ACARA 3
Dosen Pengampu:
Asisten Praktikum:
Disusun Oleh :
Kelompok :6
NIM : 220721602623
DEPARTEMEN GEOGRAFI
2022
1. TUJUAN
1) Mahasiswa mampu menganalisis hujan wilayah dengan metode
sederhana
2) Mahasiswa mampu membandingkan dua metode sederhana penentuan
hujan wilayah
3) Untuk menentukan curah hujan wilayah dengan menggunakan metode
polygon thiessen, dan isohyet.
2. DASAR TEORI
Salah satu unsur dalam siklus hidrologi adalah precipitation, yaitu input utama dalam
satu sistem hidrologi (i.e. Daerah Aliran Sungai). Indonesia yang merupakan daerah
tropis, precipitation yang terjadi yaitu H2O dalam bentuk cair atau yang kita kenal
dengan rain (hujan). Pengukuran hujan di lapang untuk saat ini menggunakan alat
ukur hujan (rain gauge) yang mewakili setiap titik pengukuran tersebut. Agar
mewakili hujan rata-rata dalam satu wilayah maka perlu dipertimbangkan terkait
distribusi hujan karena setiap titik pengambilan pengukuran dalam waktu yang sama
memiliki intensitas yang berbeda. Sehingga informasi hujan wilayah yang berasal dari
data pengukuran setiap titik pengambilan seharusnya mempertimbangan faktor
distribusi (spatial variable) Beberapa metode yang dikenal dalam hidrologi adalah
empat pendekatan, yaitu: rata-rata aritmatika, polygon Thiessen, Isohyet, dan center
of gravity. Pada praktikum kali ini, akan dikenalkan dua metode yang sederhana yaitu
cara aritmatika dan polygon Thiessen.
3. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
1) Laptop
2) Penggaris
3) Kertas Milimeter block
4) Kalkulator
5) Bolpen OHP
B. BAHAN
1) Data Hujan
2) Data Area Kawasan
4. LANGKAH KERJA
Cara kerja pada praktikum klimatologi ini adalah berupa penulisan rumus . Rumus
yang dimaksud sebagai berikut:
Menggunakan metode poligon Thiessen
1. Stasiun penakar diplot pada sebuah peta.
2. Titik penakar hujan terluar saling dihubungkan.
3. Dari masing-masing stasiun terluar dihubungkan dengan stasiun yang
paling dekat.
4. Mencari titik tengah dari tiap garis pengubung antar stasiun, kemudian
menarik garis tegak lurus terhadap garis penghubung pada titik tengah
yang diperoleh.
5. Menentukan garis polygon, yaitu garis yang terbetuk dari langkah
6. Hitung luas daerah yang dibatasi oleh polygon dengan menggunakan
milimeter blok
7. Curah hujan wilayah dihitung dengan persamaan :
Keterangan
5. DIAGRAM ALIR
Contoh Diagram Alir
7. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil klasifikasi iklim Oldeman nilai yang didapat dari
keempat stasiun sebagai berikut: 1) Stasiun Purwantoro dengan nilai rata-rata
Bulan Basah 3, Bulan Kering 3; 2) Stasiun Madiun dengan nilai; 3) Stasiun
Wonogiri dengan nilai; 4) Stasiun Ngawi dengan nilai. Oleh karena itu, dapat
diklasifikasikan bahwa dari 4 Stasiun tersebut termasuk dalam zona E2 (jika
terdapat kurang dari 3 bulan basah berurutan dan kurang dari 2 bulan sampai 4
bulan kering. Bambang (2015) dalam penelitian iklim di Provinsi Jawa Timur,
bahwa penanaman setiap tahunnya hanya satu kali penanaman tanaman
palawija, terutama di Kabupaten Malang, Kabupaten Kediri, dan Kabupaten
Jember. Selain itu, faktor curah hujan yang sangat rendah diakibatkan dari
angin muson yang berganti karena adanya faktor el-nina di Samudera Pasifik
membawa perubahan angin di wilayah tropis. (Ini Contoh yak temen-temen).
Pembahasan difokuskan pada mengaitkan data dan hasil analisisnya
dengan permasalahan atau tujuan penelitian dan konteks teoretis yang lebih
luas. Dapat juga pembahasan merupakan jawaban pertanyaan mengapa
ditemukan fakta seperti pada data. Pembahasan ditulis melekat dengan data
yang dibahas. Pembahasan diusahakan tidak terpisah dengan data yang
dibahas.
8. KESIMPULAN
9. Kesimpulan yang didapat dari hasil praktikum Analisis Curah
Hujan Wilayah adalah Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di
permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan
tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi,
runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm, inch. terdapat beberapa cara
mengukur curah hujan. Curah hujan (mm) : merupakan ketinggian air
hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak
meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya
dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air
setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Curah
hujan kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam
rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang
waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing Daerah
Prakiraan Musim (DPM). Metode Thiesse memperhitungkan bobot dari
masing-masing stasiun yang mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu
luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan adalah sama dengan yang
terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan yang tercatat pada suatu
stasiun mewakili luasan tersebut. Isohyet adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama. Pada
metode Isohyet, dianggap bahwa hujan pada suatu daerah di antara dua
garis Isohyet adalah merata dan sama dengan nilai rata-rata dari kedua
garis Isohyet tersebut
https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/79101/mod_resource/
content/1/Praktikum_Poligon%20Thiessen.pdf
https://www.academia.edu/35276887/Analisis_curah_hujan_wilayah
Satuannya (mm/tahun)
Satuannya (mm/tahun)