Soal-Soal:
2. Salah satu variable yang sangat menentukan dalam pengelolaan DAS adalah
tutupan hutan, jelaskan kenapa demikian, terutama untuk DAS di daerah
hutan hujan tropis, spt di Indonesia.
Selain erosi, banjir dapat terjadi akibat hilangnya fungsi hutan sebagai
peresap air hujan. Banjir terjadi sebagai akibat dari ketidakmampuan sungai
dalam menampung air hujan maupun limpasan yang masuk ke dalam sungai.
Tingginya limpasan terjadi akibat kurangnya tutupan lahan berhutan yang
berfungsi untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah. Padahal, air hujan yang
diresapkan ke dalam tanah oleh hutan di daerah hulu memiliki manfaat untuk
ketersediaan air di daerah hilir. Air yang meresap ke dalam tanah akan
dikeluarkan kembali dalam bentuk mata air di daerah yang lebih rendah,
sehingga ketiadaan hutan di daerah hulu akan mengakibatkan kekeringan di
daerah yang lebih rendah.
Keberadaan hutan akan mampu menjaga debit sungai tetap ada saat musim
kemarau dan menjaga agar tidak berlebihan pada saat musim hujan. Debit
puncak merupakan debit tertinggi yang terjadi saat hari hujan. Curah hujan
tinggi dan air limpasan yang masuk ke dalam sungai menyebabkan debit air
memuncak yang
dikenal dengan istilah debit puncak.
Menurut Pramono & Wijaya (2012) debit puncak yang terjadi di sungai
dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan DAS, yaitu dengan membuat
rasio antara debit puncak dan debit minimum atau sering disebut dengan
koefisien regim sungai (KRS) (Antoko & Sukmana 2007).
Evaluasi tata air didasarkan pada hasil analisis terhadap debit sungai
maksimum dan minimum hingga dapat diketahui nilai koefisien rejim sungai
(KRS)-nya, hasil perhitungan muatan sedimen sungai sehingga dapat dipakai
untuk memperkirakan erosi yang terjadi, membandingkan antara debit sungai
dengan curah hujan, sehingga dapat diketahui perubahan koefisien run-off dari
tahun ke tahun.
Kelembagaan
Kelembagaan dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pengelolaan DAS
lebih efektif dan efisien, dalam arti masing-masing pihak yang terlibat dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan bertanggungjawab. Untuk itu diperlukan
kriteria manajemennya, yaitu :
DAS dapat dibagi ke dalam tiga komponen yaitu: bagian hulu, tengah dan
hilir. Ekosistem bagian hulu merupakan daerah tangkapan air utama dan
pengatur aliran. Ekosistem tengah sebagai daerah distributor dan pengatur air,
sedangkan ekosistem hilir merupakan pemakai air. Hubungan antara
ekosistem-ekosistem ini menjadikan DAS sebagai satu kesatuan hidrologis. Di
dalam DAS terintegrasi berbagai faktor yang dapat mengarah kepada
kelestarian atau degradasi tergantung bagaimana suatu DAS dikelola.
Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi bagian hulu
khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di
banyak tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Hal ini
mencerminkan bahwa kelestarian DAS ditentukan oleh pola perilaku, keadaan
sosial-ekonomi dan tingkat pengelolaan yang sangat erat kaitannya dengan
pengaturan kelembagaan (institutional arrangement).
6. Jelas dengan baik, kenapa unit DAS dapat digunakan untuk alat monev
kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembangunan di dalamnya,
uraikan contoh kasus pada DAS Batanghari.
Selain sebagai sistem ekologi yang bersifat kompleks, DAS juga dapat
dianggap sebagai sistem hidrologi. Sebagai suatu sistem hidrologi, maka setiap
ada masukan (input) ke dalam sistem tersebut dapat dievaluasi proses yang
telah dan sedang berlangsung dengan melihat keluaran (output) dari sistem.
Dalam sistem hidrologi DAS, komponen masukan terdiri atas curah hujan
sedang komponen keluaran terdiri atas debit aliran dan muatan sedimen,
termasuk unsur hara dan bahan pencemar di dalamnya. DAS yang terdiri atas
komponen-komponen vegetasi, tanah, topografi, air/sungai, dan manusia dalam
hal ini berlaku sebagai prosesor.
