Anda di halaman 1dari 12

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
HIDROLOGI TEKNIK
(04. Analisis Curah Hujan Desain)

Oleh :
Shift : A1
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 8 Oktober 2018
Nama (NPM) : Yessi Carolina (240110170007)
Asisten Praktikum : 1. Andiles Kusnadi S.
2. Imam Fauzan
3. Silvy Santika
4. Siti Sarah S.
5. Tiara Putri Dwi D.

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki dua musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan. Namun seiring pemanasan global yang semakin parah,
pergantian musim ini menjadi tak teratur lagi bahkan sering terjadi cuaca ekstrem.
Di kedua musim ini, baik karena faktor alam maupun manusia, tak jarang
menimbulkan bencana alam yang dapat menghambat aktivitas manusia, yang
paling fatal biasanya bencana yang terjadi di musim hujan. Karenanya sangat
dibutuhkan pengukuran terhadap hujan, data yang didapat bisa digunakan untuk
memprediksi hujan yang diperkirakan akan turun. Data curah hujan ini juga biasa
digunakan sebagai bahan analisis hujan. Analisis hujan dapat dilakukan dengan
berbagai macam metode, salah satunya dengan cara analisis hujan desain atau
rancangan. Analisis hujan ini menggunakan data hujan harian maksimum untuk
menghitung intensitas hujan.
Dalam menganalisis curah hujan desain, hal yang perlu diperhatikan yaitu
distribusi dari hujan itu sendiri. Distribusi dari hujan ini dapat berbeda-beda
tergantung waktu pengukuran curah hujan yang terdata, bisa berupa data curah
hujan tahunan, curah hujan bulanan, curah hujan harian, atau curah hujan per jam.
Data-data curah hujan ini dapat saja langsung digunakan untuk keperluan analisis,
tapi yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan perancangan yaitu analisis frekuensi
data curah hujan harian maksimum. Hasil dari analisis frekuensi ini adalah curah
hujan dengan beberapa periode ulang sesuai dengan kebutuhan rancangan atau
desain. Analisis frekuensi ini dapat dilakukan berdasarkan interval kedalaman
hujan (depth interval) atau berdasarkan ranking kedalaman hujan (depth ranking),
sedangkan untuk analisis frekuensi yang dilakukan terhadap curah hujan harian
maksimum dapat dilakukan dengan sedikitnya 3 metode, diantaranya metode
Gumbel, metode Log Pearson III, serta metode distribusi normal. Untuk
mengetahui cara mengolah data dan menganalisis curah hujan harian maksimum
menggunakan metode-metode tersebut, maka dibutuhkan praktikum secara
langsung agar cara perhitungannya mudah dipahami.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Memahami pengertian intensitas curah hujan
2. Menganalisis frekuensi curah hujan
3. Mampu menentukan curah hujan desain suatu wilayah yang telah terdata
curah hujannya
4. Mampu menggunakan Metode Gumbel, Distribusi Normal, dan Log
Pearson III untuk menghitung curah hujan desain
5. Mampu menganalisa serta membuat evaluasi hasil perhitungan yang
didapat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Presipitasi
Dalam meteorologi, presipitasi (juga dikenal sebagai satu kelas dalam
hidrometeor, yang merupakan fenomena atmosferik) adalah setiap produk dari
kondensasi uap air di atmosfer. Ia terjadi ketika atmosfer (yang merupakan suatu
larutan gas raksasa) menjadi jenuh dan air kemudian terkondensasi dan keluar dari
larutan tersebut (terpresipitasi). Udara menjadi jenuh melalui dua proses,
pendinginan atau penambahan uap air.
Presipitasi yang mencapai permukaan bumi dapat menjadi beberapa
bentuk, termasuk diantaranya hujan, hujan beku, hujan rintik, salju, sleet, dan
hujan es. Virga adalah presipitasi yang pada mulanya jatuh ke bumi tetapi
menguap sebelum mencapai permukaannya.
Presipitasi adalah salah satu komponen utama dalam siklus air, dan
merupakan sumber utama air tawar di planet ini. Diperkirakan sekitar 505.000
km³ air jatuh sebagai presipitasi setiap tahunnya, 398.000 km³ diantaranya jatuh di
lautan. Bila didasarkan pada luasan permukaan bumi, presipitasi tahunan global
adalah sekitar 1 m, dan presipitasi tahunan rata-rata di atas lautan sekitar 1,1 m
(Handayani, 2009).
Presipitasi perlu diukur untuk mendapatkan data hujan yang sangat berguna
bagi pernecanaan hidrologis, semisal perencanaan pembangunan bendung, dam,
dan sebagainya. Salah satu alat ukurnya yang sederhana adalah sebagai berikut.
yang ini merupakan alat ukur hujan harian (Nur, 2012).

