Abstrak
Kondisi geologi Sungai Salido Kecil relatif muda atau belum dapat dikatakan stabil, sehingga
mengakibat sungai beraliran deras dan mengangkut banyak sedimen, maka direncanakan
sebuah bendung. Bendung yang tepat dibangun adalah bendung saringan bawah. Bendung
saringan bawah adalah tipe bendung pelimpah yang dilengkapi dengan saluran penangkap dan
saringan. Bendung ini meloloskan air lewat saringan dengan membuat bak penampung air
berupa saluran penangkap melintang sungai dan mengalirkan airnya ketepi sungai untuk
dibawa ke jaringan irigasi. Data yang dibutuhkan untuk merencanakan bendung adalah peta
topografi berskala 1:50.000, data curah hujan 10 tahun dari Tahun 2005-2014 dan data
klimatologi. Perhitungan perencanaan berupa analisa hidrologi, menghitung curah hujan rata-
rata menggunakan Metode Thiessen. Dengan Metode Gumbel, Hasper dan Wedwen didapat
curah hujan rencana. Perhitungan debit banjir rencana menggunakan Metode Wedwen didapat
(Q100)= 451,15 m3/detik. Bendung direncanakan dengan lebar 20 m dengan elevasi ambang
bendung +507,166 dengan luas daerah irigasi 358 Ha. Dari hasil analisa didapat dimensi
bendung : tinggi bendung 6,9m, panjang bendung 13,14m, panjang kolam olak 4,1m, lebar
bak penampung 2,5m, lebar pintu intake 1,1m dengan tinggi 0,6. Stabilitas bendung dalam
keadaan air normal terhadap guling 8,63 dan geser 3,453. Pada saat keadaan banjir terhadap
guling 2,61 dan geser 2,166. Maka didapat kontruksi bendung stabil.
Pembimbing I Pembimbing II
Abstract
Salido Kecil River geological conditions are relatively young or can not be said to be stable,
so that the river resulted in heavy homage and carry a lot of sediment, then planned a weir.
Weir is a weir built right under the Tiroller. Tiroller spillway weir is the type that is equipped
with a catcher and filter channels. This dam water passes through the filter to make the water
reservoir in the form of cross river channels and stream catcher river water to be brought to
the irrigation network. The data needed to plan the weir is a topographical map scale of 1:
50.000, 10 years of rainfall data from 2005 to 2014 Years and climatological data. Calculation
of hydrological analysis in the form of planning, calculating the average rainfall using
Thiessen method. Method Gumbel, Hasper and Wedwen obtained precipitation plans. The
calculation of flood discharge plan Wedwen obtained using Method (Q100) = 451.15 m3 /
sec. Weir is planned with a width of 20 m with elevation threshold +507.166 weir with
irrigation area of 358 hectares. From the analysis results obtained weir dimensions: 6,9m high
weir, weir length 13,14m, megrim pool 4,1m long, 2.5 m wide container vessel, the width of
the door with a 1,1m high intake of 0.6. The stability of the dam in a state of normal water
against rolling and sliding 8.63 3.453. At the time of the flood situation against rolling and
sliding 2,61 2,166. The importance of the construction of the dam is stable.
