Anda di halaman 1dari 28

FLUIDA DINAMIS

TUGAS

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH


Studi Fluida dan Thermal
yang dibina oleh Bapak Didik Nurhadi, SPd. MPd. Ph.D.

Oleh:
Afan Alfarozi 180511625527
Anwar Triwibowo 180511625556
Amanda Setiawan 180511625580

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Februari 2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... 1
PETA KONSEP ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 1 .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN FLUIDA DINAMIS ........................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Persamaan kontinuitas...................................................................................................... 6
1.1.1 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tak-termampatkan (incompressible) ........... 6
1.1.2 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Termampatkan (compressible). .................. 7
1.2 Teori Terrocelli ................................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2.1 Pipa Centuri .......................................................................................................... 9
1.2.2 Tabung Pitot ........................................................................................................ 10
1.3 Hukum Bernoulli ............................................................................................................ 12
1.3.1 Persamaan Bernoulli ............................................................................................ 15
1.3.2 Prinsip Bernoulli ...................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3.3 Penerapan Bernoulli................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB II....................................................................................................................................... 24
CONTOH SOAL FLUIDA DINAMIS ..................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 27

1
FLUIDA DINAMIS

Hukum Kontinuitas Hukum Bernoulli

Fluida Fluida Persamaan Prinsip


Taktermampatkan Termampatkan Bernoulli Bernoulli

Penerapan Hukum
Bernaulli

Gaya angkat Penyemprot


Karburator
pesawat parfum

Penjelasan
venturi meter

Venturimeter
Rumus yang
digunakan

Teori Terricelli
Penjelasan
tabung pitot
Tabung Pitot

Prinsip kerja
tabung pitot

2
BAB I
FLUIDA DINAMIS
Dalam fluida dinamis, kita menganalisis fluida ketika fluida tersebut bergerak.
Aliran fluida secara umum bisa kita bedakan menjadi dua macam, yakni aliran lurus alias
laminar dan aliran turbulen. Aliran lurus bisa kita sebut sebagai aliran mulus, karena setiap
partikel fluida yang mengalir tidak saling berpotongan.Salah satu contoh aliran laminar
adalah naiknya asap dari ujung rokok yang terbakar. Mula-mula asap naik secara teratur
(mulus), beberapa saat kemudian asap sudah tidak bergerak secara teratur lagi tetapi
berubah menjadi aliran turbulen. Aliran turbulen ditandai dengan adanya lingkaran-
lingkaran kecil dan menyerupai pusaran dan kerap disebut sebagai arus eddy. Contoh
lain dari aliran turbulen adalah pusaran air. Aliran turbulen menyerap energi yang sangat
besar.

 Ciri-ciri umum dari aliran fluida :

1. Aliran fluida bisa berupa aliran tunak (steady) dan aliran tak tunak (non-steady).
aliran fluida dikatakan aliran tunak jika kecepatan setiap partikel di suatu titik
selalu sama. Aliran tak tunak berlawanan dengan aliran tunak. Jadi kecepatan
partikel fluida di suatu titik yang sama selalu berubah. Kecepatan partikel fluida
yang lebih dulu berbeda dengan kecepatan partikel fluida yang berikutnya.

2. Aliran fluida bisa berupa aliran termampatkan (compressible) dan aliran


taktermapatkan (incompressible). Jika fluida yang mengalir mengalami perubahan
volum (atau massa jenis) ketika fluida tersebut ditekan, maka aliran fluida itu
disebut aliran termapatkan. Sebaliknya apabila jika fluida yang mengalir tidak
mengalami perubahan volum (atau massa jenis) ketika ditekan, maka aliran fluida
tersebut dikatakan tak termampatkan. Kebanyakan zat cair yang mengalir bersifat
tak-termampatkan.

3. Aliran fluida bisa berupa aliran berolak (rotational) dan aliran tak berolak
(irrotational). Contohnya, sebuah kincir mainan yang dibuang ke dalam air yang
mengalir. Jika kincir itu bergerak tapi tidak berputar, maka gerakannya adalah tak
berolak. Sebaliknya jika bergerak sambil berputar maka gerakannya kita sebut
berolak. Contoh lain adalah pusaran air.

3
4. Aliran fluida bisa berupa aliran kental (viscous) dan aliran tak kental (nonviscous).
Kekentalan dalam fluida itu mirip seperti gesekan pada benda padat. Makin kental
fluida, gesekan antara partikel fluida makin besar

 Sifat Fluida Ideal :

• Tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan)


• Dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
• Mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
• Kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama

Definisi garis arus adalah aliran fluida yang mengikuti suatu garis (lurus melengkung) yang
jelas ujung dan pangkalnya.

