bagian pipa
yang berdiameter besar, v2 = laju aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter kecil, L =
jarak tempuh fluida.
Pada aliran tunak, kecepatan aliran partikel fluida di suatu titik sama dengan kecepatan
aliran partikel fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga tidak saling
berpotongan (garis arusnya sejajar). Karenanya massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa harus sama dengan massa fluida yang keluar di ujung lainnya. Jika fluida
memiliki massa tertentu masuk pada pipa yang diameternya besar, maka fluida tersebut
akan keluar pada pipa yang diameternya kecil dengan massa yang tetap. Kita tinjau bagian
pipa yang diameternya besar dan bagian pipa yang diameternya kecil.Selama selang waktu
tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui bagian pipa yang diameternya besar (A1) sejauh
L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang mengalir adalah V1 = A1L1 = A1v1t. Nah, Selama selang
waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir melalui bagian pipa yang
diameternya kecil (A2) sejauh L2 (L2 = v2t). Volume fluida yang mengalir adalah V2 = A2L2
= A2v2t. (sambil lihat gambar di atas).
Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A1 (diameter
pipa yang besar) selama selang waktu tertentu adalah :
6
Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A2
(diameter pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa fluida
yang keluar, maka :
Catatan : massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga dilenyapkan.
Untuk kasus fluida yang termampatkan alias compressible, massa jenis fluida tidak
selalu sama. Dengan kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Kalau pada
fluida Tak-termampatkan massa jenis fluida tersebut kita lenyapkan dari persamaan, maka
pada kasus ini massa jenis fluida tetap disertakan. Dengan berpedoman pada persamaan
yang telah diturunkan sebelumnya, mari kita turunkan persamaan untuk fluida
termampatkan.
Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :
Ini adalah persamaan untuk kasus fluida termampatkan. Bedanya hanya terletak
pada massa jenis fluida. Apabila fluida termampatkan, maka massa jenisnya berubah.
Sebaliknya, apabila fluida tak termampatkan, massa jenisnya selalu sama sehingga bisa kita
7
lenyapkan. Untuk lebih memahami hubungan antara massa jenis dan fluida
termampatkan/tak-termampatkan
Sebuah tangki diisi fluida sampai kedalam h.Di atas fluida terdapat udara dengan
tekanan p1 dan pada alas tangki terdapat lubang kebocoran.
Kita tentukan titik 1 di permukaan atas fluida dengan kelajuan aliran di titik itu
adalah v1, dan titik 2 berada di lubang pada dasar tangki dengan kelajuan aliran di titik itu
adalah v2. tekanan pada titik 2, p2 = p0, sebab titik 2 berhubungan dengan atmosfer ( udara
luar ). Ambil acuan ketinggian nol di dasar tangki ( h2 = 0 ), dan gunakan persamaan
Bernoulli di titik 1 dan 2 sehingga kita peroleh
karea A2 jauh lebih kecil daripada A1, maka v2 sangat kecil dibandingkan dengan v2 2 dan
dapat diabaikan. Kita kemudian mendapatkan
v2 2 = 2 p1 – p0+ 2gh ( persamaan 1 )
ρ
Jadi, kelajuan v2 bergantug pada perbedaan kedua tekanan
( p1 – p0 ) dan kedalam h di bawah permukaan fluida dalam tangki. Jika bagian dasar
tangki dibuka ke atmosfer , maka p1 = p0, dan tidak ada beda tekanan : p1 – p0 = 0. Dalam
kasus ini persamaan ( 1 ) menjadi
v2 2 = 0 + 2gh
v2 = √2gh
8
Kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h di bawah
permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah
benda yang jauh bebas dari ketinggian h. Persamaan ini disebut teorema Torricelli.
Teorema Torricelli hanya berlaku jika ujung atas wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas
lubang auh lebih kecil dari pada luas penampang wadah.
9
p2 = ½ ρ (v22 - v21) padahal : p1 = pB +
ρ gha p2 = pB = ρ ghb selanjutnya
didapat:
p1 – p2 = ρ g (ha - hb)
Apabila ha - hb = h yakni selisih tinggi antara permukaan zat cair bagian kiri dan kanan,
maka akan didapat:
p1 – p2 = ρ gh
Dengan mengetahui selisih tinggi permukaan zat cair pada pipa pengendalli akan dapat
diketahui perubahan tekanannya yang selanjutnya perubahan kecepatan dapat juga
diketahui. Oleh sebab itu pipa venturi ini akan sangat berguna untuk pengaturan aliran
bensin dalam sistem pengapian pada kendaraan bermotor.