2.2 Curah Hujan


Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar
selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas
permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Jadi,
jumlah curah hujan yang diukur, sebenarnya adalah tebalnya atau tingginya
permukaan air hujan yang menutupi suatu daerah luasan di permukaan
bumi/tanah. Satuan curah hujan yang umumnya dipakai oleh BMKG adalah
milimeter (mm). Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter
persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi 1 (satu) milimeter atau
tertampung air sebanyak 1 (satu) liter atau 1000 ml (Yosher,2015).

2.3 Analisis Frekuensi Curah Hujan Secara Langsung


Analisis frekuensi secara langsung dapat dilakukan dengan dua metode
yaitu:
1. Analisis Frekuensi berdasarkan interval kedalaman hujan (Depth Interval)
Metode ini digunakan jika data yang ada cukup banyak (misal data harian).
Prosedur yang harus dilakukan:
a. Tentukan banyaknya kelas interval, batas bawah (ai), dan batas atas (b1)
berdasarkan data kedalaman hujan.
b. Banyaknya kelas ditentukan berdasarkan persamaan k = 1 + 3,322 log
n
c. Besar kelas/panjang kelas interval ditentukan berdasarkan persamaan c

X n− X i
= , dimana Xn dan Xi masing-masing adalah nilai data terbesar
k
dan data terkecil.
d. Hitung jumlah data pada masing-masing kelas interval (ai < P ≤ bi =
mi).
e. Hitung frekuensi (F) dimana F(ai < P ≤ bi) = mi/n dengan n adalah
jumlah data kedalaman hujan
f. Hitung periode ulang T=1/F.
2. Analisis Frekuensi berdasarkan ranking kedalaman hujan (Depth Ranking)
Metode ini digunakan jika data yang ada tidak banyak (misal data bulanan).
Prosedur yang harus dilakukan:
a. Rankingkan data hujan bulanan berurut dari besar ke kecil;
b. Hitung frekuensi (F) terlampaui dimana F(P > Pr) = r/(n+1) dengan r
adalah nilai ranking dan n adalah jumlah data kedalaman hujan;
c. Hitung periode ulang T=1/F (Bupalaka. 2010).

2.4 Analisis Frekuensi Curah Hujan Secara Tidak Langsung


Secara tidak langsung, analisis frekuensi dilakukan terhadap curah hujan
harian maksimum. Analisis frekuensi curah hujan maksimum merupakan prosedur
memperkirakan frekuensi suatu besaran curah hujan maksimum rencana melalui
penerapan distribusi frekuensi. Distribusi Log-Pearson III merupakan distribusi
frekuensi yang terpilih berdasarkan Uji Chi-Kuadrat dan dianggap mewakili
sebaran data curah hujan maksimum. Metode Van Breen dengan Persamaan
Talbot merupakan metode terpilih dalam perhitungan intensitas curah hujan di
wilayah sekitar Perempatan ITN, sedangkan Metode Rasional merupakan metode
yang digunakan dalam penentuan debit rencana (Bupalaka. 2010).

2.5 Metode Gumbel


Menurut Gumbel, curah hujan untuk periode ulang tertentu (TR) dihitung
berdasar persamaan berikut:
Y TR−Y
XTR = X́ +
( Sn )
. S x ....................(2.1)
n

Besarnya koefisien-koefisien diatas dihitung dengan persamaan berikut:


Y TR−1
( (
TR=¿−ln −ln
TR ))
¿

n
Y TR = √∑i=1
¿ ¿ ¿ ¿ ¿.............(2.2)

Keterangan:
XTR = Curah hujan dengan periode ulang TR (mm)
X́ = Curah hujan rata-rata (mm)
TR = Periode ulang Y n , Sn = Konstanta berdasarkan jumlah data yang dianalisis
Yn, Sn = Konstanta berdasarkan jumlah yang dianalisis
Sx = Standar deviasi dari data x

2.6 Metode Log Pearson III


Untuk menganalisa frekuensi curah hujan dengan metode Log Pearson Type
III adalah sebagai berikut :

LogXT = Log X + (KTR . SLog X )........(2.3)

Dimana :

XT = Curah hujan dengan kala ulang T tahun


XLog = Harga rata-rata
XS log = Standart deviasi
K = Koefisien, yang harganya tergantung pada nilai kepencengan ( Cs )
dan Return periode ( T ).

