Anda di halaman 1dari 8

Analisis Curah Hujan Yang Masuk Dalam Area Tambang Batubara di

Daerah Nagan Raya Provinsi Aceh


Edi Yasa Ardiansyah & M. Fathur *)
*) Department of mining engineering-ITM

ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kegiatan penambangan
batubara dengan metode open pit. Pada perusahaan pertambangan. Sehingga
menyebabkan cekungan yang luas dan Mengingat adanya curah hujan yang
cenderung tinggi dan penambahan luas area tambang maka kegiatan penyaliran
sangat penting dalam penanganan air sehingga aktivitas penambangan tetap dapat
dilakukan walaupun dalam cuaca ektrim.
Penelitian ini dilakukan secara simulasi berdasarkan data curah hujan
Sehingga untuk menganalisa data dapat menggunakan metode gumbel,
mononobe dan persamaan rasional. Berdasarkan hasil analisa yang diperoleh
dapat diketahui bahwa : prakiraan curah hujan kala ulang 5 tahun, dengan curah
hujan tertinggi sebesar 774,3 mm yang terjadi pada bulan Agustus dan nilai curah
hujan terendah sebesar 60 mm dengan yang terjadi pada bulan Oktober.
Debit air yang masuk ke lokasi tambang pit 4 dengan debit limpasan
adalah sebesar 1,351 m3/s, Sehingga volume total air per hari yang masuk dengan
asumsi lamanya hujan selama perbulan adalah 318,33 m3.

Kata kunci : Sistem penyaliran, Gumbel, Curah hujan.

ABSTRACT

This event will be based on research by the presence of coal mining activities with
the open pit method. At the mining company. Thus causing a broad basin and
considering the presence of precipitation tends to be high and the addition of area
mines then dewatering activity is very important in handling the water so that the
mining activity can still do even though in weather extreme.
This research was done in the simulation based on rainfall data so as to analyze
the data can use the gumbel method, mononobe and rational equations. Based on
the results of the analysis can be obtained: it is known that forecast rainfall kala 5
year anniversary, with highest rainfall amounted to 774.3 mm that occurs in
August and the lowest rainfall of 60 mm with that occurred on the Moon Oct.
Discharge water coming to the location of the mine pit 4 with discharge runoff is
of 1.351 m3/s, so that the total volume of water per day that goes assuming
duration of rain during monthly is 318.33 m3.

Key words: dewatering System, Gumbel, rainfall.

1.1. Pendahuluan
Pengambilan bahan tambang yang dalam sump tambang dengan
ada dibawah permukaan bumi, tentu metode Gumbell dan
diperlukan upaya untuk melakukan Manonobe serta metode
pembukaan lahan dan penggalian rasional
tanah penutup. Akibatnya akan
terganggu neraca air. Metodologi
Penelitian dilakukan dengan survey
Penyaliran tambang merupakan salah lapangan, adapun data yang di
satu aspek penting pada tambang butuhkan adalah data curah hujan,
terbuka terkait dengan kondisi kerja, Keadaan Topografi/kemiringan
keselamatan, produktivitas dan lereng, Litologi, luas catchment
lingkungan dimana penyaliran area. Selanjutnya pengolahan data
tambang bertujuan meminimalkan air menggunakan metode Gumbel dan
yang masuk ke dalam front Manonobe serta metode rasional
penambangan. Untuk dapat
melakukan pengendalian air tambang Teori Dasar
dengan baik perlu diketahui sumber
dan perilaku air. Sistem Penyaliran (Dewatering)
Adapun aspek-aspek yang mendasari Sistem Penyaliran adalah suatu usaha
penyaliran tambang adalah aspek yang diterapkan pada daerah
hidrologi dan hidrogeologi, curah penambangan untuk mencegah,
hujan, infiltrasi, air limpasan dan air mengeringkan, atau mengeluarkan
tanah serta teknik penyaliran air yang masuk kedalam daerah
tambang. penambangan. Upaya ini untuk
Metode penambangan metode open mencegah terganggunya aktivitas
pit menyebabkan terbentuknya penambangan akibat adanya air
cekungan yang luas sehingga sangat dalam jumlah yang berlebihan,
potensial untuk menjadi daerah terutama pada musim hujan. Selain
tampungan air, baik yang berasal dari itu, juga untuk memperlambat
air limpasan maupun air tanah. kerusakan alat serta mempertahankan
Pada saat kondisi cuaca ekstrim kondisi kerja yang aman, sehingga
seperti curah hujan tinggi maka air alat-alat mekanis yang di gunakan
limpasan dapat menggenangi lantai pada daerah tersebut mempunyai
dasar dan menyebabkan umur yang lama.
berlumpurnya front penambangan.
Permasalahan tersebut akan Faktor-faktor yang penting dalam
menghambat aktivitas penambangan sistem penyaliran adalah :
yang mengakibatkan tidak 1. Permeabilitas batuan
tercapainya target produksi. Maka 2. Curah hujan
diperlukan suatu bentuk upaya yang 3. Rencana penambangan
optimal untuk penanganan air yang 4. Topografi
masuk ke pit sehingga aktivitas
penambangan tetap dapat dilakukan Permeabilitas Batuan
walaupun dalam cuaca ektrim. Permeabilitas batuan dapat diartikan
sebagai kemampuan suatu fluida
Tujuan bergerak melalui rongga pori massa
Memprediksi jumlah air batuan.
hujan yang akan masuk
K= (Q . μ)/(A .(∆P/∆l) ) ….....…… ..(3)
(1) Dimana:
Sx = Deviasi standar
Keterangan : Xi = Jlh curah hujan pertahun (thn ke-1)
X = Jlh rata-rata curah hujan max (mm)
k = permeabilitas media berpori, darcy
q = debit aliran, cm3/s
Selanjutnya hitung curah
µ = viskositas fluida yang menjenuhi,
hujan harian maksimum 24
cp jam (mm/jam) dengan
A = luas penampang media, cm2 menggunakan rumus
∆P = Beda tekanan masuk dgn keluar. distribusi probabilitas
(Atm) Gumbel sebagai berikut:
∆l = panjang media berpori Sx
R24= X + ( Y t −Y n )........................
Sn
(4)
Dimana :
Curah Hujan R24=Besarnya curah hujan harian
Curah hujan adalah banyaknya maksimum 24 jam (mm/24 jam)
intensitas hujan yang terjadi pada X = Rata-rata curah hujan (mm)
suatu daerah. Besar kecilnya curah Sx = Deviasi Standar
Yn = Reduced mean
hujan pada suatu daerah tambang
Sn = Reduced standard deviation
akan mempengaruhi besar kecilnya Yt = Reduced variasi sbg periode ulang
volume air yang harus ditanggulangi.
Kemudian hitunglah curah hujan
Analisis curah hujan rencana rata-rata periode X tahun (mm/jam)
Untuk menghitung intensitas dengan rumus
curah hujan rata-rata
dibutuhkan data curah hujan R 24 R24
minimal kurun waktu 5 tahun
terakhir.
I=
24 t ( ) ....................................
(5)
Dimana :
Untuk mengetahui nilai rata- I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
rata curah hujan maka dapat R24 = Curah hujan maksimum harian
mengunakan rumus sebagai (selama 24 jam) (mm)
berikut: t = Lamanya hujan (24 jam)
x=
∑ xi .......................
Intensitas Curah Hujan
Jumlah tahun ( n ) Intensitas curah hujan adalah
(2) curah hujan persatuan jam.
Dimana : Intensitas digunakan untuk
X = Rata-rata curah hujan max (mm) menghitung debit rencana air
∑ xi = Jumlah hujan tiap tahun limpasan.
n = Jumlah tahun (data)
Perhitungan intensitas curah
Kemudian hitung standar deviasi hujan di maksudkan untuk
menggunakan rumus sebagai berikut: mendapatkan kurva durasi
Xi− X
Sx= √ ....................................... yang nantinya dapat dipakai
n−1 sebagai dasar perencanaan
debit limpasan hujan pada kedalaman penggalian, dengan
daerah penelitian. kapasitas pompa menyesuaikan debit
air yang masuk ke dalam lokasi
Untuk mengolah data curah penambangan.
hujan menjadi intensitas Volume sumuran yang paling
curah hujan digunakan cara optimum bisa di dapatkan dari selisih
statistik dari pengamatan terbesar antara volume air limpasan
durasi yang terjadi. dengan volume pemompaan.