10
mengalir dan kecepatan udara yang mengalir melalui lubang pertama jauh lebih kecil
daripada kecepatan pengaliran udaran yang melalui lubang kedua. Oleh sebab itu dapat
dianggap v1 = 0 dan perbedaan tekanan diketahui dari perbedaan tinggi permukaan air raksa
dalam pipa U. Untuk memudahkan perhitungan dalam keadaan mendatar maka tidak
terdapat selisih tinggi hingga akan berlaku h1 = h2 dan Hukum Bernoulli dapat ditulis
menjadi:
p1 + ½ ρ v21 = p2 + ½ ρ v22 v1 = 0, maka
p1 = p2 + ½ ρ v22
untuk v2 = v maka p1 - p2 = ½ ρ v2
Andaikan udara dalam ruangan R akan dikurangi atau dihisap melalui pompa
penghisap yang bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli maka dapat dilakukan dengan
mengalirkan udara melalui pipa sempit A udara disemprotkan dengan kecepatan sangat
besar (v) selanjutnya akibat aliran udara yang keluar dari pipa A tersebut maka tekanan
udara yang berada pada tabung B akan menjadi semakin kecil. Hal ini mengakibatkan
terjadinya perbedaan tekanan. Udara tersebut pada akhirnya akan keluar melalui lubang C
secara terus-menerus. Selanjutnya dengan menyemprotkan yang berulang dan diperbesar
11
kecepatan alirannya maka udara pada tabung R akan dapat berkurang terus-menerus sesuai
dengan yang dikehendaki. Prinsip inilah yang merupakan prinsip kerja dari pompa
penghisap.
Keterangan gambar:
1. h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi titik tertentu zat cair dalam tabung/pipa bagian
kiri dan bagian kanan.
2. v1 dan v2 adalah kecepatan aliran pada titik tertentu sari suatu zat cair kiri dan kanan.
3. A1 dan A2 adalah luas penampang pipa bagian dalam yang dialiri zat cair sebelah kiri
dan sebelah kanan.
4. P1 dan P2 adalah tekanan pada zat cair tersebuut dari berturut-turut dari bagian kiri dan
bagian kanan.
Gambar di bagian depan merupakan aliran zat cair melalui pipa yang berbeda luas
penampangnya dengan tekanan yang berbeda dan terletak pada ketinggian yang berbeda
12
hingga kecepatan pengalirannya juga berbeda. Dalam aliran tersebut diandaikan zat cair
tidak termampatkan, alirannya mantap sehingga garis alir merupakan garis yang
streamline, demikian pula banyaknya volume yang dapat mengalir tiap satuan waktu dari
pipa sebelah kiri dan kanan adalah sama.
Dari gambar 13, dapat dikemukakan bahwa zat cair pada semua titik akan
mendapatkan tekanan. Hal ini berarti pada kedua permukaan yang kita tinjau (lihat gambar
yang diarsir) akan bekerja gaya yang arahnya ke dalam. Jika bagian ini bergerak dari posisi
pertama menuju bagian kedua, gayayang bekerja pada permukaan pertama akan melakukan
usaha terhadap unsur yang ditinjau tadi sedangkan bagan tersebut akan melakukan usaha
terhadap gaya yang bekerja pada permukaan sebelah kanan. Selisih antara kedua besaran
usaha tersebut sama dengan perubahan energi gerak ditambah energi potensial dari bagian
tersebut. Selisih kedua besaran energi tersebut disebut sebagai energi netto. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: p1 ∆1 ∆11 – p2 ∆2 ∆12 = (½ mv21 – ½ mv22) +
(mgh2 – mgh1)
A∆1=v
p1 v1 – p2 v2 = ½ m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)
13
tersebut dimanfaatkan untuk merancang desain sayap pesawat terbang. Dalam bidang yang
lain misalnya desain bentuk mobil yang hemat bahan baker, kapal laut dan sebagian alat
ukur yang dapat digunakan dalam suatu peralatan pengendali kecepatan dan sebagainya.
Dengan mengusahakan bentuk sayap pesawat terbang seperti yang tergambar di
bawah ini, maka bagian depan dari sayap tersebut memiliki permukaan yang tidak kaku
sehingga dapat memberikan kemudahan dalam aliran udara. Lihat gambar!
