Anda di halaman 1dari 12

TUGAS II

TEKNIK SUNGAI

( Tipe Sungai, Batas DAS Sungai, Hidrologi Sungai,

Morfologi Sungai)

Dosen by ; Muh. Taufik Iqbal, ST.,MT.

D
I
S
U
S
U
N

Oleh

SUKMAWATI ALFAR

31214046

3B KEAIRAN

PRODI D3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


A. MENGENAL JENIS-JENIS DAN TIPE-TIPE SUNGAI

Sungai adalah alur panjang di atas permukaan Bumi atau di


dalam tanah yang berfungsi menampung dan mengalirkan air
hujan atau mata air dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pada
umumnya, sebagian air hujan yang turun ke permukaan tanah
mengalir ke tempat-tempat yang lebih rendah dan setelah
mengalami bermacam-macam perlawanan akibat gaya berat,
akhirnya melimpah ke danau atau ke laut.

Animasi sungai
Adapun Tipe atau jenis sungai di permukaan Bumi adalah sebagai
berikut :
A. Tipe sungai berdasarkan asal airnya terdiri atas :
1. Sungai Hujan adalah sungai yang airnya berasal hanya dari
air hujan. Sungai ini pada musim hujan volume airnya
banyak, tetapi pada musim kemarau volume airnya sedikit.
Contoh : Hampir semua sungai di Indonesia misalnya Musi,
Batang Hari, Citarum, Bengawan Solo, Kapuas Dll
2. Sungai Salju adalah sungai yang airnya berasal dari salju
atau Gleter yang mencair. Sungai ini terdapat di lereng
Gunung bersalju dan umumnya terdapat di negara yang
beriklim dingin.Misalnya di Swiss dan Austria.
3. Sungai Campuran adalah sungai yang airnya berasal dari air
hujan dan dari salju yang mencair, misalnya Sungai Digul
dan Sungai Mamberamo di Papua.
B. Tipe sungai berdasar besar atau kecilnya aliran air (Keadaan
air sungai.
1. Sungai tetap atau sungai Permanen yaitu sungai yang
alirannya tetap sepanjang tahun dan tidak terpengaruh oleh
musim. Contohnya adalah Sungai Mamberamo di Papua
yang airnya berasal dari salju, mata air dan curah hujan
2. Sungai Periodik yaitu sungai airnya banyak dan alirannya
deras pada musim hujan, tetapi pada musim kemarau airnya
berkurang dan alirannya kecil. Contoh : S.Bengawan Solo
3. Sungai Episodik yaitu sungai yang airnya banyak pada
musim hujan, tetapi pada musim kemarau airnya tidak
adasehingga sungainya senantiasa kering. Contoh : Sungai-
sungai di P.Flores dan Sumba Nusa Tenggara Timur.
C. Tipe Sungai berdasarkan arah aliran menuruni lereng
1. Sungai Konsekuen yaitu sungai utama yang arah alirannya
sesuai dengan arah kemiringan lereng daratan.
2. Sungai Subsekuen yaitu anak sungai Konsekuen yang arah
alirannya tegak lurus dengan sungai Konsekuen.
3. Sungai Obsekuen yaitu anak sungai Subsekuen yang arah
alirannya berlawanan dengan sungai konsekuen.
4. Sungai Resekwen yaitu anak sungai Subsekuen yang arah
alirannya sejajar dengan sungai Konsekuen.
D. Tipe Sungai berdasarkan Pola alirannya
1. Pola Dendritis terdapat di daerah yang berstruktur batuan
homogen dan tidak terdapat penahan yang dapat
mempengaruhi pola sungai sehingga lirannya bergerak ke
segala penjuru.
2. Pola Rectangular terdapat di daerah yang banyak lembah
luas dan besar dan menyerupai bentuk empat persegi
panjang bergabung atu sama lain.
3. Pola Trelis terdapat di daerah yang lapisan batuan bawah
berkondisi lipatan panjang serta berlereng sangat curam
4. Pola Radial terdiri dari dua jenis yaitu memusat dan
menyebar
- Pola Sentrapugal yaitu menyebar di daerah gunung dan
aliran airnya mengalir keluar dari satu lokasi
- Pola Sentripetal yaitu memusat dan terdapat di daerah
penyaluran air bentuk radial menuju suatu depresi
tetapi lebih mengarah ke pusat.
Sungai Salju (Gletser)