Pembimbing I Pembimbing II
20 = 2, m = 0,13 m
- Lebar bersih pintu = 60 % 2,0=1,2 m Jadi dengan kecepatan 1,075 m3/dtk
- Lebar pintu penguras di buat sedimen yang dapat di kuras berdiameter
sebanyak 2 buah, dengan tebal pilar 0,13 m
0,5 m. 5) Perhitungan Kolam Olak
Pintu penguras di rencanakan pada Adapun rumus yang digunakan adalah
kondisi air setinggi pintu intake 1,5 m
V1 = 2. 𝑔 0,5 𝐻𝐼 + 𝑍
dan besarnya debit yang di keluarkan
Dimana :
dari pintu penguras dapat di hitung
V1= Kecepatan awal loncatan (m/dt)
dengan memakai rumus :
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/dt)
Q = ù*b*h 2∗𝑔∗𝑧
HI = Tinggi energi diatas mercu
Dan untuk menghitung diameter Z = Tinggi jatuh
sedimentasi maksimum yang terbilas d Elev
pakai rumus Elev asi
asi V1
V = 1,5 * C 𝐷 Z Y1 Fr Y2 Air
Dasa (m/
r (m) (m) (m) (m) Lonc
Dimana : dt)
at
Q = Debit pembilas / penguras ( m/dtk ) (m)
Ù = Koefisien pengaliran ( 0,75 ) 3,1 10,1 2,2 2,1 5,9 509,
504 66 93 12 87 35 935
b = Lebar pintu penguras ( 0,5 m) 4,1 11,1 2,0 2,4 6,2 509,
h = Tinggi bukaan pintu ( 1,5 m ) 503 66 14 29 9 21 822
502, 4,4 11,3 1,9 2,5 6,2 509,
g = percepatan grafitasi ( 9,81 m/𝑑𝑡 2 ) 726 4 53 86 71 93 01
Maka diambil elevasi kolam olak + 502,726 n = tinggi ambang ujung (m)
. Y2 = kadalaman air diatas ambang (m)
Elevasi air loncat lebih rendah dari elevasi Lj = 5 ( 0,2 + 0,606 )
muka air hilir bendung, sehingga memenuhi = 4,1 m
syarat.
3 𝑞2
hc =
𝑔
Dimana :
hc = Kedalaman air kritis (m)
q = Debit per lebar satuan
Gambar 2. Kolam Olak
= Qrencana / Beff (m3/dt/m)
Jadi : 6) Debit Intake
a. Debit satuan (Q100) Rumus yang di pakai :
Q 𝐶 ∗𝑁𝐹𝑅 ∗𝐴
q = Q = ( Sumber data KP.03 hal 4 )
𝑒
B eff
Dimana :
451,15
= = 19,489 m3/dt/m - Koefisien tanaman ( C ) = 1,24
23,148
- Efisiensi saluran primer ( ep )= 0,80
b. Kedalaman kritis (hc)
- Efisiensi saluran sekunder ( es ) = 0,90
3 𝑞2
hc = - Kebutuhan air di sawah ( NFR )=1,3
𝑔
l/dtk/ha
3 19,489 2 - Luas areal irigasi ( A )= 358 Ha
hc = = 3,383 m
9,81 Debit kebutuhan untuk irigasi ( 𝑄𝑛 ) :
c. Tinggi energi dihulu 1,24∗1,31∗358
𝑄𝑛 = = 897,43/dtk
0,8∗0,9∗0,9
= Elevasi ambang + H1
= 0,897 𝑚3 /dtk
= (+ 507,166) + 4,26
Qrencana = Qn * 1,20
= 511,426
= 0,897 * 1,2
d. Tinggi energi dihilir
= 1,076 𝑚3 /dtk
∆H = (+ 513,926) – (+513,626)
7) Pintu Intake
= 0,3 m.
Dimensi bangunan pintu intake di
Panjang Kolam Olak :
hitung dengan rumus :
Lj = 5 ( n+Y2 )
Qrencana = 𝜇 ∗ 𝑏 ∗ 2𝑔𝑧
Dimana =
Direncanakan lebar pintu intake
Lj = Panjang kolam (m)
(b)=2*h Kedalaman air kritis diatas mercu
Maka : bendung (m)
Q rencana = 𝜇 ∗ 𝑏 ∗ 2𝑔𝑧 hc =
3 1 𝑄𝑜
𝑥 ( 𝐵′ )2
𝑔
1,076=0,80*(2 * h ) * 2 ∗ 9,81 ∗ 0,3
3 1 1,076
1,076 = 0,80 * 22 * 2,426 = 𝑥 (20,02 )2
9
N100 =
𝐵 ~ 60o , koefesien aliran masuk µ = 0,55 ~
𝜙+𝑎 𝑥 10 −3 ( batang)
0,50.
