PENDAHULUAN
Bab ini mebahas terkait mengenai urgensi latar belakang yang mendasari penelitian
“Manajemen DAS Sampean dengan menggunakan Interpretative Structural Modelling
(ISM)”. Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan penelitian , pertanyaan penelititan,
manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan
Wilayah DAS sampean sekitar 80% berada di Kabupaten Bondowoso dan sisanya
terletak pada Kabupaten Situbondo. Peningkatan lahan kritis di Kabupaten Bondowoso pada
tahun 2017-2018 meningkat 480 ha (BPS Kabupaten Bondowoso, 2021). Kawasan hutan
yang semakin menurun luasan nya akan berdampak buruk terhadap kelestarian DAS.
Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo termasuk dalam kawasan tertinggal di
Provinsi Jawatimur sehingga tingkat kemiskinan juga berpengaruh terhadap tingginya
tekanan terhadap lahan. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh realtif besarnya kelompok
masyarakat miskin yang kehidupan nya tergantung pada sumberdaya alam dan lingkungan.
Adanya ekspansi usaha tani semusim ke kawasan lahan kering akibat tinggi nya angka
kemiskinan dan desakan pada kebutuhan ekonomi masyarakat perdesaan merupakan salah
satu penyebab kerusakan lingkungan (Pranadji, 2005 dalam Mulyawan, Wahjunue, Ichwandi,
& Tarigan , 2022). Dari hasil penelitian (Arfianto, 2017) upaya pengelolaan DAS Sampean
ditekankan pada kegiatan non struktural. Pendekatan non struktur dapat di lakukan dengan
Konservasi DAS, Peningkatan peran serta masyarakat, , penataan bangunan sempadan sungai
dan perlunya manajemen kelembagaan DAS Sampean.
Berfokus pada latar belakang dan permasalahan yang telah di jelaskan di atas maka
rumusan masalah penelitian ini terdapat tiga pertanyaan yakni :
1. Lembaga apa saja yang berperan dalam pengelolaan DAS Sampean?
2. Bagaimana keterpaduan lembaga terkait pengelolaan DAS Sampean?
3. Bagaimana model kelembagaan pengelolaan DAS Sampean ?
4. Strategi apa yang mungkin di lakukan untuk peningkatan keterpaduan pengelolaan
DAS Sampean ?
3 Igatius Sriyana Indeks Stakeholders 2018 Tujuan Penelitian mengukur seberapa Metode pemnbagian Fokus penelitian
Lokasi penelitian
dalam pengelolaan besar tingkat koordinasi, integrasi, angket, quisioner dan
Metode analisa
Daerah Aliran Sungai singkronisasi dan sinergitas (KISS) yang wawancara . Dengan 65
Dengan pendekatan telah dilakukan oleh masing masing Sample dari seluruh
KISS di Indonesia stakeholders dalam pengelolaan DAS. Indonesia. Metode
analisa uji kualitas data
dari uji validitas dan
reabilitas serta analisis
deskriptif dengan
metode angka indeks.
4 Reynaldo Jeffry Polie, Rispiningtati, Very Kajian Sistem 2014 Fokus dalam penelitian ini adalah: Metode mix method Lokasi penelitian
Dermawan Manajemen dengan metode Metode analisa
Fungsi manajemen terpadu dalam
penelitian
No Nama Judul Tahun Fokus Metode Perbedaan
Pengelolaan Daerah pengelolaan DAS Garang. Dengan kualitatif dan
Aliran aspek yang dinilai keterpaduan kuantitatif. Pendekaytan
perencanaan, pengoorganisasian,
Sungai Dalam Upaya kualitatif memberikan
pelaksanaan serta pengawasan dan
Pelestarian Sumber pengendalian. penelian secara
Dayaair Melakukan kajian keterpaduan kuantitatif terhadap
penngelolaan DAS Garang
(Studi Kasus: Das Bone variabel penelitian.
Merumuskan rekomendasi
Provinsi Gorontalo) alternatif dalam meningkatkan Analisis prioritas
keterpaduan pengelolaan DAS strategi pengelolaan
Garang Berkelanjutan
menggunakan metode
AHP
Mengacu pada tabel .. maka keaslian penelitian ini dapat di uraikan sebagai berikut:
Satu kesatuan wilayah perairan yang menampung dan menyimpan air hujan yang jatuh di atasnya
kemudian mebgalirkan melalui saluran drainase menuju sungai utama dan berakir dialirkan ke
laut
Satuan ekosistem yang memiliki komponen utamanya berupa sumberdaya alam berupa flora,
fauna,tanah dan air juga sumberdaya manusia dengan berbagai akitivitas yang saling berinteraksi
satu sama lain`
Daerah Aliran Sungai (Easter & Hufsmith, 1985) adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh
suatu topografi dimana dalam sistem aliran sungai. DAS sebagai kesatuan hidrologis dan
sebagai kesatuan sosioekonomik dan sosiopolitik untuk merencanakan dan menerapkan
aktivitas manajemen sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. Dalam mempelajari
ekosistem DAS, dapat diklasifikasikan menjadi daerah hulu, tengah dan hilir. DAS bagian
hulu dicirikan sebagai daerah konservasi, DAS bagian hilir merupakan daerah pemanfaatan.
