ABSTRAK
DAS Martapura merupakan sungai yang membentang dari hulu ke hilir melewati kota Banjarmasin dan
melewati beberapa kota di Kalimantan Selatan yang sering digunakan sebagai trasportasi sungai untuk aktifitas
masyarakat setempat dari berbagai sektor perdagangan dan pengangkutatan Berkaitan dengan kerusakan
hampir semua DAS di Kalimantan baik pada saat-saat debit tinggi maupun debit rendah terutama pada DAS
Martapura dimana debit air pada saat musim penghujan sangat tinggi,tetapi pada saat musim kemarau sangat
rendah sehingga mempengaruhi ketersediaan air, oleh karena itulah perlu analisa debit air untuk kenyamanan
masyarakat disekitar bantaran DAS Martapura.
Studi ini dilaksanakan pada DAS Martapura di Propinsi Kalimantan Selatan. Dimana secara geografis,
DAS Martapura terletak antara 3°18′51,78″LU dan 114°35′33,05″BT. DAS Martapura mempunyai luas sebesar
552,99 km², sedangkan panjang DAS Martapura secara keseluruhan adalah 149 km. Analisa Hujan Rata-rata
Daerah mengunakan cara Poligon thiessen, sedang Neraca Air menggunakan Metode Thornwhaite & Mather
dengan Program Qbasic. Untuk menganalisa Evapotranspirasi menggunakan Metode Penman.
Besarnya curah hujan rata-rata di DAS Martapura adalah bulan Januari 216 mm, Februari 174 mm,
Maret 384 mm, April 301 mm, Mei 128 mm, Juni 41 mm, Juli 5 mm, Agustus 4 mm, September 28 mm, Oktober
49 mm, November 237 mm, Desember 301 mm. Besarnya Evapotranspirasi DAS Martapura tahun 2011 adalah
bulan Januari 5,0149 mm/hr, Februari 5,1887 mm/hr, Maret 4,7403 mm/hr, April 4,2138 mm/hr, Mei 4,4037
mm/hr, Juni 4,9266 mm/hr, Juli 5,3059 mm/hr, Agustus 7,2247 mm/hr, September 6,2887 mm/hr, Oktober 7,194
mm/hr, November 5,8763 mm/hr, Desember 4,7276 mm/hr. Defisit air terjadi selama 6 bulan yaitu mulai bulan
Mei sampai Oktober dengan total sebesar 417,6 mm. Sedangkan pada bulan Desember sampai April terjadi
surplus air sebesar 563,7 mm. Total Defisit air selama setahun bila dibandingkan dengan total Surplus selama
setahun masih terdapat perbedaan yang cukup besar sehingga untuk mengantisipasi agar ketersediaan air DAS
seimbang maka perlu penataan kawasan di DAS Martapura.
Kata Kunci : Analisa Neraca Air, Metode Penman, Metode Thornwhaite & Mather.
214
bumi, sementara kandungan air tawar dalam 2. Berapakah besarnya evapotranspirasi DAS
tubuh makhluk hidup seluruhnya hanya Martapura tahun 2011?
sebesar 0,003% yakni sekitar setengah dari 3. Bagaimana besarnya neraca air
jumlah air tawar di danau, sungai, dan rawa- menggunakan metode Thornthwaite &
rawa di bumi kita. Jumlah tersebut relatif kecil Mather di DAS Martapura?
jika dibandingkan dengan seluruh jumlah air di 4. Bagaimana rekomendasi hasil studi
dunia (Sunaryo, Walujo S, dan Harnanto, 2005 : sehubungan dengan kondisi keseimbangan
20-21). air yang terjadi di DAS Martapura?
