Anda di halaman 1dari 8

Jurnal RENOVASI p-ISSN : 2443-3187

e-ISSN : 2961-9599
Rekayasa dan Inovasi Teknik Sipil Vol. 8, No.1 (April 2023)

ANALISIS DISTRIBUSI CURAH HUJAN DI SUB DAS OPAK HULU


MENGGUNAKAN METODE ARITMATIKA, POLIGON THIESSEN, NORMAL,
LOG NORMAL, LOG PEARSON III DAN GUMBEL

Anisa Wulandari1*, Ahmad Mashadi1, Dewi Sulistyorini1

1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
*coressponding author : Annisawawlandari@gmail.com

Abstrak
Indonesia yang beriklim tropis dan terletak pada garis katulistiwa, membuat
Indonesia mengalami penguapan air yang begitu besar sehingga mengakibatkan
tingginnya curah hujan di Indonesia. Data curah hujan yang digunakan untuk
perhitungan debit banjir rencana adalah hujan yang terjadi pada daerah aliran
sungai (DAS) di saat yang sama. Untuk menghitung banjir rencana diperlukan data
curah hujan dalam bentuk jam dan diperlukan data curah hujan selama 10 tahun.
Penelitian ini menggunakan 6 metode yaitu aritmatika, poligon thiessen, normal,
log normal, log pearson III, dan gumbell. Untuk mendapatkan hasil dari beberapa
metode analisis yang telah disebutkan maka digunakan peta wilayah sub DAS
Opak hulu dan data curah hujan tahunan 2009 sampai 2018 di beberapa stasiun
curah hujan yang berada di wilayah sub DAS opak hulu. Dari hasil analisis
didapatkan data hujan wilayah selama sepuluh tahun di sub DAS pak adalah pada
tahun 2017 sebesar 177, 61mm/bulan, dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 27,
67mm/bulan pada metode Aritmatika, sedangkan metode Poligon Thiessen
diperoleh hujan wilayah terbesar adalah pada tahun 2017 sebesar
190,94mm/bulan dan terkecil pada tahun 2010 sebesar 1, 64mm/bulan.
Distribusi yang sesuai dengan data perhitungan curah hujan di Sub DAS Opak Hulu
dengan mengunakan Metode Normal mendapatkan nilai Cs sebesar 0, 157 dan
Received : 21 Februari 2023 Ck 3, 017. Dilanjutkan dengan pengujian distribusi metode Normal dengan
Available online : 6 April 2023 pengujian Chi Kuadrat dan Uji Smirnov Kolmogorof mendapatkan hasil sesuai
dengan syarat yaitu nilai X2 hitung < X2 Kritis dan Δp max < Δp kritis. Nilai dari
pengujian Chi kuadrat adalah 0,4 < 1, 90 pada Uji Smirnov Kolmogorof 0,11 < 0,41.

This is an open access article under the CC-BY license Kata kunci : DAS Opak, Analisis Curah Hujan, Gumble, Aritmatika

1. PENDAHULUAN danau dan laut. Daerah sirkulasi sungai (DAS)


mempunyai sub DAS yang terbentuk secara alamiah
Daerah aliran sungai (DAS) adalah wilayah daratanya berasal proses turunya air hujan kemudian terjadi
merupakan satu kesatuan menggunakan anak-anak peresapan atau mengalir melalui cabang sirkulasi
sungai dimana DAS sendiri mempunyai fungsi sungai. Sub DAS berfungsi mendapatkan air hujan
diantaranya untuk menampung, menyimpan dan dan mengalirkanya melalui anak sungai ke sungai
mengalirkan air yg berasal asal curah hujan menuju primer.

31
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

Berdasarkan latar belakang, penelitian ini bertujuan pada suatu daerah. Stasiun hujan yang digunakan
untuk mengetahui validasi data curah hujan di Sub biasanya berada di suatu DAS maupun sub DAS.
DAS Opak Hulu mengunakan metode Aritmatika,
Poligon Thiessen, Normal, Log Normal, Log Pearson Hujan rerata pada seluruh DAS diberikan oleh
III, Gumbel, serta untuk mengetahui metode yang persamaan 1.
valid untuk analisis distribusi curah hujan yang 𝑃1+𝑃2+𝑃3
terjadi di Sub DAS Opak Hulu. 𝑃= 𝑛
(1)

Dengan:
2. METODE PENELITIAN
P : Hujan rerata Kawasan
P1, P2, P3,…,Pn : Hujan di stasiun 1, 2, 3,…, n
Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Opak Hulu yang
n : Jumlah stasiun
terletak di daerah Sleman dan Bantul Provinsi
Yogyakarta dan Kabupaten Klaten Provinsi Jawa
Metode Poligon Thiessen
Tengah. Pada Sub DAS Opak Hulu memiliki luas
sekitar 14.679,18 ha Peta Sub DAS Opak Hulu. Metode Poligon Thiessen ini memperhitungkan
Penelitian ini menggunakan data peta wilayah Sub bobot dari masing - masing stasiun yang mewakili
DAS Opak Hulu dan data curah hujan tahunan 2009 luasan di sekitarnya. Metode ini digunakan apabila
sampai 2018 di beberapa Stasiun Curah Hujan yang terjadi jika penyebaran stasiun hujan tidak merata.
berada di Wilayah Sub DAS Opak Hulu. Pada DAS hujan yang terjadi dianggap sama oleh
karena itu pada suatu stasiun sudah mewakili luasan
Langkah yang dilakukan setelah data curah hujan
daerah tersebut. Gambaran dari metode Poligon
dan peta DAS diperoleh dari Balai Besar Wilayah
Thiessen dapat dilihat pada Gambar 2.
Sungai Serayu Opak adalah melakukan perhitungan
data curah hujan dengan mencari hujan wilayah
menggunakan metode Aritmatika dan Poligon
Thenssen kemudian untuk perhitungan mencari nilai
curah hujan mengunakan periode ulang 2, 5, 10, 25,
dan 50 tahun mengunakan metode Normal, Log
Normal, Log Pearson III dan Gumbel.

Metode Rerata Aritmatika (Aljabar)


Gambar 1. Metode Poligon Thiessen [1]
Metode aljabar digunakan untuk mencari rerata
suatu stasiun hujan dapat dilihat pada Gambar 1. Pada perhitungan metode poligon Thienssen pada
persamaan 2 seperti di bawah ini:
𝐴1𝑃1+𝐴2𝑃2+⋯+𝐴𝑛𝑃𝑛
𝑝= (2)
𝐴1+𝐴2+⋯𝐴𝑛

Dengan:
P : Hujan rerata kawasan
P1, P2,.., Pn : Hujan pada stasiun
A1, A2,.., An : Luas daerah stasiun 1, 2, ., n

Analisis Data Hujan


Gambar 1. Stasiun hujan di sutau DAS [1]
Uji Validasi Data
Pada metode ini pengukiran dilakukan di beberapa
setasiun dalam waktu yang bersamaan dan Program yang digunakan untuk mengecek validasi
dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah data adalah dengan program RAPS. Dengan
stasiun. Metode ini merupakan metode yang ketentuan jika Q/n kurang dari angka kritis pada
sederhana untuk menghitung rerata curah hujan tahun tersebut maka data tersebut tidak dapat

32
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

dipercaya. Uji validasi mengunakan persamaan Berikut rumus yang digunakan dalam perhitungan
sebagai berikut : Distribusi Normal untuk mencari hujan periode
ulang:
𝑠𝑘∗∗ = ∑𝑘𝑖=1( 𝑥ᵢ − 𝑋 ) (3)
𝑋𝑡 = x + 𝐾𝑡 S (7)
𝑠𝑘∗∗ = 0 (4) Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang
𝑠∗ X : Nilai hujan maksimum rata- rata
𝑠𝑘∗∗ = 𝑆𝑡 𝑘 (5)
𝑑𝑒𝑣
S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi
∑(𝑥𝑖−𝑋)2
𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣 = √ (6)
𝑛
Distribusi Log Normal
Dengan:
xᵢ : Hujan tahunan , Pada distribusi ini metode yang digunakan hampir
X : Rerata hujan tahunan, sama dengan metode Normal yang membedakan
𝑆𝑡𝑑𝑒𝑣 : Deviasi standar adalah pada metode Log Normal digunakan nilai
n : Jumlah data logaritma [5-7].

