Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi (hydrologic phenomena).
Keterangan atau fakta mengenai fenomena hidrologi dapat dikumpulkan, dihitung, disajikan dan ditafsirkan
dengan menggunakan prosedur tertentu, metode statistik dapat digunakan untuk melaksanakan penggunaan
prosedur tersebut (Soewarno, 1995).
Adapun langkah-langkah dalam analisis hidrologi adalah sebagai berikut :
Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga
Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah daerah yang dibatasi rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada di
bentuk topografi, dimana seluruh hujan yang jatuh di area itu dalam atau di sekitar kawasan tersebut.
mengalir ke satu sungai.
Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan Tiga macam menghitung hujan rata-rata kawasan yaitu :
hujan yang terjadi hanya pada satu tempat atau satu titik saja Rata-rata aljabar, Poligon Thiessen, dan Metode Isohyet.
(point rainfall). Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap
tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu alat
penakar hujan belum tentu dapat menggambarkan hujan wilayah
tersebut.
Ada 3 faktor yang menjadi acuan dalam menentukan cara yang akan digunakan yaitu:
02 Luas DAS
Penggunaan metode berdasarkan luas DAS
03 Topografi DAS
menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubung antara dua
pos penakar terdekat.
Hasil Metode Poligon Thiessen lebih akurat dibandingkan dengan metode Rata-rata Aljabar.
Cara ini cocok untuk daerah datar dengan luas 500-5.000 km2
Prosedur penerapan metode ini meliputi :
1) Lokasi pos penakar hujan diplot pada peta DAS. Antar pos Di mana P1, P2, ..., Pn adalah curah hujan yang tercatat di pos
penakar dibuat garis penghubung. penakar hujan 1,2, ..., n. A1, A2, ..., An adalah luas areal poligon
1, 2, ..., n. n adalah banyaknya pos penakar hujan.
2) Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah tiap garis penghubung
sedemikian rupa, sehingga membentuk Poligon Thiessen.
Semua titik dalam satu polygon akan mempunyai jarak
terdekat dengan pos penakar yang ada di dalamnya
dibandingkan dengan jarak terhadap pos lainnya.
Selanjutnya, curah hujan pada pos tersebut dianggap
representasi hujan pada kawasan dalam poligon yang
bersangkutan.
“ “
Metode rata-rata Aljabar dihitung dengan mengambil nilai rata-rata hitung (arthmatic mean)
pengukuran curah hujan di stasiun hujan di dalam area yang ditinjau. Metode tersebut akan
memberikan hasil yang dapat dipercaya jika stasiun hujan banyak dan tersebar secara
merata serta hasil penakaran masing-masing stasiun hujan tidak menyimpang jauh dari nilai
rata-rata seluruh stasiun sistem hujan disuatu area.
dimana:
R = Curah hujan rata-rata DAS (mm).
R1 R2 , Rn = Curah hujan pada setiap stasiun hujan (mm).
n = Banyaknya stasiun hujan.
Metode Isohyet
“ “
Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan kedalaman hujan yang sama.
Pada metode tersebut diasumsikan bahwa hujan pada suatu daerah yang terletak diantara 2
garis Isohyet memiliki nilai rata-rata dari kedua garis Isohyet tersebut.
Hujan kawasan rata-rata dengan Metode Isohyet dapat dihitung dengan persamaan :
dimana:
P1,P2, …,Pn = Curah hujan pada garis satu Isohyet 1, 2,…n.
A1,A2,…,An = Luas areal antara garis Isohyet satu dan garis Isohyet dua, dan seterusnya.
Pemilihan Jenis Sebaran
Analisis frekuensi diperlukan seri data hujan yang diperoleh dari pos penakar hujan, baik yang manual maupun yang otomatis.
Analisis frekuensi ini didasarkan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk memperoleh probabilitas besaran
hujan di masa yang akan datang.
dua macam seri data yang dipergunakan dalam analisis frekuensi, yaitu :
Distribusi Log Pearson III banyak digunakan dalam analisis hidro Distribusi Gumbel banyak digunakan untuk analisis data maksimum
logi, terutama dalam analisis data maksimum (banjir) dan hujan maupun debit dari hasil pengukuran data historis untuk
minimum (debit minimum) dengan nilai ekstrem. Persamaan mengestimasi harga ekstrim yang akan datang. Distribusi Gumbel
fungsi peluang P(X) dari distribusi Log Pearson III adalah: memiliki koefisien kemencengan Cs = 1,14
Pengujian Kecocokan Sebaran
Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari sampel data terhadap fungsi
distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan atau mewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan
pengujian
parameter.
Uji Smirnov-Kolmogorov
Uji Chi-Kuadrat
dimana:
= Selisih data probabilitas teoritis
dan empiris
Pt = Peluang teoritis
Pe = Peluang empiris
B
A
Intensitas Curah Hujan Rencana
Intensitas curah hujan adalah rata-rata dari curah hujan yang lamanya sama dengan lama waktu
konsentrasi (tc) suatu wilayah dalam masa ulang tertentu. Dengan kata lain, intensitas curah hujan
adalah ketinggian curah hujan dalam suatu kurun waktu tertentu dimana air tersebut
berkonsentrasi.Waktu konsentrasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh aliran dari titik terjauh
sampai titik keluaran. Intensitas curah hujan sering digunakan sebagai salah satu elemen
perencanaan teknis suatu
bangunan air. Sifat umum hujan adalah apabila semakin lama hujan terjadi maka semakin kecil
intensitas suatu curah hujan, dan apabila semakin besar periode ulang suatu curah hujan, maka
semakin besar pula intensitas suatu curah hujan.
a) Metode Mononobe
b) Metode Talbot
c) Metode Sherman
d) Metode Ishiguro
Analisis Debit Banjir Rencana
Pemilihan debit banjir rencana untuk bangunan air adalah suatu masalah yang sangat
tergantung pada analisis statistik dari urutan kejadian banjir baik berupa debit air
sungai maupun hujan. Metode yang digunakan untuk menghitung debit banjir rencana
sebagai dasar perencanaan konstruksi bendung diantaranya adalah Metode Rasional,
Metode
Haspers,Metode FSR Jawa Sumatra, Metode Hidrograf Satuan Sintetik Gama I, dan
Metode Passing Capacity. Metode yang digunakan sebagai dasar perencanaan
konstruksi bendung diantaranya adalah
Metode Haspers
Metode Rasional
Metode FSR Jawa Sumatera 2.4.4 Metode Hidrograf Satuan Sintetik Gama I
Q = GF X MAF
Perkolasi
Perkolasi adalah gerakan air ke bawah dari daerah tidak jenuh ke dalam daerah jenuh. Laju
perkolasi lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• Tekstur tanah
• Permeabilitas Tanah
Thank you