2. Dasar Hukum
Undang-Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
Undang undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Surat Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 144/OT.210/A/V/2002 tentang
Pengembangan Kawasan Agropolitan dengan lampirannya tentang Pedoman Umum
Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Operasional Pengembangan
Kawasan Agropolitan Departemen Pertanian Tahun 2002.
Peraturan Menteri Pertanian No: 50/Permentan/OT.140/8/2012 Tentang
Pengembangan Kawasan Pertanian.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029
Peraturan Daerah Kabupaten Kendalnomor 2 Tahun 2018 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2016-2021
Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031
3. Dasar Teori
a.) Pengertian Kawasan Agropolitan
Menurut friedmann dan douglass (1975) bahwa kawasan agropolitan dalam mewujudkan
konsep tersebut terdapat beberapa unsur pertama adanya lahan pertanian sebagai basis dari
produksi bahan baku dan kedua adalah adaya pusat agropolitan sebagai pusat aktivitas
perekonomian. Menurut Basuki 2017 pengembangan agropolitan merupakan kawasan yang
terdiri dari satu pusat atau lebih pada pusat kegiatan pada wilayah perdesaaan sebagai sistem
produksi pertanian. Program pengembangan sentra produksi pangan (agropolitan) adalah
pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dilakukan dengan jalan mensinergikan
berbagai potensi yang ada secara utuh. Kawasan perdesaan harus dikembangkan sebagai satu
kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota
(urbanrural linkages) dan menyeluruh hubungan yang bersifat interdependensi/timbal balik
yang dinamis.
a) Ciri Ciri Kawasan Agropolitan
Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan
pertanian dan atau agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan terintegrasi mulai
dari:
Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) yang mencakup: mesin,
peralatan pertanian, pupuk, dan lain-lain.
Subsistem usaha tani/pertanian primer (on farm agribusiness) yang mencakup
usaha: tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kehutanan.
Subsistem agribisnis hilir (downstream agribusiness) yang meliputi:
industriindustri pengolahan dan pemasarannya, termasuk perdagangan untuk
kegiatan ekspor (bila dimungkinkan), perdagangan produk agribisnis hulu (sarana
pertanian dan permodalan) dan jasa pelayanan.
Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis)
seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian dan pengembangan,
pendidikan, penyuluhan, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah
Adanya keterkaitan antara kota dengan desa (urban-rural linkages) yang bersifat
interdependensi/timbal balik dan saling membutuhkan di mana kawasan pertanian
di perdesaan mengembangkan usaha budidaya (on farm) dan produk olahan skala
rumah tangga (off farm).
Kehidupan masyarakat di kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) sama
dengan suasana kehidupan di perkotaan karena prasarana dan infrastruktur yang
ada di kawasan agropolitan diusahakan tidak jauh berbeda dengan di kota
b) Tipologi Kawasan
Kawasan sentra produksi pangan memiliki tipologi Kawasan sesuai klasifikasi sektor
usaha pertanian dan agribisnisnya masing-masing. Adapun tipologi Kawasan tersebut sebagai
berikut.
Tabel Tipologi Kawasan Agropolitan
Sektor usaha
No. Tipologi Kawasan Persyaratan agroklimat
pertanian
1 Tanaman pangan Dataran rendah dan tinggi, dengan Harus sesuai dengan jenis komoditi
tekstur lahan yang datar, memiliki yang dikembangkan seperti
sarana pengairan (irigasi) yang ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur
memadai. lahan, iklim, dan tingkat keasaman
tanah.
2 Hortikultura Dataran rendah dan tinggi, dengan Harus sesuai dengan jenis komoditi
tekstur lahan datar dan berbukit, dan yang dikembangkan seperti
tersedia sumber air yang memadai. ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur
lahan, iklim, dan tingkat keasaman
tanah.
3 Perkebunan Dataran tinggi, dengan tekstur lahan Harus sesuai dengan jenis komoditi
berbukit, dekat dengan kawasan yang dikembangkan seperti
Sektor usaha
No. Tipologi Kawasan Persyaratan agroklimat
pertanian
konservasi alam. ketinggian lahan, jenis tanah, testur
lahan, iklim, dan tingkat keasaman
tanah.