Untuk menganalisis nilai kritik menggunakan Tabel 𝑋𝑡 = 10𝑙𝑜𝑔𝑥 + 𝐾𝑡 S (8)


3.1 dengan syarat (Q_maks < Q_Tabel) dan (R_maks Dengan:
< R_Tabel). Nilai kritik Q dan R ditunjuk-an dalam Xt : Curah hujan periode ulang (mm/hari)
Tabel 1. nilai kritik Q dan R [2-4]: X : Nilai hujan maksimum rata- rata
S : Simpangan baku
Tabel 1. Nilai Kritik Q dan R [4] Kt : Faktor Frekuensi

Distribusi Log Pearson III

Berikut ini merupakan rumus untuk mencari hujan


periode ulang dengan metode distribusi Log Pearson
III [5-7].

𝑋𝑡 = 10𝑙𝑜𝑔𝑥 + 𝐾𝑆 (9)
Dengan:
Xt : Curah hujan periode ulang (mm/hari)
Analisis Distribusi Frekuensi dan Hujan Periode X : Nilai hujan maksimum rata- rata
Ulang S : Simpangan baku
Kt : Faktor Frekuensi
Distribusi Normal
Distribusi Gumble
Pada Distribusi Normal pada perhitungan
dipengeruhi oleh nilai variable reduksi Gauss, seperti Perhitungan curah hujan rencana menurut Gumble
yang di jelaskan pada Tabel 2. [5-7]: ini mengunakan rumus perhitungan sebagai berikut
[8-10]:
Tabel 2. Tabel nilai variable reduksi Gauss
𝑋𝑇 = 𝑥 + 𝑠𝐾 (10)
Dengan:
XT : Perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan
periode ulang T-tahun
X : Harga rata-rata sample data curah hujan (curah
hujan harian maksi-mum)
S : Simpangan baku (standar deviasi) data semple
curah

33
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN (𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 ) lebih kecil dari nilai (𝑅𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sebesar 1,19 <
1,21........90% sehingga dapat disimpulkan bahwa
3.1 Uji Validasi Hujan semua data yang diperoleh valid hasil perhitumgan
Q dan R.
Menghitung Hujan Tahunan
3.2 Perhitungan Hujan Wilayah
Langkah untuk meghitung hujan rerata dengan
menjumlahkan nilai rata- rata setiap stasiun hujan. Metode Aritmatika
Contoh perhitungan pada tahun 2009 :
Pada nilai curah hujan harian maksimum yang sudah
∑ 𝑋2009 = 𝑥1 + 𝑥2 + 𝑥3 + ⋯ + 𝑥𝑛 diperoleh dari masing - masing stasiun curah hujan
langkah selanjutnya adalah dengan menghitung
∑ 𝑋2009 = 2074 + 0 + 955,7 + 2295, +743 + 0 + 0 total rata-rata hujan maksimum menggunakan
metode aritmatika dengan menjumlahkan seluruh
∑ 𝑋2009 = 6032,70 nilai hujan harian maksimum dari stasiun curah
hujan dan dibagi banyaknya stasiun curah hujan.
Untuk perhitungan ditahun berikutnya dapat dilihat Contoh perhitungan untuk tahun 2009:
pada Tabel 3.
𝑝1+𝑝2+𝑝3+⋯+𝑝𝑛
𝑃2009 =
𝑛
Tabel 3. Perhitungan Hujan Tahunan
StasiunHujan/ mm
Tahun Hujan Tahunan 𝑃2009 = 68,14 mm
Bronggang Angin- angin Ngawen Beran Kemput Pelataran Prumpung
2009 2075 0 955,7 2259 743 0 0 6032,70
Kemudian dengan menggunakan persamaan (1)
2010 270,7 0 0 627 0 0 0 897,70
digunakan untuk mencari rata-rata hujan harian
2011 3096 2528,4 0 2530 344 0 1429 9927,40
maksimum di tahun selanjutnya. Untuk Hasil
2012 2410 1660,11 389,8 2974 1567 77,51 1634 10712,42
2013 2666 3115,4 1535 2643 2681 808,1 2905 16353,50
Perhitungan ditahun berikutnya dapat dilihat pada
2014 0 1150,6 495,3 2692 2783 2014 1671 10805,90
Tabel 3.
2015 2257 1916,7 1147 2550 2664 2176 2442 15152,70
2016 3015 2270,4 1605 4517 4518 2838 3919 22682,40 Metode Poligon Thiessen
2017 2964 2726,6 1344 3700 3640 2143 3338 19855,60
2018 2174 1709,4 867,4 2010 2679 1879 2380 13698,80 Langkah pertama yang dilakukan untuk menghitung
nilai hujan wilayah dengan mengunakan metode
Poligon Thiessen dengan mencari terlebih dulu
Dengan data N=10 luasan pada tiap-tiap stasiun curah hujan. Untuk
mendapatkan luasan dengan menggunakan aplikasi
0,00 𝑄
< google eart.
√𝑛 √𝑛

0,00 𝑄 Tabel 4. Hasil Luas masing-masing stasiun


<
√10 √𝑛

0,00 < 1,05................90%


𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑅
<
√𝑛 √𝑛

3,76 𝑄
<
√10 √𝑛

1,19 < 1,21................90%

Dari perhitungan uji validasi menggunakan metode


RAPS diperoleh nilai (𝑄𝑚𝑎𝑘𝑠 ) lebih kecil daripada
nilai (𝑄𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 ) sebesar 0,00 < 1,05................90% dan

34
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

3.3 Perhitungan Nilai Curah Hujan periode 2, 5, 10, Menentukan besarnya nilai rata-rata dari reduksi
20, 100 di Sub DAS Opak Hulu variant (mean of reduce variate, Yn) berdasarkan
tabel 5. Nilai Yn tergantung dari jumlah data
Metode Gumble penelitian yaitu 10, sehingga Yn sebesar 0,4952.
Menentukan besarnya Sn. Nilai Sn tergantung dari
Menghitung jumlah curah hujan lokasi penelitian jumlah data diperoleh dari Tabel 5. Hubungan
dengan rumus: Sampel (n) dengan Yn dan Sn yaitu 0,9496

𝑋 = 𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋𝑛 Menentukan besarnya nilai


1
=
𝑆
sehingga
𝑎 𝑆𝑛
𝑋 = 36,93 + 27,67 + 48,192,43 + 90,03 + mendapatkan nilai sebesar 54,268.Langkah
132,57 + 165,64 + 119,93 + 177,61 + selanjutnya adalah dengan menentukan nilai b
𝑦𝑛 𝑆
90,23 dengan persamaan 𝑏 = 𝑥̅ − . Berikut contoh
𝑠𝑛
= 981,23 perhitungan mencari nilai b:
Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 5. Rumus 0,4952 x 51,53
𝑏 = 98,12 − 𝑏 = 71,250
untuk menghitung curah hujan tahunan rata-rata (X) 0,9496
adalah sebagai berikut:
Selanjutnya menentukan nilai Koefisien Variasi (Cv)
1 dengan persamaan sebagai berikut :
𝑋̅ = 𝑛
∑(𝑋)

1 𝑆
𝑋̅ = 10 ∑(981,23) =98,12 𝐶𝑣 =
𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎
Perbedaan antara jumlah hujan yang turun dan 51,53
𝐶𝑣 =
jumlah rata-rata hujan yang turun selama satu tahun 98,12
kalender (𝑋 − 𝑋̅) dengan persamaan sebagai
berikut: 𝐶𝑣 = 0, 525

𝑋 − 𝑋̅ = 36,93 − 98,12 = −61,19 Menentukan nilai koefisien kemencengan (Cs)


dengan rumus dan contoh perhitungan sebagai
Perhitungan tahun berikutnya dapat dilihat pada berikut :
Tabel 5. Hitung kuadrat selisih jumlah curah hujan
antara total tahun berjalan dan rata-rata tahunan ( 𝑋𝑖 − 𝑋)3 𝑛
𝐶𝑠 =
(𝑋 − 𝑋̅)² dengan persamaan sebagai berikut: ( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )𝑆³
156688,56 𝑥 10
(𝑋 − 𝑋̅)2 = −61,192 = 3744,58 𝐶𝑠 =
( 10 − 1 )( 10 − 2 ) 51,53³
𝐶𝑠 = 0, 159
Perhitungan ditahun berikutnya sesuai pada Tabel 5.
Dengan menggunakan rumus berikut, dapatkan nilai Menentukan nilai koefisien kurtosis Ck, dengan
simpangan baku rata-rata: mengunakan rumus:
(( 𝑋𝑖 − 𝑋)4 (𝑛 ²))
∑(𝑥𝑖 −𝑥̅ )² 𝐶𝑘 =
𝑆𝑥 = √ ( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )( 𝑛 − 3 )𝑆⁴
𝑛−1
107219194,26 𝑥 10²
𝐶𝑘 =
( 10 − 1 )( 10 − 2 )( 10 − 3 ) 51, 53⁴
∑(23900,59)²
𝑆𝑥 = √ 10−1
𝑆𝑥 = 5,53 𝐶𝑘 = 3, 017

Untuk nilai Ck, Cv dan Cs dapat di lihat pada Tabel 5.


