HIDROLOGI TEKNIK
NAMA
: ASHAR AMIN
NIM
: G411 11 002
KELOMPOK: VI (ENAM)
ASISTEN
: RAHMADIANSYAH
I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam suatu wilayah Daerah Aliran Sungai, kecepatan aliran dari
hulu sampai ke hilir tentu tidaklah sama. Hal ini karena banyak faktor
yang mempengaruhi kecepatan aliran sebuah sungai. Dan faktor-faktor
tersebut tidak bisa diprediksi sebelumnya. Dari kecepatan tersebut maka
akan dapat dihitung berapa besar debit aliran yang dihasilkan dari
penampang sungai yang kita teliti. Selain itu luas penampang sebuah
sungai juga menjadi faktor penting dalam mengetahui debit aliran sebuah
sungai. Terdapat juga komponen-komponen dalam sebuah sistem aliran
seperti manusia, iklim, vegetasi maupun topografi dari wilayah yang
diteliti.
Dalam suatu Daerah Aliran Sungai juga terdapat beragam
sedimentasi. Sedimentasi-sedimentasi yang terdapat dalam aliran sungai
ini sangat berpengaruh dalam kecepatan aliran sungai. Dimana semakin
banyak sedimentasi dalam sebuah aliran sungai maka kecepatan aliran
akan semakin lambat. Hal ini nantinya tentu akan berdampak langsung
pada debit aliran yang akan dicari.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum pengukuran
debit aliran untuk mengetahui fakor-faktor yang mempengaruhi debit
aliran dan juga kita dapat mengukur kandungan sedimentasi pada air
sungai.
2.1 Sungai
Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan
dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan sungai.
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, danau
atau laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai
secara sederhana mengalir meresap ke dalam tanah sebelum menemukan
badan air lainnya. Dengan melalui sungai merupakan cara yang biasa
bagi
turun
di daratan untuk
mengalir
ke laut atau
tampungan air yang besar seperti danau. Sungai terdiri dari beberapa
bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Beberapa
anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air
biasanya berbatasan dengan kepada saluran dengan dasar dan tebing di
sebelah kiri dan kanan. Penghujung sungai di mana sungai bertemu laut
dikenali sebagai muara sungai. Sungai merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi,
seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa
negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es atau salju. Selain
air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan (Anonima, 2013).
Kemanfaatan terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi pertanian,
bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata
sungai. Di Indonesia saat ini terdapat 5.950 daerah aliran sungai (DAS).
Summit)
mengklasifikasikan
di Johannesburg bulan
sodetan
sungai
September
(river
2002
diversion)
yang
sebagai
dan
hilir
mempunyai
keterkaitan
biofisik
melalui
daur
berperan
dalam
proses
transpirasi
sepanjang
tahun
3. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan yang memperhitungkan konservasi dan adanya
permukaan bumi yang tidak rata dapat berfungsi sebagai penyedia air
sementara dan sebagai penghambat sedimen.
Menurut Suripin (2002), Fungsi hidrologis DAS sangat dipengaruhi
jumlah curah hujan yang diterima, geologi yang mendasari dan bentuk
lahan. Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas DAS untuk:
1. mengalirkan air;
2. menyangga kejadian puncak hujan;
3. melepas air secara bertahap;
4. memelihara kualitas air dan mengurangi pembuangan massa
2.3 Debit Aliran
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting
bagi pengelola sumberdaya air. Debit puncak (banjir) diperlukan untuk
merancang bangunan pengendali banjir. Sementara data debit aliran kecil
diperlukan untuk perencanaan alokasi (pemanfaatan) air untuk berbagai
macam keperluan, terutama pada musim kemarau panjang. Debit aliran
rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumberdaya air yang
dapat dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai (Suripin, 2002).
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Dalam sistem satuan
SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik (m 3/s).
Dalam laporan-laporan teknis, debit aliran biasanya ditunjukkan dalam
bentuk hidrograf aliran (Suripin, 2002).
dan
kemudian
mengalirkannya
dengan
luas
melintang
kecepatan
aliran
dengan
menggunakan
zat
karena
tidak
dipengaruhi
oleh
kotoran
atau
sedimen yang terbawa oleh aliran berarti makin tidak sehat kondisi DAS.