Daerah aliran Sungai Batanghari di Sumatera Barat dan Jambi kini dalam
kondisi kritis. Laju sedimentasi makin tinggi dan frekuensi banjir meningkat.
Rehabilitasi DAS itu mendesak dilakukan guna menekan tingginya ancaman
bencana alam seperti banjir dan longsor.
Masalah lain adalah banyak pihak belum memahami manfaat DAS dan
implikasinya terhadap tata air dan bencana. Hal itu menyebabkan sering terjadi
kesalahan dalam menetapkan kebijakan dan program sektornya yang tidak
berbasis DAS.
Kongres MKTI yang digelar Rabu (24/11) direncanakan akan membahas
persoalan dan penanganan DAS sehingga ada satu langkah penanganan untuk
meminimalisasi bencana. Selain itu, akan dibahas pula berbagai persoalan yang
berkaitan dengan konservasi tanah mengingat makin luas dan cepatnya laju
degradasi tanah serta lemahnya implementasi konservasi tanah di Indonesia.
A.Water harvesting Rain harvesting atau pemanenan air hujan adalah kegiatan
menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya melalui berbagai teknologi,
untuk
penggunaan masa depan untuk memenuhi tuntutan konsumsi manusia atau
kegiatan manusia. Definisi yang lain pemanenan air hujan (rainwater harvesting)
adalah pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian air hujan dari atap, untuk
penggunaan di dalam dan di luar rumah maupun bisnis. Menurut peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009 pasal 1 ayat 1:
Pemanfaatan air hujan adalah serangkaian kegiatan mengumpulkan,
menggunakan, dan/atau meresapkan air hujan ke dalam tanah. Sedangkan pada
pasal 3 disebutkan, kolam pengumpul air hujan adalah kolam atau wadah yang
dipergunakan untuk menampung air hujan yang jatuh di atap bangunan (rumah,
gedung perkantoran atau industri) yang disalurkan melalui talang.
B.Prennial Flow yaitu Aliran air yg mengalir permanen sepanjang tahun dan
Sumber airnya dari Hujan dan Air Tanah.
C. Landscape, atau bentang alam, adalah sistem sosio-ekonomis dan agroekologis
yang terdiri dari ekosistem alami maupun sudah dimodifikasi manusia, beserta
konfigurasi topografis, pertanian, perairan, tumbuhan, penggunaan lahan, dan
permukiman; yang dipengaruhi oleh proses dan kegiatan ekologis, historis,
perekonomian, dan budaya di area tersebut.
hidrograf, waktu capai puncak, sisi naik, sisi turun, akhir sisi turun dan
volume hidrograf. Puncak hidrograf adalah bagian dari hidrograf yang
menggambarkan debit maksimum. Waktu mencapai puncak adalah waktu yang
diukur dari waktu nol (debit normal) sampai waktu terjadinya debit puncak. Sisi
naik (rising limb) adalah bagian dari hidrograf antara waktu nol (debit normal)
dan waktu capai puncak. Sisi turun (recession curve) adalah bagian dari hidrograf
yang menurun antara waktu capai puncak dan waktu dasar. Waktu dasar adalah
waktu yang diukur dari waktu nol (debit normal) sampai waktu di mana sisi turun
berakhir. Akhir dari sisi turun ini ditentukan dengan perkiraan. Faktor – faktor
yang mempengaruhi setiap komponen pada hidrograf banjir adalah sebagai
berikut :
Bagian rising limb sampai pada time to peak banyak dipengaruhi oleh
karakteristik curah hujan dan karakteristik DAS. Pada bagian ini aliran banyak
dipengaruhi oleh input yang berasal dari overland flow.
Bagian recession curve lepas dari karakteristik hujan, bagian ini banyak
dipengaruhi oleh karakteristik pelepasan air dari simpanannya (storage) meliputi
pelepasan air dari simpanan air pada alur sungai, simpanan air pada lapisan antara
tanah dan simpanan air pada akuifer.
Aturan:
Jawaban akan dicek dgn program, jika sama akan
dinilai hanya 50% Dikumpulkan paling lambat jam
16.00 wib pada hari Kamis, 23 MEI 2019
(Via email: aswandi.unja@gmail.com) dan print out jawaban di PSLH-LPPM,
Latai 2, atau di Ruang Dosen Ilmu Tanah Fak. Pertanian