Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adhitya Ferdiansyah

NIM : (21484243PTK13990)
Proyek Ambisius Kereta Cepat Jakarta – Bandung
Dalam buku (Technical Guidelines for flagship Projects) di sebutkan proyek unggulan
(Flaghsip Project) merupakan proyek penelitian dan pengembangan strategis yang memiliki
ukuran substansil yang ilmiah yang terukur dan rasional. Dengan tujuan proyek andalan yakni
dapat menjadi katalis atau pemicu pertumbuhan ekonomi. Dalam draft material for future PAC
/ HAC Manual (Flagship: Concept and Guidelines) pengertian flagship project merupakan
suatu pengembangan kolaboratif yang di rancang untuk memberikan dampak kebijakan yang
lebih besar pada isu makro regional. Konsep dasar dari Flagship Project adalah (1) Strategis,
(2) Prioritas, (3) Rasional, (4) Terukur, (5) Kepastian, (6) “enabler”. Indonesia memiliki
beberapa pengembangan proyek andalan salah satunya adalah proyek kereta cepat Jakarta-
Bandung. Proyek kereta cepat merupakan proyek ambisius dari presiden Jokowi yang dinilai
dapat memangkas waktu perjalanan antar kota Jakarta ke Bandung dari 3 jam dengan
perjalanan darat menjadi 40 menit dengan menggunakan kereta api cepat (Negara &
Suryadinata, 2018).Tulisan ini mengkaji pada konsep dasar flagship project dengan proyek
kereta cepat Jakarta-Bandung.
Salah satu masalah transportasi di Indonesia adalah lamanya waktu akibat kemacetan
lalu lintas (Aleksander A & Jhon TB, 2020). Pada tahun 2017 Jakarta pernah berada daftar 25
kota termacet di Dunia. Dilansir data (Inrix Global Traffic Scoreboard,2017) bahwa jumlah
jam macet pertahun Kota Jakarta mencapai 63 jam dalam setahun atau setara dengan 24%
persentase kemcacetan dan Kota Bandung mencapai 46 jam pertahun atau setara dengan 22%
presentase kemacetan. Pada tahun 2019, Asia development Bank (ADB) merilis update of the
Asian Development Outlook edisi september 2019 yang tercatat Kota Bandung berada pada
urutan 14 dengan berpenduduk diatas 5 juta jiwa dengan tingkat kemacetan tertingi pertama.
Tingkat kemacetan ini berdampak pada kerugian ekonomi. Total kerugian yang dihasilkan dari
kemacetan mencapai 56 triliun pertahun dan Kota Jakarta menannggung sekitar 36 triliun
rupiah. (Setiawan, 2020). Meningkatnya jumlah pengguna Kereta Commuter Indonesia pada
tahun 2017 mencapai 315,8 juta penumpang yang meningkat menjadi 12,55% dari tahun
sebelum nya jumlah ini berjumlah 868 ribu / hari dari tahun sebelum nya. Dari permasalahan
ini perlunya mempersiapkan transportasi tidak hanya wilayah Jabodetabek akan tetapi Jakarta-
Bandung. Tuntutan yang tinggi dari masyarakat terhadap peran pemerintah dalam memberikan
pelayanan transportasi publik berkapasitas tinggi. Sehingga perlunya penambahan moda
transportasi umum diarea aglomerasi ekonomi Jakarta-Bandung.
Kajian Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di tender pada tahun 2015 dengan jumlah
US$5,135 miliar atau setara dengan 68,13 trilun rupiah proyek ini di menangkan oleh Kereta
Cepat Indonesia China (KCIC) perusahaan BUMN dan konsorisium perusahaan perkereta
apian tiongkok melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd. Skema pembiyaan kereta cepat Jakarta-
Bandung dengan menggunakan business to business yang artinya skema pembangunan tanpa
ada jaminan atau pendampingan pemerintah serta tidak menggunakan uang APBN. Indonesia
menyumbang 60% dari modal proyek dan Tiongkok menyumbang 40% dari total investasi di
kereta cepat Jakarta-Bandung. China Development Bank memberikan pinjaman 75% dan 25%
dari modal proyek berasal dari joint venture antara Indonesia dan Tiongkok (Salim &
Simanjuntak, 2021). Pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung di proyeksi akan
melayani hingga lebih dari 5000 penumpang dengan frekuensi kurang lebih 16 kali perjalanan
dalam sehari dengan tiket yang dikeluarkan dalam sekali perjalanan mencapai Rp. 150.000-
350.000 tergantung kelas kereta api . Diharapkan dengan adanya kereta cepat Jakarta-Bandung
dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat Jakarta dan Bandung. (Humas Kementrian
Perhubungan,2016). Pembangunan kereta cepat memiliki panjang hingga 142,3 km yang
terbentang antara Jakarta Hingga Bandung. Kereta api Jakarta-Bandung akan menciptakan
efisien energi dibandingkan transportasi konvensional yang ada. Di Negara maju sisi efisiensi
dalam kereta cepat dapat menghemat energi sebesar 8,5 lipat per kilometer hal itu tidak
menimbulkan polusi dengan kecepatan kereta api lebih dari 350 km/jam.
Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN)
yang sesuai dengan perpres No 3./2016. Dalam dokumen rencana pembangunan jangka
menengah nasional tahun 2020-2024 presiden menetapkan 5 arahan utama strategi dalam
pelaksanaan Nawacita dan Visi Indonesia 2045 dengan 5 arahan mencangkup pembangunan
SDM, pembangunan infrastruktur, penyederhanan regulasi, penyederhanaan birokrasi dan
transformasi ekonomi. Dalam pembangunan infrastruktur terbagi kedalam 3 strategi yakni
infrastruktur layanan dasar, infrastruktur ekonomi dan infrastruktur perkotaan . Dimana dalam
infrastruktur ekonomi disebutkan strategi pengembangan Kereta Api kecepatan tinggi pulau
Jawa yakni Jakarta – Semarang & Jakarta-Bandung. Dalam pengembangan kereta cepat
Jakarta-Bandung memiliki manfaat yakni (1) mendorong pertumbuhan koridor ekonomi dan
kota lain (Semarang,Cirebon, Bandung), (2) Mendorong pertumbuhan TOD di sekitar stasiun,
(3) Mengurangi waktu tempuh dari 3 jam dengan perjalanan darat menjadi 40 menit. Menurut
(Kardarisman, 2017) hasil analisis kelayakan ekonomi maupun kelayakan finansial dapat
dilihat pada Economic Internal Rates of Return (EIRR) yang positif. Namun untuk Financial
Internal Rates of Return (FIRR) pada taraf yang rendah dan kurang mentungkan jika tidak ada
dukungan dari pemerintah. Dengan bantuan partisipasi 50% dengan sistem Build-Operate-
Transfer yang menghasilkan (FIIR) mencapai 15,8% artinya proyek pembangunan kereta cepat
Jakarta-bandung menandakan proyek yang layak dan baik secara finansial maupun secara
ekonomi. Dampak dari kereta cepat akan menyerap tenaga kerja sekitar 28.000 jiwa selama 25
tahun sehingga dapat di prediksikan pada tahun 2050 penyerapan tenaga kerja sebanyak 87.000
jiwa (Kadarisman, 2017).
Dalam mengembangkan rencana kereta cepat Jakarta-Bandung terdapat beberapa
faktor penghambat. Dilansir dari (https://www.cnbcindonesia.com,Februari,2022) terdapat 3
kendala dalam membangun kereta cepat Jakarta-Bandung pertama terkait pendanaan, kedua
Pandemi yang membuat proyek kereta cepat berhenti sementara, dan ketiga teknis kontruksi
dan pembebasan lahan warga. Dalam penelitian (Yurianto & Kadri, 2020) faktor faktor yang
mempengaruhi keterlambatan infrasturktur kereta cepat Jakarta-Bandung adalah (1) Kendala
pembebasan lahan, (2) Penetapan jadwal proyek, (3) Rencana urutan kerja yang tidak tersusun,
(4) Perubahan desain, (5) Kordinasi proyek yang cukup rumit. Faktor pembebasan lahan
menurut (Kadarisman, 2017) kurang lebih 3000 kk yang terdampak dari proyek ini sampai saat
ini lahan yang sudah di serah terima oleh pemilik mencapai 86% dan sisanya 14%. Sampai saat
ini proyek pembangunan kereta cepat sudah mencapai tahap 80% selesai pengerjaan di
targetkan akhir tahun 2022 kereta cepat Jakarta-Bandung dapat beroprasi.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah di jelaskan sebelum nya dapat ditarik sebuah kesimpulan
dari pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Bahwasan nya tujuan rencana dari kereta
cepat ini adalah memperlancar mobilitas dari wilayah aglomerasi ekonomi wilayah Jakarta-
Bandung dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di stasiun pemberhentian kereta cepat
Jakarta-Bandung. Dari hasil kajian analisis kelayakan ekonomi mencapai 15,8% artinya proyek
pembangunan kereta cepat Jakarta-bandung menandakan proyek yang layak dan baik secara
finansial maupun secara ekonomi. Dampak dari kereta cepat Jakarta-Bandung dapat menyerap
tenaga kerja hingga 87.000 jiwa pada tahun 2050. Berdasarkan kajian konsep flagship project
dengan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah sesuai dengan konsep flagship
project (1) Strategis, (2) Prioritas, (3) Rasional, (4) Terukur, (5) Kepastian, (6) “enabler”
Refrensi
Bakti, S (2020). Transformasi Perkotaan Di Indonesia. Yogyakarta.CV Budiutama
CNBC Indonesia.com (2022, 07 Februari) Ini Segudang Masalah Proyek Kereta Cepat Jakarta
-Bandung di akses pada 20 februari 2022 pukul 17.05
https://www.cnbcindonesia.com,Februari,2022
Dharma, S., & Suryadinata, N. (2018). Jakarta-bandung high speed rail project: Little progress,
many challenges.
EUSBR. 2019. Flagship as a modus operandi: Concept and Guidelines for design.
Kadarisman, M. (2018). Kebijakan Transportasi Kereta Cepat Jakarta Bandung dalam
Mewujudkan Angkutan Ramah Lingkungan. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik,
4(3), 251-266.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
Purba, A., & Purba, J. T. (2020, September). Jakarta-Bandung High-Speed Rail
Transportation Project: Facts And Challenges. In IOP Conference Series: Materials
Science And Engineering (Vol. 918, No. 1, P. 012034). IOP Publishing.
Salim, I. P., & Simanjuntak, M. R. A. (2021). Kajian Awal Manajemen Risiko Proyek Kereta
Cepat Jakarta-Bandung. Civil Engineering, Environmental, Disaster & Risk Management
Symposium (Ceedrims) Proceeding 2021.
Yurianto, Y., & Kadri, T. (2020). Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keterlambatan Proyek Infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Indonesian Journal Of
Construction Engineering And Sustainable Development (Cesd), 3(1), 35-41.

Anda mungkin juga menyukai