1 Maret 2020 : 50 – 55
Abstrak
Pengelolaan sumberdaya air yang terintegrasi dari hulu sampai dengan hilir memiliki andil yang besar
dalam penangan resiko kebencanaan seperti banjir dan kekeringan. Pemanfaatan air dan tataguna lahan
dihulu sungai sangat rentan mempengaruhi kondisi aliran sungai. Pengelolaan lahan dan air di Kawasan
hulu memiliki potensi yang besar, selain kesuburan tanah, kondisi suhu dan kelembaban udara sangat cocok
untuk budidaya sayuran dan tanaman semusim. Perubahan tataguna lahan tersebut menjadikan tingginya
aliran permukaan. Kondisi tersebut berakibat pada tingginya debit sungai pada masa penghujan dan
baseflow sungai menjadi semakin mengecil pada musim kemarau. Selain itu, imbuhan air hujan kedalam
tanah menjadi semakin kecil dan mengurangi cadangan air sehingga resiko kekeringan tidak dapat dihindari.
Dengan pengelolaan sumber daya air yang melibatkan unsur penerima manfaat dan unsur daerah
penyangga diharapkan dapat mengurangi resiko kebencanaan sekaligus dapat memberikan manfaat bagi
seluruh pengguna kepentingan. Dalam konsep IWRM (integrated water resources management), pengelolaan
sumberdaya air menyeluruh dari hulu sampai dengan hilir tanpa dibatasi oleh batas-batas administrasi dan
kepentingan kelompok-kelompok tertentu. Konsep ini dapat menjembatani kebutuhan daerah hulu sungai
terkait pemanfaatan air dan lahan, sekaligus daerah hilir sungai yang merasakan dampak dari berbagai
perubahan tersebut.
Kata kunci: IWRM, Banjir, Kekeringan
Abstract
Integrated management of water resources from upstream to downstream has a significant role in handling
disaster risks such as floods and droughts. Water use and land use in the upstream are particularly
vulnerable affect river flow conditions. Land and water management in the upstream region has a great
potential, in addition to the fertility of the soil, temperature and humidity conditions are very suitable for the
cultivation of vegetables and annuals. The land use change indicate high surface runoff. The conditions
resulted in high river discharge during the rainy and baseflow river becomes smaller and smaller in the dry
season. In addition, augmentation of rainwater into the soil becomes smaller and reduce the risk of drought
water reserves that cannot be avoided. With the management of water resources involving elements of
beneficiaries and elements of the buffer zone is expected to reduce the risk of disaster as well as to benefit all
user interests. In the concept of IWRM (integrated water resources management), a comprehensive
management of water resources from upstream to downstream without being constrained by administrative
boundaries and interests of particular groups. This concept can bridge the needs of upstream areas
concerning utilization of water and land, as well as downstream areas to feel the impact of these changes.
Keywords: IWRM, Flood, Drouhgt
50
MENEJEMEN SUMBER DAYA…………...…………………...… Pranu Arisanto1, Wahyu Prasetyo2
penghujan menjadi banjir, dan menjadi pemahaman yang sama dalam pembahasan
kekurangan air pada musim kering (Anshori, pengelolaan air. Berikut beberapa istilah
2017). dalam pengelolaan sumber daya air yang
dijadikan referensi;
Kebutuhan air tawar untuk air baku,
pertanian dan untuk kebutuhan lainnya Baseflow merupakan aliran sungai pada
menuntut keandalan pemenuhannya baik dari saat tidak terjadi hujan, atau aliran air hujan
segi kualitas maupun kuantitas. Dalam yang terlambat sampai kesungai, sedangkan
kondisi air yang berfluktuasi secara ekstrim debit puncak sungai terjadi saat hujan di DAS
sehingga berakibat pada banjir dan (daerah aliran sungai) yang menjadi aliran
kekeringan, menjadikan kondisi rawan akan permukaan masuk kedalam sungai dan
konflik antar pengguna air karena terakumulasi pada waktu tertentu. Akumulasi
keandalannya dalam siklus tahunan debit tersebut dapat melebihi penampang
cenderung tidak tercapai. Ketersediaan air sungai, atau tampungan yang kemudian
diperberat oleh beban pertambahan populasi meluap kedataran banjir (Indarto, 2018).