DAS bagian hulu mempunyai arti penting terutama dari segi perlindungan fungsi tata air,
karena itu setiap terjadinya kegiatan di daerah hulu akan menimbulkan dampak di daerah hilir
dalam bentuk perubahan fluktuasi debit dan transport sedimen serta material terlarut dalam
sistem aliran airnya. Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang dibatasi oleh batas
terluar gigir gunung dan membentuk suatu pengaliran air yang bersatu mengalir hingga
muara sungai. (Asdak, 1995) mendefinisikan DAS sebagai suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung yang menampung dan menyimpan air hujan
untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Sedangkan (Radhir, 2005)
DAS sebagai area yang dibatasi oleh suatu sistem hidrologi, di dalamnya terdapat suatu
kehidupan yang tidak memungkinkan berdiri sendiri atau lepas dari air. Melihat dari definisi
di atas
Maka dapat dikatakan bahwa suatu DAS bisa sangat kecil, bisa sangat besar. Bisa hanya
terdiri dari satu kabupaten, bisa lintas kabupaten, lintas propinsi, bahkan lintas negara.
Sehingga dimanapun kita berada, per definisi kita berada di suatu daerah aliran sungai.
Secara biogesik, DAS dapat dibagi menjadi daerah hulu, tengah dan hilir.
1. Suripin, Daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu Sistem kompleks 1.sistem fisik
2001 yang dibangun atas sistem fisik (physical systems), sistem biologis
2.sistem biologis
(biological systems) dan sistem manusia (human systems) yang
saling terkait dan berinteraksi satu sama lain. 3.sistem manusia
2. Easter Dan DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh suatu topografi 1.Wilayah dibatasi
Hufsmith dimana dalam system aliran sungai.DAS sebagai kesatuan topografi
1985 hidrologis dan sebagai kesatuan sosioekonomik dan sosiopolitik
2.Sistem aliran sungai
untuk merencanakan dan menerapkan aktivitas manajemen
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia. 3.Kesatuan
hidrologis,
sosioekonomik dan
sosiopolitik
4.Aktivitas
manajemen
sumberdaya alam dan
manusia
3. Asdak 1995 DAS sebagai suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi 1.Topografi
oleh punggung-punggung yang menampung dan menyimpan air yangdibatasi oleh
hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai punggung
utama.
2. Menyimpan air
hujan
3.Menyalurkan kelaut
4. Radhir DAS sebagai area yang dibatasi oleh suatu sistem hidrologi, di 1. Sistem hidrologis
2005 dalamnya terdapat suatu kehidupan yang tidak memungkinkan
2. Suatu kehidupann
berdiri sendiri atau lepas dari air.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut ahli diatas, maka dapat didefinisikan bahwa
daerah aliran sungai adalah wilayah daratan yang dibatasi oleh topografi yang didalam nya
terdapat sistem fisik,biologi dan sistem manusia dengan satu kesatuan sungai dan anak sungai
yang berfungsi menyimpan air hujan dan menyalurkan kelaut atau danau.
2.2 Karakteristik DAS
(Suripin, 2011) menyatakan bahwa karakteristik DAS merupakan gambaran spesifik
mengenai DAS yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri,
topografi, tanah geologi, vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan manusia. Karakteristik
DAS pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu karakteristik biogeofisik dan karakteristik
sosial ekonomi budaya dan kelembagaan. Karakteristik DAS secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut :
Dalam sistem DAS ditunjukkan bahwa mekanisme perubahan hujan menjadi aliran
permukaan sangat tergantung pada karakteristik daerah pengalirannya. Menurut
(Asdak, 2011 ) besar kecilnya aliran permukaan dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu faktor
yang berhubungan dengan curah hujan dan karakteristik fisik DAS. Faktor karakteristik
fisik DAS yang ikut berpengaruh terhadap aliran permukaan dapat dibedakan atas
2 (dua) kelompok, yaitu
a. Karakteristik DAS yang stabil (stable basin characteristics), meliputi : jenis batuan
dan tanah, kemiringan lereng, kerapatan aliran di dalam DAS
b. Karakteristik DAS yang berubah (variable basin characteristics), yaitu
penggunaan lahan. Struktur dan tekstur tanah berpengaruh terhadap proses
terjadinya infiltrasi, kemiringan lereng akan mempengaruhi perjalanan aliran
untuk mencapai outlet,dan alur-alur drainase akan mempengaruhi terbentuknya
timbunan air permukaan (rawa, telaga, danau), kerapatan vegetasi/penutup lahan
berpengaruh sebagai penghambat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah