Anda di halaman 1dari 5

Bentuk perundungan di dunia maya

 Membuat akun palsu untuk merusak reputasi seseorang

impersonating atau akun palsu, adalah meretas akun media sosial seseorang,
melakukan posting sebagai orang tertentu, atau membuat akun palsu dengan
tujuan untuk membuat seseorang terlihat buruk sehingga merusak reputasi
seseorang.

 Cara mitigasi sebelum terjadi akun palsu (online shop )


 Jangan Tergiur Harga Murah
Modus yang sering dilakukan oleh oknum pemilik toko online penipu adalah
menjual barang bagus dengan harga yang murah. Bahkan seringkali harga
yang mereka tawarkan sangat jauh dari harga normal di pasaran. Jika kita
menemukan seseorang atau toko online yang menjual barang dengan harga
yang sangat murah, maka Kita wajib waspada dan jangan sampai tergiur.
Membandingkan harga barang dengan beberapa toko online yang sudah cukup
terkenal adalah salah satu cara menghindari penipuan toko online yang
mungkin terjadi. Jika harganya terpaut cukup jauh, maka sebaiknya urungkan
niat untuk membeli barang dari toko online tersebut.

 Menyimpan bukti/transaksi dengan baik


Setiap kali Kita melakukan transaksi atau transfer biaya pembelian pada
sebuah toko online, pastikan untuk selalu menyimpan bukti transfer/ transaksi
tersebut, baik itu via sms ataupun print out. Jangan membuang bukti transaksi
tersebut sampai barang yang Kita beli telah sampai di rumah Kita dengan
kondisi baik.
Bukti transaksi ini dibutuhkan bila sewaktu-waktu si penjual meminta bukti
transfer yang kita lakukan. Hal ini sering terjadi saat si penjual menerima
banyak sekali orderan sehingga harus melakukan verifikasi terlebih dahulu.
Jika Kita menjadi korban penipuan, bukti transaksi/ transfer ini juga bisa Kita
gunakan untuk melaporkan si penipu ke pihak berwajib.

 Jangan terpaku pada testimoni


Banyak orang yang menganggap bahwa semua testimoni yang ada di sebuah
toko online adalah review asli dari pembeli. Ternyata anggapan ini tidak
sepenuhnya benar. Faktanya, ada banyak sekali oknum toko online penipu
yang mencantumkan testimoni palsu di dalam website mereka untuk
mengelabui calon korban mereka.
Sudah tidak terhitung lagi banyaknya orang yang terlena dengan testimoni
yang ada pada sebuah website. Si penipu memanfaatkan kepolosan calon
pembeli, padahal testimoni tersebut adalah palsu yang dibuat oleh oknum
penipu untuk memancing calon pembeli untuk segera melakukan transaksi.
 Meminta foto asli barang yang akan dibeli

Ada banyak trik yang dilakukan penipu untuk mengambil keuntungan dari
Kita, salah satunya adalah dengan cara mengirim barang yang tidak sesuai
dengan yang Kita beli. Seperti kasus penipuan yang sudah terjadi
beberapakali, ada penipu yang mengirimkan kardus kosong atau berisi batu
kepada si pembeli. Kita pastinya tidak ingin mengalami hal ini.
Cara menghindari penipuan toko online seperti ini, ada baiknya Kita meminta
foto terbaru barang yang ingin dibeli. Mintalah foto barang tersebut lebih dari
satu untuk memastikan si penjual benar-benar memiliki barang tersebut.

 Opsi COD (Cash On Delivery) lebih baik

Ini adalah salah satu cara mencegah penipuan di internet yang cukup efektif.
Saat akan membeli barang-barang tertentu, sebaiknya kita selalu memilih opsi
COD untuk meminimalisir terjadinya penipuan.
Bila si penjual ternyata tidak menawarkan opsi COD, Kita bisa memilih cara
lain; misalnya memakai jasa pihak ketiga. Jika si penjual tidak mau memakai
jasa pihak ketiga, sebaiknya urungkan niat untuk membeli barang dari toko
online tersebut.
Tujuan COD adalah agar kita bisa melihat dan mengecek langsung barang
yang dijual. Kita tentu tidak ingin dikirim barang yang sudah rusak atau
kardus berisi batu. Itulah sebabnya opsi COD sangat direkomendasikan saat
ingin belanja dari penjual di internet.

 Cara mitigasi sesudah terjadi akun palsu (online shop )


 Segera melapor ke pihak berwajib

Tindakan penipuan online termasuk salah satu kejahatan di dunia maya,


Pelaku penipuan dapat dijerat dengan menggunakan identitas palsu, maka
penjual tersebut dapat dipidana berdasarkan Pasal 378 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP) tentang penipuan dan Pasal 28 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
(UU ITE) tentang menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.
Bunyi selengkapnya Pasal 378 KUHP adalah sebagai berikut:

“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang


lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu,
dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang
lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi
hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan
pidana penjara paling lama empat tahun”.

Bunyi selengkapnya Pasal 28 ayat (1) UU ITE adalah sebagai berikut:

“Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.”

Perbuatan sebagaimana dijelaskan di dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE diancam


dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp1 miliar (Pasal 45 ayat [2] UU ITE).

Contoh Kasus

SOLO, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor (Polsek) Laweyan, Solo, Jawa


Tengah, mengamankan seorang pelaku penipuan dengan modus jual beli
online lintas provinsi. Pelaku diketahui bernama Donny Hariawan (38), warga
Cangkuang, Bandung, Jawa Barat, ditangkap di Stasiun Tawang Semarang,
Minggu (20/1/2019). Kapolsek Laweyan Kompol Ari Sumarwono
mengatakan, penangkapan terhadap pelaku penipuan online tersebut
membutuhkan waktu selama tiga hari. Bermula ada laporan warga Laweyan,
Alditra Prabandari (28), yang menjual ponsel miliknya iPhone 6S kepada
pelaku melalui situs online. Pelaku menemui korban ke rumahnya untuk
mengecek ponsel yang ditawarkan tersebut. Setelah cocok dengan harga yang
disepakati, yakni sebesar Rp 4,1 juta, korban memberikan nomor rekening
kepada pelaku.

"Setelah dicek ternyata uangnya belum masuk. Bukti transfer uang yang
ditunjukkan pelaku itu ternyata palsu. Pelaku mengetik sendiri bukti transfer
sesuai dengan nominal transaksi," kata Kapolsek di Mapolsek Laweyan, Solo,
Kamis (24/1/2019). Pelaku yang mengaku sebagai anak band di Bandung ini
sudah beberapa kali melancarkan aksi penipuan tidak hanya di Kota Solo,
tetapi juga di Semarang, Jawa Tengah. Di Semarang korbannya ada dua orang.
"Dari pengakuan pelaku hasil penipuannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari. Pelaku sudah melakukan penipuan tiga kali di Solo dan Semarang,"
ujarnya. Dari penangkapan pelaku, polisi juga berhasil mengamankan dua unit
telepon genggam yang merupakan hasil kejahatan dan sarana pelaku untuk
melancarkan aksinya.

Pelaku dijerat Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)


tentang Penipuan dengan ancaman hukuman paling lama empat tahun penjara.

Anda mungkin juga menyukai