Besarnya kadar muatan sedimen dalam aliran air dinyatakan dalam
besaran laju sedimentasi (Anonimb, 2009).
Partikel sedimen dikatakan bergerak secara melayang bilamana
partikel tersebut bergerak tanpa menyentuh dasar saluran. Adanya
pengaruh gaya berat, partikrl-partikel tersebut cenderung untuk
mengendap. Kecenderungan untuk mengendap ini akan dilawan oleh
gerakan partikel zat cair, yaitu komponen fluktasi kecepatan dan aliran
turbulen. Dengan kata lain kondisi aliran yang ada akan menentukan
apakah suatu fraksi sedimen akan bergerak sebagai sedimen suspense
atau bukan. Kemudian suatu partikel yang pada kondisi aliran tertentu
bergerak secara melayang, pada kondisi aliran yang lain dapat bergerak
sebagai angkutan sedimen dasar, demikian pula sebaliknya. Sehingga
adanya keterkaitan suspended load dengan bed load, dan dengan bed
load dengan dasar saluran atau sungai dimana angkutan terjadi. Pada
suatu aliran dalam saluran terbuka, batas atas dimana terjadi angkutan
sedimen suspensi dapat ditentukan dengan jelas, yaitu pada permukaan
air bebas, sedangkan batas bawahnya agak sulit untuk didefinisikan
batasan antara angkutan sedimen susupensi dengan sedimen dasar.
Angkutan sedimen melayang sering disertai dengan angkutan material
dasar dan transisi antara dua metode transpor tersebut dapat terjadi secara
bertahap sesuai dengan perubahan kondisi aliran. (Anonimb, 2009).
Kedalaman
Titik
Kecepatan
Air (d)
Pengamatan
Rata-rata
dari
pada vertikal
Permukaan
Satu
0,3 0,6 m
0,6
v=v
0,6 3 m
v = (v2 + v8)
36m
v = (v2 + 2v6
+ v8)
v = 1/10
titik
Dua
titik
Tiga
titik
Lima
>6 m
titik
; dan b
(vs+3v2
+2v6+3v8+vb)
Keterangan:
Vs (kecepatan sungai) diukur 0.3 m dari permukaan air
vs (kecepatan sungai) diukur 0.3 m di atas dasar permukaan sungai
7. Mengukur kecepatan aliran sungai dengan alat berdasarkan hasil
kalibrasi pada titik ukur yang telah ditentukan.
8. Mencatat nilai yang terbaca pada alat dengan pengulangan
pembacaan setelah 1 menit.
9. Mengulangi prosedur nomor 7-8 untuk titik selanjutnya.
Metode Manning
Mencari kecepatan aliran terlebih dahulu setelah itu menghitung debit
V = 1/n R 2/3 S
Q = AV
Ket:
Q : debit air (m3/s)
A : Luas Penampang (m2)
V : Kecepatan Aliran (m/s)
R : Jari-jari Hidrolik (m)
S : Slope/kemiringan
N : koefisien dasar saluran (0,01)
b. Penentuan Sedimen Melayang
Cs = (W2-W0) / L
Qs = Cs x Qtot
Dimana:
Cs = jumlah sedimen (gr/m3)
W0 = berat cawan kosong (gr)
W1 = Berat cawan basah (gr)
W2 = Berat cawan kering (gr)
L
kedalaman (m)
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
P(m)
R (m)
S (m)
V (m/s)
Q (m3/s)
4,3191
7,61
0,67
0,0047
2,639
11,398
Sumber : Data Primer setelah diolah Hidrologi Teknik, 2013
0,02
Pembahasan
Pada perhitungan debit aliran sungai metode perhitungan yang
dilakukan ada dua yaitu dengan melakukan metode langsung dan
melakukan metode tidak langsung (Manning), hal ini sesuai dengan
Ahmad (2011) yang menyatakan bahwa pengukuran debit dapat dilakukan
secara langsung atau tidak langsung. dimana pengukuran debt dikatakan
langsung apabila kecepatan alirannya diukur secara langsung dengan alat
ukur kecepatan aliran. Dalam melakukan praktikum kita menghitung
kecepatan aliran dengan menggunakan alat Current Meter.
Dalam melakukan proses perhitungan debit aliran, banyak factorfaktor yang mempengaruhinya, dimana factor tersebut adalah kecepatan
(v), Luas penampang (A), Kemiringan (S), Jari-jari hidraulik (R) ataupun
koefisien jenis yang digunakan dalam hal ini adalah air. Terlihat pula pada
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan pada praktikum
Pengukuran Debit Aliran maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
A. Tabel
Tabel 3. Kedalaman dan Tekstur Sungai
Titik
Lebar Sungai (m)
Kedalaman Sungai (m)
A
0
0
B
1,22
0,54
C
2,44
0,81
D
3,66
0,88
E
4,88
0,76
F
6,1
0,55
G
7,32
0
Sumber : Data Primer sebelum diolah Hidrologi Teknik, 2013
Tabel 4. Kecepatan Aliran dengan Current Meter
Titik
A
Titik Pengamatan
Kecepatan (m/s)
V0,6
0,066
V0,2
0,134
B
V0,8
0,152
V0,2
0,164
C
V0,8
0,118
V0,2
0,060
D
V0,8
0,087
E
V0,6
0,063
Sumber : Data Primer sebelum diolah Hidrologi Teknik, 2013
B. Perhitungan
Kecepatan
Titik A
: VA = 0
Titik B
Titik C
VC = ( 0,134 + 0,152 ) / 2
= 0,143 m/s
Titik D
Titik E
Titik F
Titik G
: VG = 0
Kecepatan Rata-Rata
V rata-rata :
: 0,0973 m/s
Luas Segmen
A
II
III
IV
VI
Segmen I (segitiga) :
1,22 m
0.54 m
Luas =
Luas =
Luas = 0,329 m2
segmen II (trapesium) :
1,22 m
Luas =
0,54 m
0,81 m
Luas =
Luas = 0,824 m2
1,22 m
Luas =
0,81m
0,88 m
Luas =
Luas = 1,031 m2
segmen IV (trapesium) :
1,22 m
Luas =
0,88 m
0,76 m
Luas =
Luas = 1 m2
Segmen V (trapesium) :
1,22 m
Luas =
0,76
m
0,55 m
Luas =
Luas = 0,799 m2
1,22 m
Segmen VI (Segitiga) :
Luas =
0,55
m
Luas =
Luas = 0,336 m2
Keliling Basah
Menggunakan Rumus Phytagoras c2 = a2 + b2 dengan mencari nilai sisi
miringnya
Segmen 1
Segmen 2
c2 =a2 + b2
c =
sehingga;
c =
c =
c =
c =
c = 1,33 m
c =
c = 1,25 m
Segmen 3
Segmen 4
sehingga;
sehingga;
c =
c =
c =
c =
c =
c =
c = 1,22 m
c = 1,23 m
Segmen 5
Segmen 6
c2 = a2 + b2
sehingga;
c =
c2 = a2 + b2
c =
c =
c =
c =
c = 1,34 m
c =
P=c segmen
P = 1,33+ 1,25+ 1,22+ 1,23+ 1,24+ 1,34
P = 7,61 m
Jari-jari Hydraulic
R=
R=
R = 0,67 m
Slope (S)
S=
S=
S=0,0047 m
Kecepatan Koefisien Manning
V= .
V=
V = 50 . 0,765 . 0,069
V = 2,639 m/s
QB = AB x VB
= 0,066 m2 x 0,329 m/s
= 0,022 m3/s
QC = AC x VC
QD = AD x VD
2
= 0,118 m3/s
= 1,176 m3/s
QE = AE x VE
QF = AF x VF
= 0,0735 m2 x 1 m/s
= 0,050 m3/s
= 0,0735 m /s
QG = AG x VG
= 0 x 0,336 m/s
=0
Q =Q
Q = 0+ 0,022+ 0,118+ 1,176+ 0,07335+ 0,050 + 0
Q = 1,39 m3/s
2. Secara Manning
Q = A.V
Q = 4,319 m2 . 2,639 m/s
Q = 11,398 m3/s
kedalaman (m)
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Foto Dokumentasi
Gambar 4. Pada saat memasukkan Current Meter di aliran Sungai Tello dan
mengukur kedalaman sungai