Rumus yang digunakan untuk C x R 24 x A


pengolahan data adalah Volume Limpasan= ..........
1000
menggunakan Persamaan (8)
Mononobe : Dimana :
X t 24 2 /3 C = Koefisien limpasan
I=
24 t ( ) ......................... R24 = Curah hujan harian rencana (mm)
A = Luas catchment area (m2)
(6)
Dimana : I = Intensitas curah
(mm/jam) DATA DAN ANALISA
t = Waktu (jam) DATA
Xt = Curah hujan (mm)

Analisis Debit Limpasan Vegetasi


Sebagian besar lahan di
Debit air limpasan adalah volume air lokasi penelitian merupakan
hujan persatuan waktu yang tidak lahan yang tidak begitu
mengalami infiltrasi sehingga harus produktif, persawahan, hutan
dialirkan melalui saluran drainase. karet, semak belukar,
Debit limpasan terdiri dari tiga sebagian rawa-rawa dan
komponen yaitu: koefisien Run off perbukitan.
(C), data intensitas curah hujan (I),
dan catchment area. Iklim dan Curah Hujan
Besarnya debit limpasan maksimum Kabupaten Nagan Raya
dapat ditentukan dengan metode termasuk dalam wilayah
Persamaan Rasional beriklim tropis dan termasuk
QP = 0,278 x C x I x A ................(7) dalam klasifikasi basah.
Dimana : Berdasarkan data yang
QP = Debit rencana/puncak (m3/s). diperoleh dari Stasiun
C = Koefisien pengaliran Klimatologi bandara udara
I = Intensitas curah hujan ( mm/jam ).
Cut Nyak Dhien tahun 2011,
A = Luas daerah tangkapan
hujan(km2). suhu maksimum daerah
Kabupaten Aceh Barat
Analisis Sumuran (Sump) 0
30,2 C dan suhu minimum
Sistem ini diterapkan untuk 21,50C dan suhu rata-rata
membuang air tambang dari lokasi
kerja. Air tambang di kumpulkan adalah 260C. Rata-rata
pada sumuran (sump), kemudian di kelembaban relative
pompa keluar. Pada pemasangan maksimum 93%, kelembaban
jumlah pompa tergantung pada minimum 70% dan
kelembaban rata-rata adalah
81%. Arah angin terbanyak
berasal dari arah barat
sebesar 62,5% kemudian
disusul dari arah barat daya
sebesar 14,2%, selatan 5,8%,
barat laut 1,7% dan utara
1,7%. jumlah hari hujan
diasumsika rata-rata setiap
bulan 18 hari