Garis Arus dan Tabung Alir

Garis Arus (stream line)

Selain Garis Alir, ada juga namanya Garis Arus. Perhatikan gambar di bawah. Garis yang
berwarna biru merupakan Garis Arus.

Pada aliran tunak, kecepatan setiap partikel fluida di suatu titik, katakanlah titik A (lihat
gambar) selalu sama. Ketika melewati titik B, kecepatan partikel fluida mungkin berubah.
Walaupun demikian, ketika tiba di titik B, partikel fluida yang nyusul dari belakang
mengalir dengan kecepatan yang sama seperti partikel fluida yang mendahuluinya.
Demikian juga ketika tiba di titik C dan seterusnya. Garis Arus itu merupakan kurva yang
menghubungkan titik A,B dan C (catatan : kecepatan itu beda dengan kelajuan. Kecepatan
punya arah)

 Tabung Alir (flow tube)

Pada dasarnya kita bisa menggambarkan setiap garis arus melalui tiap-tiap titik dalam
aliran fluida tersebut. Jika kita menggangap aliran fluida tunak, sejumlah garis arus yang
melewati sudut tertentu pada luas permukaan imajiner (luas permukaan khayalan)
membentuk suatu tabung aliran. Tidak ada partikel fluida yang saling berpotongan tapi
selalu sejajar dan tabung aliran tersebut akan menyerupai sebuah pipa yang bentuknya

4
selalu sama. Fluida yang masuk pada salah satu ujung tabung akan keluar dari tabung
tersebut di ujung lainnya.

 Debit

Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menggunakan istilah “Debit”. Debit itu
menyatakan volume suatu fluida yang mengalir melalui penampang tertentu dalam selang
waktu tertentu. Secara matematis, bisa dinyatakan sebagai berikut :

Untuk menambah pemahamanmu, kita gunakan contoh. Misalnya fluida mengalir melalui
sebuah pipa. Pipa biasanya berbentuk silinder dan memiliki luas penampang tertentu. Pipa
tersebut juga punya panjang (Lihat gambar di bawah).

Ketika fluida mengalir dalam pipa tersebut sejauh L, misalnya, maka volume fluida yang
ada dalam pipa adalah V = AL (V = volume fluida, A = luas penampang dan L = panjang
pipa). Karena selama mengalir dalam pipa sepanjang L fluida menempuh selang waktu
tertentu, maka kita bisa mengatakan bahwa besarnya debit fluida :

Q = Debit Fluida (m3/s)


V = Volume Fluida (m3)
A = Luas Penampang (m2)
L = Panjang Pipa (m)
v = Laju Aliran Fluida (m/s)
t = Waktu (s)

Dengan demikian, ketika fluida mengalir melalui suatu pipa yang memiliki luas
penampang dan panjang tertentu selama selang waktu tertentu, maka besarnya debit fluida
(Q) tersebut sama dengan luas permukaan penampang (A) dikalikan dengan laju aliran
fluida (v).

5
1.1 Persamaan Kontinutitas
Aliran fluida pada sebuah pipa yang mempunyai diameter berbeda, seperti tampak pada
gambar di bawah.

Gambar ini menujukan aliran fluida dari kiri ke kanan (fluida mengalir dari pipa yang
diameternya besar menuju diameter yang kecil). Garis putus-putus merupakan garis arus.

Keterangan gambar : A1 = luas penampang bagian pipa yang berdiameter besar, A2 = luas
penampang bagian pipa yang berdiameter kecil, v1 = laju aliran fluida pada bagian pipa
yang berdiameter besar, v2 = laju aliran fluida pada bagian pipa yang berdiameter kecil, L =
jarak tempuh fluida.

Pada aliran tunak, kecepatan aliran partikel fluida di suatu titik sama dengan kecepatan
aliran partikel fluida lain yang melewati titik itu. Aliran fluida juga tidak saling
berpotongan (garis arusnya sejajar). Karenanya massa fluida yang masuk ke salah satu
ujung pipa harus sama dengan massa fluida yang keluar di ujung lainnya. Jika fluida
memiliki massa tertentu masuk pada pipa yang diameternya besar, maka fluida tersebut
akan keluar pada pipa yang diameternya kecil dengan massa yang tetap. Kita tinjau bagian
pipa yang diameternya besar dan bagian pipa yang diameternya kecil.Selama selang waktu
tertentu, sejumlah fluida mengalir melalui bagian pipa yang diameternya besar (A1) sejauh
L1 (L1 = v1t). Volume fluida yang mengalir adalah V1 = A1L1 = A1v1t. Nah, Selama selang
waktu yang sama, sejumlah fluida yang lain mengalir melalui bagian pipa yang
diameternya kecil (A2) sejauh L2 (L2 = v2t). Volume fluida yang mengalir adalah V2 = A2L2
= A2v2t. (sambil lihat gambar di atas).

