ARTIKEL ILMIAH
Untuk mememuhi Sebagian Persayaratan
Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh:
DINIATUL HAPIZAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
PERENCANAAN KOLAM RETENSI GUNA PENGENDALIAN BANJIR DI DAERAH
PENGALIRAN SUNGAI (DPS) ANCAR KOTA MATARAM
Diniatul Hapizah1, Agustono Setiawan, ST., MSc.2, M. Bagus Budianto, ST., MT.3
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram
2
Dosen Pembimbing Utama
3
Dosen Pembimbing Pendamping
ABSTRAK
Sungai Ancar di Kota Mataram merupakan salah satu sungai yang memiliki
masalah yang sangat komplek dan sangat sulit untuk menangani masalah banjir. Sungai
Ancar pernah meluap pada tanggal 13 Juni 2017 yang disebabkan oleh hujan dengan
intensitas cukup tinggi melanda Mataram dari sekitar pukul 14.00 hingga 17.45 WITA.
Akibatnya debit air Sungai Ancar mengalami peningkatan dan akhirnya meluap dan
mengakibatkan sejumlah besar pemukiman warga tergenang air. Untuk mengatasi masalah
banjir, salah satu alternatif yang disarankan adalah kolam retensi.
Debit banjir maksimum dihitung dengan metode HSS Nakayasu. Perhitungan
volume kolam retensi didapatkan dari pengolahan debit sungai dan routing waduk.
Dari perhitungan dihasilkan debit banjir maksimum kala ulang 25 tahun untuk
kolam retensi 1, 2, dan 3 adalah berturut-turut sebesar 250,33 m3/dt, 324,64 m3/dt, 396,84
m3/dt. .Untuk volume tampungan dan dimensi masing-masing kolam retensi berturut kolam
retensi 1 volume tampungan sebesar 110.250 m 3 dengan luas 24.500 m2 dan kedalaman 5
m, ntuk kolam retensi 2 didapatkan volume tampungan sebesar 168,970 m 3 dengan luas
33.794 m2 dan kedalaman 5,5 m. Untuk kolam retensi 3, dari analisis didapatkan volume
tampungan sebesar 52.676 m3 dengan luas 13.169 m2 dan kedalaman 4,5 m.
Langkah-langkah satudi:
Adapun langkah-langkah studi adalah
sebagai berikut:
1. Menguji data stasiun hujan yang
digunakan
2. Mengisi data yang hilang apabila ada Gambar 2. Pembagian luasan pengaruh
3. Menganalisa curah hujan rerata daerah stasiun hujan dengan meyode poligon
menggunakan metode poligon thiessen thiessen
4. Menghitung curah hujan rencana
menggunakan metode distribusi yang Adapun contoh perhitungan polygon
sesuai thiessen menggunakan rumus (2-2).
5. Menghitung distribusi hujan jam- Perhitungan hujan rerata:
𝐴1 × 𝑃1 + 𝐴2 × 𝑃2 + 𝐴3 × 𝑃3
jaman 𝑝̅ =
𝐴1 + 𝐴2 + 𝐴3
6. Menghitung debit banjir rancangan
menggunakan metode HSS Nakayasu Analisa Frekuensi
7. Menganalisa volume inflow kolam Ada 4 jenis distribusi frekuensi yang
retensi sering digunakan dalam analisis
8. Mendesain kolam retensi, yang hidrologi yaitu distribusi normal, Log
meliputi luas tampungan, pelimpah Normal, Gumbel dan Log Pearson Tipe
samping, dan pintu pengeluaran. III. Dari data curah hujan harian
9. Menganalisa stabilitas dinding kolam maksimum rata-rata, selanjutnya
retensi. dihitung parameter statistik untuk
memilih sebaran yang cocok.
Analisa hidrologi
Analisa hidrologi merupakan analisa Uji Kecocokan Distribusi
awal yang dilakukan untuk mendapatkan Uji kecocokan distribusi digunakan
debit rencana sebagai input dalam analisa untuk mengetahui apakah distribusi
hidraulika kolam retensi. Analisa frekuensi yang dipilih dapat mewakili
hidrologi mencakup pengolahan data distribusi stastistik sampel data yang
curah hujan hingga mendapatkan debit dianalisis. Uji kecocokan distribusi yang
banjir rencana. digunakan dalam analisis adalah Uji Chi-
Kuadrat.
Analisa data curah hujan rerata
daerah dengan metode poligon Analisa Debit Banjir Rencana
thiessen Curah hujan rancangan atau curah hujan
Dalam analisa curah hujan rerata daerah, rencana merupakan besaran hujan
metode yang digunakan adalah metode dengan kala ulang tertentu, misal X5
Poligon Thiessen dengan 3 stasiun hujan, merupakan besaran hujan dengan kala
ulang 5 tahun dengan pengertian bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
hujan sebesar itu atau lebih akan terjadi Analisa Debit Bnnjir Rencana
sekali selama kurun waktu 5 tahun. Berdasarkan hasil dari perhitungan
pemilihan metode distribusi frekuensi
Analisa koefisien limpasan dipilih metode distribusi frekuensi
Untuk mendapatkan koefisien limpasan dengan menggunakan metode Gumbel.
dari catchment area masing-masing Berikut disajikan hasil perhitungan
kolam retensi, diperlukan tata guna lahan menggunakan Gumbel untuk setiap
dari Google Earth Pro. lokasi kolam retensi. Berikut ditampilkan
hasil nilai curah hujan rancangan metode
Gumbel.
Tabel 1. Hasil perhitungan distribusi
Gumbel
Gambar 3. Tata guna lahan pada DAS
Ancar
Keterangan:
Warna merah muda = sawah
Warna Hijau = hutan
Tidak berwarna = perumahan
(OK)
2. Stabilitas terhadap geser
Gambar 12. Gaya-gaya yang bekerja
pada dinding kolam retensi 2
Kemudian dari Gambar diatas, dihitung
besar gaya-gayanya dan hasilnya di
tampilkan seperti pada tabel dibawah.
Tabel 12. Gaya pembebanan pada
dinding kolam retensi 2