Geologi Daerah
Daerah penelitian mempunyai
morfologi dataran dan perbukitan, Gambar 1. Peta Pola arah aliran
dengan Elevasi ± 20-100 meter dpl,
dan arah ketinggian semakin Curah hujan
meningkat pada wilayah Utara
bagian Timur daerah penelitian. Curah hujan adalah jumlah air yang
Secara geologi daerah penelitian dan jatuh di permukaan tanah datar
sekitarnya termasuk kedalam selama periode tertentu yang diukur
Formasi Meulaboh. Formasi ini dengan satuan tinggi (mm) di atas
dicirikan oleh batupasir, permukaan horizontal bila tidak
batulempung, kerikil dan kerakal. terjadi evaporasi, limpasan dan
infiltrasi. Satuan curah hujan adalah
Menurut (Cameron 1980) Formasi mm.
Meulaboh berumur Pleistosaen dan Data curah hujan
diendapkan pada lingkungan Data curah hujan yang digunakan
fluviatil. Formasi Meulaboh pada penelitian ini ialah data curah
menyebar dengan pola berarah hujan curah hujan bulanan dari tahun
Tenggara– barat Laut di sepanjang 2009 sampai tahun 2013.
tepi pantai barat. tersusun atas
litologi yang terdiri dari batupasir Analisis Data Curah Hujan
berukuran kasar-halus dengan Curah hujan harian maksimum yang
perlapisan 20-100 cm dan lempung terdiri dari 60 sampel data Data
yang berselang seling dengan kemudian di lakukan perhitungan
batupasir, kemiringan perlapisan dengan Metode Gumbel.
batuan 20- 80o kearah barat daya.
Hasil pengolahan data curah hujan
Struktur geologi daerah yang untuk Rata-rata curah hujan di dapat
dijumpaian adalah struktur lapisan dari hasil perhitungan rata-rata hujan
batuan dan struktur patahan (sesar pertahun dari tahun 2009-2013.
turun). Dimana :
2009 = 266,83333 , 2010 =
418,69167
2011 = 319,66667, 2012 =
262,58333
2013 = 323,875
Hasil rata-rata hujan/ bulan =
318,33 mm
30 hari
Rencana hujan harian = 10,611 mm /
hari

Perhitungan curah huijan


Gambar 2. Peta Catchment Area
harian maksimum 24 jam
(mm/jam) dengan
Koefisien air limpasan
menggunakan Persamaan
Gumbel (persamaan 4) Nilai koefisien limpasan (C)
sebagai berikut: untuk kajian teknis sistem
penyaliran adalah 0,8 Debit
X = 318,33, Sx= 65,32, Sn= 1,13, air lampisan adalah debit air
Yt= 1,49 hujan rencana dalam suatu
Yn=0,54 daerah tangkapan hujan yang
Dimana : diperkirakan akan masuk ke
56,32 dalam lokasi tambang.
R24=318,33+ (1.4999−0,541 )
1.1313 Perhitungan debit air
R24 = 366,00 mm / hari limpasan menggunakan
persamaan Rasional.
Intensitas curah hujan (Persamaan 7)
Perhitungan Intensitas curah hujan di Dimana :
daerah penelitian menggunakan Pers A = 0,14 km2, I = 43 mm/jam, C =
5 : 0,8
366,00 24 2 /3
Maka : I =
24 ( )5
= 43mm / Maka QP = 0,278 x 0,8 x 43 x 0,14
= 1,351 m3/s
jam = 1,351 m3/s x 3600s
Sehingga Intensitas curah hujan yang = 4.684 m3/ jam
di dapat sebesar 43 mm/jam. Nilai Jadi debit limpasan maksimum
intensitas curah hujan digunakan dengan periode ulang 5 tahun adalah
dalam perhitungan debit air yang 1,351 m3/s .
masuk ke areal bukaan tambang.
Debit Limpasan
Debit limpasan yang akan masuk ke
Daerah Catchment Area pit di hitung dengan menggunakan
Luas daerah tangkapan hujan di parameter intensitas curah hujan,
hitung dengan menggunakan koefisien air limpasan dan catchment
program minescape 4.119. Besarnya area.
luas daerah tangkapan hujan adalah
0,14 km2.
Foto 1. kondisi Sump Daerah penelitian 1. Perhitungan curah hujan dengan
metode Gumbel diperoleh
Diskusi 10,611 mm / hari.
2. Berdasarkan perhitungan
Dari hasil analisa prakiraan kala Mononobe maka di peroleh hasil
ulang 5 tahun dengan menggunakan sebesar 43 mm/jam untuk pit 4.
metode Gumbell maka didapat nilai 3. Debit limpasan maksimum
curah hujan tertinggi sebesar 774.3 dengan periode ulang 5 tahun
mm pada bulan Agustus, terendah adalah 1,351 m3/s
sebesar 60 mm pada bulan oktober, 4. Luas daerah tangkapan hujan
Curah hujan harian maksimum yang yaitu 14 hektar. Akan Maka Debit
terjadi dari tahun 2009 sampai limpasan yang didapat sebesar
Desember 2013. sebesar 10,611 4.864 m3/jam.
mm/hari.
Saran
Berdasarkan nilai intensitas hujan,
luas catchment area sebesar 14 ha 1. Berdasarkan penelitian yang telah
dan koefisien limpasan untuk dilakukan, penulis menyarankan
wilayah tambang sebesar 0,8. Maka untuk mengatasi volume air yang
debit limpasan dapat dicari dengan akan masuk ke pit, maka
menggunakan rumus rasional yang diperlukan pompa dengan debit
menghasilkan nilai limpasan pompa yang besar sehingga air
maksimum dengan periode ulang 5 yang masuk dapat dikendalikan.
tahun adalah sebesar 4.684 m3/ jam
2. Untuk mengurangi besarnya
Hubungan luas catchmen area dan volume air yang masuk ke sump,
intensitas hujan maka perlu kiranya dilakukan
perencanaan pembukaan lahan
Luasnya daerah catchment area dan yang baik serta membuat tutupan
lahan bukaan tentu berdampak kembali (reboisasi) daerah yang
terhadap banyaknya air hujan yang telah dibuka secara instan atau
akan dikumpulkan, sehingga jika dapat membuat sumur –sumur
tidak dikendalikan areal bukaan pori sebagai media infiltrasi
tentunya volume air yang masuk hingga mencapai lapisan batuan
diperkirakan sebesar 4.684 m3/ jam. permeabel.
Semakin besar hujan yang jatuh ke
pit semakin besar pula debit Daftar Pustaka
limpasan yang akan masuk ke pit, 1. Kodoatie, J. R., 1996,
begitu pula dengan volume air yang Pengantar Hidrogeologi, Andi,
terkumpul di sump, semakin besar Yogyakarta
debit limpasan semakin besar volume 2. NN.http://id.wikipedia.org/wiki/
air yang akan terkumpul. Hidrogeologi di akses pada
tanggal 17 September 2017.
3. NN.http://www.scribd.com/doc/
93648647/Sistem-penyaliran#
Kesimpulan download di akses pada tanggal
Berdasarkan diskusi disimpulkan : 9 Agustus 2017.
4. NN.http://ml.scribd.com/doc/39
329194/Materi Penyaliran
Tambang diakses pada tanggal
12 September 2016.
5. http://ml.scribd.com/doc/
51199939/ Akuifer-air-tanah di
akses pada tanggal 21 September
2017.
Tabel Perhitungan Debit Dengan Data Curah Hujan
CURAH HUJAN 5 TAHUN TERKHIR Satuan
200 98, 26 33 10 18 39 26 97, 67 33 320
203 236 266,8 Mm
9 8 2 7 5 5 7 2 9 9 8 2
201 59 39 36 28 12 70 49 16 502
529 281 537 543 418,7 Mm
0 7 4 7 4 6 6 9 2 4
201 41 13 16 18 77 21 31 32 383
356 171 458 324 319,7 Mm
1 8 6 9 3 4 1 1 4 6
201 88, 32 20 14 29 19 18 63 23 315
132 356 348 262,6 Mm
2 2 2 8 5 8 9 5 5 4 1
201 42 21 40 18 15 74 41 25 388
125 658 239 60 323,9 Mm
3 9 2 9 5 4 8 6 2 7
mm/bl
Rata-rata curah hujan 5 tahun terakhir per bulan 318,3
n
Rencana Hujan Harian 10,61 mm/hri
Catchment Area PIT 04 Dalam Tambang 0,14 km2
Koofisien Limpasan 0,8 Standar
mm/ja
Intensitas Curah Hujan 43
m
Debit = 0.278 x Koofisien limpasan x Intensitas CH x Luas Daerah Tangkapan Hujan m3/s
1,351
Debit limpasan air maksimum m3/jam
4.864

Anda mungkin juga menyukai