1.1.1 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Tak-termampatkan (incompressible)

Pertama-tama tinjau kasus untuk Fluida Tak-termampatkan. Pada fluida


taktermampatkan (incompressible), kerapatan alias massa jenis fluida tersebut selalu sama
di setiap titik yang dilaluinya.

Massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A1 (diameter
pipa yang besar) selama selang waktu tertentu adalah :

6
Demikian juga, massa fluida yang mengalir dalam pipa yang memiliki luas penampang A2
(diameter pipa yang kecil) selama selang waktu tertentu adalah :

Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa fluida
yang keluar, maka :

Catatan : massa jenis fluida dan selang waktu sama sehingga dilenyapkan.

Jadi, pada fluida tak-termampatkan, berlaku persamaan kontinuitas :

A1v1 = A2v2 — Persamaan 1

Di mana A1 = luas penampang 1, A2 = luas penampang 2, v1 = laju aliran fluida pada


penampang 1, v2 = laju aliran fluida pada penampang 2. Av adalah laju aliran volume V/t
alias debit (sudah gurumuda jelaskan di atas)

1.1.2 Persamaan Kontinuitas untuk Fluida Termampatkan (compressible)

Untuk kasus fluida yang termampatkan alias compressible, massa jenis fluida tidak
selalu sama. Dengan kata lain, massa jenis fluida berubah ketika dimampatkan. Kalau pada
fluida Tak-termampatkan massa jenis fluida tersebut kita lenyapkan dari persamaan, maka
pada kasus ini massa jenis fluida tetap disertakan. Dengan berpedoman pada persamaan
yang telah diturunkan sebelumnya, mari kita turunkan persamaan untuk fluida
termampatkan.

Mengingat bahwa dalam aliran tunak, massa fluida yang masuk sama dengan massa
fluida yang keluar, maka :

Ini adalah persamaan untuk kasus fluida termampatkan. Bedanya hanya terletak
pada massa jenis fluida. Apabila fluida termampatkan, maka massa jenisnya berubah.
Sebaliknya, apabila fluida tak termampatkan, massa jenisnya selalu sama sehingga bisa kita

7
lenyapkan. Untuk lebih memahami hubungan antara massa jenis dan fluida
termampatkan/tak-termampatkan

1.2 TEORI TERROCELLI

Sebuah tangki diisi fluida sampai kedalam h.Di atas fluida terdapat udara dengan
tekanan p1 dan pada alas tangki terdapat lubang kebocoran.

Kita tentukan titik 1 di permukaan atas fluida dengan kelajuan aliran di titik itu
adalah v1, dan titik 2 berada di lubang pada dasar tangki dengan kelajuan aliran di titik itu
adalah v2. tekanan pada titik 2, p2 = p0, sebab titik 2 berhubungan dengan atmosfer ( udara
luar ). Ambil acuan ketinggian nol di dasar tangki ( h2 = 0 ), dan gunakan persamaan
Bernoulli di titik 1 dan 2 sehingga kita peroleh

p + ½ ρv2+ ρgh = p2 + ½ ρv2 2 + ρgh2

p + ½ ρv2+ ρgh = p0+ ½ ρv2 2 + 0

sebab p2 = p0, h1 = h, dan h2 = 0

ρv2 2 = ρv1 2 + p - p0 + ρgh


2 2
Kalikan kedua ruas persamaan dengan 2 , kita peroleh
ρv2 2 = ρ v2 + 2 p1 – p0+ 2gh

karea A2 jauh lebih kecil daripada A1, maka v2 sangat kecil dibandingkan dengan v2 2 dan
dapat diabaikan. Kita kemudian mendapatkan
v2 2 = 2 p1 – p0+ 2gh ( persamaan 1 )
ρ
Jadi, kelajuan v2 bergantug pada perbedaan kedua tekanan
( p1 – p0 ) dan kedalam h di bawah permukaan fluida dalam tangki. Jika bagian dasar
tangki dibuka ke atmosfer , maka p1 = p0, dan tidak ada beda tekanan : p1 – p0 = 0. Dalam
kasus ini persamaan ( 1 ) menjadi
v2 2 = 0 + 2gh

v2 = √2gh

8
Kelajuan fluida menyembur keluar dari lubang yang terletak pada jarak h di bawah
permukaan atas fluida dalam tangki sama seperti kelajuan yang akan diperoleh sebuah
benda yang jauh bebas dari ketinggian h. Persamaan ini disebut teorema Torricelli.

Teorema Torricelli hanya berlaku jika ujung atas wadah terbuka terhadap atmosfer dan luas
lubang auh lebih kecil dari pada luas penampang wadah.

