Anda di halaman 1dari 7

Latihan Menghitung Intensitas Hujan dan Membuat Grafik Lengkungnya

24
=
24

I= intensitas hujan (mm/jam)


t= lamanya hujan (jam)
R24= curah hujan maksimum harian selama 24 jam (mm)
2) Hitung intensitas hujan untuk beberapa durasi waktu menggunakan rumus
Mononobe
ANALISIS CURAH HUJAN
Data curah hujan yang diperoleh dari alat pengukur hujan merupakan hujan yang
terjadi pada satu tempat. Untuk mengetahui curah hujan pada suatu kawasan
diperlukan beberapa data hujan dari beberapa stasiun penakar hujan yang ada
dalam kawasan tsb yang kemudian dirata-ratakan. Ada 2 cara menghitung rata-rata
curah hujan :
1. Rata-rata aljabar
Cocok untuk kawasan topografi datar. Alat penakar hujan tersebar merata.
P = 1/n (P1 + P2 + … + Pn)
P = curah hujan yang tercatat dinpos penakar hujan.
n = banyaknya penakar curah hujan.
Contoh soal :
Hitung hujan rata-rata dengan metode aljabar
Stasiun hujan Tinggi hujan (mm)
1 25
2 100
3 75
4 90
5 85
Jawab : P = 1/n (P1 + P2 + P3 + P4 + P5)
= 1/5 (25 + 100 + 75 + 90 + 85)
= 75
2. Poligon Thiessen
Cocok untuk daerah dengan luas 500-5000 km2. Jumlah penakar hujan terbatas
dibanding luasnya.
Prosedur penetapan metode ini :
1) Lokasi penakar hujan di plot pada peta DAS. Antar pos dibuat garis penghubung.
2) Tarik tegak lurus ditengah tiap garis pernghubung.
3) Ukur luas tiap poligon
4) P =
Contoh Soal :

STA Hujan Tinggi curah hujan (mm) Luas (ha)


1 100 25
2 75 20
3 80 19
4 99 12
5 105 17
6 110 15
Jumlah = 10095 108
Jawab :
PA =
3. Metode Ishoyet
Cocok untuk daerah dengan luas > 5000 km2, jumlah penakar hujan retbatas
dibanding luasnya.
Prosedur penerapan metode ini :
1) Plot data kedalaman air hujan untuk tiap pos penakar hujan pada peta.
2) Gambar kontur edalaman air hujan
3) Hitung luas antara 2 garis ishoyet
4) P =
MEMPERKIRAKAN DATA YANG HILANG
Kadang-kadang pos penakar hujan mengalami kekosongan data karena ketidak
gadiran si pengamat ataupun karena kerusakan alat. Untuk itu sering diperlukan
perkiraan catatan yang hilang. Cara yang digunakan US Enviromental of Service :
Px = ⅓
N = hujan tahunan normal
Contoh soal :
Stasiun hujan x tidak berfungsi pada waktu-waktu tertentu dalam suatu bulan
dimana terjadi suatu hujan badai. Total hujan lebat masing-masing pada 3 sta yang
mengelilinginya. A=98 mm, B=80 mm, C=1080 mm. jumlah hujan tahunan normal
pada Stasion X + 880 mm, A = 1008 mm, B = 842 mm, C = 1080 mm. Hitung hujan
lebat Stasion X!
Px = ⅓
Px = ⅓.256,8
Px = 86,2653
CURAH HUJAN HARIAN MAXIMUM RATA-RATA
Metode :
1. Tentukan hujan max harian pada tahuntertentu di salah satu pos hujan.
2. Cari besarnya curah hujan pada tanggal, bulan, tahun yang sama untuk pos hujan
lain
3. Hitung hujan DAS dengan salah satu cara yang dipilih
4. Ulangi langkah 1-3.
ANALISIS FREKUENSI DAN PROBABILITAS DATA HIDROLOGI
· Sistem hidrologi kadang-kadang dipengaruhi peristiwa extrim, seperti hujan lebat,
banjir atau kekeringan.
· Tujuan analisis frekuensi data hidrologi adalah berkaitan dengan besaran peristiwa
extrim yang berkaitan dengan frekuensi kejadiannya melalui penerapan Distribusi
Kemungkinan.
· Frekuensi hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau
dilampaui.
· Periode ulang adalah waktu hipotetik dimana hujan dengan suatu besaran tertentu
akan disamai atau dilampaui.
· Ada 10 tahunan, 100 tahunan, 5 tahunan, 20 tahunan.
· Tidak berarti berulang secara teratur setiap periode ulang tsb.
Misalnya hujan periode ulang 10 tahunan, tidak berarti akan terjadi setiap 10 tahun,
akan tetapi akan ada kemungkinan akan terjadi dalam jangka waktu 1000 tahun
akan terjadi 100 kali kejadian hujan dalam setahun. Ada kemungkinan sebelum
kurun waktu 10 tahun terjadi hujan 10 tahunan lebih dari astu kali atau sebaliknya
tidak sama sekali
MACAM-MACAM DISTRIBUSI FREKUENSI
· Distribusi Normal
QT = + KT . S
QT = perkiraan besar hujan yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
= besar hujan rata-rata hitung
KT = Faktor frekuensi (Variable Reduksi Gauss)
S = Deviasi standar/simpangan baku
S=2
· Distribusi Log Normal
Log QT = Log + KT . S
QT = perkiraan besar hujan yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
= besar hujan rata-rata hitung
KT = Faktor frekuensi (Variable Reduksi Gauss)
S = Deviasi standar/simpangan baku
· Distribusi Log Person
Log QT = Log + KT . S . G
QT = perkiraan besar hujan yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T-
tahunan
= besar hujan rata-rata hitung
KT = Faktor frekuensi (Variable Reduksi Gauss)
S = Deviasi standar/simpangan baku
G = Koefisien Skewness/koefisien kemencengan
G = [ n Log Q1 – log )3/(n – 1 ) ( n – 2 ) S3
· Distribusi Gumbel
QTr = b + Ytr
a=
b=–

Anda mungkin juga menyukai