Sungai yang berkelok-kelok (Meander)

Pola Aliran Sungai


Bagan Penampang Sungai dari Hulu menuju Laut

B. PENGERTIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)

Setiap sungai mempunyai daerah aliran sungai (DAS) dan


setiap sungai tersebut memiliki karakteristik dan kondisi DAS
yang berbeda-beda. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu
wilayah yang merupakan kesatuan ekosistem yang dibatasi
oleh pemisah topografis dan berfungsi sebagai pengumpul,
penyimpan dan penyalur air, sedimen, unsur hara melalui
sistem sungai, megeluarkannya melalui outlet tunggal. Apabila
turun hujan di daerah tersebut, maka air hujan yang turun
akan mengalir ke sungai-sungai yang ada disekitar daerah yang
dituruni hujan. Karena manfaan DAS adalah menerima,
menyimpan, dan mengalirkan hujan yang jatuh melalui sungai.

Istilah Lain Das


- Daerah aliran sungai (DAS)
- Daerah pengaliran sungai (DPS),
- River basin,
- Drainage basin,
- Cacthment area,
- Watershed.
Daerah Aliran Sungai yang biasa disebut DAS adalah suatu
wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,
menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke
danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan
pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. (PP No 37
tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1)

DAS dalam bahasa Inggris disebut Watershed atau dalam skala


luasan kecil disebut Catchment Area adalah suatu wilayah
daratan yang dibatasi oleh punggung bukit atau batas-batas
pemisah topografi, yang berfungsi menerima, menyimpan dan
mengalirkan curah hujan yang jatuh di atasnya ke alur-alur
sungai dan terus mengalir ke anak sungai dan ke sungai utama,
akhirnya bermuara ke danau/waduk atau ke laut.

1. Macam Macam DAS (Daerah Aliran Sungai)


Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air
hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai
uatama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS.
Sub DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem yang
terbentuk secara alamiah, air hujan meresap atau mengalir
melalui cabang aliran sungai yang membentuk bagian wilayah
DAS.
Sub-sub DAS adalah suatu wilayah kesatuan ekosistem
yang terbentuk secara alamiah, dimana air hujan meresap atau
mengalir melalui ranting aliran sungai yang membentuk bagian
dari Sub DAS.
Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah Daerah Tangkapan
Air adalah suatu kawasan yang berfungsi sebagai daerah
penadah air yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sumber air di wilayah
daerah.
Daerah Tangkapan Air (DTA) adalah kawasan di hulu
danau yang memasok air ke danau.
Wilayah sungai adalah kesatuan wilayah tata pengairan
sebagai hasil pengembangan satu atau lebih daerah pengaliran
sungai. (Permen No 39/1989 Tentang pembagian wilayah
sungai Pasal 1 ayat 1)
Sungai adalah system pengaliran air mulai dari mata air
sampai muara dengan dibatasi pada kanan dan kirinya serta
sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan. (Permen No
39/1989 Tentang pembagian wilayah sungai Pasal 1 ayat 2)
Bagian Hulu DAS adalah suatu wilayah daratan bagian
dari DAS yang dicirikan dengan topografi bergelombang,
berbukit dan atau bergunung, kerapatan drainase relatif tinggi,
merupakan sumber air yang masuk ke sungai utama dan
sumber erosi yang sebagian terangkut menjadi sedimen daerah
hilir.
Bagian Hilir DAS adalah suatu wilayah daratan bagian
dari DAS yang dicirikan dengan topografi datar sampai landai,
merupakan daerah endapan sedimen atau aluvial.
Macam macam DAS berdasarkan fungsi Hulu, Tengah
dan Hilir yaitu:
a. bagian hulu didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola
untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak
terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi
tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan
menyimpan air (debit), dan curah hujan.
b.bagian tengah didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai
yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan
sosial dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari
kuantitas air, kualitas air, kemampuan menyalurkan air, dan
ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana
pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.

c. bagian hilir didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai


yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan
sosial dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan
kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah
hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, serta
pengelolaan air limbah.

