Anda di halaman 1dari 4

Nama : Faiz Mohammad Ramzi (22201051101)

Rohmat Krisna Setyawan (22201051108)

1. Apa yang dimaksud dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) ?

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah hamparan pada permukaan bumi yang dibatasi
oleh pegunungan perbukitan atau pegunungan di hulu sungai kearah lembah di hilir.
(Lentera,2008)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu
kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungai yang berfungsi menampung, menyimpan,
dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alamiah
yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah
perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.(Ay,2020)

2. Bagaimana terjadinya siklus atau daur hidrologi ?

Siklus hidrologi merupakan proses kontinyu, dimana keadaan air bergerak dari bumi
ke atmosfer dan kemudian kembali ke bumi lagi. Hujan yang jatuh sebagian tertahan oleh
tumbuhan dan selebihnya sampai ke permukaan tanah. Sebagian air hujan yang sampai ke
permukaan tanah akan meresap sampai ke dalam tanah dan sebagian lainnya mengalir di
atas permukaan tanah. Air yang meresap ke dalam tanah sebagian mengalir di dalam
tanah yang kemudian mengalir di dalam tanah yang kemudian keluar sebagai mata air
atau mengalir ke sungai dan akhirnya ke laut, siklus ini berlangsung terus menerus.
(Syafrudin Mopangga,2019)

Daur Hidrologi yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke
permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak berhenti tersebut, air tersebut akan
tertahan sementara di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh manusia atau makhluk hidup lainnya. (Siti Farhah, 2016)

3. Apa sajakah komponen-komponen ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) ?

Dalam ekosistem, di daerah aliran sungai telah terjadi berbagai proses interaksi setiap
komponen. Komponen tersebut adalah air, tanah, vegetasi dan manusia. Sungai
merupakan komponen utama DAS, dengan sungai merupakan hal yang menguntungkan
sekaligus merugikan. (Aris Subagiyo, 2021)

Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai kesatuan ruang yang terdiri atas
unsur abiotik (tanah, air, udara), biotik (vegetasi, binatang dan organisme hidup lainnya)
dan kegiatan manusia yang saling berinteraksi dan saling ketergantungan satu sama lain,
sehingga merupakan satu kesatuan ekosistem, hal ini berarti bahwa apabila keterkaitan
sudah terselenggara maka pengelolaan hutan, tanah, air, masyarakat dan lain-lain harus
memperhatikan peranan dari komponen-komponen ekosistem tersebut. (Sudaryono,2002)

4. Masalah apa sajakah yang terjadi di DAS?

Menurut Artikel pada website BANGAZUL, beberapa masalah DAS yang tercatat
antara lain :

a. Degradasi hutan akibat illegal logging, dan perambahan hutan yang tidak
terkendali untuk pemukiman, pertanian, industry, dan sebagaimya
b. Luasnya lahan kritis akibat intensitas penggunaan tanpa memperhatikan prinsip-
prinsip konservasi tahan dan air.
c. Erosi, longsor dan sedimentasi yang mengancam pendangkalan sungai, dan
waduk.
d. Pencemaran air akibat limbah industry dan domestic
e. Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hulu DAS dan sekitar bantaran
sungai pada umumnya masih rendah
f. Masih tumpang tindihnya peraturan perundangan antar sector
g. Koordinasi dan sinergitas kebijakan, program, dan kegiatan antar lembaga yang
belum berjalan baik
h. Belum adanya master plan pengelolaan DAS sebagai pedoman
i. Belum adanya sistem informasi terpadu dalam pengelolaan DAS
j. Kurangnya Kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan DAS
k. Keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan konservasi, rehabilitasi lahan,
pemeliharaan sarana dan prasarana pengairan.

Menurut Ahmad Cahyadi(2012), Permasalahan yang sering terjadi pada Daerah Aliran
Sungai (DAS) adalah Erosi, Longsor, Terbatasnya sumberdaya Air permukaan dan air
tanah, Unsur Hara yang rendah di dalam tanah, dan Tekanan Penduduk yang tinggi.
(Ahmad Cahyadi,UGM, 2012)

5. Bagaimana Cara Pengelolaan DAS?

Menurut Marwan Batubara(2010), intervensi Bank Dunia dalam pengelolaan sungai


mengarah pada dua hal, yaitu mendorong ketergantungan Indonesia akan sumber
pendanaan dari lembaga keuangan internasional khususnya Bank Dunia baik dalam
bentuk utang dan hibah, serta memuluskan program privatisasi.