4 Peternakan Dekat kawasan pertanian dan Lokasi tidak boleh berada di
perkebunan, dengan system sanitasi permukiman dan memperhatikan
yang memadai. aspek adaptasi lingkungan.
5 Perikanan darat Terletak pada kolam perikanan darat, Memperhatikan aspek keseimbangan
tambak, danau alam dan danau buatan, ekologi dan tidak merusak ekosistem
daerah aliran sungai baik dalam bentuk lingkungan yang ada.
keramba maupun tangkapan alam.
6 Agrowisata pengembangan usaha pertanian dan Harus sesuai dengan jenis komoditi
perkebunan yang disamping tetap yang dikembangkan seperti
berproduksi dikembangkan menjadi ketinggian lahan, jenis tanah, testur
kawasan wisata alam tanpa lahan, iklim, dan tingkat keasaman
meninggalkan fungsi utamanya sebagai tanah.
lahan pertanian produktif.
7 Hutan wisata kawasan hutan lindung dikawasan tanah Sesuai dengan karakteristik
konservasi alam milik negara, kawasan ini biasanya lingkungan alam wilayah konservasi
berbatasan langsung dengan kawasan hutan setempat.
lahan pertanian dan perkebunan dengan
tanda batas wilayah yang jelas.
Sumber: Mahi, 2014
c) Pembagian Orde Kawasan Agropolitan
Menurut Mahi (2014), secara umum struktur hierarki sistem kota agropolitan sebagai
berikut:
1. Orde paling tinggi (kota tani utama) berfungsi
Kota perdagangan yang berorientasi ekspor ke luar daerah
Pusat berbasgai kegiatan manufacturing finas indusri pertanian (packing), stok
perdagangan, dan perdagangan bursa
Pusat berbagai kegiatan tertier agribisnis, jasa perdagangan, asuransi pertanian,
perbankan dan keuangan
Pusat berbagai pelayanan termasuk general agro industry services
2. Orde kedua (pusat distrik agropolitan) yang berfungsi sebagai
Pusat perdagangan wilayah yang ditandai adanya pasar pasar grosir dan pergudangan
komoditas sejenis
Pusat kegiatan agro industri berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah
jadi serta kegiatan agro bisnis
Pusat pelayanan agro industri khusus (special agro industry sevices), pendidikan,
pelatihan dan pemuliaan tanaman unggulan
3. Orde ketiga
Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian
Pusat koleksi komoditas pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri
Pusat penelitian, pembibitan dan percontohan komoditas
Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman pertanian
Koperasi dan informasi pasar barang perdagangan.
a. Sistem Hirarki Kawasan Agropolitan
Kawasan agropolitan merupakan kawasan yang terbentuk oleh sistem fungsional desa-desa
yang ditunjukkan oleh adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat agropolitan
(central place) dan desa-desa di sekitarnya. Kawasan ini sebagai kawasan pertanian yang tumbuh
dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis di pusat kawasan (central place),
yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di
wilayah sekitarnya (hinterland).
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Pengembangan APBD Dinas
2 9 Paket Kecamatan 570.000.000 300 300 300 300 300 300 300 300
bibit unggulan Kabupaten Pertanian
Gemuh
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Kecamatan
Patebon
3 Peningkatan 9 Paket Kecamatan 200.000.000 APBD Dinas 100 100
teknologi pertanian Limbangan Kabupaten Pertanian
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Kecamatan
Gemuh
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
Kecamatan
Patebon
Program Pelatihan
Kab APBD Dinas
4 kepada petani dan 1 Kegiatan 150.000.000 150
Kendal Kabupaten Pertanian
pelaku agribisnis
II
PEMBANGUNAN PUSAT AGROPOLITAN
I
APBN,
Kecamatan Dinas
Pembangunan sub
sukorejo, APBD Pertanian
2 Terminal 3 Unit 1.500.000.000 750 750
pageruyun Prov., . Dinas
Agropolitan
g, rowosar APBD PUPR
Kab.
Kecamatan APBD
Limbangan Kab,
Kecamatan APBD
Singorjo Prov.,
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Sukorejo
Dinas
Kecamatan
Pembangunan home Pertanian 200 200
2 9 Paket Boja , 6.000.000.000 2000
industri , Dinas 0 0
Kecamatan
PUPR
Pegandon swasta
Kecamatan
Ringinaru
m,
Kecamatan
Cepiring
Kecamatan
Patebon
Kecamatan APBD Dinas
Pembangunan sukorejo, Kab. Pertanian
3 3 Unit 300.000.000 100 100 100
Gudang Pengumpul pageruyun APBD , Dinas
g, rowosar Prov. PUPR
4 Pembangunan 3 Unit Kecamatan 300.000.000 APBD Dinas 100 100 100
Ruang Pengepakan sukorejo, Kab. Pertanian
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
pageruyun APBD , Dinas
g, rowosar Prov. PUPR
Kecamatan
Limbangan
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Penyediaan APBD Dinas
5 7 Unit Kecamatan 120.000.000 60 60 100
Tracktor Kab. Pertanian
Gemuh
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Kecamatan
Patebon
Kecamatan APBD
Kaliwungu Kab.
,
Pembangunan Pusat Kecamatan Dinas
6 3 Unit 300.000.000 300
Kuliner Agro kota APBD Pertanian
Kendal, Prov.
Kecamatan
Waleri
Kecamatan APBD
Kaliwungu Kab.
,
Pembangunan Pusat Kecamatan Dinas
7 1 Unit 300.000.0000 300
oleh oleh kota APBD Pertanian
Kendal, Prov.
Kecamatan
Waleri
I
PENGEMBANGAN PRASARANA
V
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
APBN,
Pengembangan Dinas
APBD
sarana prasarana Kab Pertanian
1 1 Paket 950.000.0000 Prov., 550 250 150
pendukung Kendal Dinas
APBD
agropolitan PUPR
Kab.
V BIAYA OPERASIONAL
Kecamatan
Alat tulis dan ATK sukorejo, APBD Dinas
1 25 Paket 50.000.000 20 20 10
lainnya pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo, APBD Dinas
2 Biaya air bersih 12 Bulan 24.000.000 8 8 8
pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo, APBD Dinas
3 Biaya listrik 12 Bulan 24.000.000 8 8 8
pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo, APBD Dinas
4 Biaya komunikasi 12 Bulan 24.000.000 8 8 8
pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo,
Upah pekerja pageruyun
Orang/ APBD Dinas
5 terminal dan sub 20 g, 720.000.000 240 240 240
tahun Kab. Pertanian
terminal agribisnis rowosari,
Kecmatan
Boja
V
BIAYA PEMELIHARAAN
I
Kecamatan
Pemeliharaan TA sukorejo, APBD Dinas
1 4 Paket 400.000.000 200 100 100
dan STA pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosari
32.532.200.00
TOTAL
0
6. Analisa kelayakan proyek
Tujuan analisa kelayakan proyek bertujuan untuk mengetahui gambaran dari tingkat investasi
dari konsep agropolitan Kabupaten Kenda. Adapun hasil analisis kelayakan proyek nya adalah
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kecamatan APBD
Kaliwungu, Kab.
Pembangunan Dinas
Kecamatan
6 Pusat Kuliner 3 Unit 300.000.000 Pertania
kota Kendal, APBD
Agro n
Kecamatan Prov.
Waleri
Kecamatan APBD
Kaliwungu, Kab.
Dinas
Pembangunan Kecamatan 300.000.000
7 1 Unit Pertania
Pusat oleh oleh kota Kendal, 0 APBD
n
Kecamatan Prov.
Waleri
PENGEMBAN
I
GAN
V
PRASARANA
APBN,
Pengembangan Dinas
APBD
sarana prasarana 950.000.000 Pertania
1 1 Paket Kab Kendal Prov.,
pendukung 0 n Dinas
APBD
agropolitan PUPR
Kab.
