e-ISSN : 2961-9599
Rekayasa dan Inovasi Teknik Sipil Vol. 8, No.1 (April 2023)
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
*coressponding author : Annisawawlandari@gmail.com
Abstrak
Indonesia yang beriklim tropis dan terletak pada garis katulistiwa, membuat
Indonesia mengalami penguapan air yang begitu besar sehingga mengakibatkan
tingginnya curah hujan di Indonesia. Data curah hujan yang digunakan untuk
perhitungan debit banjir rencana adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran
sungai (DAS) di saat yang sama. Untuk menghitung banjir rencana diperlukan data
curah hujan dalam bentuk jam dan diperlukan data curah hujan selama 10 tahun.
Penelitian ini menggunakan 6 metode yaitu aritmatika, poligon thiessen, normal,
log normal, log pearson III, dan gumbell. Untuk mendapatkan hasil dari beberapa
metode analisis yang telah disebutkan maka digunakan peta wilayah sub DAS
Opak hulu dan data curah hujan tahunan 2009 sampai 2018 di beberapa stasiun
curah hujan yang berada di wilayah sub DAS opak hulu. Dari hasil analisis
didapatkan data hujan wilayah selama sepuluh tahun di sub DAS pak adalah pada
tahun 2017 sebesar 177, 61mm/bulan, dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 27,
67mm/bulan pada metode Aritmatika, sedangkan metode Poligon Thiessen
diperoleh hujan wilayah terbesar adalah pada tahun 2017 sebesar
190,94mm/bulan dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 1, 64mm/bulan.
Distribusi yang sesuai dengan data perhitungan curah hujan di Sub DAS Opak Hulu
dengan mengunakan Metode Normal mendapatkan nilai Cs sebesar 0, 157 dan
Received : 21 Februari 2023 Ck 3, 017. Dilanjutkan dengan pengujian distribusi metode Normal dengan
Available online : 6 April 2023 pengujian Chi Kuadrat dan Uji Smirnov Kolmogorof mendapatkan hasil sesuai
dengan syarat yaitu nilai X2 hitung < X2 Kritis dan Δp max < Δp kritis. Nilai dari
pengujian Chi kuadrat adalah 0,4 < 1, 90 pada Uji Smirnov Kolmogorof 0,11 < 0,41.
This is an open access article under the CC-BY license Kata kunci : DAS Opak, Analisis Curah Hujan, Gumble, Aritmatika
31
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan pada suatu daerah. Stasiun hujan yang digunakan
untuk mengetahui validasi data curah hujan di Sub biasanya berada di suatu DAS maupun sub DAS.
DAS Opak Hulu mengunakan metode Aritmatika,
Poligon Thiessen, Normal, Log Normal, Log Pearson Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan oleh
III, Gumbel, serta untuk mengetahui metode yang persamaan 1.
valid untuk analisis distribusi curah hujan yang 𝑃1+𝑃2+𝑃3
terjadi di Sub DAS Opak Hulu. 𝑃= 𝑛
(1)
Dengan:
2. METODE PENELITIAN
P : Hujan rerata Kawasan
P1, P2, P3,…,Pn : Hujan di stasiun 1, 2, 3,…, n
Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Opak Hulu yang
n : Jumlah stasiun
terletak di daerah Sleman dan Bantul Provinsi
Yogyakarta dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa
Metode Poligon Thiessen
Tengah. Pada Sub DAS Opak Hulu memiliki luas
sekitar 14.679,18 ha Peta Sub DAS Opak Hulu. Metode Poligon Thiessen ini memperhitungkan
Penelitian ini menggunakan data peta wilayah Sub bobot dari masing - masing stasiun yang mewakili
DAS Opak Hulu dan data curah hujan tahunan 2009 luasan di sekitarnya. Metode ini digunakan apabila
sampai 2018 di beberapa Stasiun Curah Hujan yang terjadi jika penyebaran stasiun hujan tidak merata.
berada di Wilayah Sub DAS Opak Hulu. Pada DAS hujan yang terjadi dianggap sama oleh
karena itu pada suatu stasiun sudah mewakili luasan
Langkah yang dilakukan setelah data curah hujan
daerah tersebut. Gambaran dari metode Poligon
dan peta DAS diperoleh dari Balai Besar Wilayah
Thiessen dapat dilihat pada Gambar 2.
