Anda di halaman 1dari 7

(MICRO TEACHING GEOGRAFI)

METODE PEMBELAJARAN GEOGRAFI


YANG PALING EFEKTIF DI ERA DIGITAL

Disusun Oleh :
Musoib Ahmad 1713034032

Dosen Pengampu :
Dr. Sugeng Widodo, M.Pd.
Dr. Pargito, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JUSUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
A. Metode Pembelajaran Geografi yang efektif diera digital
Perkembangan teknologi informasi semakin berkembang di era globalisasi
saat ini tidak bisa dihindarkan lagi dampak nya terhadap dunia pendidikan.
Dengan adanya kemajuan teknologi menuntut dunia pendidikan untuk selalu
menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan
mutu pendidikan. Tidak terkeualai guru. Dalam era digitasl guru juga dituntut
agar dapat menyampaikan pelajaran dengan mteode yang tepat di era digital
salah satunya adalah Problem Solving.
1. Metode Problem Solving
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Hal ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran
memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat
diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Menurut (Martinez dalam Zubaidah.2010:18) problem solving adalah
suatu proses perubahan tujuan kedepan ketika tujuan dimasa lalu tidak pasti.
Problem solving suatu proses perubahan yang menghendaki adanya perbaikan
dan digunakan ketika sesuatu hal tidak dapat diselesaikan Metode problem
solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah
sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha
mencari pemecahan/jawaban oleh siswa. Metode pemecahan masalah sering
disebut dengan istilah problem solving method, reflective thinking method,
atau scientific method. Permasalahan ini dapat diajukan atau diberikan oleh
guru kepada siswa, dari siswa bersama guru atau dari siswa sendiri, yang
kemudian menjadikan pembahasan dan dicari pemecahan berbagai
kegiatankegiatan belajar siswa. (Heriawan,dkk. 2012:93 )
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
(Sudjana.2010:85).
Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses terus-menerus
manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang
hayat. Karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir
secara mandiri.
Dengan demikian tidaklah berlebihan kiranya, bila pembelajaran berbasis
masalah seyogyanya merupakan metode belajar mengajar di sekolah-sekolah.
Masalah-masalah penelitian sering kali muncul dengan sendirinya selama
pelajaran, dan guru yang sigap dan kreatif dapat menangkap
kesempatankesempatan untuk mengembangkan masalah-masalah penelitian
sebagai hasil alamiah dari aktivitas-aktivitas lainnya. Ketika masalah-masalah
tersebut tidak muncul dengan sendirinya, masalah-masalah ini dapat
direncanakan terlebih dahulu dan diterapkan dengan menggunakan aktivitas-
aktivitas lain sebagai konteksnya. Pemecahan masalah mendorong siswa
untuk mendekati masalahmasalah autentik, dunia nyata dengan cara yang
sistematis. Strategi pengajarannya dimulai dengan mengidentifikasi dan
menegaskan masalah tersebut kemudian menyeleksi dan menerapkan suatu
strategi. Pada tahap akhir, siswa mengevaluasi hasil-hasil dan menganalisis
proses yang telah dilalui. (Jacobsen. 2009: 255)
Dalam pemecahan problem-problem baru yang dihadapi diperlukan
kesanggupan untuk berpikir. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sekolah turut
bertanggung jawab mempersiapkan siswa dengan menggunakan metode
problem solving dalam mengajarkan berbagai mata pelajaran. Metode ini
memusatkan kegiatan pada murid. Jadi berbeda dengan metode ceramah yang
mengutamakan guru. Metode ini telah mendorong anak untuk berpikir secara
sistematis dengan menghadapkannya pada problem-problem. Jika anak-anak
telah terlatih dengan metode ini, mereka diharapkan dapat menggunakannya
dalam situasi-situasi problematis dalam hidupnya. (Ahmadi.1997:74) Menurut
metode pengajaran Jhon Dewey yaitu metode reflektif di dalam memecahkan
masalah yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati yang dilandasi proses
berpikir kearah kesimpulan-kesimpulan yang definitif. (Trianto, 2011:31)
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran berbasis masalah, yakni
pembelajaran berorientasi “learner centered” dan berpusat pada pemecahan
suatu masalah oleh siswa melalui kerja kelompok. Metode problem solving
sering disebut “metode ilmiah” (scientific method) karena langkah-langkah
yang digunakan adalah langkah ilmiah yang dimulai dari: merumuskan
masalah, merumuskan jawaban sementara (hipotesis), mengumpulkan data
dan mencari data/fakta, menarik kesimpulan atau melakukan generalisasi, dan
mengaplikasikan temuan ke dalam situasi baru. (Majid.2013:212)
Pengajaran dengan menggunakan metode problem solving ini, juga dapat
merangsang kemampuan berpikir kreatif dan menyeluruh, karena dalam
proses belajarnya siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dalam mencari pemecahannya. Apabila guru
mengajarkan problem solving dengan menciptakan lingkungan kelas yang
menyenangkan dan mendukung, siswa dapat merasakan kepuasan dengan
mencari penyelesaian dengan kreatif dan benar dari problem-problemdalam
hal ini problembiologi. (Zubaidah.2010:19)

B. Langkah-Langkah Metode Problem Solving


Menurut Jhon Dewey dalam Ahmadi (1997:74) pada pokoknya langkah-
langkah yang harus dicapai dalam memecahkan masalah sebagai berikut:
a. Menyadari adanya masalah yaitu problem kesulitan, sesuatu yang
menimbulkan tanda tanya dalam pikiran yang biasanya hadapi sehingga
kita merasa bimbang.
b. Memahami hakekat masalah yang jelas yang berarti ketegasan dan
kejelasan rumusan problem merupakan syarat untuk memecahkan masalah
secara efesien.
c. Mengajukan hipotesis yaitu dugaan mengenai jawaban suatu masalah,
tanpa bukti yang nyata. Walaupun masalah itu belum jelas jawabannya.
Setelah memiliki hipotesis, barulah mencari bukti-bukti, apakah hipotesis
itu benar atau tidak.
d. Mengumpulkan data yaitu untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis.
Data ini diperoleh dari buku-buku, wawancara, angket, eksperimen, dan
penyelidikan.
e. Analisis dan sintesis data yaitu bahan yang dikumpulkan harus ditinjau
dan dianalisa secara kritis dan melihat hubungannya dan pemecahan
masalahnya.
f. Mengambil kesimpulan yaitu berdasarkan data yang telah dikumpulkan
dan dianalisa secara kritis dapat diuji kebenaran hipotesis.
g. Mencoba dan menerapkan kesimpulan yaitu kebenaran kesimpulan bukan
hanya berupa hasil pemikiran, melainkan harus pula dibuktikan
kebenarannya di dalam perbuatan.
h. Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalah yaitu akhirnya
peninjauan kembali keseluruhan proses berpikir dari awal sampai akhir.
Evaluasi jalnnya metode pemecahan masalah melalui diskusi dapat
menambah kesanggupan anak-anak memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Heriawan, dkk (2012:94) lebih singkatnya langkah-langkah yang
diikuti dalam problem solvingyaitu menurut Jhon Dewey ialah:
a. Pelajar dihadapkan pada suatu masalah
b. Pelajar merumuskan masalah tersebut
c. Pelajar merumuskan hipotesis
d. Pelajar menguji hipotsis tersebut
e. Mempraktikkan kemungkinan pemecahan yang dipandang terbaik
Dalam pemecahan masalah belajar sering memerlukan instruksi verbal yang
membimbing ke arah penemuan jawabannya. Akan tetapi petunjuk ini dapat
diberikan murid sendiri kepada dirinya. Kemampuan memberi petunjuk
kepada diri sendiri merupakan hasil belajar. (Heriawan,dkk. 2012:94)
Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan.
b. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
c. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut.
d. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
e. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut.
f. Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tadi. (Djamarah, 2010 : 92)

Memecahkan masalah dapat dipandang sebagai suatu proses, dimana siswa


menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya terlebih dahulu
yang digunakan untuk memecahkan masalah yang baru. (Heriawan, dkk.
2012:93)

Langkah-langkah metode problem solving menurut Majid (2013:213)


a. Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus
tumbuh dari siswa sesuai dengan tarif kemampuannya juga sesuai materi
yang disampaikan dan kehidupan rill siswa/keseharian.
b. Menuliskan tujuan/kompetinsi yang hendak dicapai.
c. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan Menetapkan jawaban sementara
dari masalah tersebut. Dalam langkah ini, siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut
betul-betul cocok dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai.
d. Untuk menguji kebenaran jawaban tersebut, tentu saja diperlukan metode-
metode lainnya seperti demonstrasi.
e. Tugas, diskusi, dan lain-lain
f. Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tersebut.

Siswa seharusnya memiliki pengetahuan dasar yang berhubungan dengan


permasalahan dan dapat menggunakan cara-cara tertentu dalam pemecahan
masalah. Menurut Heriawan (2012:96) Dalam pelaksanaan pemecahan
masalah, guru hendaknya membimbing siswanya melalui beberapa tahapan
sebagai berikut:

a. Siswa dibimbing oleh guru memilih dan merumuskan masalah tersebut


b. Siswa harus menyadari mengapa masalah yang dipilihnya merupakan
suatu problem, dan bagaimana kemungkinan alternatif pemecahannya.
Siswa akan terbantu apabila siswa mengetahui kebaikan alat alternatif
yang dipilihnya. Dengan demikian mereka tidak hanya memahami
problemnya, akan tetapi yang lebih penting adalah alasan-alasan
memilih/menentukan suatu alternatif. Guru membimbing siswa dalam
merumuskan hipotesis, selanjutnya melaksanakan pengumpulan data
c. Dibawah bimbingan guru, siswa menarik kesimpulan dari data yang
diperoleh. membaca buku-buku, meneliti, bertanya, dll.

C. Kelebihan Metode Problem Solving


Kelebihan metode problem solving menurut Djamarah (2010 : 92) sebagai
berikut :
a. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan
dengan kehadupan, khususnya dengan dunia kerja.
b. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan
para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila
menghadapi permasalahan didalam kehidupan dalam keluarga,
masyarakat, dan bekerja, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi
kehidupan manusia.
c. Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara
kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak 14
melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi
dalam rangka mencari pemecahan.

D. Kekurangan Metode Problem Solving


a. Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan
tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan
dan keterampilan guru.
b. Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering
memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil
waktu pembelajaran lain.
c. Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan
permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan
berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
(Djamarah, 2010 : 93)

Anda mungkin juga menyukai