18 oktober 2021
La
Disusun Oleh:
Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Padang
Oktober 2021
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menggunakan rumus thiessen dalam mengolah data curah
hujan (CH)
2. Mahasisswa dapat membedakan hasil yang diperoleh dengan hasil cara rata-rata
aljabar/aritmatika
B. Definisi Presipitasi
1. Pengertian Presipitasi
Presipitasi merupakan peristiwa alami berupa perubahan bentuk dari uap air di
atmosfer menjadi curah hujan, sebagai akibat dari proses kondensasi. Presipitasi juga bisa
diartikan sebagai turunnya air dari atmosfer menuju permukaan Bumi. Air ini turun dari
awan, dalam bentuk air hujan. Selain itu, ada juga air yang turun ke Bumi dalam bentuk
salju, kabut, dan embun.
2. Pola Presipitasi
Terjadi akibat naiknya udara yang disebabkan oleh rintangan sebuah pegunungan.
D. Langkah Kerja
Jika titik-titik pengamatan CH di dalam daerah itu tidak tersebar rata, maka
cara perhitungan CH dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh tiap titik-
titik pengamatan dengan rumus Thiessen sebagai berikut:
6. Curah hujan
dari tiap
poligon
dianggap
diwakili oleh
curah hujan
dari titik-titik
pengamatan
dalam tiap
poligon
7. Ukur luas
masing-
masing
daerah
poligon dengan menggunaakan garis bujur sangkar pada kertas grafik jangan
dan lupa menggunakan skala.
E. Hasil Perhitungan
b. Hujan salju atau snow merupakan hujan dari kristal-kristal kecil air yang menjadi es
dan memiliki temperatur di bawah titik beku.
c. Hujan batu es merupakan batu es yang turun dari awan yang memiliki temperatur
dibawah 0° derajat celcius yang terjadi pada cuaca panas.
d. Hujan deras atau rain merupakan curahan air yang memiliki butiran kurang lebih 7
milimeter dan berasal dari awan yang memiliki temperatur di atas 0°.
3. Perhitungan curah hujan dengan cara poligon Thiesen
Perhitungan curah hujan dengan cara poligon Thiesen dilakukan dengan
menghubungkan alat penakar terpasang dengan menggunakan garis lurus. Besarnya curah
hujan di suatu daerah dihitung untuk curah hujan tunggal. Hasil pengukuran pada setiap
alat penakar terlebih dahulu diberi bobot dengan menggunakan bagian-bagian proporsi
wilayah dari total luas daerah yang diwakili oleh alat penakar hujan masing-masing
kemudian dijumlahkan. Pada peta daerah pengukuran, daerah masing-masing alat penakar
berada dibagi menjadi beberapa poligon. Poligon untuk masing-masing alat penakar
hujan dihitung dengan menggunakan planimeter atau menggunakan teknik "dot grid".
Analisis : berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat dilihat bahwa penghitungan curah hujan
dengan metode thiessen dapat dilakukan pada daerah yang memiliki distribusi penakar hujan
yang tidak merata atau seragam dengan mempertimbangkan luas daerah pengaruh dari
masing-masing penakar.
H. Simpulan
https://dataonline.bmkg.go.id/home
https://foresteract.com/curah-hujan/
http://materipelajaranterbaruipa.blogspot.com/2016/05/perhitungan-curah-
hujan-dengan-cara.html