BIAYA
V OPERASIONA
L
Kecamatan
Dinas
Alat tulis dan sukorejo, APBD
1 25 Paket 50.000.000 Pertania
ATK lainnya pageruyung, Kab.
n
rowosar
Kecamatan
Dinas
sukorejo, APBD
2 Biaya air bersih 12 Bulan 24.000.000 Pertania
pageruyung, Kab.
n
rowosar
Kecamatan
Dinas
sukorejo, APBD
3 Biaya listrik 12 Bulan 24.000.000 Pertania
pageruyung, Kab.
n
rowosar
Kecamatan
Dinas
Biaya sukorejo, APBD
4 12 Bulan 24.000.000 Pertania
komunikasi pageruyung, Kab.
n
rowosar
5 Upah pekerja 20 Orang/ Kecamatan 720.000.000 APBD Dinas
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volu
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendana Pelaksa
o me
(Rp) an na
sukorejo,
terminal dan sub
pageruyung, Pertania
terminal tahun Kab.
rowosari, n
agribisnis
Kecmatan Boja
BIAYA
V
PEMELIHARA
I
AN
Kecamatan
Dinas
Pemeliharaan TA sukorejo, APBD
1 4 Paket 400.000.000 Pertania
dan STA pageruyung, Kab.
n
rowosari
32.532.200.
TOTAL
000
Sumber: Hasill Analisis, 2021
b.) Analisis Manfaat Program
Manfaat yang diperoleh dari adanya program Pengembangan Agropolitan di Kabupaten Kendal adalah meningkatnya pendapatan pertanian
yang terwujud dari meningkatnya PDRB pertanian. Peningkatan nilai PDRB pertanian diperoleh dari perhitungan peningkatan manfaat hasil
penjualan hasil pertanian sebesar 5% per tahun. Penjualan hasil pertanian terdiri atas beberapa jenis diantaranya adalah hasil penjualan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan
N Tahun (Juta Rp)
Uraian Proyek Produksi Satuan Harga Satuan Pekerjaan (Ribu Rp)
o 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
A Penjualan Hasil Pertanian
1 Padi 1,865,930 ton 4,000 746 783 820 857 894 931 968 1,005 1,042 1,079
2 Jagung 21,586,580 ton 4,500 97 102 107 112 117 122 127 132 137 142
3 Ubi Jalar 61,640 ton 3,000 184 193 202 211 220 229 238 247 256 265
4 Kedelai 146,610 ton 8,900 130 137 144 151 158 165 172 179 186 193
5 Kacang hijau 8,980 ton 10,000 89 93 97 101 105 109 113 117 121 125
8 Kacang tanah 1,930 11,000 21 21 21 21 21 21 21 21 21 22
B Penjualan Hasil Hortikultura
1 Bawang daun 8,180 kw 4,500 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57
2 Bawang merah 177,360 kw 1,200 212 223 234 245 256 267 278 289 300 311
3 Bayam 1,830 kw 2,000 366 384 402 420 438 456 474 492 510 528
4 Cabai besar 24,208 kw 16,000 387 406 425 444 463 482 501 520 539 558
5 Cabai rawit 23,819 kw 15,000 357 375 393 411 429 447 465 483 501 519
6 Kacang panjang 4,024 kw 6,000 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
7 Kubis 14,317 kw 2,500 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
8 Melon 2,914 kw 5,000 14 14 14 14 14 14 14 15 15 15
9 Semangka 118,788 kw 4,600 546 573 600 627 654 681 708 735 762 789
10 Terung 3,075 kw 3,500 107 112 117 122 127 132 137 142 147 152
11 Tomat 1,213 kw 5,400 65 68 71 74 77 80 83 86 89 92
12 Wortel 1,000 kw 6,200 62 65 68 71 74 77 80 83 86 89
13 Pisang 157,653 kw 3,500 551 579 607 635 663 691 719 747 775 803
14 Durian 37,414 kw 10,000 374 393 412 431 450 469 488 507 526 545
15 Penjualan Hasil Perkebunan
16 Kelapa 60,274 kg 3,000 180 189 198 207 216 225 234 243 252 261
17 Kopi 1,540 kg 50,000 77 81 85 89 93 97 101 105 109 113
18 Kakao 157 kg 34,000 523 549 575 601 627 653 679 705 731 757