1.2.1 Pipa Venturi


Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang bagian tengahnya
lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan dilengkapi dengan pipa pengendali untuk
mengetahui permukaan air yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan.
Dalam pipa venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih
luas daripada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian
tengahnya. Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan
mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian
maka akan terjadi perubahan kecepatan. Apabila kecepatan aliran yang melalui penampang
lebih besar adalah v1 dan kecepatan aliran yang melalui pipa sempit adalah v2, maka
kecepatan yang lewat pipa sempit akan memiliki laju yang lebih besar (v 1 < v2). Dengan
cara demikian tekanan yang ada pada bagian pipa lebih sempit akan menjadi lebih kecil
daripada tekanan pada bagian pipa yang berpenampang lebih besar. Lihat gambar di bawah
ini.

Gambar 16. Venturimeter


Dalam aliran seperti yang digambarkan di atas akan berlaku Hukum Bernoulli sebagai
berikut:
p1 + ρ gh1 + ½ ρ v21 = p2 + ρ gh2 + ½ ρ v22
pipa dalam keadaan mendatar h1 = h2 ρ gh1 + ρ gh2
sehingga: p1 + ½ ρ v21 = p2 + ½ ρ v22 di
sini v1 > v2 maka p2 < p1 akibatnya p1 –

9
p2 = ½ ρ (v22 - v21) padahal : p1 = pB +
ρ gha p2 = pB = ρ ghb selanjutnya
didapat:
p1 – p2 = ρ g (ha - hb)
Apabila ha - hb = h yakni selisih tinggi antara permukaan zat cair bagian kiri dan kanan,
maka akan didapat:
p1 – p2 = ρ gh
Dengan mengetahui selisih tinggi permukaan zat cair pada pipa pengendalli akan dapat
diketahui perubahan tekanannya yang selanjutnya perubahan kecepatan dapat juga
diketahui. Oleh sebab itu pipa venturi ini akan sangat berguna untuk pengaturan aliran
bensin dalam sistem pengapian pada kendaraan bermotor.

1.2.2 Tabung Pitot


Tabung Pitot atau sering disebut pipa Pitot ini merupakan suatu peralatan yang
dapat dikembangkan sebagai pengukur kecepatan gerak pesawat terbang. Melalui tabung
ini umumnya dapat diketahui adalah kecepatan gerak pesawat terbang terhadap udara. Hal
ini berarti apa yang terukur bukanlah kecepatan gerak terhadap kedudukan bumi. Oleh
sebab itu untuk dapat mengukur kecepatan gerak pesawat terbang terhadap bumi, maka
kecepatan udara harus dapat diketahui. Prinsip kerjanya tabung Pitot ini perhatikan gambar
di bawah ini:

Gambar 17. Tabung/pipa Pitot


Adapun cara kerjanya dapat dikemukakan sebagai berikut: apabila alat ini
digerakkan dengan cepat sekali (diletakkan dalam badan pesawat terbang) ke arah kiri
sehingga udara akan bergerak dalam arah yang sebaliknya yakni menuju arah kanan. Mula-
mula udara akan masuk melalui lubang pertama, selanjutnya mengisi ruang tersebut sampai
penuh. Setelah udara dapat mengisi ruang tersebut melalui lubang pertama dengan penuh
maka udara tersebut akan dalam keadaan diam. Udara yang lewat lubang kedua akan selalu

10
mengalir dan kecepatan udara yang mengalir melalui lubang pertama jauh lebih kecil
daripada kecepatan pengaliran udaran yang melalui lubang kedua. Oleh sebab itu dapat
dianggap v1 = 0 dan perbedaan tekanan diketahui dari perbedaan tinggi permukaan air raksa
dalam pipa U. Untuk memudahkan perhitungan dalam keadaan mendatar maka tidak
terdapat selisih tinggi hingga akan berlaku h1 = h2 dan Hukum Bernoulli dapat ditulis
menjadi:
p1 + ½ ρ v21 = p2 + ½ ρ v22 v1 = 0, maka
p1 = p2 + ½ ρ v22

untuk v2 = v maka p1 - p2 = ½ ρ v2

2 (p1 - p2) atau v ρ


Selisih tekanan dapat diketahui dengan mengukur perbedaan tinggi air raksa dalam pipa U
tersebut maka kecepatan gerak pesawat terbang terhadap udara dapat diketahui dan
dihitung dengan persamaan tersbeut.
Untuk menurunkan tekanan dalam suatu ruangan tertentu dapat dipergunakan pompa
penghisap udara yang bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli. Prinsip kerjanya dapat
dilukiskan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 18. Prinsip kerja pipa penghisap udara.

