Anda di halaman 1dari 35

Pengembangan Agropolitan Di Kabupaten Kendal

(Adhitya Ferdiansyah NIM 21/484243/PTK/13990)


1. Latar Belakang
Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan
daerah. Peran dari sektort pertanian selain meningkatkan ketersediaan pangan juga dapat
meningkatkan pendapatan melalui kegiatan ekspor. Rustiadi et al (2009) sektor pertanian
dapat berperan sebagai leading sector yang berarti mempunyai kaitan kedepan (forward-
linkage) dan kaitan ke belakang (backward-linkage). Pertanian merupakan sektor yang
sangat menjanjikan di masa depan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang
semakin meningkat setiap tahun sedangkan jumlah lahan pertanian yang terus menyusut.
Padahal pangan merupakan hal vital karena menjadi sumber energi utama bagi manusia yang
harus terus dipenuhi setiap harinya sehingga pangan akan terus menjadi perhatian pemerintah
dimanapun negara tersebut berada. Pangan dapat dijadikan sebagai investasi masa depan
namun belum disadari oleh banyak orang. Pertanian sebagai salah satu sektor utama
penghasil pangan juga sektor yang sangat fleksible karena dapat dikolaborasikan dengan
sektor-sektor lain seperti industri sebagai sektor lanjutan dan pariwisata sebagai sektor
tersier. Sesuai dengan Visi Indonensia 2045 yakni Indonesia berdaulat maju, adil dan
makmur dimana salah satu misi nya yakni memajukan kesejahteraan umum melalui strategi
pemerataan pembangunan yakni : a,) pemerataan pembangunan, b.) pengentasan kemiskinan,
c.) kesejahteraan petani, d.) pemerataan pembangunan daerah, e.) pemerataan infrastruktur.
Dengan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan 8 strategi yaitu : a.)
Reforma agraria, b.) Peningkatan kewirausahaan, c.) Peningkatan akses terhadap sumberdaya
produktif, d.) penyempurnaan kelembagaan petani, e.) integrasi kebijakan hulu on farm, f.)
peningkatan keterkaitan on farm dengan sektor pengolahan, g.) inovasi dan penerapan
teknologi pangan dan pertanian. Dengan target yakni produktivitas petani tahun 2045
meningkat menjadi 2,4 kali lipat dibandingkan tahun 2015. Dengan target pertumbuhan
ekonomi di pulau jawa sebesar 6,1% per tahun dengan arahan pulau jawa sebagai industri
jasa nasional serta penghubung antara kegiatan pertanian dan non pertanian
Kabupaten Kendal merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawatenggah yang
memiliki potensi pertanian cukup tinggi. Hal ini di sebabkan Kabupaten Kendal masih
didominasi oleh lahan pertanian sebesar 32,64% dari total luas penggunaan lahan.
Berdasarkan hasil komparasi analisis LQ, DLQ, SSA dan analisa tipologi Klassen bahwa
sektor unggulan di Kabupaten Kendal adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan,
industri pengolahan; dan penyediaan akomodasi dan makan minum. Ketiga sektor ini juga
merupakan sektor sektor yang memiliki nilai kontribusi yang tinggi dalam perekonomian di
Kabupaten Kendal. Pada tahun 2020 kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 42,29
persen. Adapun sektor pertanian berada pada urutan kedua dengan kontribusi sebesar 19,24
persen. Hal ini mengidinikasi bahwa telah terjadi transformasi struktur ekonomi di kabupaten
Kendal dari pertanian menjadi industri (industrialisasi).
Hasil dari analisa proyeksi ekonomi Kabupaten Kendal bahwa sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan memiliki nilai PDRB pada tahun 2041 sejumlah 8.839 milyar rupiah
atau sejumlah 8.840 triliyun rupiah dengan kontribusi pada PDRB sejumlah 12.92% akan tetapi
adanya potensi sektor Industri di Kabupaten Kendal yang memiliki nilai PDRB pada tahun 2041
sejumlah 24.618 milyar rupiah atau sejumlah 24.6 triliyun rupiah dengan kontribusi PDRB
sejumlah 35,34%. Hal ini menyebabkan adanya ancaman terkait sektor pertanian berubah
menjadi sektor industri. Hasil dari analisis daya dukung pertanian Kabupaten Kendal pada tahun
2020 hingga tahun 2041 terdapat 4 Kecamatan yang belum mampu swasembada pangan yakni
Kecamatan Kalwungu, Kaliwungu Selatan, Gemuh dan Ringinarum. Sehingga perlu sebuah
konsep perencaanan dari pertanian untuk melindungi dan meningkatkan nilai dari nilai hasil
pertanian. Salah satu konsep perencanaan pemgembangan wilayah yang sesuai di negara
berkembag dan agraris di Indonesia adalah konsep pengembangan agropolitan. Menurut estiadi
(2008) konsep agropolitan merupakan pendekatan pembangunan kawasan agribisnis melalui
pengembamngan sektor/komoditas unggulan pertanian sebagai upaya membangun pusat
pertumbuha ekonomi berbasis agribisis. Pendekatan agropolitan mengandung keterkaitan antara
desa dengan kota di harapkan konsep agribisnis mampu meningkatkan kapasitas produksi
unggulan untuk meningkatkan nilai tambah.

Beberapa dokumen kebijakan perencanaan mendukung konsep pertanian di Kabupaten


Kendal. Dokumen pertama adalah RPJPD provinsi Jawatengah yang didalam nya terdapat misi
yakni mewujudkan perekonomian daerah yang berbasis pada potensi unggulan daerah dengan
dukungan rekayasa teknologi dan berorientasi pada ekonomi kerakyatan dengan arahan prioritas
sistem agribisnis dan agroindustri yang di perkuat dengan kegiatan pertanian yang mengahsilkan
produk secara efisien modern dan berkelanjutan. Dari dokumen perencanaan RTRW Provinsi
Jawtengah mendukung pertanian Kabupaten Kendal melalui pengembangan konsep agropolitan
kluster tengah utara “KedungSepur” dengan potensi unggulan pertanian, industri, pariwisata dan
perikanan. Tidak hanya dokumen dari provinsi jawatengah misi no 6 dari RPJMD Kabupaten
Kendal yakni Memperkuat ketahanan pangan, mengembangkan potensi pertanian, perikanan, dan
sumberdaya alam lainnya dan berdasarkan RTRW Kabupaten Kendal dengan tujuan penataan
ruang Kabupaten Kendal yakni mewujudkan ruang wilayah sebagai kota industri yang didukung
oleh pertanian, produktif, prospektif, dan berkelanjutan menuju penguatan ekonomi masyarakat
yang adil dan sejahtera. Dengan kebijakan penataan ruang poin 4 yakni pengembangan
agropolitan di bagian selatan. Sehingga di perlukan nya konsep agropolitan Kabupaten Kendal
yang dapat meningkatkan nilai dari sektor pertanian Kabupaten Kendal

2. Dasar Hukum
 Undang-Undang No.12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
 Undang undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan
 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
 Surat Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 144/OT.210/A/V/2002 tentang
Pengembangan Kawasan Agropolitan dengan lampirannya tentang Pedoman Umum
Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pedoman Operasional Pengembangan
Kawasan Agropolitan Departemen Pertanian Tahun 2002.
 Peraturan Menteri Pertanian No: 50/Permentan/OT.140/8/2012 Tentang
Pengembangan Kawasan Pertanian.
 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018-2023
 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 – 2029
 Peraturan Daerah Kabupaten Kendalnomor 2 Tahun 2018 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2016-2021
 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2011-2031
3. Dasar Teori
a.) Pengertian Kawasan Agropolitan
Menurut friedmann dan douglass (1975) bahwa kawasan agropolitan dalam mewujudkan
konsep tersebut terdapat beberapa unsur pertama adanya lahan pertanian sebagai basis dari
produksi bahan baku dan kedua adalah adaya pusat agropolitan sebagai pusat aktivitas
perekonomian. Menurut Basuki 2017 pengembangan agropolitan merupakan kawasan yang
terdiri dari satu pusat atau lebih pada pusat kegiatan pada wilayah perdesaaan sebagai sistem
produksi pertanian. Program pengembangan sentra produksi pangan (agropolitan) adalah
pembangunan ekonomi berbasis pertanian yang dilakukan dengan jalan mensinergikan
berbagai potensi yang ada secara utuh. Kawasan perdesaan harus dikembangkan sebagai satu
kesatuan pengembangan wilayah berdasarkan keterkaitan ekonomi antara desa-kota
(urbanrural linkages) dan menyeluruh hubungan yang bersifat interdependensi/timbal balik
yang dinamis.
a) Ciri Ciri Kawasan Agropolitan
Sebagian besar kegiatan masyarakat di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan
pertanian dan atau agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan terintegrasi mulai
dari:
 Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) yang mencakup: mesin,
peralatan pertanian, pupuk, dan lain-lain.
 Subsistem usaha tani/pertanian primer (on farm agribusiness) yang mencakup
usaha: tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kehutanan.
 Subsistem agribisnis hilir (downstream agribusiness) yang meliputi:
industriindustri pengolahan dan pemasarannya, termasuk perdagangan untuk
kegiatan ekspor (bila dimungkinkan), perdagangan produk agribisnis hulu (sarana
pertanian dan permodalan) dan jasa pelayanan.
 Subsistem jasa-jasa penunjang (kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis)
seperti: perkreditan, asuransi, transportasi, penelitian dan pengembangan,
pendidikan, penyuluhan, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah
 Adanya keterkaitan antara kota dengan desa (urban-rural linkages) yang bersifat
interdependensi/timbal balik dan saling membutuhkan di mana kawasan pertanian
di perdesaan mengembangkan usaha budidaya (on farm) dan produk olahan skala
rumah tangga (off farm).
 Kehidupan masyarakat di kawasan sentra produksi pangan (agropolitan) sama
dengan suasana kehidupan di perkotaan karena prasarana dan infrastruktur yang
ada di kawasan agropolitan diusahakan tidak jauh berbeda dengan di kota
b) Tipologi Kawasan
Kawasan sentra produksi pangan memiliki tipologi Kawasan sesuai klasifikasi sektor
usaha pertanian dan agribisnisnya masing-masing. Adapun tipologi Kawasan tersebut sebagai
berikut.
Tabel Tipologi Kawasan Agropolitan
Sektor usaha
No. Tipologi Kawasan Persyaratan agroklimat
pertanian
1 Tanaman pangan Dataran rendah dan tinggi, dengan Harus sesuai dengan jenis komoditi
tekstur lahan yang datar, memiliki yang dikembangkan seperti
sarana pengairan (irigasi) yang ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur
memadai. lahan, iklim, dan tingkat keasaman
tanah.
2 Hortikultura Dataran rendah dan tinggi, dengan Harus sesuai dengan jenis komoditi
tekstur lahan datar dan berbukit, dan yang dikembangkan seperti
tersedia sumber air yang memadai. ketinggian lahan, jenis tanah, tekstur
lahan, iklim, dan tingkat keasaman
tanah.
3 Perkebunan Dataran tinggi, dengan tekstur lahan Harus sesuai dengan jenis komoditi
berbukit, dekat dengan kawasan yang dikembangkan seperti
Sektor usaha
No. Tipologi Kawasan Persyaratan agroklimat
pertanian
konservasi alam. ketinggian lahan, jenis tanah, testur
lahan, iklim, dan tingkat keasaman
tanah.
4 Peternakan Dekat kawasan pertanian dan Lokasi tidak boleh berada di
perkebunan, dengan system sanitasi permukiman dan memperhatikan
yang memadai. aspek adaptasi lingkungan.
5 Perikanan darat Terletak pada kolam perikanan darat, Memperhatikan aspek keseimbangan
tambak, danau alam dan danau buatan, ekologi dan tidak merusak ekosistem
daerah aliran sungai baik dalam bentuk lingkungan yang ada.
keramba maupun tangkapan alam.
6 Agrowisata pengembangan usaha pertanian dan Harus sesuai dengan jenis komoditi
perkebunan yang disamping tetap yang dikembangkan seperti
berproduksi dikembangkan menjadi ketinggian lahan, jenis tanah, testur
kawasan wisata alam tanpa lahan, iklim, dan tingkat keasaman
meninggalkan fungsi utamanya sebagai tanah.
lahan pertanian produktif.
7 Hutan wisata kawasan hutan lindung dikawasan tanah Sesuai dengan karakteristik
konservasi alam milik negara, kawasan ini biasanya lingkungan alam wilayah konservasi
berbatasan langsung dengan kawasan hutan setempat.
lahan pertanian dan perkebunan dengan
tanda batas wilayah yang jelas.
Sumber: Mahi, 2014
c) Pembagian Orde Kawasan Agropolitan
Menurut Mahi (2014), secara umum struktur hierarki sistem kota agropolitan sebagai
berikut:
1. Orde paling tinggi (kota tani utama) berfungsi
 Kota perdagangan yang berorientasi ekspor ke luar daerah
 Pusat berbasgai kegiatan manufacturing finas indusri pertanian (packing), stok
perdagangan, dan perdagangan bursa
 Pusat berbagai kegiatan tertier agribisnis, jasa perdagangan, asuransi pertanian,
perbankan dan keuangan
 Pusat berbagai pelayanan termasuk general agro industry services
2. Orde kedua (pusat distrik agropolitan) yang berfungsi sebagai
 Pusat perdagangan wilayah yang ditandai adanya pasar pasar grosir dan pergudangan
komoditas sejenis
 Pusat kegiatan agro industri berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah
jadi serta kegiatan agro bisnis
 Pusat pelayanan agro industri khusus (special agro industry sevices), pendidikan,
pelatihan dan pemuliaan tanaman unggulan
3. Orde ketiga
 Pusat perdagangan lokal yang ditandai dengan adanya pasar harian
 Pusat koleksi komoditas pertanian yang dihasilkan sebagai bahan mentah industri
 Pusat penelitian, pembibitan dan percontohan komoditas
 Pusat pemenuhan pelayanan kebutuhan permukiman pertanian
 Koperasi dan informasi pasar barang perdagangan.
a. Sistem Hirarki Kawasan Agropolitan
Kawasan agropolitan merupakan kawasan yang terbentuk oleh sistem fungsional desa-desa
yang ditunjukkan oleh adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat agropolitan
(central place) dan desa-desa di sekitarnya. Kawasan ini sebagai kawasan pertanian yang tumbuh
dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis di pusat kawasan (central place),
yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan pembangunan pertanian di
wilayah sekitarnya (hinterland).

