Anda di halaman 1dari 25

Karakterisasi Hidrologi Danau Tes

Kabupaten Lebong

Di Susun Oleh :
Nama : Gilang Apriansyah
NPM : G1B017004

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu
2020
ABSTRAK

Danau Tes yang terletak di kecamatan Lebong Selatan, Kabupaten Lebong ,


tepatnya pada posisi koordinat  3°13′40″S 102°20′54″E. Danau ini merupakan
danau tipe vulkano-tektonik , pada saat ini digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik, sumber air irigasi, budidaya ikan, dan merupakan tujuan wisata yang
sangat menarik. Hasil pemetaan batimetri menunjukkan bahwa kedalaman
maksimum 21,9 m, kedalaman rata-rata 8 meter, kedalaman relative (Zr) 1,12%,
volume total 14.124.110 m3 dan indeks perkembangan volume danau total (VD)
1,6. Danau Tes memiliki dasar (batimetri) relatif datar yang diketahui dari indek
perkembangan volume (VD) 1,6 dengan empat variasi elevasi kedalaman dasar
yaitu ± 546 mdpl, ± 555 mdpl, ± 564 mdpl, dan ± 575 mdpl. Danau Tes tengah
mengalami sedimentasi yaitu terdinya pendepositan sedimen dasar (Suharto, 2017).
Danau ini mudah mengalami pengadukan yang diketahui dari nilai Zr lebih kecil
dari dua. Hal ini mengakibatkan lapisan epilimnionnya lebih tebal dari
hipolimnion. Potensi pemanfaatan perairan Danau Tes oleh masyarakat sekitar
danau untuk infrastruktur hidrolik adalah kapasitas aktif danau 14.124.110 m3
debit aliran keluar/outlet rata-rata 39.716 m 3 /detik (3.431.462,4 m3/hari) dan luas
perairan danau sekitar 1.620.800 m2 (162,08 hektar). Kedalama air yang mencapai
10 meter dulu sekarang tidak lebih dari 2 meter. Keadaan ini dapat dilihat
sepanjang pinggiran danau sudah sejak lama terjadi pelebaran pinggiran danau
yang sudah ditumbuhi oleh semak, bahkan oleh penduduk sekitar telah diubah
menjadi petak-petak. Dengan terjadinya pendangkalan oleh proses sedimentasi
yang terus-menerus, maka sewaktu-waktu dapat mengancam fungsi Danau Tes
sebagai sumber pembangkit tenaga listrik.
PENDAHULUAN
Danau merupakan cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi air, baik
air asin maupun air tawar, semua cekungan itu dikelilingi oleh daratan. Danau
biasanya sering dijumpai di daerah pegunungan adallah air tawar. Danau biasa
dijadikan tempat untuk berwisata karena panorama yang tersaji biasanya cukup indah.

Ada sejumlah danau di negara-negara di dunia. Danau terbesar di dunia ialah Laut
Kaspia yang luasnya hampir sama dengan 6 kali luas danau besar. Di Indonesia pun
ada sejumlah danau, yakni terdiri dari sekitar 840 danau-danau besar dan 735 danau-
danau kecil. Danau terbesar di Indonesia ialah danau toba yang ada di Provinsi
Sumatera Utara.

Jenis-jenis Danau
1. Danau Tektonik
Danau Tektonik adalah danau yang terbentuk dari proses tektonik, yakni berupa
proses lipatan, patahan, serta gerakan kulit bumi sehingga sebagian tanah di
permukaan bumi mengalami penurunan. Contoh dari danau tektonik ialah Danau
Toba di Sumatera Utara.

2. Danau Vulkanik
Danau Vulkanik adalah danau yang terbentuk dari letusan gunung berapi. Letusan
tersebut bisa mengubah bentuk gunung dari berbentuk kerucut menjadi berentuk
cekungan. Contoh dari danau vulkanik ialah Danau Maninjau di Sumatera, Danau
Matana di Sulawesi, serta Danau Karimutu di Flores.

3. Danau Karst
Danau Karst adalah danau yang terbentuk akibat pelarutan bahan kapur oleh air
sampai terbentuklah cekungan. Contohnya dari danau karst ialah lokva Bendogede di
Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.

4. Danau Erosi
Danau erosi adalah danau yang terbentuk karena peristiwa erosi atau pun pendalaman
dasar lembar oleh gletser (gumpalan es) dengan massa es yang besar. Contoh dari
danau erosi ialah The Great Lake di Amerika Utara serta Danau Finger di New York.