Andaikan udara dalam ruangan R akan dikurangi atau dihisap melalui pompa
penghisap yang bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli maka dapat dilakukan dengan
mengalirkan udara melalui pipa sempit A udara disemprotkan dengan kecepatan sangat
besar (v) selanjutnya akibat aliran udara yang keluar dari pipa A tersebut maka tekanan
udara yang berada pada tabung B akan menjadi semakin kecil. Hal ini mengakibatkan
terjadinya perbedaan tekanan. Udara tersebut pada akhirnya akan keluar melalui lubang C
secara terus-menerus. Selanjutnya dengan menyemprotkan yang berulang dan diperbesar

11
kecepatan alirannya maka udara pada tabung R akan dapat berkurang terus-menerus sesuai
dengan yang dikehendaki. Prinsip inilah yang merupakan prinsip kerja dari pompa
penghisap.

1.3 HUKUM BERNOULLI


Persamaan yang telah dihasilkan oleh Bernoulli tersebut juga dapat disebut sebagai
Hukum Bernoulli, yakni suatu hukum yang dapat digunakan untuk menjelaskan gejala
yang berhubungan dengan gerakan zat alir melalui suatu penampang pipa. Hukum tersebut
diturunkan dari Hukum Newton dengan berpangkal tolak pada teorema kerjatenaga aliran
zat cair dengan beberapa persyaratan antara lain aliran yang terjadi merupakan aliran
steady(mantap, tunak), tak berolak (laminier, garis alir streamline), tidak kental dan tidak
termampatkan. Persamaan dinyatakan dalam Hukum Bernoulli tersebut melibatkan
hubungan berbagai besaran fisis dalam fluida, yakni kecepatan aliran yang memiliki satu
garis arus, tinggi permukaan air yang mengalir, dan tekanannya. Bentuk hubungan yang
dapat dijelaskan melalui besaran tersebut adalah besaran usaha tenaga pada zat cair.
Selanjutnya untuk menurunkan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli
tersebut dapat dikemukakan dengan gambar sebagai berikut.

Gambar 13. Gerak sebagian fluida dalam penurunan persamaan Bernoulli

Keterangan gambar:
1. h1 dan h2 masing-masing adalah tinggi titik tertentu zat cair dalam tabung/pipa bagian
kiri dan bagian kanan.
2. v1 dan v2 adalah kecepatan aliran pada titik tertentu sari suatu zat cair kiri dan kanan.
3. A1 dan A2 adalah luas penampang pipa bagian dalam yang dialiri zat cair sebelah kiri
dan sebelah kanan.
4. P1 dan P2 adalah tekanan pada zat cair tersebuut dari berturut-turut dari bagian kiri dan
bagian kanan.
Gambar di bagian depan merupakan aliran zat cair melalui pipa yang berbeda luas
penampangnya dengan tekanan yang berbeda dan terletak pada ketinggian yang berbeda

12
hingga kecepatan pengalirannya juga berbeda. Dalam aliran tersebut diandaikan zat cair
tidak termampatkan, alirannya mantap sehingga garis alir merupakan garis yang
streamline, demikian pula banyaknya volume yang dapat mengalir tiap satuan waktu dari
pipa sebelah kiri dan kanan adalah sama.
Dari gambar 13, dapat dikemukakan bahwa zat cair pada semua titik akan
mendapatkan tekanan. Hal ini berarti pada kedua permukaan yang kita tinjau (lihat gambar
yang diarsir) akan bekerja gaya yang arahnya ke dalam. Jika bagian ini bergerak dari posisi
pertama menuju bagian kedua, gayayang bekerja pada permukaan pertama akan melakukan
usaha terhadap unsur yang ditinjau tadi sedangkan bagan tersebut akan melakukan usaha
terhadap gaya yang bekerja pada permukaan sebelah kanan. Selisih antara kedua besaran
usaha tersebut sama dengan perubahan energi gerak ditambah energi potensial dari bagian
tersebut. Selisih kedua besaran energi tersebut disebut sebagai energi netto. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: p1 ∆1 ∆11 – p2 ∆2 ∆12 = (½ mv21 – ½ mv22) +
(mgh2 – mgh1)
A∆1=v
p1 v1 – p2 v2 = ½ m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)

Pada hal v = m/ρ, maka persamaan dapat diubah menjadi:


p1 (m/ρ) – p2 (m/ρ) = ½ m (v21 – v22) + mg (h2 – h1)
atau dapat diubah menjadi:
p1 (m/ρ) + ½ m v21 + mgh1 = p2 (m/ρ) + ½ m v22 + mgh2
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:
p1 + ½ ρ v21 + ρ gh1 = p2 + ½ ρ v22 + ρ gh2
atau ditulis secara umum menjadi:
p + ½ ρ v2 + ρ gh = konstan
Persamaan di atas merupakan persamaan yang menyatakan Hukum Bernoulli yang
menyatakan hubungan antara kecepatan aliran dengan tinggi permukaan air dan
tekanannya.
Dalam kehidupan sehari-hari Hukum Bernoulli memiliki penerapan yang beragam
yang ada hubungannya dengan aliran fluida, baik aliran zat cair maupun gas. Penerapan
tersebut sebagian besar dimanfaatkan dalam bidang teknik dan ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan aliran fluida.Misalnya dalam teknologi pesawat terbang Hukum Bernoulli