19 Tebu 9,670 kg 10,500 101 106 111 116 121 126 131 136 141 146
20 Tembakau 2,807 kg 32,000 89 93 97 101 105 109 113 117 121 125
C Penjualan Hasil Peternakan
1 Sapi 22,258.00 ekor 116,000 258 271 284 297 310 323 336 349 362 375
2 Kerbau ekor 80,000 116 121 126 131 136 141 146 151 156 161
1,460.00
3 Kambing 43,857.00 ekor 135,000 592 622 652 682 712 742 772 802 832 862
4 Ayam Kampung 663,350.00 ekor 68,000 451 474 497 520 543 566 589 612 635 658
5 Ayam Petelur 5,451,490.00 ekor 33,500 182 191 200 209 218 227 236 245 254 263
6 Ayam Pedaging 16,852,620.00 ekor 33,500 564 592 620 648 676 704 732 760 788 816
TOTAL 5,404 5,672 5,940 6,208 6,476 6,744 7,012 7,280 7,548 7,817
Harga Satuan Tahun (Juta Rp)
N Satua
Uraian Proyek Produksi Pekerjaan
o n 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
(Ribu Rp)
A Penjualan Hasil Pertanian
1 Padi 1,865,930 ton 4,000 1,116 1,153 1,190 1,227 1,264 1,301 1,338 1,375 1,412 1,449
2 Jagung 21,586,580 ton 4,500 147 152 157 162 167 172 177 182 187 192
3 Ubi Jalar 61,640 ton 3,000 274 283 292 301 310 319 328 337 346 355
4 Kedelai 146,610 ton 8,900 200 207 214 221 228 235 242 249 256 263
5 Kacang hijau 8,980 ton 10,000 129 133 137 141 145 149 153 157 161 165
6 Kacang tanah 1,930 11,000 22 22 22 22 23 23 23 23 23 23
B Penjualan Hasil Hortikultura
1 Bawang daun 8,180 kw 4,500 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77
2 Bawang merah 177,360 kw 1,200 322 333 344 355 366 377 388 399 410 421
3 Bayam 1,830 kw 2,000 546 564 582 600 618 636 654 672 690 708
4 Cabai besar 24,208 kw 16,000 577 596 615 634 653 672 691 710 729 748
5 Cabai rawit 23,819 kw 15,000 537 555 573 591 609 627 645 663 681 699
6 Kacang panjang 4,024 kw 6,000 24 25 25 25 25 25 26 26 26 26
7 Kubis 14,317 kw 2,500 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
8 Melon 2,914 kw 5,000 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16
9 Semangka 118,788 kw 4,600 816 843 870 897 924 951 978 1,005 1,032 1,059
10 Terung 3,075 kw 3,500 157 162 167 172 177 182 187 192 197 202
11 Tomat 1,213 kw 5,400 95 98 101 104 107 110 113 116 119 122
12 Wortel 1,000 kw 6,200 92 95 98 101 104 107 110 113 116 119
13 Pisang 157,653 kw 3,500 831 859 887 915 943 971 999 1,027 1,055 1,083
14 Durian 37,414 kw 10,000 564 583 602 621 640 659 678 697 716 735
C Penjualan Hasil Perkebunan
1 Kelapa 60,274 kg 3,000 270 279 288 297 306 315 324 333 342 351
2 Kopi 1,540 kg 50,000 117 121 125 129 133 137 141 145 149 153
3 Kakao 157 kg 34,000 783 809 835 861 887 913 939 965 991 1,017
4 Tebu 9,670 kg 10,500 151 156 161 166 171 176 181 186 191 196
5 Tembakau 2,807 kg 32,000 129 133 137 141 145 149 153 157 161 165
D Penjualan Hasil Peternakan
1 Sapi 22,258.00 ekor 116,000 388 401 414 427 440 453 466 479 492 505
2 Kerbau 1,460.00 ekor 80,000 166 171 176 181 186 191 196 201 206 211
3 Kambing 43,857.00 ekor 135,000 892 922 952 982 1,012 1,042 1,072 1,102 1,132 1,162
4 Ayam Kampung 663,350.00 ekor 68,000 681 704 727 750 773 796 819 842 865 888
5 Ayam Petelur 5,451,490.00 ekor 33,500 272 281 290 299 308 317 326 335 344 353
6 Ayam Pedaging 16,852,620.00 ekor 33,500 844 872 900 928 956 984 1,012 1,040 1,068 1,096
TOTAL 8,085 8,353 8,621 8,889 9,158 9,426 9,694 9,962 10,230 10,498
Sumber : Hasil analisis 2021