5. Danau Tapal Kuda


Danau Tapal Kuda adalah danau yang terbentuk berasal dari aliran sungai yang
berkelok yang melintasi daratan lalu mengambil jalan pintas sampai meninggalkan
potongan-potongan. Kelokan yang ditinggalkan dan terpotong itu akhirnya
menghasilkan sebuah danau. Contoh dari danau tapal kuda ialah Danau di daerah hilir
Sungai Mahakam, Kalimantan.
6. Danau Bendungan Alami
Danau bendungan alami adalah danau yang terbentuk akibat longsoran tebing yang
menutupi aliran sebuah sungai. Contoh dari danau bendungan alami ialah Danau
Pengilon di Dieng serta Telaga Sarangan terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur.

Selain danau-danau alami, ada juga danau buatan. Danau buatan adalah danau yang
terbentuk lewat rekayasa manusia. Danau buatan biasanya disebut dengan istilah
waduk. Contoh dari danau buatan atau waduk ini ialah Waduk Jatiluhur yang ada di
Jawa Barat.

Fungsi Danau
1. Sebagai Sumber Persediaan Air Bersih
Persediaan di danau sering tak habisnya walaupun dilanda kemarau. Keadaan tersebut
disebabkan daya tampung air yang cukup besar oleh danau. Biasanya danau adalah
air tawar sehingga sering dipakai oleh manusia untuk kebutuhan air bersih sehari-
hari.

2. Untuk Sarana Irigasi


Jika di pemukiman di sekitar danau banyak lahan pertanian ataupun perkebunan,
danau bisa dimantfaatkan oleh penduduk sebagai sarana irigasi guna memenuhi
kebutuhan dari lahan-lahan tersebut. Terutama ketika musim kemarau datang, danau
sangat terjangkau untuk dipakai sebagai sumber air untuk kelangsungan
pemberdayaan lahan-lahan di sekitarnya.

3. Sebagai Kendali Terhadap Bencana Alam


Indonesia sering mengalami perubahan cuaca sampai sering terjadi hujan maupun
kemarau. Ketika musim kemarau, danau bisa menjadi sumber air untuk makhluk
hidup di sekitarnya. Ketika musim hujan, danau juga bisa membantu mengendalikan
bencana banjir dengan cara menampung kelebihan air hujan dengan daya
tampungnya yang besar.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Lebih kurang 20% listrik dunia memakai pembangkit tenaga air. Pembangkit listrik
tenaga air mempunyai respon yang sangat cepat. Energi air diubah menjadi energi
mekanik serta diubah lagi menjadi energi listrik. Caranya ialah dengan
menghubungkan generator ke turbin serta digerakkan oleh tenaga aliran air. Energi
listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga air biasanya disebut dengan
hidroelektrik.
5. Menjadi Habitat Flora dan Fauna
Danau mengandung sejumlah nutrisi sehingga menjadikannya sebagai habitat yang
baik untuk banyak jenis flora dan fauna. Fakta itu menunjukkan bahwa danau adalah
salah satu sumber kekayaan hayati yang ada di bumi.

6. Sarana Budidaya Perikanan Darat


Penduduk di sekitar danau dapat memanfaatkan danau sebagai sarana budidaya
perikanan darat. Salah satu caranya ialah dengan sistem jala terapung. Sejumlah
daerah di Indonesia sudah memakai sistem tersebut.

7. Sarana Penelitian dan Pendidikan


Danau dapat dijadikan sebagai sarana penelitian dan pendidikan. Banyak peneliti
yang sudah melakukan penelitiannya mengenai berbagai hal tentang danau,hewan
serta tumbuhan yang terkandung di dalam danau.

8. Sebagai Objek Wisata


Danau mempunyai daya tarik visual yang sangat indah sehingga bisa mengikat
wisatawan untuk datang mengunjungi. Wisatawan bisa melakukan berbagai hal
disana contohnya berekreasi dan berolahraga. Kunjungan wisatawan itu sekaligus
bisa meningkatkan perekonomian penduduk di sekitar danau.

Proses Terbentuknya Danau


Danau adalah sebuah cekungan besar yang digenangi air, baik berupa air tawar
ataupun air asin cekungan itu dikelilingi daratan.