Daerah aliran sungai (DAS) adalah
wilayah tangkapan air hujan yang akan Tujuan dan Manfaat
mengalir ke sungai yang bersangkutan. Tujuan dari studi ini adalah untuk
Perubahan fisik yang terjadi di SUB DAS akan memahami pola neraca air di DAS Martapura
berpengaruh langsung terhadap kemampuan dengan menggunakan metode Thornthwaite
SUB DAS terhadap banjir. Adanya tekanan dan Mather. Sedangkan manfaat yang
penduduk terhadap kebutuhan lahan baik diperoleh dari studi ini adalah dapat dihasilkan
untuk kegiatan pertanian, perumahan, industri, sebuah kajian tentang kondisi keseimbangan
rekreasi, maupun kegiatan lain yang akan air untuk menjadi masukan khususnya kepada
menyebabkan perubahan penggunaan lahan. pengelola sumberdaya air di DAS Martapura
Perubahan penggunaan lahan yang paling yaitu Dinas Pengairan Kabupaten/Kodya yang
besar pengaruhnya terhadap kelestarian termasuk ke dalam DAS Martapura dan Dinas
sumber daya air adalah perubahan dari Pengairan Propinsi Kalimantan Selatan, Balai
kawasan hutan ke penggunaan lain nya seperti Pengelolaan Sumberdaya Air Wilayah Sungai
pertanian, perumahan ataupun industri. Martapura, guna mewujudkan pengelolaan
Kerapatan bangunan yang tinggi misalnya akan sumberdaya air yang lebih baik dan
mengurangi area peresapan air hujan kedalam berkelanjutan.
tanah. Kerapatan bangunan (perumahan) ini
dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah Lingkup Pembahasan
penduduk. Berdasarkan rumusan masalah diatas,
maka lingkup pembahasan pada masalah
Identifikasi Masalah tersebut dibatasi agar bahasan dapat
1. Belum ada evaluasi daerah DAS Martapura. mengarah sesuai dengan tujuan. Adapun
2. Sering terjadinya banjir dan kekeringan lingkup pembahasan adalah sebagai berikut :
yang mengindikasikan permasalahan 1. Analisa Hidrologi
fluktuasi yang terjadi di wilayah DAS 1.1. Perhitungan Hujan Rata-rata Daerah
Martapura. 2. Analisa Evapotranspirasi
2.1. Metode Penman
Rumusan Masalah 3. Analisa Neraca Air Metode Thornwhaite &
Permasalahan antara ketersediaan dan Mather
kebutuhan air merupakan kunci dalam 3.1. Hujan
pengelolaan sumberdaya air yang 3.2. Perhitungan Evapotranspirasi
berkelanjutan. Pengelolaan sumberdaya air 3.2.1. Indeks Panas
dapat di dekati dengan metode neraca air. 3.2.2. Evapotranspirasi potensial
Beberapa rumusan masalah yang diajukan sebelum terkoreksi
dalam studi ini adalah : 3.2.3. Evapotranspirasi potensial
1. Berapakah besarnya curah hujan rata-rata setelah terkoreksi
di DAS Martapura ? 3.3. P-EP
215
3.4. Akumulasi Potensi Kehilangan Air
(APWL)
3.5. Cadangan Lengas Tanah (ST)
TINJAUN PUSTAKA
216
dilampaui. Setelah itu baru ditetapkan Potensi Ketersediaan Airtanah
frekuensi kejadian yang didalamnya terdapat Airtanah adalah air yang bergerak dalam
paling sedikit satu kegagalan. Menurut tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang
pengamatan, besarnya debit andalan yang antara butir-butir tanah yang membentuk itu
diambil untuk penyelesaian optimum dan di dalam retak-retak dari batuan. Yang
penggunaan air di beberapa macam pekerjaan terdahulu disebut air lapisan dan yang terakhir
adalah : disebut air celah (fissure water) (Sosrodarsono,
Tabel 2. Besarnya Keandalan Debit untuk 1976 : 93).
Berbagai Keperluan.
217
sebagai curah hujan daerah dan dinyatakan Konsep Neraca Air
dalam milimeter (Sosrodarsono, 1980 :27). Dalam siklus hidrologi seperti dalam
Ada tiga macam cara yang umum dipakai gambar 2.6, terdapat hubungan antara
dalam menghitung hujan rata-rata kawasan masukan air total dengan keluaran air total
(Suripin, 2004 : 26) : yang dapat terjadi pada suatu DAS tertentu.