dan perubahan tataguna lahan, sehingga Sehingga untuk menghindari bencana
kondisi ideal pemenuhan kebutuhan air memerlukan suatu konsep yang dapat
menjadi semakin sulit tercapai secara menjalin kebutuhan dari seluruh pemilik
alamiah. Kondisi tersebut dapat disikapi kepentingan. Konsep IWRM (integrated
dengan melaksanakan rekayasa teknis agar water resources management) merupakan
permasalahan dapat teratasi (Limantara, Lily kosep pengelolaan sumber daya air yang
Montarsih, 2010). terintegrasi dan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan dalam suatu
Mengingat pengelolaan sumber daya air pengelolaan sumber daya air dan tidak
merupakan masalah yang kompleks dan terbatasi oleh kewenangan administratif dan
melibatkan semua pihak baik dari pengguna, batasan-batasan yang lainnya. Konsep yang
pemanfaatan maupun pengelola, tidak dapat serupa antara lain one river one plan one
dihindari perlu upaya bersama untuk mulai manajemen yang merupakan pengelolaan
mempergunakan pendekatan terpadu dalam sungai dengan satu rencana dan satu
perencanaan dan pelaksanaan. Salah satu manajemen (Anshori, 2017). Kebutuhan
usaha pengelola sumberdaya air adalah koordinasi antar pemaliki kepentingan dapat
dengan menyusun pola sebagai kerangka dijembatani dengan pembentukan tim yang
dasar dalam pengelolaan Sumber Daya Air dapat merangkul seluruh komponen. Tim
Wilayah Sungai. Fungsi pola pengelolaan Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
sumber daya air di wilayah sungai adalah selanjutnya disebut TKPSDA WS adalah
sebagai acuan utama bagi semua pihak dan wadah koordinasi pengelolaan sumber daya
instansi terkait yang membutuhkan air secara air pada wilayah sungai, dan wilayah sungai
langsung maupun tidak langsung (BBWSPJ, memiliki pengertian kesatuan wilayah
Pola Pengelolaan Air Wilayah Sungai pengelolaan sumber daya air dalam satu atau
Jratunseluna, 2010) lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-
2. Tinjauan pustaka pulau kecil yang luasnya kurang dari atau
Dalam penulisan ini terdapat beberapa sama dengan 2.000 km2 (Peraturan Menteri
instilah yang sudah umum digunakan dan ada Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
beberapa istilah yang spesifik sebagai bagian Republik Indonesia Nomor 17/PRT/M/2017
dari pemahaman pengelolaan sumber daya tentang Pedoman Pembentukan Tim
air. Penjelasan istilah dikutip dari beberapa Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
literatur yang diharapkan dapat memberikan Pada Tingkat Wilayah (Rakyat, Pedoman
51
ORBITH VOL. 16 NO. 1 Maret 2020 : 50 – 55
Pembentukan Tim Koordinasi Pengelolaan yang baik karena air permukaan dikelola
Sumber Daya Air Pada Tingkat Wilayah dengan baik sehingga kebutuhan air pada
Sungai, 2017). Secara umum dari TKPSDA masa tertentu tidak terjadi kekurangan dan
dapat dikelola antara lain dari pihak 1). kelebihan, begitu juga kualitas air dapat
Pemerintah, 2) Swasta 3) dan masyarakat. 1). terkontrol dan dapat dimanfaatkan sebagai air
Pemerintah memiliki kemempuan dan baku sehingga mengurangi penggunaan air
kekuatan dari sisi pengaturan, perijinan dan tanah, dan pemanfaatannya cenderung lebih
penegaan hokum, 2) Pihak suwasta memiliki murah dibandingkan dengan menggunakan
kemampuan dari sisi kemandiriannya air tanah yang membutuhkan energi dalam
sehingga kemampuan untuk berkembang pemanfaatanya, sedangkan air permukaan ini
menjadi tinggi, 3) masyarakat memiliki cenderung mengalir secara grafitasi (alami)
kemampuan untuk melengkapi setiap (BBWSPJ, Laporan TKPSDA, 2017).
