Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
I. PENDAHULUAN
DAS adalah suatu wilayah yang merupakan suatu wilayah daratan yang dibatasi oleh
pemisah topografi dan berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan dan juga penyalur
air. Jika terjadi hujan di daerah tersebut, maka air hujan yang akan turun mengalir ke
sungai-sungai yang ada disekitar daerah tersebut. Air yang berasal dari curah hujan
tersebut akan mengalir dengan alaminya ke danau atau ke laut (hartawan, 2021).
Pentingnya posisi DAS sebagai unit perencanaan yang utuh merupakan konsekuensi
logis untuk menjaga kesinambungan pemanfaatan sumberdaya hutan, tanah dan air.
Kurang tepatnya perencanaan dapat menimbulkan adanya degradasi DAS yang
mengakibatkan buruk seperti yang dikemukakan di atas. Dalam upaya menciptakan
pendekatan pengelolaan DAS secara terpadu, diperlukan perencanaan secara terpadu,
menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan mempertimbangkan
DAS sebagai suatu unit pengelolaan. Dengan demikian bila ada bencana, apakah itu
banjir maupun kekeringan, penanggulangannya dapat dilakukan secara menyeluruh
yang meliputi DAS mulai dari daerah hulu sampai hilir (Rahayu, 2018).
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang
menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. dapat
dikemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem, dimana unsur organisme dan
lingkungan biofisik serta unsur kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya
terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energi. Selain itu
pengelolaan DAS dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah
yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA)
yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan
kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan
kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari
DAS dapat merata sepanjang tahun (Harsoyo, 2015).
DAS (Daerah aliran sungai) merupakan suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan,
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami,
yang batas di darat merupakan pemisah topografi dan batas laut sampai dengan
daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (UU No 7 tahun 2004).
2.2 Sungai
Sungai adalah jalan air alami yang mengalir menuju samudra, danau, laut, atau ke
sungai yang lain. Pada beberapa kasus beberapa sungai secara sederhana meresap ke
dalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Sungai terdiri dari beberapa
bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai. Manfaat terbesar sebuah
sungai adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan memiliki potensial untuk dijadikan
objek wisata sungai (Anggraeni, 2017).
Sungai memiliki jenis menurut jumlah airnya, menurut aliran air (genetikanya), dan
sungai menurut pola alirannya. Jenis sungai menurut jumlah airnya: Sungai permanen
yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Sungai periodik yaitu
sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim
kemarau airnya sedikit. Sungai intermitten yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada
musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau kering. Sungai ephemeral sungai
yang ada airnya hanya pada saat musim hujan (Anggraeni, 2017).
Orde sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadapa
induk sungai pada suatu DAS. Semakin banyak jumlah orde sungai, semakin luas dan
semakin panjang pula alur sungainya. Berdasarkan metode strahler, alur sungai paling
hulu yang tidak mempunyai cabang disebut dengan orde pertama (orde 1), pertemuan
antara orde pertama disebut orde kedua (orde 2), demikian seterusnya sampai pada
sungai utama ditandai dengan nomor orde yang paling besar (Sembiring dkk, 2019).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Pengelolaan DAS dan konservasi tanah dan air yang berjudul” Analisis
Kondisi Biofisik Daerah Sungai Waykanan/Hanakau” dilakukan pada hari senin 1
September 2021 pukul 07.00-09.40, menggunakan aplikasi zoom.
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah laptop dan alat tulis. Sedangkan bahan
yang diguanakan adalah beberapa sumber referennsi.