Matkul : Hidrologi
JENIS-JENIS SUNGAI
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya
dan menjadi tempat mengalirnya air menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.
Tak bisa dimungkiri, manusia sepanjang hidupnya akan selalu membutuhkan air. Satu di
antara sumber mata air yang dapat memberi manfaat untuk kelangsungan hidup manusia ialah
sungai.
Aliran air sungai merupakan sumber utama bagi setiap makhluk untuk dapat bertahan hidup.
Sungai memberi manfaat luar biasa bagi kehidupan, seperti irigasi, sumber air, pembangkit
listrik, dan transportasi.
Tak sedikit penduduk di sekitar sungai bergantung pada keberadaan sungai untuk
keberlangsungan hidup.
Jadi sudah seharusnya setiap masyarakat melestarikan fungsi sungai. Jangan sampai malah
memberikan musibah, seperti banjir, yang bisa merugikan masyarakat.
Di sisi lain, ada berbagai macam-macam jenis sungai. Penting tentunya mengetahui jenis-
jenis sungai untuk menambah wawasan.
a. Sungai Hujan
Sungai hutan adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contohnya sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai Gletser
Sungai gletser adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungai yang
airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich), boleh dikatakan tidak ada.
Namun, pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Pegunungan Himalaya)
dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan
sebagai contoh jenis sungai ini.
c. Sungai Campuran
Sungai campuran adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan,
dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul dan sungai
Mamberamo di Papua.
1. Sungai Permanen
Sungai permainan adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini ialah Sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan. Sungai
Musi, Batanghari, dan Indragiri di Sumatra.
2. Sungai Periodik
Sungai periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada
musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di pulau Jawa, misalnya
Sungai Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah.
Kemudian Sungai Progo dan Sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta Sungai
Brantas di Jawa Timur.
3. Sungai Episodik
Sungai episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba.
4. Sungai Ephemeral
Sungai ephemeral adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.
Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi lima jenis, yaitu:
a. Sungai Konsekuen
Sungai konsekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal.
b. Sungai Subsekuen
Sungai subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan.
c. Sungai Obsekuen
Sungai obsekuen adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen
atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
d. Sungai Resekuen
Sungai resekuen adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan
batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
e. Sungai Insekuen
Sungai insekuen adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur
geologi.
a. Sungai Anteseden
Sungai anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya, walaupun ada
struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya sehingga
mampu menembus batuan yang merintanginya.
b. Sungai Superposed
Sungai superposed adalah sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh
lapisan batuan yang menutupinya.
1. Radial sentrifugal
Radial sentrifugal adalah pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini
terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut.
2. Radial sentripetal
Radial sentripetal adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat di
daerah basin (cekungan).
3. Dendritik
Dendritik adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai
induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau
daerah dataran pantai.
4. Trellis
5. Rektangular
Rektangular adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90°.
6. Pinate
Pinate adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip.
7. Anular
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang berfungsi
untuk menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen, dan unsur hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada satu titik (outlet). Definisi DAS tersebut
mengartikan bahwa seluruh purmukaan daratan di bumi ini terbagi habis dalam DAS.
Pemanfaatan potensi sumberdaya alam di dalam DAS (termasuk hutan) untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan manusia telah menyebabkan terjadinya degradasi lahan dan hutan
yang dasyat. Perubahan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali akan
mempengaruhi fungsi dan keseimbangan lingkungan termasuk proses-proses hidrologis di
dalam wilayah DAS, Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan neraca air, sedimen, hara dan
rusaknya habitat keanekaragaman hayati.
Tujuan Pengelolaan DAS adalah terkendalinya hubungan timbal balik antara sumberdaya
alam dan lingkungan DAS dengan kegiatan manusia guna kelestarian fungsi lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat. Dalam penerapannya di lapangan, konsepsi tersebut memerlukan
upaya yang tidak sederhana. Untuk itu diperlukan keterpaduan pengelolaan oleh berbagai
sektor/multi pihak mulai dari hulu sampai hilir dengan mempertimbangkan berbagai
kepentingan, kondisi biofisik dan sosial ekonomi yang ada dalam suatu DAS.