Kuliah 2 : Hujan
Maimun Rizalihadi
Kompetensi dasar
Mahasiswa mampu melakukan Analisis Hujan
❑ difinisi
❑ proses perubahan
❑ pengukuran curah hujan
❑ curah hujan daerah aliran
❑ pendugaan data curah hujan yang hilang
❑ Analisis massa ganda
❑ intensitas curah hujan
Presipitasi
Difinisi
Presipitasi : semua hasil perubahan bentuk uap air
yang turun ke permukaan bumi dari atmosfir
pada umumnya perubahan itu berbentuk:
Gerimis (drizzle),
Curah hujan (rainfall),
Selimut es (glaze),
Salju (snowfall),
Hujan es (hail),
Hujan es dan salju (sleet),
yang paling dominan di Indonesia curah hujan
Kebutuhan data hujan, tergantung dari kebutuhannya lebih
lanjut, data harian, bulanan atau tahunan.
Syarat proses perubahan awan menjadi curah hujan
(subramanya, 1984)
Ketersediaan awan di atmosfer
ketersediaan inti pembekuan (freezing nuclei)
merupakan partikel2 kecil dari bermacam-macam zat
dengan ukuran diameter 0,0001 sampai 0,001 mm
Kondisi cuaca yang memungkinkan proses kondensasi
uap air
hasil akhir kondensasi dapat mencapai permukaan bumi
( 0,1 mm tidak sampai ke permukaan bumi).
=45°
105 cm
Curah Hujan Daerah Aliran
Pengukuran data curah hujan dari masing2 alat
pengukur merupakan data curah hujan terpusat
“point rainfall”, sedangkan keperluan analisis data
yang diperlukan data curah hujan daerah aliran
“areal rainfall”
Tingkat ketelitian curah hujan daerah aliran ditentukan
jumlah stasiun pengamatan yang ada di daerah tersebut.
Metode pendugaan curah hujan daerah
aliran (Linsley, 1986):
a.Metode rata2 Aritmatik,
b. Metode rata2 Thiessen,
c. Metode rata2 Isohiet
Rata2 Aritmatik
Metode rata2 Aritmatik dipergunakan jika curah hujan
yang dihasilkan berbagai stasiun tidak menunjukkan
perbedaan yang amat besar
1 n
P = Pi
n i=1
CONTOH : suatu DAS terdapat lima stasiun pengamat
curah hujan dengan curah hujan selama 24 jam
sebesar 23,5; 27,8; 20,4; 22,6 dan 32,0 mm. Hitung
curah hujan DAS tersebut selama 24 jam ?
P= ( + + + + ) mm
P= mm = mm
Rata2 Thiessen
Metode Rata2 Thiessen dipergunakan untuk stasiun pengamat curah
hujan yang tidak tersebar merata. Persentase basis daerah aliran
ini diasumsikan dengan menarik garis poligon Thiessen dari
pertemuan garis sumbu antar stasiun pengamat.
1 2
P = P A n
i
A i=1
i
1 n Pi−1 + Pi
P = Ai−1
A i=1 2
Suatu DAS luas 125 km2 terdapat Rata2 Luas Ratio
Curah
Isohiet Hujan DAS
garis isohiet antara 8 mm sampai Isohiet (km2) Luas
(mm)
16 mm dengan interval 2 mm,
seperti gambar dengan luas 16 16 10 ..... .....
P = Pi
x
n i=1
Jika normal curah hujan tahunan dari
stasiun yang hilang lebih besar 10%, maka
dipergunakan metode ratio normal
N
P
n
P n
= x i
N
x
i=1 i
P =b +b P
x 0 1 1
+ • • • + bi Pi
Curah Hujan Tahunan (mm)
No Tahun
Contoh Soal : 1 1976
Stasiun A
1104
Stasiun B
1296
Stasiun C
1032
Stasiun D
1380
Stasiun E
1572
Sebuah DAS terdapat lima 2 1977 792 1032 792 1080 1326
3 1978 1206 1392 1176 1470 1650
stasiun A, B, C, D, E, 4 1979 1224 1524 1104 1536 1644
Tabel dugalah curah hujan 18 1993 905 1044 882 1103 1238
19 1994 918 1143 828 1152 1233
stasiun A pada tahun 1987 20 1995 738 918 716 963 1103
(P W )
n
i i
P x
= i=1
n
Wi=1
i
1 2
Di = x i + y
2 2
W = 2
D
i i
i
..... .....
Duga Curah Hujan yang Hilang = P = mm = mm
E
Analisis massa ganda
Perubahan lokasi pengukuran, lingkungan serta cara2
pengamatan dapat menyebabkan perubahan relatif
data curah hujan, sehingga data curah hujan tidak
konsisten. Ketidak konsistenan ini dapat dilihat dengan
menggunakan analisis massa ganda “double mass
analysis”
Analisis massa ganda pada dasarnya perbandingan
antara curah hujan kumulatip dari suatu stasiun yang
diduga mengalami perubahan dengan data rata2 curah
hujan kumulatip dari beberapa stasiun sekitar, dan
diinteprestasikan dalam suatu kurva. Perubahan slope
menunjukkan data curah hujan tidak konsisten,
sehingga perlu dilakukan koreksi.
Faktor koreksi merupakan perbandingan antara slope
kurva yang dianggap sebagai data baku dengan slope
kurva yang mengalami perubahan.
Konsistensi Data Curah Hujan dengan Analisis Massa Ganda
Kumulatip
Rata2 Koreksi
Contoh Soal: No Tahun
Curah
Hujan
Curah
Hujan
Rata2
Curah
Curah
Hujan
Curah
Hujan
Stasiun Hujan
Stasiun Stasiun
dengan B, C, D, E
A Stasiun
B, C, D, E
Stasiun
A A
25000
20000 1,4
2
15000
4,6
10000
6
5000
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000
Curah Hujan A