Sungai Serayu Opak adalah melakukan perhitungan
data curah hujan dengan mencari hujan wilayah
menggunakan metode Aritmatika dan Poligon
Thenssen kemudian untuk perhitungan mencari nilai
curah hujan mengunakan periode ulang 2, 5, 10, 25,
dan 50 tahun mengunakan metode Normal, Log
Normal, Log Pearson III dan Gumbel.
Dengan:
P : Hujan rerata kawasan
P1, P2,.., Pn : Hujan pada stasiun
A1, A2,.., An : Luas daerah stasiun 1, 2, ., n
32
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
dipercaya. Uji validasi mengunakan persamaan Berikut rumus yang digunakan dalam perhitungan
sebagai berikut : Distribusi Normal untuk mencari hujan periode
ulang:
𝑠𝑘∗∗ = ∑𝑘𝑖=1( 𝑥ᵢ − 𝑋 ) (3)
𝑋𝑡 = x + 𝐾𝑡 S (7)
𝑠𝑘∗∗ = 0 (4) Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang
𝑠∗ X : Nilai hujan maksimum rata- rata
𝑠𝑘∗∗ = 𝑆𝑡 𝑘 (5)
𝑑𝑒𝑣
S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi
∑(𝑥𝑖−𝑋)2
𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣 = √ (6)
𝑛
Distribusi Log Normal
Dengan:
xᵢ : Hujan tahunan , Pada distribusi ini metode yang digunakan hampir
X : Rerata hujan tahunan, sama dengan metode Normal yang membedakan
𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣 : Deviasi standar adalah pada metode Log Normal digunakan nilai
n : Jumlah data logaritma [5-7].
𝑋𝑡 = 10𝑙𝑜𝑔𝑥 + 𝐾𝑆 (9)
Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang (mm/hari)
Analisis Distribusi Frekuensi dan Hujan Periode X : Nilai hujan maksimum rata- rata
Ulang S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi
Distribusi Normal
Distribusi Gumble
Pada Distribusi Normal pada perhitungan
dipengeruhi oleh nilai variable reduksi Gauss, seperti Perhitungan curah hujan rencana menurut Gumble
yang di jelaskan pada Tabel 2. [5-7]: ini mengunakan rumus perhitungan sebagai berikut
[8-10]:
Tabel 2. Tabel nilai variable reduksi Gauss
𝑋𝑇 = 𝑥 + 𝑠𝐾 (10)
Dengan:
XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan
periode ulang T-tahun
X : Harga rata-rata sample data curah hujan (curah
hujan harian maksi-mum)
S : Simpangan baku (standar deviasi) data semple
curah
33
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN (𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 ) lebih kecil dari nilai (𝑅𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sebesar 1,19 <
1,21........90% sehingga dapat disimpulkan bahwa
3.1 Uji Validasi Hujan semua data yang diperoleh valid hasil perhitumgan
Q dan R.
Menghitung Hujan Tahunan
3.2 Perhitungan Hujan Wilayah
Langkah untuk meghitung hujan rerata dengan
menjumlahkan nilai rata- rata setiap stasiun hujan. Metode Aritmatika
Contoh perhitungan pada tahun 2009 :
Pada nilai curah hujan harian maksimum yang sudah
∑ 𝑋2009 = 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 diperoleh dari masing - masing stasiun curah hujan
langkah selanjutnya adalah dengan menghitung
∑ 𝑋2009 = 2074 + 0 + 955,7 + 2295, +743 + 0 + 0 total rata-rata hujan maksimum menggunakan
metode aritmatika dengan menjumlahkan seluruh
∑ 𝑋2009 = 6032,70 nilai hujan harian maksimum dari stasiun curah
hujan dan dibagi banyaknya stasiun curah hujan.
Untuk perhitungan ditahun berikutnya dapat dilihat Contoh perhitungan untuk tahun 2009:
pada Tabel 3.
𝑝1+𝑝2+𝑝3+⋯+𝑝𝑛
𝑃2009 =
𝑛
Tabel 3. Perhitungan Hujan Tahunan
StasiunHujan/ mm
Tahun Hujan Tahunan 𝑃2009 = 68,14 mm
Bronggang Angin- angin Ngawen Beran Kemput Pelataran Prumpung
2009 2075 0 955,7 2259 743 0 0 6032,70
Kemudian dengan menggunakan persamaan (1)
2010 270,7 0 0 627 0 0 0 897,70
digunakan untuk mencari rata-rata hujan harian
2011 3096 2528,4 0 2530 344 0 1429 9927,40
maksimum di tahun selanjutnya. Untuk Hasil
2012 2410 1660,11 389,8 2974 1567 77,51 1634 10712,42
2013 2666 3115,4 1535 2643 2681 808,1 2905 16353,50
Perhitungan ditahun berikutnya dapat dilihat pada
2014 0 1150,6 495,3 2692 2783 2014 1671 10805,90
Tabel 3.
2015 2257 1916,7 1147 2550 2664 2176 2442 15152,70
2016 3015 2270,4 1605 4517 4518 2838 3919 22682,40 Metode Poligon Thiessen
2017 2964 2726,6 1344 3700 3640 2143 3338 19855,60
2018 2174 1709,4 867,4 2010 2679 1879 2380 13698,80 Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung
nilai hujan wilayah dengan mengunakan metode
Poligon Thiessen dengan mencari terlebih dulu
Dengan data N=10 luasan pada tiap-tiap stasiun curah hujan. Untuk
mendapatkan luasan dengan menggunakan aplikasi
0,00 𝑄
< google eart.
√𝑛 √𝑛
3,76 𝑄
<
√10 √𝑛
34
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
3.3 Perhitungan Nilai Curah Hujan periode 2, 5, 10, Menentukan besarnya nilai rata-rata dari reduksi
20, 100 di Sub DAS Opak Hulu variant (mean of reduce variate, Yn) berdasarkan
tabel 5. Nilai Yn tergantung dari jumlah data
Metode Gumble penelitian yaitu 10, sehingga Yn sebesar 0,4952.
Menentukan besarnya Sn. Nilai Sn tergantung dari
Menghitung jumlah curah hujan lokasi penelitian jumlah data diperoleh dari Tabel 5. Hubungan
dengan rumus: Sampel (n) dengan Yn dan Sn yaitu 0,9496
1 𝑆
𝑋̅ = 10 ∑(981,23) =98,12 𝐶𝑣 =
𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
Perbedaan antara jumlah hujan yang turun dan 51,53
𝐶𝑣 =
jumlah rata-rata hujan yang turun selama satu tahun 98,12
kalender (𝑋 − 𝑋̅) dengan persamaan sebagai
berikut: 𝐶𝑣 = 0, 525
35
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
Hasil perhitungan nilai curah hujan dengan selanjutnya menentukan nilai Koefisiem Variasi (Cv)
periode ulang tahun (𝑋𝑇 ) 2 tahun menghasilkan dengan persamaan sebagai berikut :
nilai sebesar 91,155. Nilai (𝑋𝑇 ) dapat di lihat di
tabel 5 untuk hasil perhitungan simpangan baku 𝑆
𝐶𝑣 =
dan 𝑋𝑇 dapat di lihat pada Table 5 dan 6. 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
( 𝑋𝑖 − 𝑋)3 𝑛
𝐶𝑠 =
( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )𝑆³
𝐶𝑠 = 0, 159
36
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
Tabel 8. Hasil Perhitungan Metode Log Normal Analisis Distribusi Curah Hujan
Curah
(Log Xi- (Log Xi- Log (Log Xi-
Hujan Log Xi
Harian
Log Xr )^2 Xr )^3 Log Xr )^4 Pada perhitungan dengan mengunakan Metode
27,67 1,442009 0,232113 -0,111828 0,053876 Gumble, Log Normal, Normal dan Log Pearson III
36,93 1,567379 0,127029 -0,045274 0,016136 telah mendapatkan nilai Koefisien Varian (Cv),
48,19 1,682957 0,058001 -0,013968 0,003364
90,03 1,954387 0,000936 0,000029 0,000001
Koefisien Skrew (Cs) dan Koefisien Kuartosis (Ck)
90,23 1,955351 0,000996 0,000031 0,000001 pada nilai tersebut digunakan untuk mengecek
92,43 1,965813 0,001766 0,000074 0,000003 analisis curah hujan. Hasil dari perhitungan seperti
119,93 2,078928 0,024068 0,003734 0,000579
132,57 2,122445 0,039464 0,007840 0,001557 Tabel 11.
165,64 2,219165 0,087246 0,025770 0,007612
177,61 2,249467 0,106066 0,034543 0,011250 Tabel 11. Hasil Perhitungan Cv, Ck dan Cs
jumlah 19,2379 0,677684102 -0,099049 0,094380308
Log Xr 1,92379
Nama Hasil
S Log X 0,274405 Sebaran Syarat Perhitungan Keterangan
Cs -0,01819 Kurang
Ck 3,302792 Cs=1,14 Cs = 0, 159 Memenuhi
Cv -1,64938 Gumbel
Kurang
Ck = 5,4 Ck = 3, 017 Memenuhi
Tabel 9. Hasil Curah Hujan PUH 2,5,10,20,50 Tidak
Metode Log Normal Log
Cs = 0 Cs = -0, 018 Memenuhi
Pearson
Tidak
III
PUH KT Log XT XT Cv=0,05 Cv = -1, 649 Memenuhi
2 0 Cs = 0 Cs = 0, 157 Memenuhi
1,924 83,905 Normal
Ck = 3 Ck = 3, 017 Memenuhi
5 0,84 2,154 142,656 Cs= Kurang
10 1,28 2,275 188,377 Log 0,1482 Cs = -0, 018 Memenuhi
20 1,64 Normal Tidak
2,374 236,491
Cv = 0,06 Cv = -1, 649 Memenuhi
50 2,05 2,486 306,423
100 2,33 2,563 365,725 Kesimpulan dari tabel 11 dari metode Gumble, Log
Normal, Normal dan Log Pearson III untuk
jumlah 13,776 1323,578
menghitung analisis curah hujan metode yang
rata- rata 0,178 270,118 memenuhi syarat adalah Metode Normal.
Hasil perhitungan untuk Periode Ulang Hujan 2, Pada perhitungan nilai Curah hujan dengan
5, 10, 25, 50, 100 dapat dilihat pada Tabel 10. mengunakan metode Aritmatika, Poligon Thissen,
Normal, Log Normal, Log pearson III dan Gumble
Tabel 10. Perhitungan nilai Curah Hujan PUH 2, mempunyai nilai masing – masing yang berbeda.
5, 10, 25, 50, 100 Metode Log Pearson III Pada nilai Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov
Kolmogorof juga mempunyai nilai yang berbeda,
Curah Hujan Harian Maksimum
Tabel 11 perbandingan nilai distribusi, Tabel 14
PUH KT
Untuk Berbagai Periode Ulang perbandingan nilai rerata curah hujan, dan Tabel 15
2 2,381
menunjukan hasil daujian distribusi yang sesuai
84,070
dengan perhitungan data.
5 2,577 142,902
10 0,000 188,356
20 5,154 327,234
25 0,000 377,653
50 377,653 305,297
100 2,313 361,712
37
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)
38