2.7 Metode Distribusi Normal

X T = X+ K T S ..............(2.4)

Dimana :

XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode ulang T


X : Nilai rata-rata hitung variat
S : Deviasi standar nilai variat
KT : Faktor frekuensi, merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan tipe
model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisis peluang. Nilai
faktor frekuensi dapat dilihat pada tabel Reduksi Gauss
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah laptop.
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah data curah hujan dalam
bentuk excel.

3.2 Prosedur Pelaksanaan Praktikum


Prosedur yang harus dilakukan pada praktikum kali ini adalah:
1. Menghitung jumlah curah hujan tiap bulan pada data curah hujan sebanyak
14 tahun
2. Mencari data hujan tertinggi pada tiap bulannya pada data curah hujan 14
tahun
3. Menyalin data hujan 14 tahun tersebut ke Microsoft Excel.
4. Merata – ratakan curah hujan tiap tahun
5. Mencari nilai curah hujan maksimum dari bulan basah tiap tahun data.
6. Merata – ratakan curah hujan bulanan maksimum tiap bulannya.
7. Menandai bulan yang lembab dan kering
8. Membuat table untuk masing – masing metode yaitu metode distribusi
Gumbel, distribusi Log Pearson III dan Distribusi Normal.
9. Merata-rata kan lagi nilai rata-rata curah hujan maksimum.
10. Menghitung standar deviasi untuk Metode Gumbel
11. Mencari nilai variable Reduced Mean (Yn) pada tabel LA-1.
12. Mencari nilai variable Reduced Standard Deviation (Sn) pada tabel LA-2.
13. Menghitung Ytr, K dan Xt pada Metode Gumbel
14. Mengulangi lagi langkah 9 dan 10 untuk metode Log Person III.
15. Menghitung nilai skew dari data rata-rata curah hujan maksimal.
16. Menghitung nilai log X dari data rata-rata curah hujan masimal tiap tahun
kemudian di rata-rata kan lagi,dicari nilai standar deviasi nya dan juga nilai
skew nya.
17. Mencari nilai K untuk Distribusi Log Pearson III pada tabel LA-4
18. Menghitung Log Xt dan Kt
19. Mengulangi lagi langkah 9 dan 10 untuk metode Distribusi Normal
20. Mencari nilai Variabel Reduksi Gauss pada tabel LA-5
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

4.1 Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Dwiratna, Sophia. 2016. PENUNTUN PRAKTIKUM HIDROLOGI TEKNIK.


Jatinangor: FTIP

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Erlangga: Jakarta.

Bupalaka. 2010. Analisis Data Hujan. Terdapat pada:


Bhupalaka.fIles.wordpress.com/2010/02/analisis-frekuensi-dIstrIbusI1.
Pptx. (Diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 18.30 WIB)

Handayani, Cita. 2009. Presipitasi dan Aritmatika Klimatologi. Terdapat di:


http://berbagiilmucuaca. com. diakses pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul
20.43 WIB

Handajani, Novie. 2005. ANALISA DISTRIBUSI CURAH HUJAN, Vol. 1,No.


3. http://eprints.upnjatim.ac.id/2528/1/NOVIE_HANDAJANI.pdf. (Diakses
pada tanggal 14 Oktober 2018 pukul 16.21 WIB)

Nur, Abidin. 2012. Daur Hidrologi. Terdapat di: http://abidinjhsschool.com.


diakses pada tanggal 13 Oktober 2018 pukul 18.52 WIB

Yosher,Reni. 2015. Curah Hujan .Terdapat di: http:// http://www.academia.edu.


diakses pada tanggal 14 Oktober 2018 pukul 21.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai