Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS ALIRAN SUNGAI DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN DI

PROVINSI LAMPUNG
Nita1, Nur Aisyia Dwi2, Ari Pertiwi3, Alfina Damayanti4
Prodi Pendidikan Geografi Universitas Lampung
E-mail : nuraisyiadr@gmail.com

ABSTRAK

Daerah aliran sungai DAS sebagai salah satu sektor yang memegang peranan penting
dalam keberlangsungan proses biofisik, hidrologi, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat.
Proses yang terjadi didalam DAS memengaruhi kesehatan DAS dimana kesehatan DAS
menjadi acuan untuk mengetahui status baik atau buruknya kondisi DAS secara kuantitas dan
kualitas. Kesehatan DAS (KesDAS) adalah ukuran struktur dan fungsi ekosistem yang
ditandai dengan kelimpahan dan keragaman spesies, sumber anorganik dan organik, serta
atribut fisik (termasuk kompleksitas habitat). Presipitasi adalah istilah umum untuk
menyatakan uap air yang mengkondensasi dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala
bentuknya dalam rangkaian siklus hidrologi. Jika uap air yang jatuh berbentuk cair disebut
hujan (rainfall) dan jika berbentuk padat disebut salju (snow). Tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh data aliran sungai dan karakteristik curah hujan yang lebih baik atau stabil
di provinsi lampung.

Kata Kunci : Klasifikasi DAS, Daerah Aliran Sungai Dan Karakteristik Curah Hujan.

PENDAHULUAN
mana unsur-unsur organisme dan
Daerah Aliran Sungai (DAS)
lingkungan biofisik serta unsur-unsur
adalah suatu wilayah daratan
kimia berinteraksi secara dinamis (Asdak,
yanmerupakan satu kesatuan dengan
2010) dan terjadi keseimbangan antara
sungaidan anak sungainya, digunakan
input dan output material dan
untuk menerima, menyimpan, dan
energi.Fungsi hidrologi DAS adalah
mengalirkan air dari hujan ke danau atau
mengalirkan air, mendukung puncak
ke laut secara alami, batas daratannya
hujan, melepaskan air secara bertahap,
adalah jalan. dan batas laut. Badan air
menjaga kualitas air, dan mengurangi
masih dipengaruhi oleh aktivitas berbasis
limpasan besar-besaran dari hulu ke hilir
lahan (Kehutanan, 2013). Daerah Aliran
(Tanika et al., 2016). Komponen yang ada
Sungai (DAS)adalah suatu ekosistem di
di dalam sistem DAS secara umum dapat
dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu
komponen masukan: curah 1 LS, 66 16 dan sebagian besar berada di
hujan,komponen keluaran : laju aliran dan sekitar khatulistiwa, memiliki curah hujan
polusi/sedimen, dan komponen proses: yang cukup besar, terutama di Indonesia
manusia, vegetasi, tanah, iklim dan bagian barat. Indonesia mempunyai rata-
topografi. rata curah hujan 2000-3000 mm/tahun.
Curah Hujan, adalah jumlah, Semakin ke Timur curah hujannya
frekuensi, dan intensitasnya. Nilai ketiga semakin kecil, terkecuali Maluku dan
karakteristik tersebut berbeda-beda dari papua. Provinsi Lampung merupakan salah
satu tempat ke tempat lain, dari hari ke satu provinsi dengan intensitas hujan yang
hari, bulan ke bulan dan juga tahun ke cukup tinggi di Indonesia. Dengan potensi
tahun. Pengetahuan mengenai karakteristik air hujan yang cukup besar, tentunya dapat
hujan sangat penting untuk dikuasai dalam dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan
rangka perencanaan pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun
secara optimal. kenyataan dilapangan menunjukkan fakta
yang berbeda, air sangat sulit didapatkan
Alat penakar hujan (rain gauge)
saat musim kemarau bahkan sampai
adalah alat untuk memperkirakan
menyebabkan kekeringan di beberapa
kedalaman curah hujan (biasanya dalam
tempat, namun disisi lain air begitu
mm) yang terjadi di suatu daerah (biasanya
berlimpah saat musim penghujan, bahkan
diukur dalam satu meter persegi). Satu
sampai menyebabkan banjir. Melihat fakta
milimeter diukur curah hujan adalah setara
tersebut bisa dikatakan pada dasarnya air
dengan satu liter curah hujan per meter
hujan masih belum dimanfaatkan secara
persegi. Secara umum, tipe alat pengukur
optimal.
hujan ada 2 macam yaitu alat pengukur
hujan manual dan alat pengukur hujan Provinsi Lampung memiliki 5 DAS
otomatis. Alat pengukur hujan manual utama, semua 5 cekungan terancam punah,
dioperasikan dengan menggunakan tenaga dinilai dari tingkat tutupan lahan hutan
manusia. Artinya pencatatan curah hujan kurang dari 10%, dihitung dari penelitian
dilakukan secara manual. Adapun alat asli penulis berdasarkan program GIS.
pengukur hujan otomatis dapat mencatat Salah satu konsekuensi dari DAS yang
curah hujan secara otomatis dalam jangka tidak sehat adalah berkurangnya kapasitas
waktu yang panjang. penyimpanan air di DAS, yang
menyebabkan kekeringan dan banjir.
Pola curah hujan di Indonesia yang
Contohnya adalah DAS Way Sekampung.
secara astronomis terletak diantara LU dan
DAS Way Sekampung memiliki Waduk fluktuasi debit dan aliran permukaan dari
Batutegi di bagian hulu, serta Bendungan tahun 2001 sampai 2011 menunjukkan
Argoguruh yang menyuplai air ke bahwa telah terjadi degradasi DAS Way
persawahan di bagian hilir. Dalam sistem Bulok (Pratama & Budi Yuwono, 2016).
DAS, Sungai Way Sekampung memiliki
TINJAUAN PUSTAKA
fungsi yang sangat penting. Sebagian besar
wilayah Sungai Sekampung Way adalah Tujuan Pengelolaan DAS
dataran dengan kontur kurang dari 100
Tujuan Pengelolaan DAS adalah
meter dan kemiringan 0%. (KepMen
terkendalinya hubungan timbal balik
PUPR No: 432/KPTS/M/2016 tentang
antara sumberdaya alam dan lingkungan
Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air
DAS dengan kegiatan manusia guna
Wilayah Sungai Seputih Sekampung,
kelestarian fungsi lingkungan dan
2016).
kesejahteraan masyarakat. Dalam
Kondisi hidrologis sungai Way penerapannya di lapangan, konsepsi
Sekampung adalah buruk dengan tersebut memerlukan upaya yang tidak
popularity mutu air tercemar sedang sederhana. Untuk itu diperlukan
(Menteri Kehutanan Republik Indoesia, keterpaduan pengelolaan oleh berbagai
2009). Erosi yang terjadi rata-rata sebesar sektor/multi pihak mulai dari hulu sampai
67,five ton/ha/tahun pada daerah hulu, hilir dengan mempertimbangkan berbagai
tingkat keanekaragaman makrobentos kepentingan, kondisi biofisik dan sosial
termasuk kategori rendah dengan nilai 0,4 ekonomi yang ada dalam suatu DAS.
berdasarkan indeks keseragaman Shannon-
Siklus Hidrologi
Wiener (Satiyarti et al., 2017).
Makrobentos sebagai bioindikator kualitas Air mempunyai sirkulasi yang
air sungai Way Belau Bandar Lampung. berkesinambungan yang dikenal dengan
Fluktuasi debit DAS Way Bulok (salah siklus hidrologi. Siklus ini pada prinsipnya
satu anak sungai Way Sekampung) pada tidak memiliki awal dan akhir, namun
tahun 2001 sebesar 12,45 m3/dt, menjadi untuk mempermudah penjelasan biasanya
51,27 m3/dt di tahun 2006, dan pada tahun dimulai dari proses penguapan air dari
2011 menjadi 129,96 m3/dt. Koefisien bentuk cair ke gas (evaporasi) selanjutnya
aliran permukaan dari 6% di tahun 2001 pada suhu dan tekanan yang cukup di
menjadi 35% pada tahun 2006, dan tahun atmosfer uap air akan berubah menjadi
2011 meningkat menjadi 1%. Peningkatan rintik-rintik air hujan dan jatuh ke bumi.
Lalu sebagian air akan masuk kedalam Kecamatan Way Serdang. (4) Kabupaten
tanah (infiltrasi) dan sebagian akan Ogan Komering Ilir yang meliputi
mengalir kepermukaan yang lebih rendah Kecamatan Cengal, Pedamaran,
(run off), hingga akhirnya sampai ke laut. Lempuing, Mesuji dan Sungai Menang.