1. Metode rata-rata hitung (rata-rata aljabar) Hubungan itu umumnya disebut dengan
2. Metode Poligon Thiessen. neraca air. Menurut Dinas PU Pengairan
3. Metode Isohyet. Provinsi Kalimantan Selatan neraca air adalah
gambaran potensi dan pemanfaatan
Evaporasi sumberdaya air dalam periode tertentu. Dari
Evaporasi adalah berubahnya air neraca air ini dapat diketahui potensi
menjadi uap dan bergerak dari permukaan air sumberdaya air yang masih belum
ke udara. Evaporasi merupakan faktor yang dimanfaatkan dengan optimal.
penting dalam studi tentang pengembangan
sumber-sumber daya air. Evaporasi sangat
mempengaruhi debit sungai, besarnya
kapasitas waduk, besarnya kapasitas pompa
untuk irigasi, penggunaan komsumtip
(consumptive use) untuk tanaman dan lain-lain.
Transpirasi
Transpirasi adalah suatu proses air di
dalam tumbuhan dilimpahkan ke dalam
atmosfer sebagai uap air ( Subarkah, 1980:39). Gambar 3. Siklus Hidrologi (Sumber : diadopsi
Dalam kondisi lapangan tidaklah dari Hydrologic Engineering Center).
mungkin untuk membedakan antara evaporasi
dan transpirasi jika tanahnya tertutup tumbuh- Neraca Air Metode Thornwaite & Mather
tumbuhan. Kedua proses tersebut (evaporasi Metode ini mensyaratkan digunakan
dan transpirasi) saling berkaitan sehingga pada DAS yang mempunyai aliran sepanjang
dinamakan evapotranspirasi. Proses transpirasi tahun.
berjalan terus hampir sepanjang hari di bawah
pengaruh sinar matahari. (Soemarto,1986:44). Parameter Tanah
Lengas Tanah
Evapotranspirasi Lengas tanah adalah air yang terikat oleh
Evapotranspirasi adalah gabungan dari berbagai gaya, misalnya gaya ikat matrik,
proses penguapan air bebas (evaporasi) dan osmosis dan kapiler. Gaya ikat matrik berasal
penguapan air melalui tanaman (transpirasi) dari tarikan antar partikel tanah dan
(Suhardjono,1994:11). Evapotranspirasi meningkat sesuai dengan peningkatan
merupakan faktor dasar untuk menentukan permukaan jenis partikel tanah dan kerapatan
kebutuhan air dalam rencana irigasi dan muatan elektrostatik partikel tanah. Gaya
merupakan proses yang penting dalam siklus osmosis dipengaruhi oleh zat terlarut dalam air
hidrologi. maka akan meningkat dengan semakin
pekatnya larutan, sedang gaya kapiler
dibangkitkan oleh pori-pori tanah berkaitan
dengan tegangan permukaan. Jumlah ketiga
gaya tersebut disebut potensial lengas tanah
218
atau tegangan lengas tanah. Tegangan ini ekosistem serta meningkatkan kemanfaatan
menjadi ukuran kemampuan tanah melawan sumber daya alam bagi manusia secara
gaya gravitasi. berkelanjutan.
219
Analisis Hujan Rata-Rata Daerah PEMBAHASAN
Untuk menentukan besarnya curah
hujan daerah digunakan cara Poligon Thiessen Analisa Hujan Rata-rata Daerah
dengan rumus : Tabel 2.Curah hujan rata-rata daerah
Bagan Alir
220
= 0,27 ( 1 + 0,864 . 3,011 )
= 0,972
𝑛
Rn1 = f(t) . f(εd) .f(𝑁)
= 15,88 . 0,103 . 0,458
= 0,727 mm/hr
C = 1,10
ETo* = w (0,75 . Rs – Rn1) + (1 – w) . f(U) .
(εγ – εd)
= 0,754 (0,75 . 7,16 – 0,727) + (1 –
0,754) . 0,972 . (33,48 – 29,05)
= 0,754 . 4,643 + 0,246 . 0,972 . 4,43
= 3,50 + 1,059
Analisis Evapotranspirasi = 4,559 mm/hr
Evapotranspirasi adalah gabungan dari Eto = C . Eto*= 1,10 . 4,559
proses penguapan air bebas (evaporasi) dan =5,0149 mm/hr
penguapan air melalui tanaman (transpirasi). Untuk perhitungan evapotranspirasi
(Suhardjono, 1994 : 11). Evapotranspirasi pada bulan Februari – Desember dapat dilihat
merupakan faktor dasar untuk menentukan pada tabel 4.2
kebutuhan air dalam rencana irigasi dan Tabel 3. Perhitungan evapotranspirasi
merupakan proses yang penting dalam siklus menggunakan metode penman.
hidrologi.
