730
Sulaxono, R.W.F. et al. 2020. Analisis Debit Air … (03): 730 - 740
731
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 4 Edisi Agustus 2020
A B C D
Rumus menghitung luas penampang sub kriteria yaitu koefisien rejim aliran. Cara
melintang sungai sebagai berikut: perhitungan parameter untuk sub kriteria
tersebut adalah sebagai berikut:
I =Axa
II = IIA + IIB
Koefisien Rejim Aliran (KRA)
IIA = B x b1
IIB = ½ (B x b2)
III = C x c KRA= Qmax / Qa
IV = IVA + IVB
IVA = D x d1
IVB = ½ (D x d2) Qa= 0,25 x Q rata
Keterangan:
A, B, C, D = Lebar tiap segmen (m)
a, b, c, d = Kedalaman tiap segmen (m) Keterangan:
Qmax = debit harian rata-rata bulan
Luas penampang basah sungai akan tertinggi
didapat dengan menambahkan luas masing Qa = debit andalan (debit yang dapat
masing segmen I, II, III, dan IV. dimanfaatkan/berarti)
Kriteria kajian kuantitas terpilih untuk Qrata = debit harian rata-rata
menggambarkan kondisi tata air Sub DAS Kriteria penilaian KRA tersaji dalam
Nahiyah DAS Asam-Asam, didekati dengan Tabel 1.
732
Sulaxono, R.W.F. et al. 2020. Analisis Debit Air … (03): 730 - 740
Data hasil pengukuran disajikan dalam menggunakan pelampung dan current meter
tabulasi meliputi data TMA (Tinggi Muka yang disajikan pada Tabel 5, 6 dan 7.
Air), Debit Air, Hubungan antara Tinggi Penampang melintang basah pada Sub
Muka Air dan Debit Air sebagaimana DAS Nahiyah DAS Asam-Asam bagian hulu
disajikan dalam bentuk Regresi Linier dengan lebar 2 meter per segmen, lebar
Sederhana. Koefisien Rejim Aliran, Total pada bagian tengah 2 meter per segmen
Suspended Solid dan Total Disolved Solid. dan lebar pada bagian hilir 2 meter per
segmen serta luas penampang yang
Debit Air berbeda sesuai dengan kondisi sungai yang
ada. Lebar dan kedalaman penampang
Data debit air yang diperoleh dari hasil basah sungai mempengaruhi debit suatu
pengukuran dan perhitungan secara sungai. Semakin dalam sungai maka debit
langsung di lapangan yang dilakukan yang dihasilkan semakin besar. Hasil
dimulai pada bulan Januari 2019 sampai gambar penampang melintang basah pada
dengan bulan April 2019 di Sub DAS Sub DAS Nahiyah DAS Asam-Asam dapat
Nahiyah DAS Asam-Asam bagian hulu, dilihat pada Gambar 2, 3 dan 4.
tengah dan hilir meliputi pengukuran
14 m
733
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 4 Edisi Agustus 2020
9,40 m
8,70 m
734
Sulaxono, R.W.F. et al. 2020. Analisis Debit Air … (03): 730 - 740
735
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 4 Edisi Agustus 2020
Pengukuran debit yang dilakukan pada Pada saat pengukuran di bagian hulu
bagian hilir memiliki nilai debit yang berbeda tempat pengukuran tinggi muka airnya
pada pengukuran dengan menggunakan rendah dan aliran bagian hulu mengalir
alat current meter dan pelampung. untuk mengisi daerah bagian hilir maka
Pengukuran dengan menggunakan current kemungkinan besar nilai debit hilir akan
meter memiliki nilai debit 5,88 m 3/detik lebih besar karena kecepatan arus akan
sampai dengan 10,73 m 3/detik. Sedangkan bertambah, selain itu juga hujan di bagian
pengukuran dengan menggunakan hulu tidak akan selalu meningkatkan debit
pelampung memiliki nilai debit 6,10 m 3/detik air dengan cepat atau dalam waktu
sampai dengan 10,82 m 3/detik. Selisih bersamaan karena diantara keadaan itu
pengukuran menggunakan current meter masih ada pengaruh oleh berbagai faktor
dan pelampung memiliki nilai debit 0,04 seperti kapasitas infiltrasi (Asdak 2010).
m3/detik sampai dengan 0,64 m 3/detik.
Hubungan Tinggi Muka Air dengan Debit
Pengukuran dengan menggunakan
Air bagian Hulu
current meter dan pelampung tidak musti
harus sama, hal ini disebabkan oleh
Hasil perhitungan rata-rata debit air dan
beberapa faktor seperti vegetasi, topografi,
pengukuran tinggi muka air di bagian hulu
angin dan lainnya. Menurut Wahit (2009)
faktor yang mempengaruhi pengukuran Sub DAS Nahiyah selama penelitian
debit antara lain seperti angin. Debit diperoleh hasil grafik regresi. Hubungan
antara variabel (x) tinggi muka air dan
merupakan hasil dari semua faktor seperti
variabel (y) debit air, persamaan regresi
hutan, non hutan, topografi, curah hujan dan
yang dihasilkan antara debit air dan tinggi
tanah, dimana masing-masing memiliki
muka air, yaitu y=3,5657x 0,6976. Persamaan
kepekaan yang berbeda terhadap debit
sungai. Dari pengukuran yang dilakukan tersebut bisa digunakan sebagai sarana
dapat diketahui bahwa semakin tinggi muka untuk menghitung atau memperkirakan
besarnya debit air (Q) harian apabila tinggi
air maka semakin tinggi juga debit yang
muka air di daerah hulu telah diketahui
dihasilkan. Menurut Kuswardini (2015) pada
besarnya. Hasil dari grafik regresi bisa
saat cuaca cerah tinggi muka air terlihat
dilihat pada Gambar 5.
normal, sedangkan pada hari-hari
berikutnya terjadi curah hujan maka tinggi
muka air cenderung meningkat.
4 R² = 0.7495
3
Hubungan Debit Air
2 dengan TMA
1 Power (Hubungan
0 Debit Air dengan TMA)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
TMA (m)
Gambar 5. Grafik Hubungan Tinggi Muka Air dengan Debit Air bagian Hulu
Keeratan hubungan antara tinggi muka Korelari dengan nilai tersebut artinya 75%
air dengan debit air dapat dilihat dari nilai penurunan atau kenaikan jumlah debit
korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan dipengaruhi oleh tinggi muka air dan 25%
nilai koefisien determinasinya R2=0,7495. merupakan faktor lain seperti curah hujan.
Nilai ini berarti bahwa tinggi muka air
Berdasarkan hasil pengukuran debit air
memiliki hubungan yang kuat dengan debit
maka dapat diketahui bahwa debit di hulu
air karena nilainya >0,64 atau mendekati 1.
736
Sulaxono, R.W.F. et al. 2020. Analisis Debit Air … (03): 730 - 740
sub DAS Nahiyah minimum yaitu 1,01 tidak stabilnya debit bagian hulu. Jumlah
m3/detik dan debit air maximum yaitu 4,80 debit air sungai pada sub DAS selalu
m3/detik yang mana didapatkan rata-rata berubah-ubah. Menurut (Retno 2017) bahwa
debit air sungai sebesar 2,38 m 3/detik. DAS yang berubah-ubah debitnya karena
Persamaa regresi yang didapat berfungsi dipengaruhi oleh kondisi tingkat kekritisan
untuk mempermudah dalam memperkirakan lahan, erosi, penutupan lahan, dan kondisi
atau menghitung besarnya debit air pada iklim. Perubahan debit air terjadiapabila
suatu sungai jika TMA pada sungai tersebut hujan terjadi di daerah hulu yang akan
sudah diketahui. Pengukuran terendah mengakibatkan bertambahnya debit karena
terjadi pada tanggal 12 Februari 2019 keadaan hidrologi pada suatu sub DAS.
sebesar 1,01 m3/detik dengan TMA 0,12
meter. Debit yang rendah disebabkan oleh Hubungan Tinggi Muka Air dengan Debit
tidak adanya hujan pada lokasi penelitian Air bagian Tengah
bagian hulu. Sedangkan pengukuran
tertinggi terjadi pada tanggal 5 Februari Hasil perhitungan rata-rata debit air dan
2019 sebesar 4,80 m3/detik dengan TMA pengukuran tinggi muka air di bagian tengah
0,94 meter. Debit yang tinggi disebabkan Sub DAS Nahiyah selama penelitian
oleh adanya hujan pada lokasi penelitian diperoleh hasil grafik regresi. Hubungan
bagian hulu. Hasil pengamatan TMA harian antara variabel (x) tinggi muka air dan
dan perhitungan sampel maka dapat variabel (y) debit air, persamaan regresi
diketahui nilai debit (Q) harian dari yang dihasilkan antara debit air dan tinggi
hubungan debit air dengan TMA. muka air, yaitu y=5,5876x0,4553. Persamaan
tersebut bisa digunakan sebagai sarana
Hasil antara debit air dan TMA pada
untuk menghitung atau memperkirakan
Gambar 5 menunjukkan faktor lain cukup
besar. Hal tersebut dikarenakan sub DAS besarnya debit air (Q) harian apabila tinggi
bagian hulu lebih cenderung terjadi hujan muka air di daerah tengah telah diketahui
besarnya. Hasil dari grafik regresi bisa
dari pada sub DAS bagian tengan dan sub
dilihat pada Gambar 6.
DAS bagian hilir. Kecenderungan hujan
pada sub DAS bagian hulu ini sehingga
5.00
y = 5.5876x0.4553
Debit (m3/detik)
4.00 R² = 0.927
3.00
Hubungan Debit Air
2.00 dengan TMA
Gambar 6. Grafik Hubungan Tinggi Muka Air dengan Debit Air bagian Tengah
Keeratan hubungan antara tinggi muka Korelari dengan nilai tersebut artinya 93%
air dengan debit air dapat dilihat dari nilai penurunan atau kenaikan jumlah debit
korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan dipengaruhi oleh tinggi muka air dan 7%
nilai koefisien determinasinya R2=0,927. merupakan faktor lain seperti curah hujan.
Nilai ini berarti bahwa tinggi muka air Menurut Gordon dikutip oleh Puspita 2017,
memiliki hubungan yang kuat dengan debit korelasi antara dua variable dikatakan
air karena nilainya >0,64 atau mendekati 1. lemah apabila 0 ≤ r ≤ 0,5 dan mempunyai
737
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 4 Edisi Agustus 2020
korelasi kuat apabila 0,8 ≤ r ≤ 1. Kondisi di lokasi tersebut kondisi vegetasinya kurang
tersebut menunjukkan bahwa terjadi bagus untuk mencegah runoff yang besar.
hubungan korelasi yang kuat antara kedua Dampak dari tidak bagus dari daya infiltrasi
variabel tinggi muka air (x) dengan debit air dan drainase yang tidak baik mengakibatkan
(y). Peningkatan atau penurunan variabel y meluapnya sungai Nahiyah di bagian
disebabkan karena adanya peningkatan tengah. Curah hujan yang terjadi akan
atau penurunan variabel x. menyebabkan erosi dan mengalir terbawa
arus. Apabila semakin besar curah hujan
Berdasarkan hasil pengukuran debit air
pada suatu daerah sub DAS, maka semakin
maka dapat diketahui bahwa debit di tengah
besar juga debit air yang dihasilkan dan
sub DAS Nahiyah minimum yaitu 2,35
sebaliknya semakin kecil curah hujan maka
m3/detik dan debit air maximum yaitu 5,62
semakin kecil juga debit yang dihasilkan.
m3/detik yang mana didapatkan rata-rata
Menurut Wahid (2009) mengatakan faktor
debit air sungai sebesar 4,27 m 3/detik.
debit tinggi yaitu salah satunya dipengaruhi
Persamaa regresi yang didapat berfungsi
oleh curah hujan.
untuk mempermudah dalam memperkirakan
atau menghitung besarnya debit air pada
Hubungan Tinggi Muka Air dengan Debit
suatu sungai jika TMA pada sungai tersebut
Air bagian Hilir
sudah diketahui. Pengukuran terendah
terjadi pada tanggal 11 Februari 2019
sebesar 2,35 m3/detik dengan TMA 0,15 Hasil perhitungan rata-rata debit air dan
pengukuran tinggi muka air di bagian hilir
meter. Debit yang rendah disebabkan oleh
Sub DAS Nahiyah selama penelitian
tidak adanya hujan pada lokasi penelitian
diperoleh hasil grafik regresi. Hubungan
bagian tengah. Sedangkan pengukuran
antara variabel (x) tinggi muka air dan
tertinggi terjadi pada tanggal 10 Januari
2019 sebesar 5,62 m 3/detik dengan TMA variabel (y) debit air, persamaan regresi
0,85 meter. Debit yang tinggi disebabkan yang dihasilkan antara debit air dan tinggi
muka air, yaitu y=9,2368x 0,3167. Persamaan
oleh adanya hujan pada lokasi penelitian
tersebut bisa digunakan sebagai sarana
bagian tengah. Hasil pengamatan TMA
untuk menghitung atau memperkirakan
harian dan perhitungan sampel maka dapat
besarnya debit air (Q) harian apabila tinggi
diketahui nilai debit (Q) harian dari
muka air di daerah hilir telah diketahui
hubungan debit air dengan TMA.
besarnya. Hasil dari grafik regresi bisa
Pengukuran debit air di bagian tengah dilihat pada Gambar 7.
tidak stabil dan selalu berubah-ubah karena
10
8 y = 9.2368x0.3167
R² = 0.7855
6
4 Hubungan Debit Air
2 dengan TMA
0
0 0.5 1 1.5
TMA (m)
Gambar 7. Grafik Hubungan Tinggi Muka Air dengan Debit Air bagian Hilir
Keeratan hubungan antara tinggi muka Korelari dengan nilai tersebut artinya 79%
air dengan debit air dapat dilihat dari nilai penurunan atau kenaikan jumlah debit
korelasinya. Hasil penelitian menunjukkan dipengaruhi oleh tinggi muka air dan 21%
nilai koefisien determinasinya R2=0,7855. merupakan faktor lain seperti curah hujan.
Nilai ini berarti bahwa tinggi muka air Debit air di bagian hilir cenderung lebih
memiliki hubungan yang kuat dengan debit tinggi dibandingkan dengan debit air di
air karena nilainya >0,64 atau mendekati 1. bagian tengah dan di bagian hulu.
738
Sulaxono, R.W.F. et al. 2020. Analisis Debit Air … (03): 730 - 740
Berdasarkan hasil pengukuran debit air hulu tempat pengukuran, tinggi muka airnya
maka dapat diketahui bahwa debit di hilir rendah dan aliran dari bagian hulu mengalir
sub DAS Nahiyah minimum yaitu 3,33 untuk mengisi daerah hilir maka
m3/detik dan debit air maximum yaitu 11,94 kemungkinan besar nilai debit air akan lebih
m3/detik yang mana didapatkan rata-rata besar karena kecepatan arus akan
debit air sungai sebesar 8,16 m 3/detik. bertambah. Hujan yang terjadi di daerh hulu
Persamaa regresi yang didapat berfungsi tidak selalu akan meningkatkan debit air
untuk mempermudah dalam memperkirakan dengan cepat atau dalam waktu yang
atau menghitung besarnya debit air pada bersamaan karena adanya kapasitas
suatu sungai jika TMA pada sungai tersebut infiltrasi dan pola sungai. Kenaikan debit
sudah diketahui. Pengukuran terendah pada hilir tidak semata-mata disebabkan
terjadi pada tanggal 11 Februari 2019 oleh tinggi muka air tetapi oleh keadaan
sebesar 3,33 m3/detik dengan TMA 0,04 aliran itu sendiri yang disebabkan oleh
meter. Debit yang rendah disebabkan oleh pengiriman air yang berasal dari hulu ke
tidak adanya hujan pada lokasi penelitian tengah, kemudian tengah ke hilir.
bagian hilir. Sedangkan pengukuran Mengakibatkan debit di daerah hilir akan
tertinggi terjadi pada tanggal 23 Januari bertambah seiring dengan bertambahnya
2019 sebesar 11,94 m3/detik dengan TMA kecepatan arus tersebut.
2,25 meter.
Kuantitas Air (Koefisien Rejim Aliran)
Debit yang tinggi disebabkan oleh
adanya hujan pada lokasi penelitian bagian
Kuantitas air atau debit air sungai
hilir. Sub DAS bagian hilir debit airnya juga
merupakan salah satu faktor yang
dipengaruhi oleh tinggi muka air,
digunakan dalam penentuan klasifikasi
dikarenakan air pada bagian hulu mengalir
ke bagian tengah, kemudian pada bagian suatu DAS, hal ini karena debit air
tengah mengalir ke bagian hilir. Mengalirnya merupakan informasi yang paling penting
bagi pengelola sumber daya air. Debit air
air dari bagian hulu ke tengah, kemudian
diperlukan untuk menyusun rencana
bagian tengah menuju ke hilir menyebabkan
pemulihan atau upaya mempertahankan
debit air lebih tinggi dari pada bagian hulu
daya dukung suatu DAS. Selain itu juga
dan tengah. Selain itu adanya alih fungsi
lahan seperti adanya pertambangan informasi yang terkait dengandebit air
mempengaruhi debit air dan resapan air diperlukan untuk perencanaan
pemanfaatan air untuk keperluan pertanian,
sangat minim. Hasil pengamatan TMA
peternakan, perikanan dan juga untuk
harian dan perhitungan sampel maka dapat
keperluan yang lainnya. Sirang et al. (2015)
diketahui nilai debit (Q) harian dari
menyatakan bahwa kuantitas air yang tinggi
hubungan debit air dengan TMA.
pada setiap DAS dapat meningkatkan
Kenaikan debit air tidak selalu tingkat kerawanan banjir. Hasil Koefisien
dikarenakan oleh keadaan aliran itu sendiri, Rejim Aliran Sub DAS Nahiyah dapat dilihat
misalnya pada saat pengukuran di bagian pada Tabel 6.
739
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 4 Edisi Agustus 2020
740