2. Fungsi DAS (Daerah Aliran Sungai)


Daerah Aliran Sungai sebagai suatu hamparan wilayah atau
kawasan yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen
dan unsur hara serta mengalirkannya ke laut atau danau.
Sehingga fungsi hidrologisnya sangat dipengaruhi oleh jumlah
curah hujan yang diterima dan geologi yang mempengaruhi
bentuk lahan. Adapaun fungsi hidrologis yang dimaksud adalah
sebagai berikut:

1. Mengalirkan air
2. Menyangga kejadian puncak hujan
3. Melepas air secara bertahap
4. Memelihara kualitas air
5. Mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor)

3. Manfaat Daerah Aliran Sungai


Sebagai tempat penampungan air hujan dan banyak manfaat lain
dari DAS bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan, DAS
harus selalu dijaga kelestariannya. Cara menjaga kelestarian DAS
antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal
DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS
sebagai tempat pemukiman atau keperluan lainnya. DAS ini
termasuk kedalam potensi gografis indonesia yang harus di
manfaatkan agar mendapatkan keuntungan dari alam.
Hirologi sungai
C. KOMPONEN HIDROLIK SUNGAI

Komponen hidrolik sungai meliputi berbagai hal yang


berhubungandengan aliran air dan sedimen. Komponen hidrolik
sungai yang dominan misalnya;
debit aliran, kecepatan aliran, tinggi muka air, tekanan air,turb
ulensi aliran makro memanjang sungai maupun melintang
sungai,distribusi kecepatan mikro pada lokasi-lokasi tertentu,
gelombang sungai,dan lain lain. Komponen hidrolik ini tidak
hanya aliran air yang mengalir padabadan atau palung sungai dan
bantaran banjir, namun juga aliran yang mengalirdi lapisan
bawah dasar sungai.Aliran air di sungai tidak diartikan hanya
sebatas besarnya debit dantinggi muka air secara fisik saja,
namun diartikan lebih luas menyangkutketerkaitan antara debit
dan tinggi muka air dan distribusi
time series
tinggi mukaair. Perubahan tinggi muka air sepanjang tahun
sangat berpengaruh terhadapkeberadaan flora dan fauna
terhadap habitat sungai berupa formasi sedimen yangterangkut
maupun yang terendapkan, hal ini selanjutnya akan
berpengaruhterhadap ekosistem sungai yang
bersangkutan.Klasifikasi perairan sungai sangat dipengaruhi oleh
intensitas cahaya dan perbedaansuhu air, sedangkan klasifikasi
perairan lotik justru dipengaruhi oleh kecepatan arusatau
pergerakan air, jenis sedimen dasar, erosi dan sedimentasi
(Haslam, 1995).
Dalam pembahasan masalah sungai, terlebih dahulu perlu diper
dalampengetahuan tentang komponen
komponen sungai. Komponen tersebut dalamrealitasnya
berpengaruh terhadap segala sistem, mekanisme, dan proses yang
berjalan disungai yang bersangkutan. Komponen komponen
tersebut dalam perkembangan sungaisaling berpengaruh dan
saling terikat satu dengan yang lain membentuk sungai
yangbersangkutan. Komponen komponen yang berpengaruh
baik langsung maupun tidak langsung terhadap sungai adalah
diantaranya komponen hidrolik, komponen sedimendan
morfologi, komponen ekologi dan komponen sosial sungai.
1. Komponen Sedimen dan Morfologi Sungai
Komponen sedimen yang dimaksud adalah sedimen
dasar(bed load)dan sedimen tersuspensi (suspended load),
namun dalam eko hidrolik yang dimaksuddengan sedimen
tidak hanya sedimen anorganik, namun juga sedimen
organik, karenasebenarnya semua yang terlarut dan
mengalir dalam aliran air sungai terkait langsungdengan
penyediaan substrat makanan untuk ekologi
sungai.Sedimen anorganik misalnya lumpur, pasir, kerikil,
dan batu. Dan sedimenorganik adalah serasah daun yang
sedang dan telah membusuk, kayu kayuan yangikut
terbawa hanyut, humus yang terlarut, serta
mikroorganisme, benthos, danplankton yang terbawa aliran
air. Sedimen terlarut ini akan berpengaruh besar
padahidrolika aliran air. Karena dengan sedimen ini
dimungkinkan tumbuh danberkembangnya sebagai jenis
flora dan fauna disepanjang sungai, sedang flora danfauna
sepanjang sungai tersebut dapat mempengaruhi morfologi
dan aliran sungai.Sedimen anorganik berupa batu batu
besar akan bergerak sangat pelan ke arah hilir.Sedimen
berupa batuan besar dengan ukuran lebih dari 20 cm akan
menjadi tempatkehidupan yang baik bagi flora dan fauna.
Batuan kecil berukuran kurang dari 20 cmakan menjadi
tempat persembunyian ikan dan fauna akuatik lainnya jika
ada banjir,peningkatan kecepatan air, atau kenaikan suhu
udara.Komponen hidrolik yang sangat penting di daerah
muara termasuk daerah daerah yang masih terpengaruh air
laut adalahpasang surut. Pengaruh hidrolik airasin dan
sekaligus pasang atau surut dapat menyediakan diversifikasi
hidrolik sepanjang sungai. Di samping itu juga berpengaruh
terhadap diversifikasi kadargaram (salinitas) yang tentu saja
akan berpengaruh terhadap habitat di sekitar muarasungai
tersebut. Komposisi pasang surut dan komposisi salinitas
sangat berperandalam pembentukan jenis dan jumlah flora
dan fauna di sungai yang bersangkutan.Komponen hidrolik
lainnya yang penting sebagai base flow air sungai
adalahmata air sepanjang sungai. Mata air sepanjang sungai
ini pada umumnya jumahnyasangat banyak, baik yang
berukuran mikro (Q < 1 l/dt), meso (1 l/dt < Q < 10
l/dt),maupun makro (Q > 10 l/dt). Pemahaman masyarakat
bahwa sumber air sungaiberasal dari sumber mata air
tertentu di daerah hulu perlu dikoreksi. Sebetulnya debitair
sungai selain berasal darirun off dari kedua sisi daerah
aliran sungai, juga berasaldari mata air di kedua sisi sungai
baik di hulu, tengah , maupun di hilir(Maryono, 2005)
Komponen sedimen berinteraksi langsung dengan
komponen morfologisungai. Sedimen yang terangkut akan
mengalir menyusuri sungai dari hulu hinggahilir. Sedimen
akan mengendap di berbagai tempat sesuai dengan kondisi
dan situasihidrolik, geologi, geografi, dan ekologi setempat.
Pengendapan sedimen anorganik sungai akan membentuk
berbagai komponen morfologi sungai, misalnyariffle,
dune,antidune, bar, pulau, meander, dan lain lain. Sedang
sedimen organik berupadedaunan akan terbawa aliran dan
akan terendapkan di berbagai tempat, membusuk setelah
mencapai jarak dan lama tertentu, menjadi makanan bagi
fauna sungai.Sedimen terangkut berupa biji bijian, spora,
tunas, dan lain lain akan menyebar kesepanjang sungai
dan tumbuh sesuai dengan lokasi dan kondisi
masing masing. Kayu kayuan yang tersangkut dipinggir
sungai dapat menjadi tempat hidup fauna dantempat
bertelur berbagai macam hewan air atau sekedar lapuk
menjadi makanan faunaair(Maryono, 2005)
.
2. Komponen Ekologi Sungai
Komponen ekologi sungai adalah segala komponen
biotik yang hidup disungai, baik makhluk hidup yang
bergerak secara aktif contohnya ikan, maupunmakhluk
hidup yang tidak dapat bergerak atau berpindah contohnya
tumbuhan.Komponen ekologi sungai (sebagai contoh di Jawa
adalah Sungai Gajahwong diYogyakarta) dapat dilihat pada
Tabel 2.1.Flora dan fauna yang disebutkan dalam tabel
tersebut kehidupannya sangattergantung dengan
keberadaan sungai yang menjadi habitatnya. Berbagai
organismetersebut hidup pada berbagai tempat atau bagian
dari sungai. Misalnya berbagai jenispohon bambu hidup di
pinggir sungai, namun pohon mahoni lebih banyak
ditemukan di bagian luar sempadan sungai.
D. MORFOLOGI SUNGAI

Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang


geometri(bentuk dan ukuran), jenis, sifat dan perilaku sungai
dengan segalaaspek dan perubahannya dalam dimensi ruang dan
waktu. Dengandemikian, morfologi sungai ini akan menyangkut
juga sifat dinamik sungai dan lingkungannya yang saling terkait

Anda mungkin juga menyukai