Danau terbentuk disebabkan beberapa peristiwa yaitu sebagai berikut :

 Penurunan muka bumi disebabkan pergeseran lempeng atau patahan.


 Aktivitas gunung berapi.
 Pembentukan lembah sungai disebabkan aliran lava ketika erupsi.
 Pelarutan tanah kapur.
 Mencairnya es di daerah yang awalnya adalah daerah yang berupa es
Danau yang terletak di Kecamatan Lebong Selatan ini merupakan kebanggan
masyarakat dan sekaligus mempunyai peran sangat penting bagi kehidupan sehari-
hari. Danau ini mempunyai fungsi tiga macam, yaitu pertama fungsi ekologi,
antara lain merupakan habitat bagi organisme, mengontrol keseimbangan
air tanah, dan mengontrol iklim mikro. Fungsi kedua adalah sosial, antara lain
tempat masyarakat untuk mandi cuci kakus, dan memberikan pemandangan
yang indah. Fungsi yang ketiga adalah ekonomi, antara lain sumber air
untuk irigasi, perikanan baik budidaya ikan dengan keramba apung maupun
dengan menangkap di perairan danau, daya tarik pariwisata lokal maupun
pariwisata internasional, dan fungsi ekonomi yang paling besar adalah sebagai
pembangkit tenaga listrik yang menghasilkan energi yang besar. Fungsi-fungsi
inilah yang merupakan latar belakang mengapa Danau Tes perlu dilestarikan.
Keberadaan air di danau tidak terlepas dari apa yang disebut dengan
siklus hidrologi, air yang masuk ke Danau Tes bersumber dari curah hujan
yang langsung masuk ke danau, air yang berasal dari aliran permukaan tanah,
baik yang melewati sungai-sungai kecil maupun dari lahan dipinggiran danau,
dan dapat berasal pula dari aliran bawah permukaan tanah (interflow) dan
aliran air tanah (groundwater flow). Sedangkan air yang keluar danau selain
berasal dari saluran pengambilan air (intake) PLTA dan bendung atau weir,
dapat berupa evaporasi dari permukaan air danau, maupun aliran air tanah.
Pada tahap ini dilakukan identifikasi komponen-komponen yang
berkaitan dengan neraca air (water balance) Danau Tes, termasuk pemetaan
batrimetri danau dan dikaji pula perubahan karakter hidrologi dalam kaitannya
dengan pembangunan PLTA yang menggunakan air danau untuk pembangkit
listrik dengan cara membendung saluran keluar.
METODOLOGI

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
sekunder, adapun data primer adalah batimetri danau yang didapatkan dari
jurnal yang melakukan melakukan pengukuran di lapangan, meliputi : kedalaman
air danau dengan Echosounder dan untuk mengetahui posisi titik pengukuran
dengan GPS, serta dilakukan pengamatan lapangan untuk mengetahui kondisi
jaringan sungai.
Sedangkan data sekunder yang didapat dari instansi terkait meliputi :
data fluktuasi tinggi muka air danau, debit masuk dan keluar danau, data debit
pengambilan air PLTA, curah hujan, data bending.
untuk mengetahui kondisi hidrologi danau sebelum dan sesudah
pembangunan PLTA dilakukan dengan menganalisis waktu tinggal, curah
hujan, aliran yang masuk dan keluar danau, dan fluktuasi tinggi muka air danau.

Analisiss Data
Morfometri
Aspek morfometri dibedakan atas dimensi permukaan dan dimensi bawah
permukaan.
a. Dimensi permukaan (Surface dimension)
1. Panjang maksimum (Lmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur
jarak terjauh antara dua titik pada tepi permukaan Danau Tes, termasuk melintasi
pulau atau daratan yang terdapat di dalamnya.
2. Panjang maksimum efektif (Le dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan
mengukur jarak terjauh antara dua titik di tepi permukaan Danau Tes.
3. Lebar maksimum (Wmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur
jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan Danau Tes termasuk melintasi pulau atau
daratan dalam situ, yang ditarik tegak lurus terhadap Lmax.
4. Lebar maksimum efektif (We dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan
mengukur jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan Danau Tes, tanpa melintasi
pulau atau daratan yang mungkin terdapat di situ dan ditarik tegak lurus terhadap Le.
5. Luas permukaan (Ao dinyatakan dalam Ha, Km2 atau m 2) merupakan luas
wilayah permukaan Danau Tes yang tertutup air, nilainya akan bervariasi tergantung
pada musim. Pengukuran luas permukaan dari peta bathymetric dengan skala yang
telah diketahui, dapat dilakukan dengan kertas grafik atau penimbangan.
6. Lebar rata-rata (W dinyatakan dalam meter) merupakan rasio antara luas
permukaan Danau Tes (Ao dalam m2) dengan panjang maksimum (Lmax dalam
meter). Persamaan yang digunakan untuk menghitung lebar rata-rata adalah
(Hariyadiet al., 1992):
A0
W=
Lmax
7. Indeks perkembangan garis tepi (SDI, tanpa satuan) menggakan hubungan antara
SL dengan luas permukaan. Perhitungan SDI dalam bentuk persamaan (Hariyadi
etal., 1992).
SL
SDI=
2
√ 22
7
x A0

Keterangan :
SDI > 1 : Bentuk badan perairan tidak beraturan
SDI ≤ 1 : Bentuk badan perairan beraturan
8. Panjang garis keliling pantai (shore line/SL dinyatakan dalam meter) dapat diukur
dari peta bathymetric dengan memperhatikan skalanya, dengan alat curvimeter atau
cara sederhana dengan seutas benang yang diplotkan pada garis tepi Danau Tes.
B. Dimensi bawah permukaan (Subsurface dimension)
1. Kedalaman rata-rata (Z dinyatakan dalam meter) bersifat lebih informatif dari
kedalaman maksimum
2. Kedalaman maksimum (Zm dinyatakan dalam meter) merupakan kedalaman
Danau Inspirasi pada titik terdalam. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan
dengan menggunakan tali berskala dengan diberikan pemberat dibawahnya dan
secara tidak langsung dapat dibaca pada kontur kedalaman peta bathymetric
3. Kedalaman relatif (Zr dinyatakan dalam meter) adalah rasio antara Zm dengan
diameter rata-rata permukaan Danau Tes. Perhitungan kedalaman relatif dalam
bentuk persamaan (Hariyadi et al., 1992 ):

Z r=Z m x 2 x
√ A0 x 100 %
√n

Keterangan:
Zr < 2% : mudah mengalami pengadukan
Zr ≥ 2% : tidak mudah mengalami pengadukan
4. Perkembangan volume danau (Volume Development/VD tanpa satuan) merupakan
ukuran yang menggambarkan bentuk dasar Danau Tes secara umum. Perhitungan
perkembangan volume danau dalam bentuk persamaan (Hariyadi et al., 1992):
A0 x z
VD=
1
z x A0
3 m

Keterangan :
Ao : Luas permukaan air (m2)
Z : Kedalaman rata-rata (m)
Zm : Kedalaman maksimum (m)
Apabila nilai VD > 1 maka dasar perairan relatif rata. Jika nilai VD ≤ 1 maka dasar
perairan berbentuk seperti kerucut.
5. Volume total air Danau Tes (V dinyatakan dalam m3) merupakan perkalian antara
luas permukaan (m2) dengan kedalaman rata-rata (m). Perhitungan volume total
dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Hariyadiet al., 1992):
V = A0 x z

Debit air
Pengukuran debit air dilakukan secara langsung dengan menggunakan data kecepatan
aliran dan luas penampang melintang yang dilakukan di bagian inlet dan outlet Danau
Tes dengan menggunakan benda yang tidak dapat tenggelam (terapung). Benda
tersebut dialirkan di permukaan aliran untuk jarak tertentu dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik ke titik lain. Pengukuran
dilakukan denggan menggunakan tali atau benang dengan panjang satu meter,
kemudian dihanyutkan mengikuti aliran saluran hingga tali menegang, kemudian
dicatat waktunya dengan menggunakan stopwatch. Pengukuran dilakukan sebanyak
tiga kali ulangan disepanjang saluran pada masing-masing lokasi pengamatan.
Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat diperoleh angka kecepatan aliran
rata-rata yang memadai (Kesumaningwati 2005). Besarnya kecepatan permukaan
aliran air (V permukaan dalam detik) adalah :
L
V permukaan =
t
Keterangan :
L = Jarak antara dua titik pengamatan (meter)
T = Waktu perjalanan benda apung (detik)
Besarnya debit dapat dihitung dengan persamaan :
Q=A x V
Keterangan :
A = Luas penampang melintang (m2)
V = Kecepatan aliran (ms-1)