Klasifikasi Daerah Aliran Sungai Di Analisis Intensitas Hujan


Provinsi Lampung, Way Mesuji
Intensitas hujan adalah tinggi atau
Sungai Mesuji atau biasa disebut kedalaman air hujan per satuan waktu.
sebagai Way Mesuji adalah sungai Dengan kata lain bahwa intensitas curah
terpanjang kedua di Provinsi Lampung, hujan menyatakan besarnya curah hujan
Indonesia. Sebagian sungai ini juga dalam jangka pendek yang memberikan
menjadi batas alami antara Provinsi gambaran derasnya hujan perjam. Untuk
Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan. mendapatkan nilai intensitas hujan di suatu
Sungai ini memiliki panjang sekitar 220 tempat maka alat penakar hujan yang
kilometer, dengan luas daerah aliran digunakan harus mampu mencatat
sungai ini mencapai 2.053 km2. besarnya volume hujan dan waktu
berlangsungnya hujan sampai hujan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Way
tersebut berhenti. Dalam hal ini alat
Mesuji secara geografis terletak antara
penakar hujan yang dimanfaaatkan adalah
105° 57’ 49“ BT sampai dengan 104° 14’
alat penakar hujan otomatis (Asdak,
10“BT dan antara 03° 49’ 42“ LS sampai
C,1995).
dengan 04° 14’ 47“ LS.
Curah hujan yang diperlukan untuk
Secara administratif DAS Way
pembuatan rancangan dan rencana
Mesuji terletak di 4 Kabupaten yaitu (1)
perhitungan volume debit (yang
Kabupaten Tulang Bawang yang meliputi
disebabkan oleh curah hujan) dari daerah
kecamatan Penawar Tama, Rawajitu
pengaliran yang kecil seperti perhitungan
Timur, Rawajitu Selatan dan Gedung Aji
debit banjir, rencana peluap suatu
Baru. (2) Kabupaten Tulang Bawang Barat
bendungan, gorong-gorong, saluran dan
yaitu di Kecamatan Gunung Agung. (3)
selokan samping ( slide ditches) adalah
Kabupaten Way Kanan yang meliputi
curah hujan jangka waktu yang pendek dan
Kecamatan Negara Batin. Kabupaten
bukan curah hujan jangka waktu panjang
Mesuji yang meliputi Kecamatan Mesuji,
seperti curah hujan tahunan atau bulanan
Mesuji Timur, Panca Jaya, Rawajitu Utara,
(Sosrodarsono dan Takeda, 2003).
Simpang Pematang, Tanjung Raya dan
Perhitungan Debit Bencana Banjir METODE PENELITIAN

Metode perkiraan debit banjir dapat Alat yang digunakan dalam klasifikasi
dikelompokkan atas dasar kelompok data daerah aliran sungai di provinsi lampung
hidrologi seperti pada tabel dibawah ini : DAS ini adalah komputer, printer, dan
softwere ArcGis 9.3 dan bahan yang
digunakan berupa data-data sekunder yang
berupa peta DAS Way Mesuji, peta
jaringan sungai DAS Way Mesuji, peta
tutupan lahan DAS Way Mesuji.

Pelaksanaan Survey

Survei DAS Way Mesuji dilakukan untuk


mengupdate data-data yang telah ada
sesuai dengan kondisi saat ini. Survey
Sesuai dengan data hujan durasi jangka yang dilakukan meliputi Identifikasi
pendek di Stasiun BMG Maritim Penutupan dan Penggunaan lahan, Survey
Lampung. Dari hasil analisa tersebut akan lokasi dan kondisi biofisik Sub DAS
dibuat kurva Intensitas-Durasi-Frekuensi mengunakan GPS. Untuk menentukan
(IDF) berdasarkan: posisi lokasi survei dan kondisi daerah
survei dilakukan pengukuran posisi tempat
1. Analisa distribusi frekuensi hujan data
dengan menggunakan GPS. Peta dibuat
curah hujan jangka pendek dari stasiun
dengan mengintepretasikan peta Citra
BMG Maritim Lampung.
Landsat yang dioverlay dengan hasil
2. Analisa intensitas curah hujan untuk pengukuran dengan menggunakan GPS.
tiap-tiap durasi hujan dalam kala ulang
Analisa Intensitas Curah Hujan
tertentu menggunakan metode perhitungan
kuadrat terkecil (least square) dengan Untuk mengubah data curah hujan menjadi
maksud menentukan persamaan intensitas intensitas curah hujan menggunakan
hujan yang paling mendekati untuk daerah metode Van Breen dan metode Hasper Der
perencanaan. Weduwen untuk tiaptiap durasi hujan pada
masing-masing stasiun pengamatan.
Kemudian melakukan penghitungan
pendekatan intensitas curah hujan dapat membantu dalam perencanaan
menggunakan metode cara kuadrat terkecil pengelolaan sumber daya air dan mitigasi
(least square) yaitu Rumus Talbot, bencana di Provinsi Lampung.
Sherman dan Ishogura.
Hubungan antara curah hujan dan aliran
sunga Jurnal tersebut mungkin
menganalisis hubungan antara curah hujan
dan aliran sungai di Provinsi Lampung.
Kesimpulan dapat mencakup tingkat
respons aliran sungai terhadap pola curah
hujan, dampak perubahan iklim terhadap
aliran sungai, atau potensi risiko banjir
akibat curah hujan yang ekstrem. Ini dapat
memberikan pemahaman lebih lanjut
HASIL PENELITIAN tentang dinamika hidrologi di wilayah
tersebut.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Karakteristik curah hujan menganalisis
data curah hujan dalam jangka waktu
tertentu di Provinsi Lampung. Kesimpulan [1] D. Nugroho Dan E. Rolia,
dapat mencakup pola musiman, tren, atau “Klasifikasi Daerah Aliran Sungai Di
Provinsi Lampung Berdasarkan Permenhut
variasi dalam curah hujan. Ini dapat
No. 60/2014,” Tapak (Teknologi Apl.
memberikan informasi penting tentang Konstr. J. Progr. Stud. Tek. Sipil, Vol. 11,
ketersediaan air, potensi banjir, dan No. 2, Hal. 109, 2022, Doi:
keberlanjutan sumber daya air di wilayah 10.24127/Tp.V11i2.2023.

tersebut. [2] Susilowati Dan I. Sadad, “Analisa


Karakteristik Curah Hujan Di Kota Bandar
Aliran sungai: Analisis aliran sungai Lampung,” J. Konstr., Vol. 7, No. 1, Hal.
melibatkan pemodelan atau pemetaan 13–26, 2015.

aliran air di suatu daerah. Kesimpulan dari [3] D. Primanggara Dan Suprapto,
jurnal tersebut mungkin mencakup “Study Morfologi Dan Morfometri Das
Way Mesuji,” J. Ilm. Tek. Pertan., Vol. 6,
informasi tentang aliran sungai utama,
No. 1, Hal. 57–70, 2014.
tingkat keberlanjutan aliran, penilaian
potensi banjir, atau dampak perubahan
lingkungan terhadap aliran sungai. Ini
[4] Philipus, G. E. Susilo, Dan L.
Irianti, “Karakteristik Distribusi Curah
Hujan Di Wilayah Sungai Mesuji -
Sekampung,” Jrsdd, Vol. 8, No. 1, Hal.
193–202, 2020.

[5] Susilowati Dan I. Sadad, “Analisa


Karakteristik Curah Hujan Di Kota Bandar
Lampung,” J. Konstr., Vol. 7, No. 1, Hal.
13–26, 2015.

Anda mungkin juga menyukai