Metode Penman
Data Suhu Bulan Januari t = 25,93° C
t = 25,93° C εy = 33,48 mbar
w = 0,754
f(t) = 15,88
Data Kelembaban Bulan Januari RH= 86,78
εd = εy . RH
= 33,48 . 86,78 %
= 29,05 mbar
f(εd) = 0,34 − 0,044 . √𝜀𝑑 Analisis Neraca Air Metode Thornthwaite &
Mather
f(εd) = 0,34 − 0,044 . √29,05
Analisis neraca air diperlukan dalam
= 0,103
berbagai keperluan seperti irigasi, pola tanam,
LL = 3,46 LS Rγ = 15,4 mm/hr
𝑛 serta perencanaan dan evaluasi pengelolaan
Data Kecerahan Matahari Bulan Januari = DAS. Dengan mengetahui neraca air maka
𝑁
39,84 % potensi air dapat diketahui.
𝑛
Rs = ( 0,25 + 0,54 . ) Rγ
𝑁
= (0,25 + 0,54 . 39,84 ) 15,4 Hujan
= 7,16 mm/hr Dalam perhitungan runoff dengan
𝑛 𝑛 metode Thornthwaite & Mather memerlukan
f( ) = 0,1 + 0,9 .
𝑁 𝑁
= 0,1 + 0,9 . 39,84 % data curah hujan yang berkesinambungan.
= 0,458 Dalam hal ini data curah hujan bulanan
Data Kecepatan Angin Bulan JanuariU =3,011 diperoleh dari stasiun klimatologi Banjarbaru
f(U) = 0,27 ( 1 + 0,864 . U ) yang disajikan pada Tabel. 4.3.
221
Tabel 4.Rata-rata Curah Hujan Bulanan Tahun Tabel 5. Rata-rata Temperatur Bulanan
2011. Tahun 2011 Stasiun Klimatologi Banjarbaru.
Bulan Curah Hujan (mm)
Januari 216
Februari 174
Maret 384
April 301
Mei 128
Juni 41
5 Sumber : Hasil Perhitungan.
Juli
Agustus 4
Evapotranspirasi potensial sebelum terkoreksi
September 28 Evapotranspirasi Potensial (Epx) dalam
Oktober 49 hal ini merupakan nilai evapotranspirasi
November 237 potensial dalam mm/bln dengan dasar 30 hari
301 dan lama penyinaran matahari selama 12 jam.
Desember
Nilai Epx didapat dari hasil perhitungan
Sumber : Hasil Perhitungan
menggunakan metode Penman.
Nilai Epx (Evapotranspirasi potensial
Perhitungan Evapotranspirasi
sebelum terkoreksi) disajikan dalam Tabel 4.5.
Indeks Panas
Tabel 6. Hasil perhitungan Evapotranspirasi
Indeks panas ( I ) dalam satu tahun
bulanan sebelum terkoreksi.
adalah merupakan jumlah dari nilai indeks
panas ( i ) bulanan yang dihitung dengan Bulan T ( °C ) Epx
menggunakan rumus i = (𝑇/5)1,514 . Dalam hal Januari 25.93 5.0
ini T adalah rata-rata temperatur bulanan yang Februari 26.17 5.2
diperoleh berdasarkan data stasiun klimatologi Maret 26.05 4.7
terdekat. Perhitungan nya sebagai berikut :
April 26.22 4.2
Berdasarkan data dari stasiun
klimatologi Banjarbaru, rata-rata temperatur Mei 27 4.4
bulanan bulan Januari = 25,93°C. Juni 26.51 4.9
Sehingga nilai i = (25,93/5)1,514 Juli 26.23 5.3
= 12,08 Agustus 26.94 7.2
Hasil perhitungan nilai indeks panas ( i )
September 26.79 6.3
bulanan mulai Januari sampai dengan
Desember, secara keseluruhan dapat dilihat Oktober 27.32 7.2
pada Tabel 4.4. November 26.75 5.9
Desember 25.87 4.7
Sumber : Hasil Perhitungan
222
Dimana f adalah faktor koreksi yang diperoleh November 237 180 57
berdasarkan letak lintang lokasi kajian, dalam Desember 301 149 152
hal ini letak lintang lokasi kajian adalah 3,46°LS. Sumber : Hasil Perhitungan
Selanjutnya berdasarkan letak lintang tersebut
kemudian nilai f dicari berdasarkan tabel pada Akumulasi Potensi Kehilangan Air (APWL)
lampiran. Maka perhitungan nya sebagai Akumulasi potensi kehilangan air
berikut : diperlukan untuk mengetahui potensi
Ep = 31.5 . 5,0 = 158 kehilangan air pada bulan kering. Cara
Tabel 7. Hasil perhitungan Nilai Ep bulanan perhitungan APWL dimulai dari nilai P – EP
Terkoreksi. yang mempunyai nilai negatif. Kemudian
secara berurutan dijumlahkan dengan nilai P –
EP sesudahnya sampai dengan nilai P – EP
negatif terakhir. Hal yang harus diingat bahwa
penjumlahan nilai APWL ini bersifat komulatif.
Perhitungannya adalah sebagai berikut :
P – EP yang bernilai negatif adalah pada bulan
Mei sehingga perhitungan APWL dimulai pada
bulan Mei dengan nilai APWL sebesar -8,
sehingga APWL bulan Juni yaitu sebesar -8 + (-
107) = - 115. Kemudian nilai APWL untuk bulan
Juli yaitu -115 + (-154) = -269 dan seterusnya
Sumber : Hasil Perhitungan sampai dengan yang terakhir yaitu pada bulan
Oktober. Hasil perhitungan APWL secara
P – EP keseluruhan disajikan pada Tabel. 4.8.
P – EP adalah selisih antara curah hujan
dengan Evapotranspirasi potensial. Perbedaan Tabel. 9. APWL ( Akumulasi Potensi Kehilangan
atau selisih antara curah hujan dan evaporasi Air ) bulanan.
potensial ini diperlukan untuk menentukan Bulan P - EP APWL
kelebihan dan kekurangan periode lembab
atau basah. Nilai negatif dari P – EP Januari 58
mengidentifikasikan bahwa jumlah curah hujan Februari 67
yang jatuh tidak mampu menambah Maret 236
kebutuhan potensi air dari areal yang tertutup April 175
vegetasi.
Mei -8 -8
Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai P – EP
Bulan P EP P - EP Juni -107 -115
Januari 216 158 58 Juli -154 -269
Februari 174 107 67 Agustus -221 -490
Maret 384 148 236 September -161 -651
April 301 126 175 Oktober -175 -826
Mei 128 136 -8
November 57
Juni 41 148 -107
Juli 5 159 -154 Desember 152
Agustus 4 225 -221 Sumber : Hasil Perhitungan
September 28 189 -161
Oktober 49 224 -175
223
Cadangan Lengas Tanah (ST) Berdasarkan hasil perhitungan neraca air
Nilai cadangan lengas tanah diperoleh menggunakan program Qbasic didapat hasil
berdasarkan hasil perkalian antara prosentase defisit yang terjadi pada bulan Mei sampai
luas penggunaan lahan, air tersedia dan dengan bulan Oktober dengan total sebesar
kedalaman zone perakaran. Sebagai gambaran 656 mm. Sedangkan pada bulan Desember
cadangan lengas tanah pada berbagai tekstur sampai dengan April terjadi surplus air sebesar
dan jenis vegetasi dapat dilihat pada lampiran. 575,4 mm.
Hasil perhitungannya disajikan dalam tabel 4.9.
SARAN
1. Banyak nya peluang yang bisa diberikan
kepada pemerintah dan masyarakat
tentang kesadaran dan kerjasama untuk
Sumber : Hasil perhitungan pengelolaan lahan yang baik di DAS
Martapura.
2. Untuk analisa neraca air pada DAS
Martapura ini perlu perhitungan yang lebih
224
matang lagi untuk menghasilkan saluran Soemarto, CD. (1993). Hidrologi Teknik. Usaha
drainase dan teknik pengendalian banjir Nasional. Surabaya.
yang tepat.
Soewarno. (2000). Hidrologi Operasional (Jilid
DAFTAR PUSTAKA Kesatu). PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
225