Gambar 9. 1 Konsepsi Pengembangan Gambar 9. 2 Konsep Pengembangan


Kawasan Agropolitan Kawasan Agropolitan dalam Konteks
RTRWN
Gambar Skema Tata Ruang Kawasan Agro/Minapolitan
4. Keterkaitan Visi, Misi Dan Tujuan Penataan Ruang
Penyusunan program merupakan penjabaran dari sebuah visi, misi serta tujuan penaatan
ruang. Dalam dokumen RPJPD Kabupaten Kendal disebutkan bahwa visi Kabupaten Kendal
adalah Kendal MAJU (Mandiri, Jawara & Unggul) Melalui optimalisasi potensi wilayah berbasis
green economy. Dengan upaya di wujudkan dalam sebuah misi yang akan di jelaskan pada bagan
berikut

Gambar Bagan Keterkaitan Program Agropolitan

Sumber : Hasil review kebijakan dan hasil rencana 2021

5. Keterakitan dengan Permasalahan Pembangunan


Adapun penetapan program prioritas Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten
Kendal didasarkan atas beberapa permasalahan di sektor pertanian diantaranya
1. Produk pertanian belum di optimalkan secara maximal
2. Kurang nya ketersedian infrastruktur mendukung pertanian
3. Belum optimalnya teknologi pertanian
4. Belum optimalnya dukungan pemerintah terhadap petani
5. Pemuda kurang tertarik menjadi petani
6. Terbatasnya akses petani terhadap modal usaha
7. Belum optimalnya pencapaian ketahana pangan
8. Hasil dari daya dukung pertanian terdapat 4 Kecamatan belum swasembada pangan
9. Tekanan sektor industri terhadap sektor pertanian
10. Penataan ruang belum optimal
11. Ahli fungsi lahan pertania menjadi kawasan lainnya
Penjabaran permasalahan sektor pertanian akan di jelaskan pada kerangka pohon masalah
sebagaiberikut:
Gambar : Bagan Pohon Masalah Sektor Pertanian
Gambar : Bagan Pohon Tujuan Sektor Pertanian
3. Preseden
Agropolitan Kabupaten Jombang
Pemilihan agropolitan Kabupaten Jombang dikarenakan wilayah tersebut dalam 6 Kabupaten
dalam Kabupaten terbaik dalam program pengembangan kawasan Agropolitan. Pengembangan
agropolitan Kabupaten Jombang di harapkan dapat mengurnagi kesenjangan antara wilayah
perkotaan dan perdesaan. Pengembangan agropolitan di setiap daerah berarti membangun titik
pusat pertumbuhan ekonomi didaerah berbasis pertanian. Laju pertumbuhan sektor ekonomi
Kabupaten Jombang sangat rendah ditandai dengan penurunan tajam pada tahun 2018 sebesar
1,68%. Kondisi tersebut menjadi tantangan utama dalam menjaga konsistensi pembangunan
agropolitan guna mendukung pembangunan sektor pertanian. Pembangunan agropolitan
tercantum pada program unggulan gubernur Jawatimur dalam Nawa Bhakti Satya-6 yakni Jatim
Agro meliputi :
1. Memajukan sektor pertanian, pertenakan, perikanan dan luat, kehutanan, perkebunan
untuk mewujudkan kesejahreraan petani dan nelayan
2. Pengembangan agropolitan
3. Mengutakan program petik, olah, kemas , jual
4. Penguatan SDM pertanian dan gakpoktan
Pembangunan agropolitan Jombang tercantum pada RPJMD Jombang pada tahun 2018-2023
dengan arahan penguatann pada 5 sektor yakni pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan
pertenakan. Pengembangan kawasan agropolitan merupakan kegiatan Bersama yang di prakarsai
oleh pemerintah pusat. Kawasan agropolitan yang telah ada memfasilitasi pengembangan
kawasan agropolitan yang telah ada. Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kabupaten
Jombang sebagaimana tercantum dalam Dokumen RTRW Tahun 2009-2029 meliputi wilayah
Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Bareng, Kecamatan Ngoro, dan Kecamatan Wonosalam.
Pengembangan Kawasan Agropolitan harus dilaksanakan secara terpadu dan dimonitor oleh
kelompok kerja (Pokja) yang ditetapkan dan bertanggung jawab kepada Bupati.
Program agropolitan yang sudah terlaksana yakni :
1. Pengembangan BPP terpadu di BPP Ngoro dan BPP Mojowarni
Dalam rangka optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), maka
dengan mengusung tema Integrated Farming Sistem yang mana pola ini memungkinkan
terjadinya usaha tani yang efektif dan efisien dengan penggabungan semua komponen pertanian
dalam suatu sistem usaha pertanian yang terpadu di lokasi pengembangan kawasan agropolitan
yakni BPP Ngoro dan BPP Mojowarno pada tahun 2020. BPP Ngoro, meliputi: Keragaan
Tambulapot, Budidaya ikan, Keragaan Hidroponik, Keragaan Hortikultura, Keragaan Toga,
Keragaan Bunga, Keragaan bibit dan Pelatihan petani milenial. pelaksanaan agropolitan jombang
sebagai berikut
1. Keperantaraan pasar
Bekerjasama dengan Kompak dan Bappenas yang mengajak pelaku pasar (offtaker) untuk
ikut mengidentifikasi masalah dan menciptakan solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan
pasar berdasarkan komoditi unggulan daerah. Beberapaa produk unggukan di kawasan
pengembangan agropolitan sebagai berikut :
1. Beras organic seluas 3 hektar dari gakpoktan banjarsari desa bareng kecamatan bareng
dan sebagai offtaker ekafarm.
2. Susu sapi Kecamatan wonosalam dengan sasaran dapat menjual langsung ke industri
pengolahan susu yakni indolacto, greenfields dan nestle. Potensi sapi perah kecamatan
wonosalam mencapai pada tahun 2018 mencapai 4.556 ekor dengan potensi susu perah
mencapai 3 ton susu/hari. Namun tantangan yang di hadadi adalah a.) belum ada akses
menjual langsung ke industri, belum bias membuka akses pasar yang lebih besar ,c.)
kurangnya sarana prasarana distribusi susu , d.) kurangnya modal sehingga dibutuhkan
soft loan guna pengembangan usaha
3. Buah dan sayur di Kecamatan Wonosalam, Mojowarno dan Ngoro sebagai offtaker
adalah sayur box. Produksi buah tropis dan sayur yang melimpah dianataranya pisang,
manga, durian, belimbing, Nangka, salak, sawo, terong. Kondisi yang terjadi sekarang
adalah petani belum mempunyai akses pasar yang lebih baik serta adanya keterbatasan
informasi terhadap permintaan pasar, belum adanya pasar offline, kesulitan menentukan
HPP dikarenakan tidak memiliki pencatatan yang regular
4. Rencana Sub Terminal Agribisnis yang berada pada Kecamatan Ngoro guna
mengakamodasi kebutuhan lahan yang dalam proses transaksi jual beli produk
holtikultura yang melimpah. Hal ini di landasi kareana para petani mengadakan transaksi
di pinggir jalan sekitar sub terminal ngoro dan kantor Kecamatan Ngoro
5. Pengembangan kampung bibit yang berlokasi di desa bandang Kecaatan Ngoro dimana
warga memliki usaha penyediaan jasa pembuatan persemaian beberaoa jenis tanaman
holtikultura di sekitar rumahnya. Keberadaan kampung bibit menjadi sentra pembibitan
komoditas holtikultura
6. Terdapat 3 jenis kopi yang tumbuh khususnya di Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Bareng, yakni arabika, robusta dan ekselsa.
7. Kegiatan ekspose pengembangan kawasan agropolitan tahun 2019 mengambil tema
yakni strategi pengembangan hulu hilir komoditas unggulan Kabupaten Jombang. Di
harapkan mampu memanfaatkan poteni/peluang ekonomi yang ada di wilayah serta dapat
meningkatkan produktivitas ekonomi pertanian. Penentuan lokus di Kecamatan Ngiri
didasari pada perkembangan komoditas unggulan yang sesuai dengan hasil review
dokumen masterplan. Salah satu komoditi unggulan nya adalah produksi ikan lele yang
produksi nya berkontribusi hingga 10,10% terhadap produksi budidaaya lele Kabupaten
Jombang, Terdapat 3 sektor yang perlu menjadi fokus dalam memperkuat sistem dna
usaha agri/minabisnis yakni :
a. Sektor industri hulu pertanian atau di sebut agro/mina input
b. Sektor pertanian atau budidaya disebut on farm agri/mina bisnis
c. Sektor industri hilir pertanian atau disebut juga agri/mina-bisnis hilir
8. Hasil perkiraan perhitungan kebutuhan biaya invenstasi untuk pengembangan Kawasan
agropolitan secara total adalah +/- Rp. 120.000.000.000,00 dengan internal rate of return
(IRR) diperkirakan mencapai 19% disbanding dengan suku bunga berlaku (DF) 14% dan
payback period 10 tahun.
5. Deskripsi Program
Ruang lingkup program pengembangan agropolitan di Kabuparten Kendal adalah seluruh
Kecamatan di Kabupaten Kendal. Hal ini di sebabkan oleh karena potensi pertanian termasuk
tanaman pangan, pertenakan, dan perkebunan tersebar di seluruh Kecamatan, Pengembangan
agropolotan merupakan salah satu langkah awal dalam mengoptimalkan hasil pertanian
Kabupaten Kendal sehingga dapat meningkatkan nilai tambah tertentu. Dengan pengembangan
agropolitan pada Kabupaten Kendal di lakukan pada 3 kawasan utama yakni kawasan selatan,
tengah dan utara dimana pada masing masing kawasan terdapat sub terminal agribisnis.
a. Kawasan selatan : Kawasan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Semarang
(wilayah timur) dan Kabupaten Batang (wilayah barat). Kawasab agropolitan bagian
selatan terdiri dari 6 bagian yakni Kecamatan Limbangan, Boja, Singorojo, Patean,
Sukorejo dan Plantungan. Lokasi pengembangan terminal agribisnis di arahkan di
Kecamatan Boja dengan asumsi sesuai dengan rencana struktur ruang Kabupaten Kendal.
Lokasi sub terminal di bagian selatan berada pada Kecamatan Sukorejo. Sehingga hasil
produksi dari beberapa Kecamatan di sortir dan di arahkan menuju sub terminal
agribisnis.
b. Kawasan tengah : Kawasan ini berada pada topografi yang bergelombang dengan
Kecamatan nya terdiri dari Kecamatan Pagereyung, Waleri, Ringinarum,Pegandon,
Ngampel, Kaliwungu Selatan. Dan letak dari STA kawasan ini berada di Kecamatan
Pageruyung
c. Kawasan utara: kawasan ini berada pada kawasan pesisir Kabupaten Kendal dengan
kecamatan nya terdiri dari Kecamatan Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon, Kota
Kendal, Brangsong dan Kaliwungu dengan STA berada pada Rowosari sebagai
pengumpul produksi pertanian dan Kecamatan Kaliwungu sebagai pusat pemasaran hasil
produk pertanian
Sistem Agropolitan Kabupaten Kendal
Sistem agropolitan terbentuk melalui pembagian fungsi dari masing-masing wilayah atau
Kecamatan yang dimulai dari agro-input, agro-proses, dan agro-output. Dengan pembangian
konsep sebagai berikut :
a. Terminal agribisnis
b. Sub terminal agribisnis
c. Daerah penghasil bahan baku
d. Home industri
e. Pusat pemasaran produk pertanian
Pembagian ordo Lokasi Kecamatan Komoditi
Kawasan selatan
Pusat Kota Agropolitan memiliki fungsi meliputi pusat pemerintahan skala
Terminal Agribisnis Kecamatan Boja kecamatan, pusat pelayanan sebagai pusat kegiatan pertanian penyangga Agropolitan,
perdagangan, dan jasa serta konservasi
Berfungsi sebagai daerah pengumpul bahan baku dimana didalamnya terdapat beberapa
sarana dan prasarana penunjang, diantaranya:
• Gudang pengumpul
• Sarana ruang penyimpanan
Terminal Sub Agribisnis Kecamatan Sukorejo
• Sarana ruang unit penimbangan produk
• Sarana ruang pengepakan produk
• Sarana tempat pembibitan
• Sarana ruang pembuatan pupuk
Kecamatan Limbangan unggulan : kacang tanah ubi kayu, karet kopi, teh
pendukung : ayam kampung
Pendukung : Ubi kayu,kacang tanah, cabai rawit dan cabai besar
Daerah Penghasil Bahan Kecamatan Singorjo Unggulan : bawangdaun, buncis ayam petelur ayam pedaging karet kopi
Baku (Hasil Analisis LQ) pendukung : ubi kayu
Kecamatan Patean unggulan : cabai rawit, ayam petelur, ayam pedaging, karet, kopi
Kecamatan Plantungan unggulan : bawnagputih, buncis , sapi potonng, domba, ayam petelur teh
pendukung : padi ubi kayu ayam kampung, karet kopi
Kecamatan Limbangan industri olahan makanan
Kecamatan Singorjo industri olahan makanan
Home Industri Kecamatan Patean industri olahan makanan
Kecamatan Sukorejo industri olahan makanan
Kecamatan Boja industri olahan makanan
Kawasan Tengah
Sub Terminal Argibisnis Kecamatan Pageruyung Berfungsi sebagai daerah pengumpul bahan baku dimana didalamnya terdapat beberapa
sarana dan prasarana penunjang, diantaranya:
• Gudang pengumpul
• Sarana ruang penyimpanan
• Sarana ruang unit penimbangan produk
• Sarana ruang pengepakan produk
• Sarana tempat pembibitan
Pembagian ordo Lokasi Kecamatan Komoditi
• Sarana ruang pembuatan pupuk
Kecamatan Gemuh Unggulan : Bawang merah
Kecamatan Ngampel unggulan : kacang hijau, ubi kayu, ayam petelur,ayam pedaging
Daerah Penghasil Bahan
pendukung : Bawang merah
Baku (Hasil Analisis LQ)
Kaliwungu Selatan unggulan : kacang tanah, kacang hijau , ubi kayu ayam petelur,ayam pedaging
pendukung : bayam,cabai,terung
Kecamatan Pegandon industri pengolahan makanan
industri pengolahan pupuk
Home Industri
industri pengolahan susu
Kecamatan Ringinarum industri pengolahan makanan
Kawasan Utara
Berfungsi sebagai daerah pengumpul bahan baku dimana didalamnya terdapat beberapa
sarana dan prasarana penunjang, diantaranya:
• Gudang pengumpul
• Sarana ruang penyimpanan
Sub Terminal Argibisnis Kecamatan Rowosari
• Sarana ruang unit penimbangan produk
• Sarana ruang pengepakan produk
• Sarana tempat pembibitan
• Sarana ruang pembuatan pupuk
Kecamatan Kangkung unggulan : kacang hijau bawang merah, kelapa
Daerah Penghasil Bahan penunjang : kedelai
Baku (Hasil Analisis LQ) Kecamatan Patebon unggulan : kacang hijau ayam petelur
penunjang : cabai besar semangka
Kecamatan Cepiring industri pengolahan makanan
Sentra Industri
Kecamatan Patebon industri pengolahan tekstil
Pusat Pemasaran Produk Dalam rencana struktur ruang bahwa Kecamatan Kaliwungu berada pada order PKL
dengan fungsi meliputi pengembangan yakni pusat
Kecamatan Kaliwungu perdagangan dan jasa, pusat pendidikan, pusat kesehatan, serta pusat kegiatan industri.
Serta Kecamatan Kaliwungu merupakan Kecamatan yang berbatasan dengan Kota
Semarang sehingga penjualan hasil komoditas produk pertanian dapat di optimalkan
Kecamatan Kota Dalam rencana struktur ruang bahwa Kecamatan kota Kendal memiliki fungsi PKW
Kendal dengan pengembangan yakni sebagai ibukota kabupaten, pusat perdagangan dan jasa,
pusat kesehatan, pusat pendidikan, dan pusat
Pembagian ordo Lokasi Kecamatan Komoditi
pemerintahan.
Dalam rencana struktur ruang kabupaten Kendal bahwa Kecamatan Waleri memiliku
fungsi sebagai PKL memiliki fungsi meliputi pengembangan yakni pusat perdagangan
Kecamatan Waleri dan jasa, pusat pendidikan, pusat kesehatan, serta pusat kegiatan industri. Serta
Kecamatan waleri berbatasan dengan Kabupaten Batang sehingga dapat mempermudah
aksebilitas penjualan dari sektor pertanian
4. Kerangka Kerja Logis
Kerangka kerja logis merupakan sebuah matriks yang tersusun atas sebuah program dan
kegiatan, output, outcome dan tujuan project. Dengan komponen nya terdapat indikator , alat
verifikasi dan asumsi sebuah project di laksanakan. Berikut keragka kerja logis dari
pengembangan kawasan agropolitan Kabupaten Kendal
Indikator Alat Verifikasi Asumsi
Goal
Peningkatan laju
Data statistik BPS Pemerintah, masyarakat, dan
Meningkatnya pertumbuhan PDRB
laju pertumbuhan swasta memberikan peran dalam
kontribusi PDRB sektor pertanian
PDRB sektor mengembangkan pertanian di
sektor pertanian dari angka 19.66%
pertanian Kabupaten Kendal
menjadi 21.76%
Outcome
Data statistik BPS
penganguran
Meningkatkan tenaga angka jumlah Penyerapan tenaga kerja
menurun dari 7.56
kerja pertanian penganguran pertanian meningkat
menjadi 6,06
menurun
Result/Output
Peningkatan
produktivitas Data statistik BPS
Produksi seluruh komoditas
komoditas pertanian produktivitas
pertanian meningkat
sebesar 5% per pertanian
Terciptanya kawasan tahun
agropolitan Peningkatan
pendapatan petani
Data statistik BPS
(NTP) dari angka Modal pertanian meningkat
pendapatan petani
102,96 menjadi
112,94
Kegiatan sebagai
input
Penyusunan dokumen Terusun nya Adanya peran pemerintah dan
masterplan laporan masterplan Laporan dinas masyarakat petani dalam
agropolitan Agropolitan PUPR dan mengembangan kawasan
Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal bapelitbangda agropolitan Kabupaten Kendal
Penyusunan dokumen Tersusun nya
DED terminal dokumen terminal
agropolitan dan sub agropolitan dan sub
terminal agropolitan terminal agropolitan
Optimalisasi terminal
kabupaten Kendal kabupaten Kendal Laporan dinas
agropolitan yang di asumsikan
Pelaksanaan PUPR dan
akan memperkuat pemasaran
pembangunan Terbangun nya bapelitbangda
komoditas pertanian
terminal agropolitan terminal
dan sub terminal agropolitan dan sub
agropolitan agropolitan
Kabupaten Kendal Kabupaten Kendal
program pelatihan Meningkatnya Laporan dinas adanya peran pemuda aktif
kepada petani dan kelompok tani dan pertanian Kabupaten dalam kegiatan gapoktan dan
pelaku agribisnis pelaku agribisnis Kendal pemuda menjadi pelaku usaha
Indikator Alat Verifikasi Asumsi
Balai Penyuluhan
Pengadan bibit Pertanian dan dinas
Optimalisasi balai
unggulan pertanian pertanian dan
penyuluhan pertanian
meningkat ketahanan pangan
Kabupaten Kendal
meningkatknya Laporan dinas
Optimalisasi balai
hasil dari sektor pertanian Kabupaten
inseminasi buatan
pertanian Kendal agribisnis
Berkembangnya sarana
prasarana penunjang
Tersusun nya diasumsikan akan
Laporan dinas
sarana dan memperpendek jarak antar desa
PUPR
pengembangan sarana prasarana penghasil dan pengolah
prasarana pendukung pendukung sehingga agropolitan lebih
Agropolitan agropoloitan terintegrasi
Adanya peran pemerintah dan
Penyusunan DED Tersusun nya masyarakat petani dalam
Laporan dinas
home industri pada dokumen DED sub menyemai bibit pertanian yang
perindustrian dan
desa desa menghasil terminal agropolitan unggul di asumsikan petani
perdagangan
komoditas unggulan kabupaten Kendal dapat membeli bibit yang murah
dan unggul
Pelaksanaan
pembangunan home Laporan dinas
Terbangun nya
industri pada desa perindustrian dan
home industri
yang menghasilkan perdagangan Optimalisasi home industri
komoditas unggulan pertanian di asumsikan dapat
terdidik dan meningkatkan nilai hasil dari
pelatihan kepada terlatihnya peran Laporan Dinas produk pertanian
pelaku usaha home warga dalam Koperasi Dan Usaha
industrtry mengelola home Mikro
industri
Peningkatan
pelayanan KUD
Adanya kerjasama antara
sebagai sumber
Banyaknya petani pemerintah dengan pihak swasta
permodalan dan
yang melakukan yang didukung oleh partisipasi
media simpan pinjam Laporan Dinas
peminjaman modal masyarakat diasumsikan akan
masyarakat desa Koperasi Dan Usaha
pertanian dan meningkatkan kualitas SDM
Pengenalan Mikro
simpan pinjam di KUD dan kesadaran masyarakat
pentingnya KUD
KUD serta memperkuat permodalan
kepada seluruh
pertanian
masyarakat desa
melalui sosialisasi
meningatnya
pengadaan event dan jumlah event Laporan Dinas Optimalisasi event dan
pengembangan hasil promosi produk Koperasi Dan Usaha pengembangan produk
produk pertanian pertanian dan Mikro pertanian dengan asumsi produk
pangan pertanian dapat meningkat
Sumber : Hasil analisis
5. Penjabaran konsep dan program
Penjabaran konsep dan program ini terdiri dari tahapan persiapan, tahan pengengambangan
angro input, tahapan pembangunan pusat agropolitan, tahapan pembangunan sarana dan
prasarana pendukung agropolitan dan tahapan pemeliharaan dengan penjabaran konsep sebagai
berikut
a.) Tahapan persiapan
Tahapan perisapan dengan melakukan penyusunan dokumen masterplan pengembangan
agropolitan Kabupaten Kendal, penyusunan dokumen DED terminal agribisnis ,
penyususunan DED sub terminal agribisnis. Adapun maksud dan tujuan dari tahapan
persiapan adalah penyusunan rencana agropolitan Kabupaten Kendal secara terpadu.
Sehingga dalam pelaksanaan nya nanti pembangunan dapat berjalan dengan lancar tanpa
adanya hambatan dengan tahapan persiapan di laksanakan pada tahun 2021-2026
b.) Tahapan pengembangan agro-input
Pada tahapan pengembangan agro-input dilakukan dengan melakukan optimalisasi balai
penyuluhan pertanian sehingga mendapatkan benih yang berkualitas demi meningkatkan
kualitas dari SDM dan KUD petani dengan melakukan pelatihan. Peningkatan teknologi
pertanian dan melakukan program pelatihan kepada petani dan pelaku agribisnis. Adapun
tujuan dari tahapan ini adalah menyediakan segala hal yang dibutuhkan pada kegiatan
agropolitan. Pengembangan pusat pembibitan dilakukan pada tahun 2021 – 2022 dan
pengembangan SDM atau pelaku yang terlibat dalam agropolitan dilakukan pada tahun 2026-
203. Dengan tujuan yakni mengoptimalkan kapasitas petani dan pelaku usaha pertanian
dalam kesiap siapan dalam menwujudkan pengembangan agropolitan serta meningkatkan
peran pemuda dalam pengembangan agropolitan kedepan nya
c.) Tahapan pembangunan agropolitan
Pada tahapan pembangunan yang penyediaan tracktor, pembangunan terminal agribisnis,
pembangunan sub agribisnis, Gudang pengumpul, Sarana ruang penyimpanan, Sarana ruang
unit penimbangan produk, Sarana ruang pengepakan produk, Sarana ruang pembuatan
pupuk, pembangunan pusat pelatihan petani dan KUD, pembangunan pusat oleh oleh hasil
dari produk pertanian, pusat kuliner agro dan pembangunan pusat oleh oleh. Tahapan
pembangunan agropolitan dilakukan pada 2 periode waktu yakni dari tahun 2032-2036 dan
2037-2041
d.) Tahapan Pengembangan Prasarana
Pengembangan dilakukan pada sarana prasarana (sarpras) dimaksud dalam hal ini adalah
jaringan irigasi (sumber air pertanian), jalan usaha tani, jalan yang menghubungkan antar
sistem agropolitan, alat dan mesin pertanian, air bersih, penyediaan benih, pupuk, pestisida,
pengolahan limbah, dan tempat penyimpan. Adapun tahapan ini bertujuan agar sistem
Kawasan agropolitan dapat terhubung dan terintegrasi dengan baik sehingga mampu
memperluas jangkauan pemasaran hasil pertanian.
e.) Pemeliharaan dilakukan pada terminal agribisnis, sub terminal agribisnis, home industry,
sarana prasarana pendukung, dan kendaraan operasional. Adapun tahapan ini bertujuan
agar kegiatan-kegiatan pembangunan yang telah dilakukan akan tetap terawat, terjaga, dan
tidak mengurangi fungsi utamanya selama 20 tahun kedepan Dengan tahapan program
pembangunan sebagai berikut :
Tabel Tahapan Program

Tahun (Juta Rupiah)


Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
I PERSIAPAN
APBD
Penyusunan Kabupaten Dinas
dokumen Kab , Pertanian 120
1 1 Dokumen 1200.000.000
Masterplan Kendal , Dinas 0
APBD
Agropolitan PUPR
Prov.
Penyusunan DED Kecamatan APBD Dinas
2 1 Dokumen 750.000.000 750
Terminal Agribisni Boja Kabupaten Pertanian
Kecamatan
Penyusunan DED
sukorejo, APBD Dinas
3 sub terminal 3 Dokumen 800.000.000 800
pageruyun Kabupaten Pertanian
Agropolitan
g, rowosari
Kecamatan
Limbangan
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Sukorejo
Kecamatan
Penyusunan DED APBD Dinas
4 9 Paket Boja , 1800.000.000 900 900
Home industri Kabupaten Pertanian
Kecamatan
Pegandon
Kecamatan
Ringinaru
m,
Kecamatan
Cepiring
Kecamatan
Patebon
PENGEMBANGA
II
N AGROINPUT
1 Sosialisasi 1 Kegiatan Kab 600.0000.000 APBD Dinas 100 100 100 100 100 100
pengenalan Kendal Kabupaten KUKM
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
pentingnya KUD
kepada seluruh
masyarakat desa
Kecamatan
Limbangan

Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Pengembangan APBD Dinas
2 9 Paket Kecamatan 570.000.000 300 300 300 300 300 300 300 300
bibit unggulan Kabupaten Pertanian
Gemuh
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Kecamatan
Patebon
3 Peningkatan 9 Paket Kecamatan 200.000.000 APBD Dinas 100 100
teknologi pertanian Limbangan Kabupaten Pertanian

Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Kecamatan
Gemuh
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
Kecamatan
Patebon
Program Pelatihan
Kab APBD Dinas
4 kepada petani dan 1 Kegiatan 150.000.000 150
Kendal Kabupaten Pertanian
pelaku agribisnis
II
PEMBANGUNAN PUSAT AGROPOLITAN
I
APBN,
Kecamatan Dinas
Pembangunan sub
sukorejo, APBD Pertanian
2 Terminal 3 Unit 1.500.000.000 750 750
pageruyun Prov., . Dinas
Agropolitan
g, rowosar APBD PUPR
Kab.
Kecamatan APBD
Limbangan Kab,
Kecamatan APBD
Singorjo Prov.,
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Sukorejo
Dinas
Kecamatan
Pembangunan home Pertanian 200 200
2 9 Paket Boja , 6.000.000.000 2000
industri , Dinas 0 0
Kecamatan
PUPR
Pegandon swasta
Kecamatan
Ringinaru
m,
Kecamatan
Cepiring
Kecamatan
Patebon
Kecamatan APBD Dinas
Pembangunan sukorejo, Kab. Pertanian
3 3 Unit 300.000.000 100 100 100
Gudang Pengumpul pageruyun APBD , Dinas
g, rowosar Prov. PUPR
4 Pembangunan 3 Unit Kecamatan 300.000.000 APBD Dinas 100 100 100
Ruang Pengepakan sukorejo, Kab. Pertanian
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
pageruyun APBD , Dinas
g, rowosar Prov. PUPR
Kecamatan
Limbangan

Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Penyediaan APBD Dinas
5 7 Unit Kecamatan 120.000.000 60 60 100
Tracktor Kab. Pertanian
Gemuh
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Kecamatan
Patebon
Kecamatan APBD
Kaliwungu Kab.
,
Pembangunan Pusat Kecamatan Dinas
6 3 Unit 300.000.000 300
Kuliner Agro kota APBD Pertanian
Kendal, Prov.
Kecamatan
Waleri
Kecamatan APBD
Kaliwungu Kab.
,
Pembangunan Pusat Kecamatan Dinas
7 1 Unit 300.000.0000 300
oleh oleh kota APBD Pertanian
Kendal, Prov.
Kecamatan
Waleri
I
PENGEMBANGAN PRASARANA
V
Tahun (Juta Rupiah)
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volum
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendanaa Pelaksan 2027 2032 2036
o e 202 202 202 202 202
(Rp) n a - - -
2 3 4 5 6
2031 2035 2041
APBN,
Pengembangan Dinas
APBD
sarana prasarana Kab Pertanian
1 1 Paket 950.000.0000 Prov., 550 250 150
pendukung Kendal Dinas
APBD
agropolitan PUPR
Kab.
V BIAYA OPERASIONAL
Kecamatan
Alat tulis dan ATK sukorejo, APBD Dinas
1 25 Paket 50.000.000 20 20 10
lainnya pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo, APBD Dinas
2 Biaya air bersih 12 Bulan 24.000.000 8 8 8
pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo, APBD Dinas
3 Biaya listrik 12 Bulan 24.000.000 8 8 8
pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo, APBD Dinas
4 Biaya komunikasi 12 Bulan 24.000.000 8 8 8
pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosar
Kecamatan
sukorejo,
Upah pekerja pageruyun
Orang/ APBD Dinas
5 terminal dan sub 20 g, 720.000.000 240 240 240
tahun Kab. Pertanian
terminal agribisnis rowosari,
Kecmatan
Boja
V
BIAYA PEMELIHARAAN
I
Kecamatan
Pemeliharaan TA sukorejo, APBD Dinas
1 4 Paket 400.000.000 200 100 100
dan STA pageruyun Kab. Pertanian
g, rowosari
32.532.200.00
TOTAL
0
6. Analisa kelayakan proyek
Tujuan analisa kelayakan proyek bertujuan untuk mengetahui gambaran dari tingkat investasi
dari konsep agropolitan Kabupaten Kenda. Adapun hasil analisis kelayakan proyek nya adalah