14
Gambar 15. Manometer.
Dari gambar dalam keadaan statis: v1 = v2 = 0
p1= po dan h1 = h2 dan h2 = 0
Berdasarkan Hukum Bernoulli p + ½ v2 = gh = konstan, dapat dituliskan menjadi
po + 0 + ρ gh = p2 + 0 + 0 p2 = po + ρ gh
15
Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida sedangkan warna
putih menunjukkan tidak ada fluida. Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri) mengalir
sejauh L1 dan memaksa fluida pada penampang 2 (bagian kanan) untuk berpindah sejauh
L2. Karena luas penampang 2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju aliran fluida pada
bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal ini menyebabkan
perbedaan tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir) dan penampang 1
(bagian kiri tabung alir) – Ingat prinsip Bernoulli. Fluida yang berada di sebelah kiri
penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida di sebelah kanannya dan melakukan
usaha sebesar :
Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida adalah :
W1 = – p2 A2 L2
Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah gerak.
Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.
Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke penampang 2 sejauh L2,
di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :
16
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah gaya
gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan gambar
di atas adalah :
W = W1+ W2 + W3
Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa menggantikan
Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 – EK1). Persamaan di atas bisa kita tulis
lagi menjadi :
Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa fluida yang
mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m, mempunyai
volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 = A2L2 (L2 lebih panjang dari L1).
17
Ini adalah persamaan Om Bernoulli. Persamaan om Bernoulli ini kita turunkan berdasarkan
prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum Kekekalan Energi
Keterangan :
Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di
mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi :
Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam persamaan
mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.
Kasus khusus dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam (fluida statis).
Ketika fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja tidak punya kecepatan.
Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus fluida diam, persamaan Bernouli bisa kita
rumuskan menjadi :
Persamaan Bernoulli pada Tabung Alir atau Pipa yang ketinggiannya sama
Jika ketinggian tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bisa dioprek menjadi
:
18
1.3.2 Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida tinggi, tekanan
fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida rendah, tekanannya
menjadi tinggi.
Dewasa ini banyak sekali penerapan asas Bernoulli demi meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, diantaranya adalah :
• Tabung pitot, adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas.
19
Cara menghitung kelajuan cairan dalam pipa
dan
Maka
Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA dan P2 = ρ.g.hB maka P1
– P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h —– (2)
Substitusi persamaan (1) masuk ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa
besar:
20
v1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s h :
dan
Maka
21
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa besar:
jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar satuannya Kg/m3 ρ’ : massa
dan
22
Tekanan hidrostatis cairan dalam manometer P – P = ρ’.g.h ——— (2) Substitusi
Jika gagang pengisap (T) ditekan maka udara keluar dari tabung melalui ujung pipa kecil A
dengan cepat, karena kecepatannya tinggi maka tekanan di A kecil, sehingga cairan
insektisida di B terisap naik lalu ikut tersemprotkan keluar.
23
BAB II
CONTOH SOAL FLUIDA DINAMIS
Jika luas penampang kran dengan diameter D adalah 2 cm dan kecepatan aliran air di
2
2
Pembahasan
Data :
A = 2 cm
2
2
= 2 x 10 m v = 10 m/s
−4 2
2
a) Debit air
Q = A v = (2 x 10 )(10)
2 2
−4
Q = 2 x 10 m /s −3 3
= 2 x 10 m /s t = V / Q
−3 3
t = ( 20 x 10 m ) / (2 x 10 m /s ) t = 10 sekon
−3 3 −3 3
24
Soal No. 2 (kontinuitas)
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan
kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir
pada pipa kecil!
Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1 v1 = A2 v2 (5)(15)
= (2) v2 v2
= 37,5 m/s
Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!
Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m.
Tentukan:
a) Kecepatan keluarnya air
b)Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c)Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
25
X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10))
t = √2 sekon
Soal No. 4
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!
Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm
2 2
serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
Pembahasan
v = A √ [(2gh) : (A − A ) ]
1 2 1
2
2
2
v = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (5 − 3 ) ]
1
2 2
v = 3 √ [ (4) : (16) ]
1
v = 1,5 m/s
1
26
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studiobelajar.com/fluida-dinamis/
https://www.academia.edu/34692969/FLUIDA_DINAMIS
https://www.fisikakontekstual.com/materi-fluida/
27