kekurangan dan dapat menyelesaikan konflik
yang timbul dari berbagai pemangku Secara umum para pihak yang
kepentingan (Isnugroho, 2014). berkepentingan langsung terkait kondisi
pengelolaan sumber daya air dapat dibedakan
3. Metodologi studi dari; 1) lokasi (hulu dan hilir), 2) Institusi
Penulisan berdasarkan studi literatur (swasta, masyarakat, pemerintah), 3)
terkait dalam pelaksanaan konsep Pengguna air waduk (irigasi, air baku, wisata,
terintegrasinya seluruh pemangku pembangkit listrik). Dalam penjabaran pihak
kepentingan. Konsep pengelolaan wilayah yang berkepentingan langsung maupun tidak
sungai yang terkait dengan pengelolaan langsung terkait kondisi dan konstribusinya
sumber daya air menyentuh seluruh terhadap kondisi sumber daya air,
pemangku kepentingan sejalan dengan memerlukan perhatian dari pengelola atau
konsep IWRM (integrated water resources pemerintah yang memiliki kewenangan
management). Literatur utama yang menjadi dalam pengaturan. Dengan merangkul
bahan penulisan makalah ini adalah laporan seluruh aspek pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan kegiatan penyusunan pola dan terwujudnya pengelolaan sumber daya air
rencana BBWS Pemali Juana, laporan alokasi yang berkelanjutan pendekatan yang
air, kegiatan TKPSDA (Tim Koordinasi digunakan antara lain dengan konsep IWRM
Pengelolaan Sumber Daya Air) WS. Jratun (Integrated Water Resurces Manajemen).
Seluna. Lokasi pembahasan adalah bendungan
Kedungombo yang masuk dalam wilayah
4. Hasil dan pembahasan kerja BBWS Pemali Juana. Lokasi studi
Pengelola sumber daya air dalam rangka bendungan Kedungombo diambil karena
pelaksanaan ketatausahaan operasi dan dalam pengelolaannya melibatkan banyak
pemeliharaan sungai memerlukan dukungan sekali pemangku kepentingan, tidak hanya
para pemangku kepentingan baik dari hulu secara umum yang terpisahkan antara hulu
maupun dari hilir. Masyarakat hulu yang dan hilir namun batas administrasi dan
secara fisik tidak menikmati secara langsung pemanfaatan yang multiguna berakibat pada
manfaat dari pembangunan sungai rawan terjadinya konflik (BBWSPJ, Pola
merupakan pihak yang memiliki peran cukup Pengelolaan Air Wilayah Sungai
penting terkait kondisi DAS, dari segi Jratunseluna, 2010).
kualitas dan kuantitas air yang akan masuk ke
sungai. Sedangkan masyarakat yang berada Bendungan Kedungombo secar umum
di hilir memiliki banyak sekali keuntungan memiliki karakteristik kondisi pengelolaan
dari terbangunnya pengelolaan sumberday air yang multiguna yang sangat rentan terjadi
52
MENEJEMEN SUMBER DAYA…………...…………………...… Pranu Arisanto1, Wahyu Prasetyo2
53
ORBITH VOL. 16 NO. 1 Maret 2020 : 50 – 55
Rencana alokasi air inilah yang sangat BBWS Pemali Juana berpedoman
berpengaruh terhadap manajemen air yang dengan Pola Pengelolaan Air Wilayah Sungai
ada di bendungan Kedungombo. Perhitungan Jratunseluna melaksanakan pengelolaan
antara inflow bendungan dan rencana wilayah sungai dan bendungan secara kusus.
keluaran yang diperuntukkan untuk air baku, Pengelolaan bendungan Kedungombo secara
PLTA, irigasi dan pengendalian banjir umum telah menerapkan konsep pengelolaan
mengakomodasi seluruh dengan berbagai macam bentuk organisasi
kepentingan.Penetapan didalan siding yang diselenggarakan oleh Pemerintah daerah
TKPSDA diharapkan dapat menjadi suatu maupun pusat. Sehingga secara umum
kesepakatan bagi seluruh pemangku penggunaan air dapat terdistribusi dengan
kepentingan yang terlibat dalam TKPSDA baik dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai
sehingga resiko konflik dapat diminimalisir. pemangku kepentingan. Namun ada jeda
Di dalam alokasi air inilah pengendalian koordinasi yang membutuhkan waktu dan
resiko banjir dan kekeringan dapat biaya yang bisa di pangkas dengan
diminimalkan dengan mengatur tampungan pembentukan organisasi yang merangkul
bendungan seoptimal mungkin, sehingga air seluruh pemangku kepentingan di wilayah
yang berlimpah pada musim penghujan dapat tersebut yang dikususkan untuk DAS Serang
Lusi.
54
MENEJEMEN SUMBER DAYA…………...…………………...… Pranu Arisanto1, Wahyu Prasetyo2
55