13
tersebut dimanfaatkan untuk merancang desain sayap pesawat terbang. Dalam bidang yang
lain misalnya desain bentuk mobil yang hemat bahan baker, kapal laut dan sebagian alat
ukur yang dapat digunakan dalam suatu peralatan pengendali kecepatan dan sebagainya.
Dengan mengusahakan bentuk sayap pesawat terbang seperti yang tergambar di
bawah ini, maka bagian depan dari sayap tersebut memiliki permukaan yang tidak kaku
sehingga dapat memberikan kemudahan dalam aliran udara. Lihat gambar!

Gambar 14. Penampang sayap pesawat terbang.


Bentuk sayap yang demikian sengaja dirancang agar aliran yang mengenai bagian
depan dari sayap akan membentuk aliran laminier. Dari gambar di samping ini dapat
dijelaskan bahwa apabila pesawat terbang digerakkan dengan ke depan kecepatan udara di
bagian atas pesawat dan kecepatan udara yang lewat bagian bawah pesawat terbang akan
menjadi tidak sama. Kecepatan aliran udara pada bagian atas akan cenderung lebih besar
daripada kecepatan aliran udara bagian bawah pesawat terbang. Hal ini mengakibatkan
munculnya gaya pengangkatan yang bekerja pada pesawat terbang sehingga pesawat
terbang dapat naik ke udara.
Persamaan hidrostatika merupakan kejadian khusus dari penerapan Hukum Bernoulli
bila fluida dalam keadaan diam, yakni bahwa fluida tersebut. Fluida dalam keadaan statis
maka kecepatan alirannya di mana-mana akan sama dengan nol. Selanjutnya perubahan
tekanan akibat letaknya titik dalam fluida yang tidak termampatkan dapat diterangkan
dengan gambar sebagai berikut:

14
Gambar 15. Manometer.
Dari gambar dalam keadaan statis: v1 = v2 = 0
p1= po dan h1 = h2 dan h2 = 0
Berdasarkan Hukum Bernoulli p + ½ v2 = gh = konstan, dapat dituliskan menjadi
po + 0 + ρ gh = p2 + 0 + 0 p2 = po + ρ gh

1.3.1 Persamaan Bernoulli


Pada pembahasan mengenai Persamaan Kontinuitas, kita sudah belajar bahwa laju
aliran fluida juga dapat berubah-ubah tergantung luas penampang tabung alir. Berdasarkan
prinsip Bernoulli yang dijelaskan di atas, tekanan fluida juga bisa berubahubah tergantung
laju aliran fluida tersebut. Selain itu, dalam pembahasan mengenai Tekanan Pada Fluida
(Fluida Statis), kita juga belajar bahwa tekanan fluida juga bisa berubah-ubah tergantung
pada ketinggian fluida tersebut. Hubungan penting antara tekanan, laju aliran dan
ketinggian aliran bisa kita peroleh dalam persamaan Bernoulli. Persamaan bernoulli ini
sangat penting karena bisa digunakan untuk menganalisis penerbangan pesawat,
pembangkit listrik tenaga air, sistem perpipaan dan lain-lain. Agar persamaan Bernoulli
yang akan kita turunkan berlaku secara umum, maka kita anggap fluida mengalir melalui
tabung alir dengan luas penampang yang tidak sama dan ketinggiannya juga berbeda (lihat
gambar di bawah). Untuk menurunkan persamaan Bernoulli, kita terapkan teorema usaha
dan energi pada fluida dalam daerah tabung alir (ingat kembali pembahasan mengenai
usaha dan energi). Selanjutnya, kita akan memperhitungkan banyaknya fluida dan usaha
yang dilakukan untuk memindahkan fluida tersebut.