Menentukan besarnya nilai reduksi Variant (Yt) dari
Menentukan nilai curah hujan dengan periode ulang
variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulang
T tahun (periode Ulang Hujan (PUH 2,5,10,20,50)
tertentu ( PUH ) 2,5,10,20,,50. Hubungan antara
dalam mm (𝑋𝑇 ). Berikut contoh perhitungan PUH ( 2
periode ulang T dengan Yt dapat dilihat pada Tabel
):
5.

35
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

Hasil perhitungan nilai curah hujan dengan selanjutnya menentukan nilai Koefisiem Variasi (Cv)
periode ulang tahun (𝑋𝑇 ) 2 tahun menghasilkan dengan persamaan sebagai berikut :
nilai sebesar 91,155. Nilai (𝑋𝑇 ) dapat di lihat di
tabel 5 untuk hasil perhitungan simpangan baku 𝑆
𝐶𝑣 =
dan 𝑋𝑇 dapat di lihat pada Table 5 dan 6. 𝑋𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎

Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku Metode 𝐶𝑣 = 0, 525


Gumbel
Menentukan nilai koefisien kemencengan (Cs)
dengan rumus dan contoh perhitungan sebagai
berikut :

( 𝑋𝑖 − 𝑋)3 𝑛
𝐶𝑠 =
( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )𝑆³

𝐶𝑠 = 0, 159

Menentukan nilai koefisien kurtosis Ck, dengan


mengunakan rumus:
Tabel 6. Perhitungan nilai Curah Hujan PUH (2, 5,
(( 𝑋𝑖 − 𝑋)4 (𝑛 ²))
10, 20,, 50, 100) Metode Gumbel 𝐶𝑘 =
( 𝑛 − 1 )( 𝑛 − 2 )( 𝑛 − 3 )𝑆 4
Tahun Yn Sn YT K S X XT/ mm
𝐶𝑘 = 3, 017
2 0,5 0,9496 0,3668 -0,135215 51,53 98,12 91,152
5 0,5 0,9496 1,5004 1,058551 51,53 98,12 152,667 Untuk nilai Ck, Cv dan Cs dapat di lihat pada Tabel 5.
10 0,5 0,9496 2,251 1,848989 51,53 98,12 193,398
20 0,5 0,9496 2,9709 2,607098 51,53 98,12 232,464 Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai
Variable Reduksi Gauss dari setelah mendapatkan
50 0,5 0,9496 3,9028 3,588458 51,53 98,12 283,033
nilai dari variable Reduksi Gauss kemudian
100 0,5 0,9496 4,6012 4,318871 51,53 98,12 320,671 menghitung nilai curah hujan rencana untuk
berbagai periode ulang dengan persamaan 𝑋𝑡 =
Distribusi Normal
𝑋̅ + 𝐾𝑡𝑆. Untuk Perhitungan periode hujan rencana
5,10,20,50 dapat dilihat pada Tabel 7.
Pada metode Distribusi Normal untuk menghitung
nilai hujan rencana dengan Langkah - langkah untuk
Tabel 7. Hasil Curah Hujan PUH 2,5,10,20,50
mendapaatkan nilai Xt dengan menggunakan
Metode Distribusi Normal
persamaan seperti berikut: Tahun K X S XT/ mm
2 0 98,12 51,53 98,12
Mencari nilai x dengan persamaan
5 0,84 98,12 51,53 141,4052
∑𝑛 𝑋 10 1,28 98,12 51,53 164,0784
𝑥 = 𝑖𝑛 𝑖 20 1,64 98,12 51,53 182,6292
𝑥 = 98,123 50 2,05 98,12 51,53 203,7565
100 2,33 98,12 51,53 218,1849
Mencari nilai standar deviasi dengan persamaan
Distribusi Log Normal
∑𝑛 (𝑋 ) ^2
𝑆= √ 𝑖=1 𝑖 𝑋
𝑛−1 Dalam perhitugan dengan mengunakan metode
Log Normal ini sama dengan perhitungan
𝑆 = 51,533 dengan mengunakan metode Normal hanya
saja pada metode ini nilai hujan maksimum
diubah menjadi logaritma.