20
= 100+20 𝑥10 −3
h3=h*(1 +
22 0,4
) = 1,616 m rata – rata ( m )
𝑏
23 0,4
dari perhitungan di dapat :
h4=h*(1 + ) = 1,636 m
𝑏
F = 1,76 * 0,5 = 12,44
24 0,4
h5= h*(1 + ) = 1,640 m
𝑏 451,15 1/3
D = 0,47 = 3,310 m
25 0,4 12,44
h6=h*(1 + ) = 1,641 m
𝑏
Karena kedalaman menurut Lacey adalah
26 0,4
h7=h*(1 + ) = 1,641 m empiris, maka dalam penggerusan bisa di
𝑏
Lt = Panjang total creep line (m) Uplift Pressure diperhitungkan sebesar 70%
∑H = 70% . 40,053 = 28,037 ton
a) Uplift Pressure Waktu Air Normal ∑M = 70% . 39,214 = 27,449 ton
ΔH = 507,166 – 504,066 Jarak garis kerja Uplift Pressure horizontal
= 3,1 m ketitik A :
Lt = 25,94 m 𝑀 27,449
Y = 𝑉
= 28,037 = 0,979 m
Uplift Preasure Vertikal
b) Uplift Preassure Air Banjir ∑M = 70% . 41,224 = 28,856 ton
ΔH = 509,666 – 503,406 Jarak garis kerja Uplift Pressure vertikal
= 6,26 m ketitik A :
𝑀 28,856
Lt = 26,87 m Y = = 29,868 = 0,966 m
𝑉
Uplift Pressure Vertikal g. Kontrol Stabilitas Bendung
Lengan momen UA1-A2 1) Keadaan Air Normal
= (1/2) + 3,5 + 1,0 + 4,0 + 0,5 a). Gaya Horizontal dan Garis Kerjanya
= 9,5 m Jarak garis kerja gaya horizontal ketitik A
Lengan Momen UA1-A2 𝑀 9,981
- Tanpa Uplift = Y1 = = 7,351 = 1,35m
𝐻
= (1 . 2/3) + 3,5 + 1,0 + 4,0 + 0,5
𝑀 −88,149
= 9,667 m - Dengan Uplift =Y2= = =-2,49 m
𝐻 35,388
Uplift Pressure diperhitungkan sebesar c). Kontrol Resultan Gaya Tanpa Uplift
70% Pressure
∑V = 70% . 48,729 = 34,110 ton 𝑌1 . 𝐻−
1
2
𝐵 − 𝑋1 𝑉
e =
∑M = 70% . 283,409 = 198,386 ton 𝑉
1,357 .7,351− 6,57−2,434 .43,97
Jarak garis kerja Uplift Pressure vertikal = 43,97
ketitik A : 1 1
= - 3,228 < 6 𝑏 = 6 . 13,14
𝑀 198,386
X = = = 5,816 m
𝑉 34,110 = 2,19 m ... (oke)
Uplift Pressure Horizontal d). Kontrol Terhadap Tegangan Tanah
Lengan Momen UA2-A3 Diambil perhitungan 1 meter lebar
= (1/2 . 3,5) – 0,66 = 1,09 m bendung
Lengan Momen UA2-A3 Rumus :
= (1/3 . 3,5) – 0,66 = 0,507 m 𝜎12 =
𝑉
+
𝑀
𝑓 𝑤
Gaya = 3,5 . 4,662
Dimana :
= 16,317 t
f = 13,14 . 1 = 13,14 m2
Momen = 16,317 . 1,09
∑V = 43,97 ton . 1,00 m
= 17,789 tm
= 43,97 tm
Uplift Pressure diperhitungkan sebesar 70%
∑M = -3,228 ton . 1,00 m
∑H = 70% . 42,669 = 29,868 ton
= -3,228 tm
w = 1/6 . 13,142 = 28,776m3 = tg 𝜙 = tg 30o
43,97 −3,228
𝜎12 = + = 3,222 ± 0,004 = 0,5773
13,14 26,041
43,97 .0,5773
𝜎1 = 3,222 + 0,004 = 3,226 ton/m2 FK = =3,453>1,5 ..(oke)
7,351