Menurut Haeruman (1979), pengelolaan terpadu pada dasarnya merupakan


pengembangan keserasian tujuan antar berbagai sistem pengelolaan sumberdaya alam.
Bilamana suatu obyek dikelola oleh banyak pengelola sesuai dengan keterkaitan dan
kepentingannya terhadap obyek yang dikelola itu. Lebih lanjut Haeruman mengatakan,
bahwa keterpaduan di dalam pengelolaan kegiatan harus dapat terciptakan: (1)
terkoordinasinya para pengelola suatu obyek saling kait-mengkait dalam suatu sistem
untuk mencapai suatu kerasian tujuan; (2) memadukan setiap usaha pemanfaatan
penataan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian serta pengembangan yang
didasarkan pada unsur keterkaitan atau ketergantungan dari obyek yang dikelola.

6. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan yang terjadi di DAS wilayah


tengah atau DAS yang melimtasi perkotaan?

Menurut (Nurisma Rahmatika,2022) Upaya pelestarian lingkungan DAS mencakup


berbagai aspek, mulai dari perlindungan, pemeliharaan, hingga pemanfaatan
ekosistem secara berkelanjutan. Tindakan konservasi itu sendiri dapat dilakukan
dengan tiga cara, yakni:

a. Konservasi mekanis
Konservasi ini dilakukan langsung oleh manusia dengan merealisasikan sejumlah
hal yang bersifat teknis. Semisal, membangun bendungan, membuat pengendalian
daya rusak air di daerah hulu, dan membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) terpadu.
b. Konservasi vegetative
Konservasi ini dilakukan melalui perantara tanaman. Caranya, manusia akan
menanam jenis tanaman tertentu untuk reboisasi.
c. Konservasi Edukasi
Konservasi ini dilakukan dengan menanamkan pengetahuan kepada masyarakat
mengenai pentingnya DAS.

Dalam buku Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (2022) Karya Messalina L.


Salampessy, dijelaskan beberapa upaya konservasi DAS, yaitu :

 Pemberdayaan masyarakat sekitar DAS


Masyarakat sekitar DAS merupakan komponen penting dan aktor utama dalam
upaya konservasi DAS.

 Disversifikasi mata penceharian masyarakat


Upaya diversifikasi perlu dilakukan agar masyarakat tidak selalu bergantung
pada sektor pertanian. Apabila ketergantungan masyarakat terhadap sektor
pertanian menurun, maka akan dapat mengurangi tekanan pada sumber daya
alam. Sehingga kerusakan sumber daya alam bisa diminimalisir.
REFERENSI

Bangazul.com/masalah-dan-pengelolaan-daerah-aliran-sungai

Aris Subagiyo. Mei 2021. Keterpaduan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai


dan Aspek Kelembagaan

Aris Subagiyo. Mei 2021. Kelalaian Di Bagian Hulu Daerah Aliran Sungai

Ronny E. Pandaleke, Reky S.Windah. 2017-12-09. Jurnal Sipil Statik

Ahmad Cahyadi. Seminar Nasional Geospatial Day 2012. Kajian


Permasalahan Daerah Aliran Sungai Juwet Kabupaten Gunung Kidul dan
Usulan Penanggulangannya.

Nurisma Rahmatika. 2022. Pelestarian Daerah Aliran Sungai

Cahya Dicky Pratama, Serafica Gischa. 2020. Kompas.com Konservasi


Daerah Aliran Sungai

Sudaryono, Mei 2002. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu Konsep


Pembangunan Berkelanjutan

Syafrudin Mopangga. 2 Desember 2019. Volume 7 Jurnal Peradaban


Sains, Rekayasa, dan Teknologi

Ay. 2020-08-05. Open Data PUPR

Zahrul Fuady, Cut Azizah. 6 Oktober 2008. Lentera : Vol.6 Jurnal


Universitas Almuslim

Anda mungkin juga menyukai