36
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

Tabel 8. Hasil Perhitungan Metode Log Normal Analisis Distribusi Curah Hujan
Curah
(Log Xi- (Log Xi- Log (Log Xi-
Hujan Log Xi
Harian
Log Xr )^2 Xr )^3 Log Xr )^4 Pada perhitungan dengan mengunakan Metode
27,67 1,442009 0,232113 -0,111828 0,053876 Gumble, Log Normal, Normal dan Log Pearson III
36,93 1,567379 0,127029 -0,045274 0,016136 telah mendapatkan nilai Koefisien Varian (Cv),
48,19 1,682957 0,058001 -0,013968 0,003364
90,03 1,954387 0,000936 0,000029 0,000001
Koefisien Skrew (Cs) dan Koefisien Kuartosis (Ck)
90,23 1,955351 0,000996 0,000031 0,000001 pada nilai tersebut digunakan untuk mengecek
92,43 1,965813 0,001766 0,000074 0,000003 analisis curah hujan. Hasil dari perhitungan seperti
119,93 2,078928 0,024068 0,003734 0,000579
132,57 2,122445 0,039464 0,007840 0,001557 Tabel 11.
165,64 2,219165 0,087246 0,025770 0,007612
177,61 2,249467 0,106066 0,034543 0,011250 Tabel 11. Hasil Perhitungan Cv, Ck dan Cs
jumlah 19,2379 0,677684102 -0,099049 0,094380308
Log Xr 1,92379
Nama Hasil
S Log X 0,274405 Sebaran Syarat Perhitungan Keterangan
Cs -0,01819 Kurang
Ck 3,302792 Cs=1,14 Cs = 0, 159 Memenuhi
Cv -1,64938 Gumbel
Kurang
Ck = 5,4 Ck = 3, 017 Memenuhi
Tabel 9. Hasil Curah Hujan PUH 2,5,10,20,50 Tidak
Metode Log Normal Log
Cs = 0 Cs = -0, 018 Memenuhi
Pearson
Tidak
III
PUH KT Log XT XT Cv=0,05 Cv = -1, 649 Memenuhi
2 0 Cs = 0 Cs = 0, 157 Memenuhi
1,924 83,905 Normal
Ck = 3 Ck = 3, 017 Memenuhi
5 0,84 2,154 142,656 Cs= Kurang
10 1,28 2,275 188,377 Log 0,1482 Cs = -0, 018 Memenuhi
20 1,64 Normal Tidak
2,374 236,491
Cv = 0,06 Cv = -1, 649 Memenuhi
50 2,05 2,486 306,423
100 2,33 2,563 365,725 Kesimpulan dari tabel 11 dari metode Gumble, Log
Normal, Normal dan Log Pearson III untuk
jumlah 13,776 1323,578
menghitung analisis curah hujan metode yang
rata- rata 0,178 270,118 memenuhi syarat adalah Metode Normal.

Log Pearson III 3.5 Hasil Perbandingan Metode

Hasil perhitungan untuk Periode Ulang Hujan 2, Pada perhitungan nilai Curah hujan dengan
5, 10, 25, 50, 100 dapat dilihat pada Tabel 10. mengunakan metode Aritmatika, Poligon Thissen,
Normal, Log Normal, Log pearson III dan Gumble
Tabel 10. Perhitungan nilai Curah Hujan PUH 2, mempunyai nilai masing – masing yang berbeda.
5, 10, 25, 50, 100 Metode Log Pearson III Pada nilai Uji Chi Kuadrat dan Uji Smirnov
Kolmogorof juga mempunyai nilai yang berbeda,
Curah Hujan Harian Maksimum
Tabel 11 perbandingan nilai distribusi, Tabel 14
PUH KT
Untuk Berbagai Periode Ulang perbandingan nilai rerata curah hujan, dan Tabel 15
2 2,381
menunjukan hasil daujian distribusi yang sesuai
84,070
dengan perhitungan data.
5 2,577 142,902
10 0,000 188,356
20 5,154 327,234
25 0,000 377,653
50 377,653 305,297
100 2,313 361,712

37
Wulandari et. al. / RENOVASI Vol. 8, No. 1 (April 2023)

Tabel 14. Perbandingan Hasil Perhitungan Hujan DAFTAR PUSTAKA


Wilayah
No Tah u n
Hu jan wi l ayah (m m ) [1] Di Area, A. D. C. H., Aritmatika, M. M. M., & Poligon,
Ari tm ati k a Pol i gon Th i e s s e n D., 2017, Jurnal Teknik Sipil & Perencanaan.
1 2009 36,93 39,22
2 2010 27,67 61,89
[2] Ferdian P., 2016, Analisa Distribusi Curah Hujan DI
3 2011 48,19 70,37
Area Merapi Menggunakan Metode Aritmatika Atau
4 2012 92,43 92,08
Rata- Rata Aljabar Dan Poligon Thiessen, Skripsi,
5 2013 90,03 92,50
6 2014 132,57 106,61
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang:
7 2015 165,64 140,14
Semarang.
8 2016 119,93 109,49
9 2017 177,61 190,94 [3] Fikri, A. M., & Mutaqin, A. K., 2022, Penerapan Model
10 2018 90,23 103,35 Pembangkit Curah Hujan Stokastik Untuk Simulasi
Curah Hujan Harian Di Stasiun Badan Meteorologi
Tabel 15. Perbandingan Nilai Curah Hujan Rencana Klimatologi Dan Geofisika (BMKG) Kertajati Jawa
(PUH 2,5,10,20,50) Barat, In Bandung Conference Series: Statistics (Vol.
2, No. 2, Pp. 79-86).
Hujan wilayah (mm)
PUH
Gumble Normal Log Normal Log Person III [4] Ginting, S., 2022, Pengembangan Kurva Distribusi
Hujan Sintetis Di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jurnal
2 91,152 98,120 83,905 84,070
Sumber Daya Air, 18(1), 13-25.
5 152,667 141,405 142,656 142,902
10 193,398 164,078 188,377 188,356 [5] Hartati, G., 2021, Analisis Kebutuhan Air Bersih Pada
Jaringan Distribusi Air Dengan Metode Aritmatik,
20 232,464 182,629 236,491 327,234 Jurnal Ilmu Sipil (Jalusi), 5(1), 19-27.
50 283,033 203,757 306,423 305,297
[6] Hasibuan, R. D., Surbakti, H., & Sitepu, R, 2015,
100 320,671 218,185 365,725 361,712 Analisis Pasang Surut Dengan Menggunakan
Metode Least Square Dan Penentuan Periode Ulang
4. KESIMPULAN Pasang Surut Dengan Metode Gumbel Di Perairan
Boom Baru Dan Tanjung Buyut, Maspari Journal:
Marine Science Research, 7(1), 35-48.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat
diambil kesimpulan bahwa : [7] Jarwinda, J., 2021, Analisis Curah Hujan Rencana
Dengan Menggunakan Distribusi Gumbel Untuk
• Analisis metode Aritmatika dan Poligon Wilayah Kabupaten Lampung Selatan, Journal Of
Thiessen untuk mencari nilai hujan wilayah Science, Technology, And Visual Culture, 1(1), 51-54.
yang mana hujan wilayah terbesar pada
[8] Karim, M., Labdul, B. Y., & Husnan, R., 2021, Analisis
tahun 2017 sebesar 177,61mm/bulan, dan Pola Distribusi Dan Intensitas Curah Hujan Di Das
terkecil pada tahun 2010 sebesar Bolango Bone, Composite Journal, 1(1), 1-8.
27,67mm/bulan,
• Analisis metode Poligon Thiessen diperoleh [9] Manik, T. K., Rosadi, B., & Nurhayati, E., 2014,
Mengkaji Dampak Perubahan Iklim Terhadap
hujan wilayah terbesar adalah pada tahun
Distribusi Curah Hujan Lokal Di Propinsi Lampung.
2017 sebesar 190,94mm/bulan dan terkecil
pada tahun 2010 sebesar 39, 22mm/bulan. [10] Ramadani, M. M. N., 2018, Analisa Debit Air
• Distribusi yang sesuai dengan data Menggunakan Metode Log Person Type Iii Dan
perhitungan curah hujan di Sub DAS Opak Metode Gumbel Berbasis Sistem Informasi Geografi
(SIG) Di Sub Das Martapura, Jurnal Rekayasa Sipil,
Hulu dengan mengunakan Metode Normal 1(2), 165-175.
mendapatkan nilai Cs sebesar 0,157 dan Ck
3,017.

38

Anda mungkin juga menyukai