A. Analisa Pembiyaan Program


Program Pengembangan Agropolitan di Kabupaten Kendal memiliki sumber pembiayaan
yang berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten, dan pihak swasta. Pembiayaan
didominasi oleh APBD Kabupaten. Berikut merupakan tabel analisis pembiayaan program yang
menjelaskan secara mendetail dan rinci mengenai pembiayaan tiap-tiap kegiatan.
Tabel Analisa Pembiayaan Program

Kebutuhan Sumber Institusi


N Volu
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendana Pelaksa
o me
(Rp) an na
I PERSIAPAN
APBD
Penyusunan Dinas
Kabupate
dokumen 1200.000.00 Pertania
1 1 Dokumen Kab Kendal n,
Masterplan 0 n, Dinas
APBD
Agropolitan PUPR
Prov.
Penyusunan DED APBD Dinas
Kecamatan
2 Terminal 1 Dokumen 750.000.000 Kabupate Pertania
Boja
Agribisni n n
Kecamatan
Penyusunan DED APBD Dinas
sukorejo,
3 sub terminal 3 Dokumen 800.000.000 Kabupate Pertania
pageruyung,
Agropolitan n n
rowosari
Kecamatan
Limbangan
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Sukorejo
APBD Dinas
Penyusunan DED Kecamatan 1800.000.00
4 9 Paket Kabupate Pertania
Home industri Boja , 0
n n
Kecamatan
Pegandon
Kecamatan
Ringinarum,
Kecamatan
Cepiring
Kecamatan
Patebon
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volu
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendana Pelaksa
o me
(Rp) an na
PENGEMBAN
II GAN
AGROINPUT
Sosialisasi
pengenalan APBD
600.0000.00 Dinas
1 pentingnya KUD 1 Kegiatan Kab Kendal Kabupate
0 KUKM
kepada seluruh n
masyarakat desa
Kecamatan
Limbangan
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
APBD Dinas
Pengembangan Kecamatan
2 9 Paket 570.000.000 Kabupate Pertania
bibit unggulan Gemuh
n n
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Kecamatan
Patebon
Kecamatan
Limbangan
Kecamatan
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Peningkatan APBD Dinas
Kecamatan
3 teknologi 9 Paket Kabupate Pertania
Gemuh 200.000.000
pertanian n n
Kecamatan
Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kangkung
Kecamatan
Patebon
4 Program 1 Kegiatan Kab Kendal 150.000.000 APBD Dinas
Pelatihan kepada Kabupate Pertania
petani dan pelaku n n
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volu
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendana Pelaksa
o me
(Rp) an na
agribisnis
PEMBANGUN
II AN PUSAT
I AGROPOLITA
N
APBN,
Kecamatan Dinas
Pembangunan APBD
sukorejo, 1.500.000.0 Pertania
2 sub Terminal 3 Unit Prov.,
pageruyung, 00 n. Dinas
Agropolitan APBD
rowosar PUPR
Kab.
Kecamatan APBD
Limbangan Kab,
Kecamatan APBD
Singorjo Prov.,
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Sukorejo Dinas
Pembangunan Kecamatan 6.000.000.0 Pertania
2 9 Paket
home industri Boja , 00 n, Dinas
Kecamatan PUPR
swasta
Pegandon
Kecamatan
Ringinarum,
Kecamatan
Cepiring
Kecamatan
Patebon
Kecamatan APBD Dinas
Pembangunan
sukorejo, Kab. Pertania
3 Gudang 3 Unit 300.000.000
pageruyung, APBD n, Dinas
Pengumpul
rowosar Prov. PUPR
Kecamatan APBD Dinas
Pembangunan
sukorejo, Kab. Pertania
4 Ruang 3 Unit 300.000.000
pageruyung, APBD n, Dinas
Pengepakan
rowosar Prov. PUPR
5 Penyediaan 7 Unit Kecamatan 120.000.000 APBD Dinas
Tracktor Limbangan Kab. Pertania
Kecamatan n
Singorjo
Kecamatan
Patean
Kecamatan
Plantungan
Kecamatan
Gemuh
Kecamatan
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volu
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendana Pelaksa
o me
(Rp) an na

Ngampel
Kaliwungu
Selatan
Kecamatan
Kecamatan APBD
Kaliwungu, Kab.
Pembangunan Dinas
Kecamatan
6 Pusat Kuliner 3 Unit 300.000.000 Pertania
kota Kendal, APBD
Agro n
Kecamatan Prov.
Waleri
Kecamatan APBD
Kaliwungu, Kab.
Dinas
Pembangunan Kecamatan 300.000.000
7 1 Unit Pertania
Pusat oleh oleh kota Kendal, 0 APBD
n
Kecamatan Prov.
Waleri
PENGEMBAN
I
GAN
V
PRASARANA
APBN,
Pengembangan Dinas
APBD
sarana prasarana 950.000.000 Pertania
1 1 Paket Kab Kendal Prov.,
pendukung 0 n Dinas
APBD
agropolitan PUPR
Kab.
BIAYA
V OPERASIONA
L
Kecamatan
Dinas
Alat tulis dan sukorejo, APBD
1 25 Paket 50.000.000 Pertania
ATK lainnya pageruyung, Kab.
n
rowosar
Kecamatan
Dinas
sukorejo, APBD
2 Biaya air bersih 12 Bulan 24.000.000 Pertania
pageruyung, Kab.
n
rowosar
Kecamatan
Dinas
sukorejo, APBD
3 Biaya listrik 12 Bulan 24.000.000 Pertania
pageruyung, Kab.
n
rowosar
Kecamatan
Dinas
Biaya sukorejo, APBD
4 12 Bulan 24.000.000 Pertania
komunikasi pageruyung, Kab.
n
rowosar
5 Upah pekerja 20 Orang/ Kecamatan 720.000.000 APBD Dinas
Kebutuhan Sumber Institusi
N Volu
Usulan Program Satuan Lokasi Pendanaan Pendana Pelaksa
o me
(Rp) an na
sukorejo,
terminal dan sub
pageruyung, Pertania
terminal tahun Kab.
rowosari, n
agribisnis
Kecmatan Boja
BIAYA
V
PEMELIHARA
I
AN
Kecamatan
Dinas
Pemeliharaan TA sukorejo, APBD
1 4 Paket 400.000.000 Pertania
dan STA pageruyung, Kab.
n
rowosari
32.532.200.
TOTAL
000
Sumber: Hasill Analisis, 2021
b.) Analisis Manfaat Program
Manfaat yang diperoleh dari adanya program Pengembangan Agropolitan di Kabupaten Kendal adalah meningkatnya pendapatan pertanian
yang terwujud dari meningkatnya PDRB pertanian. Peningkatan nilai PDRB pertanian diperoleh dari perhitungan peningkatan manfaat hasil
penjualan hasil pertanian sebesar 5% per tahun. Penjualan hasil pertanian terdiri atas beberapa jenis diantaranya adalah hasil penjualan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan
N Tahun (Juta Rp)
Uraian Proyek Produksi Satuan Harga Satuan Pekerjaan (Ribu Rp)
o 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031
A Penjualan Hasil Pertanian
1 Padi 1,865,930 ton 4,000 746 783 820 857 894 931 968 1,005 1,042 1,079
2 Jagung 21,586,580 ton 4,500 97 102 107 112 117 122 127 132 137 142
3 Ubi Jalar 61,640 ton 3,000 184 193 202 211 220 229 238 247 256 265
4 Kedelai 146,610 ton 8,900 130 137 144 151 158 165 172 179 186 193
5 Kacang hijau 8,980 ton 10,000 89 93 97 101 105 109 113 117 121 125
8 Kacang tanah 1,930 11,000 21 21 21 21 21 21 21 21 21 22
B Penjualan Hasil Hortikultura
1 Bawang daun 8,180 kw 4,500 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57
2 Bawang merah 177,360 kw 1,200 212 223 234 245 256 267 278 289 300 311
3 Bayam 1,830 kw 2,000 366 384 402 420 438 456 474 492 510 528
4 Cabai besar 24,208 kw 16,000 387 406 425 444 463 482 501 520 539 558
5 Cabai rawit 23,819 kw 15,000 357 375 393 411 429 447 465 483 501 519
6 Kacang panjang 4,024 kw 6,000 24 24 24 24 24 24 24 24 24 24
7 Kubis 14,317 kw 2,500 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53
8 Melon 2,914 kw 5,000 14 14 14 14 14 14 14 15 15 15
9 Semangka 118,788 kw 4,600 546 573 600 627 654 681 708 735 762 789
10 Terung 3,075 kw 3,500 107 112 117 122 127 132 137 142 147 152
11 Tomat 1,213 kw 5,400 65 68 71 74 77 80 83 86 89 92
12 Wortel 1,000 kw 6,200 62 65 68 71 74 77 80 83 86 89
13 Pisang 157,653 kw 3,500 551 579 607 635 663 691 719 747 775 803
14 Durian 37,414 kw 10,000 374 393 412 431 450 469 488 507 526 545
15 Penjualan Hasil Perkebunan
16 Kelapa 60,274 kg 3,000 180 189 198 207 216 225 234 243 252 261
17 Kopi 1,540 kg 50,000 77 81 85 89 93 97 101 105 109 113
18 Kakao 157 kg 34,000 523 549 575 601 627 653 679 705 731 757
19 Tebu 9,670 kg 10,500 101 106 111 116 121 126 131 136 141 146
20 Tembakau 2,807 kg 32,000 89 93 97 101 105 109 113 117 121 125
C Penjualan Hasil Peternakan
1 Sapi 22,258.00 ekor 116,000 258 271 284 297 310 323 336 349 362 375
2 Kerbau ekor 80,000 116 121 126 131 136 141 146 151 156 161
1,460.00
3 Kambing 43,857.00 ekor 135,000 592 622 652 682 712 742 772 802 832 862
4 Ayam Kampung 663,350.00 ekor 68,000 451 474 497 520 543 566 589 612 635 658
5 Ayam Petelur 5,451,490.00 ekor 33,500 182 191 200 209 218 227 236 245 254 263
6 Ayam Pedaging 16,852,620.00 ekor 33,500 564 592 620 648 676 704 732 760 788 816
TOTAL 5,404 5,672 5,940 6,208 6,476 6,744 7,012 7,280 7,548 7,817
Harga Satuan Tahun (Juta Rp)
N Satua
Uraian Proyek Produksi Pekerjaan
o n 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
(Ribu Rp)
A Penjualan Hasil Pertanian
1 Padi 1,865,930 ton 4,000 1,116 1,153 1,190 1,227 1,264 1,301 1,338 1,375 1,412 1,449
2 Jagung 21,586,580 ton 4,500 147 152 157 162 167 172 177 182 187 192
3 Ubi Jalar 61,640 ton 3,000 274 283 292 301 310 319 328 337 346 355
4 Kedelai 146,610 ton 8,900 200 207 214 221 228 235 242 249 256 263
5 Kacang hijau 8,980 ton 10,000 129 133 137 141 145 149 153 157 161 165
6 Kacang tanah 1,930 11,000 22 22 22 22 23 23 23 23 23 23
B Penjualan Hasil Hortikultura
1 Bawang daun 8,180 kw 4,500 59 61 63 65 67 69 71 73 75 77
2 Bawang merah 177,360 kw 1,200 322 333 344 355 366 377 388 399 410 421
3 Bayam 1,830 kw 2,000 546 564 582 600 618 636 654 672 690 708
4 Cabai besar 24,208 kw 16,000 577 596 615 634 653 672 691 710 729 748
5 Cabai rawit 23,819 kw 15,000 537 555 573 591 609 627 645 663 681 699
6 Kacang panjang 4,024 kw 6,000 24 25 25 25 25 25 26 26 26 26
7 Kubis 14,317 kw 2,500 55 57 59 61 63 65 67 69 71 73
8 Melon 2,914 kw 5,000 15 15 15 15 15 15 15 16 16 16
9 Semangka 118,788 kw 4,600 816 843 870 897 924 951 978 1,005 1,032 1,059
10 Terung 3,075 kw 3,500 157 162 167 172 177 182 187 192 197 202
11 Tomat 1,213 kw 5,400 95 98 101 104 107 110 113 116 119 122
12 Wortel 1,000 kw 6,200 92 95 98 101 104 107 110 113 116 119
13 Pisang 157,653 kw 3,500 831 859 887 915 943 971 999 1,027 1,055 1,083
14 Durian 37,414 kw 10,000 564 583 602 621 640 659 678 697 716 735
C Penjualan Hasil Perkebunan
1 Kelapa 60,274 kg 3,000 270 279 288 297 306 315 324 333 342 351
2 Kopi 1,540 kg 50,000 117 121 125 129 133 137 141 145 149 153
3 Kakao 157 kg 34,000 783 809 835 861 887 913 939 965 991 1,017
4 Tebu 9,670 kg 10,500 151 156 161 166 171 176 181 186 191 196
5 Tembakau 2,807 kg 32,000 129 133 137 141 145 149 153 157 161 165
D Penjualan Hasil Peternakan
1 Sapi 22,258.00 ekor 116,000 388 401 414 427 440 453 466 479 492 505
2 Kerbau 1,460.00 ekor 80,000 166 171 176 181 186 191 196 201 206 211
3 Kambing 43,857.00 ekor 135,000 892 922 952 982 1,012 1,042 1,072 1,102 1,132 1,162
4 Ayam Kampung 663,350.00 ekor 68,000 681 704 727 750 773 796 819 842 865 888
5 Ayam Petelur 5,451,490.00 ekor 33,500 272 281 290 299 308 317 326 335 344 353
6 Ayam Pedaging 16,852,620.00 ekor 33,500 844 872 900 928 956 984 1,012 1,040 1,068 1,096
TOTAL 8,085 8,353 8,621 8,889 9,158 9,426 9,694 9,962 10,230 10,498
Sumber : Hasil analisis 2021

Anda mungkin juga menyukai