15
Warna buram dalam tabung alir pada gambar menunjukkan aliran fluida sedangkan warna
putih menunjukkan tidak ada fluida. Fluida pada luas penampang 1 (bagian kiri) mengalir
sejauh L1 dan memaksa fluida pada penampang 2 (bagian kanan) untuk berpindah sejauh
L2. Karena luas penampang 2 di bagian kanan lebih kecil, maka laju aliran fluida pada
bagian kanan tabung alir lebih besar (Ingat persamaan kontinuitas). Hal ini menyebabkan
perbedaan tekanan antara penampang 2 (bagian kanan tabung alir) dan penampang 1
(bagian kiri tabung alir) – Ingat prinsip Bernoulli. Fluida yang berada di sebelah kiri
penampang 1 memberikan tekanan P1 pada fluida di sebelah kanannya dan melakukan
usaha sebesar :

Pada penampang 2 (bagian kanan tabung alir), usaha yang dilakukan pada fluida adalah :

W1 = – p2 A2 L2

Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang diberikan berlawanan dengan arah gerak.
Jadi fluida melakukan usaha di sebelah kanan penampang 2.

Di samping itu, gaya gravitasi juga melakukan usaha pada fluida. Pada kasus di atas,
sejumlah massa fluida dipindahkan dari penampang 1 sejauh L1 ke penampang 2 sejauh L2,
di mana volume fluida pada penampang 1 (A1L1) = volume fluida pada penampang 2
(A2L2). Usaha yang dilakukan oleh gravitasi adalah :

W3= – mg (h2 – h1)

W3= – mgh2 + mgh1

W3= mgh1 – mgh2

16
Tanda negatif disebabkan karena fluida mengalir ke atas, berlawanan dengan arah gaya
gravitasi. Dengan demikian, usaha total yang dilakukan pada fluida sesuai dengan gambar
di atas adalah :

W = W1+ W2 + W3

W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

Teorema usaha-energi menyatakan bahwa usaha total yang dilakukan pada suatu sistem
sama dengan perubahan energi kinetiknya. Dengan demikian, kita bisa menggantikan
Usaha (W) dengan perubahan energi kinetik (EK2 – EK1). Persamaan di atas bisa kita tulis
lagi menjadi :

W = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

EK2 - EK1 = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

½ mv22 – ½ mv12 = P1A1L1 – P2A2L2 + mgh1 – mgh2

Ingat bahwa massa fluida yang mengalir sejauh L1 pada penampang A1 = massa fluida yang
mengalir sejauh L2 (penampang A2). Sejumlah massa fluida itu, sebut saja m, mempunyai
volume sebesar A1L1 dan A2L2, di mana A1L1 = A2L2 (L2 lebih panjang dari L1).

Sekarang kita subtitusikan alias kita gantikan m pada persamaan di atas :

Persamaan ini bisa juga ditulis dalam bentuk seperti ini :

17
Ini adalah persamaan Om Bernoulli. Persamaan om Bernoulli ini kita turunkan berdasarkan
prinsip usaha-energi, sehingga merupakan suatu bentuk Hukum Kekekalan Energi
Keterangan :

Ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan Bernoulli di atas bisa mengacu pada dua titik di
mana saja sepanjang tabung aliran sehingga kita bisa menulis kembali persamaan di atas
menjadi :

Persamaan ini menyatakan bahwa jumlah total antara besaran-besaran dalam persamaan
mempunyai nilai yang sama sepanjang tabung alir.

Persamaan Bernoulli pada Fluida Diam

Kasus khusus dari persamaan Bernoulli adalah untuk fluida yang diam (fluida statis).
Ketika fluida diam alias tidak bergerak, fluida tersebut tentu saja tidak punya kecepatan.
Dengan demikian, v1 = v2 = 0. Pada kasus fluida diam, persamaan Bernouli bisa kita
rumuskan menjadi :

Persamaan Bernoulli pada Tabung Alir atau Pipa yang ketinggiannya sama

Jika ketinggian tabung alir atau pipa sama, maka persamaan Bernoulli bisa dioprek menjadi
:

18
1.3.2 Prinsip Bernoulli

Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa di mana kecepatan aliran fluida tinggi, tekanan
fluida tersebut menjadi rendah. Sebaliknya jika kecepatan aliran fluida rendah, tekanannya
menjadi tinggi.

1.3.3 Penerapan Asas Bernoulli

Dewasa ini banyak sekali penerapan asas Bernoulli demi meningkatkan kesejahteraan
hidup manusia, diantaranya adalah :

• Karburator, adalah alat dalam mesin kendaraan yang berfungsi untuk


menghasilkan campuran bahan bakar dengan udara lalu campuran ini dimasukkan
ke dalam silinder mesin untuk pembakaran.

• Venturimeter, adalah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa.

• Tabung pitot, adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas.

• Alat penyemprot nyamuk / parfum

Karburator TSS (Vokum) Karburator Asesoris

19
Cara menghitung kelajuan cairan dalam pipa

Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai venturimeter tanpa manometer

Persamaan Bernoulli adalah

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka

Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12 )

Maka

Pada tabung fluida diam, maka tekanan hidrostatisnya : P1 = ρ.g.hA dan P2 = ρ.g.hB maka P1
– P2 = ρ.g(hA –hB ) = ρ.g.h —– (2)

Substitusi persamaan (1) masuk ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa
besar:

20
v1 : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s h :

beda tinggi cairan pada kedua tabung vertikal satuannya m

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2

Menghitung kelajuan cairan dalam pipa memakai manometer

Persamaan Bernoulli adalah

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka

Cairan mengalir pada mendatar maka h1 = h2 sehingga P1 – P2 = ½ .ρ.(v22– v12 )

Maka

Tekanan hidrostatis pada manometer : P1 = ρ’.g.h dan P2 = ρ.g.h maka


P1 – P2 = g.h(ρ’ – ρ) ————- (2)

21
Substitusi persamaan (1) ke (2) maka persamaan kecepatan fluida pada pipa besar:

v : kecepatan fluida pada pipa yang besar satuannya m/s h

: beda tinggi cairan pada manometer satuannya m

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2 ρ : massa

jenis cairan (fluida) yang mengalir pada pipa besar satuannya Kg/m3 ρ’ : massa

jenis cairan (fluida) pada manometer satuannya Kg/m3

Cara menghitung kelajuan gas dalam pipa

Persamaan Bernoulli adalah

dan

kontinuitas A1.v1 = A2.v2, maka


Kelajuan gas dari lengan kanan manometer tegak lurus terhadap aliran gas maka kelajuan
gas terus berkurang sampai ke nol di B (vB = 0 ) beda tinggi a dan b diabaikan ( ha = hb )
Maka Pa – Pb = ½.ρ.v2 ———– (1)

22
Tekanan hidrostatis cairan dalam manometer P – P = ρ’.g.h ——— (2) Substitusi

persamaan (1) ke (2) maka kecepatan gas pada pipa:

v : kelajuan gas, satuan m/s h :

beda tinggi air raksa, satuan m

A1 : luas penampang pipa yang besar satuannya m2

A2 : luas penampang pipa yang kecil (pipa manometer) satuannya m2 ρ

: massa jenis gas, satuannya Kg/m3 ρ’ : massa jenis cairan pada

manometer satuannya Kg/m3

Cara kerja alat penyemprot nyamuk / parfum

Cara kerja alat penyemprot nyamuk / parfum adalah :

Jika gagang pengisap (T) ditekan maka udara keluar dari tabung melalui ujung pipa kecil A
dengan cepat, karena kecepatannya tinggi maka tekanan di A kecil, sehingga cairan
insektisida di B terisap naik lalu ikut tersemprotkan keluar.

23
BAB II
CONTOH SOAL FLUIDA DINAMIS

Soal No. 1 (debit)


Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah kran seperti
gambar berikut!

Jika luas penampang kran dengan diameter D adalah 2 cm dan kecepatan aliran air di
2
2

kran adalah 10 m/s tentukan:


a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember

Pembahasan
Data :
A = 2 cm
2
2

= 2 x 10 m v = 10 m/s
−4 2
2

a) Debit air

Q = A v = (2 x 10 )(10)
2 2
−4

Q = 2 x 10 m /s −3 3

b) Waktu yang diperlukan mengisi ember Data :


V = 20 liter = 20 x 10 m Q −3 3

= 2 x 10 m /s t = V / Q
−3 3

t = ( 20 x 10 m ) / (2 x 10 m /s ) t = 10 sekon
−3 3 −3 3

24
Soal No. 2 (kontinuitas)
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan
kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir
pada pipa kecil!
Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1 v1 = A2 v2 (5)(15)
= (2) v2 v2
= 37,5 m/s
Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!

Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m.
Tentukan:
a) Kecepatan keluarnya air
b)Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c)Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = √(2gh)
v = √(2 x 10 x 3,2) = 8 m/s
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air

25
X = 2√(hH)
X = 2√(3,2 x 10) = 8√2 m
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah
t = √(2H/g)
t = √(2(10)/(10))
t = √2 sekon
Soal No. 4

Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm
2 2

serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :

a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar


b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil

Pembahasan

Rumus kecepatan fluida memasuki pipa venturimetar pada soal di atas

v = A √ [(2gh) : (A − A ) ]
1 2 1
2
2
2

a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar


v = A √ [(2gh) : (A − A )]
1 2 1
2
2
2

v = (3) √ [ (2 x 10 x 0,2) : (5 − 3 ) ]
1
2 2

v = 3 √ [ (4) : (16) ]
1

v = 1,5 m/s
1

b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil


Av = Av
1 1 2 2

(3/2)(5) = (v )(3) , v = 2,5 m/s


2 2

26
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/fluida-dinamis/
https://www.academia.edu/34692969/FLUIDA_DINAMIS
https://www.fisikakontekstual.com/materi-fluida/

27

Anda mungkin juga menyukai