PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Data jumlah curah hujan (CH) rata -rata untuk suatu daerah tangkapan air
(catchment area) atau daerah aliran sungai (DAS) merupakan informasi yang
sangat diperlukan oleh pakar bidang hidrologi. Dalam bid ang pertanian data
CH sangat berguna, misalnya untuk pengaturan air irigasi , mengetahui
neraca air lahan, mengetahui besarnya aliran permukaan (run off). Untuk
dapat mewakili besarnya CH di suatu wilayah/daerah diperlukan penakar CH
dalam jumlah yang c ukup. Semakin banyak penakar dipasang di lapangan
diharapkan dapat diketahui besarnya rata -rata CH yang menunjukkan
besarnya CH yang terjadi di daerah tersebut. Disamping itu juga diketahui
variasi CH di suatu titik pengamatan. Menurut (Hutchinson, 1970 ;
Browning, 1987 dalam Asdak C. 1995) Ketelitian hasil pengukuran CH
tegantung pada variabilitas spasial CH, maksudnya diperlukan semakin
banyak lagi penakar CH bila kita mengukur CH di suatu daerah yang variasi
curah hujannya besar. Ketelitian akan semakin meningkat dengan semakin
banyak penakar yang dipasang, tetapi memerlukan biaya mahal dan juga
memerlukan banyak waktu dan tenaga dalam pencatatannya di lapangan.
2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu menghitung curah hujan dengan metode Rata-rata
aritmatik.
2. Mahasiswa mampu menghitung curah hujan dengan Teknik poligon
(Thiessen polygon).
Rave = R1 + R2 + R3+……..Rn
n
Di mana :
Rave = curah hujan rata-rata (mm)
n = jumlah stasiun pengukuran hujan
R1….Rn = besarnya curah hujan pada masing-masing stasiun (mm)
Pada bagian Dropped Pin, lakukan slide ke atas. Di bawah penjelasan tentang
tempat yang telah Anda pilih terdapat opsi "Measure Distance". Ketuk pilihan
tersebut. Setelah itu, Anda cukup menggerakkan jari pada layar untuk menentukan
titik kedua. Anda bisa menambahkan titik ketiga, keempat dan seterusnya dengan
mengetuk "Add point" yang dilambangkan dengan ikon bulat berwarna biru di
sebelah kanan.
Setelah itu, Anda cukup mengklik titik kedua. Jika Anda ingin menambahkan titik
ketiga dan seterusnya, Anda cukup mengklik titik berikutnya. Total jarak akan
muncul di dekat titik terakhir.
3. Langkah kerja
a) Gunakan data curah hujan dari praktikum acara 1
b) Hitung rata-rata curah hujan menggunakan metode aritmatik dari tiap
stasiun pengamatan.
c) Hitung rata-rata curah hujan menggunakan metode poligon thysen dengan
terlebih dahulu memasukkan data kedalam tabel dibawah ini
1. Hasil praktikum
a) rata-rata curah hujan menggunakan metode aritmatik dari tiap stasiun
pengamatan.
1.520,1
Rata − rata CH =
5
Curah Hujan
Rasio Luas Volume Curah Hujan
Stasiun
Luas (km2) wilayah/luas Curah Hujan (P) * = rasio
Pengamatan
total (Pi) luas x curah
hujan (pi)
1 3 0,14 15,8 2,5
2 8 0,43 2,01 0,86
3 3 0,16 2,01 0,32
4 2,5 0,13 3,22 0,41
5 2 0,11 9,98 1,10
Jumlah total 18,5 0,99 33,02 5,21
18,5
= 5,27
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penentuan curah
hujan wilayah dapat dilakukan dengan tiga metode (aritmatik, polygon thiessen,
isohyets). Penggunaan metode disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan
karena masing-masing metode memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-
maisng. Metode yang lebih sederhana adalah metode aritmatik. Berdasarkan
gambar dapat dilihat bahwa wilayah tersebut mencakup 5 stasiun pengukuran
curah hujan, tapi pengukuran meskipun stasiun tersebut dekat dengan daerah
pengukuran Hasil menunjukkan nilai yang berbeda dari perhitungan dengan kedua
metode yang seharusnya hasilnya sama. Pengukuran dengan metode aritmatik
menunjukkan hasil yang lebih besar (304,02) dari pada hasil dengan metode
poligon thiessen (5,27). Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, antara
lain: peneliti atau pengamat, perhitungan yang salah, penarikan beberapa garis di
kertas grafik pada metode polygon thiessen, dan lain-lain.
2. Saran
Sebaiknya praktek lapangan apapun diharapkan kepada para teman agar lebih
memperhatikan dan lebih teliti dalam melakukan pengukuran dan pengambilan
data agar nantinya dalam pembuatan laporan tidak mengalami kesulitan.