Tinggi muka air


Pengukuran tinggi muka air dapat dilakukan dengan menggunakan mistar duga yang
berskala yang dapat dipasang di dasar atau di bagian tepi sungai atau pada suatu
bangunan (Seyhan 1990). Pengukuran tinggi muka air di Danau Tes dengan
menggunakan paralon yang diberi skala yang dipasang di bagian tepi Situ.
Pengamatan yang dilakukan dengan mencatat tinggi muka air setiap hari selama
penelitian. Hasil dari pengukuran selama penelitian dibuat grafik fluktuasi tinggi
muka air dengan menggunakan Software Microsoft Office Xl.
Laju sedimentasi
Laju sedimentasi diukur dengan alat sediment trap. Pengukuran dilakukan dengan
cara dibenamkan distasiun pengamatan perairan situ selama empat hari (± 4 x 24
jam). Rangkaian sediment trap terdiri dari tiga tabung paralon yang diletakan pada
besi pemberat dengan alas berbentuk persegi panjang. Di masing-masing stasiun
dipasang tiga sediment trap dengan diameter 5 cm dan tinggi 14 cm, Sedimen yang
terkumpul kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 60-1000C selama 1
sampai dengan 3 jam hingga kering (English et al 1997). Selanjutnya dilakukan
pengukuran berat kering sedimen dalam satuan miligram dengan timbangan analitik.
Laju sedimentasi dinyatakan dalam satuan mg/cm2/hari (Rogers et al 1994) dan
dihitung dengan persamaan berikut :
BK
LS=
jumlah hari x π r 2
Keterangan :
LS = laju sedimentasi (mg/cm2/hari)
BK = berat sedimen kering (mg)
Π = konstanta (3,14)
R = jari-jari sedimen traps (cm)

Substrat (tanah)
Tekstur substrat (tanah)
Pengukuran tekstur substrat (tanah) dengan membandingkan persentase fraksi tanah
(pasir, debu, dan liat). Metode yang digunakan ditentukan berdasarkan metode
“pipet” dengan menggunakan sodium methafosfat dan hasil persentase fraksi substrat
tersebut diklasifikasikan menurut sistem United States Departement of Agriculture
(USDA). Adapun besarnya % liat, debu dan pasir kemudian dihubungkan dengan
segitiga tekstur USDA untuk mendapatkan tekstur substrat (tanah) yang diuji
(Hanafiah 2005).
Permeabilitas
Penetapan permeabilitas dilakukan dalam keadaan jenuh dan sampel substrat (tanah)
diambil dari lapangan dengan menggunakan ring sampel. Sampel substrat (tanah)
diambil dengan menggunakan ring sampel. Sampel substrat (tanah) dalam ring
sampel direndam dalam air pada bak perendam sampai setinggi 3 cm dari dasar bak
selama 24 jam. Setelah perendaman selesai, sampel substrat (tanah) dengan ring
sampel dipindahkan ke alat penetapan permeabilitas (permeameter), kemudian air
dari kran dialirkan ke alat tersebut. Jika sampel substrat (tanah) diletakkan pada alat
ini pada jam 9 pagi, maka pengukuran pertama dilakukan pada jam 15 sampai 16.
Pengukuran kedua pada jam 16 sampai 17. Pengukuran ketiga pada jam 9 sampai 10
hari kedua, pengukuran keempat pada jam 9 sampai 10 hari ketiga dan pengukuran
kelima pada jam 9 sampai 10 hari keempat. Yang diamati pada setiap pengukuran
ialah banyaknya volume air yang keluar setelah melalui masa substrat (tanah) selama
1 jam. Menurut Lembaga Penelitian Bogor 1997 perhitungan permeabilitas dengan
menggunakan Hukum Darcy.
Q L L
K= x x
t h A
Keterangan :
K = Permeabilitas (cm/jam)
Q = Banyaknya air yang mengalir setiap penguran (ml)
T = Waktu pengukuran (jam)
L = Tebal sampel tanah (cm)
H = Tinggi permukaan air dari permukaan sampel tanah (cm)
A = Luas permukaan sampel tanah (cm3)
Setelah mendapatkan hasil nilai permeabilitas lalu dimasukkan ke dalam klasifikasi
permeabilitas menurut Unhald dan O’neal.

Porositas
Penetapan porositas dilakukan dengan mengetahui volume contoh, sample tanah
diambil dengan menggunakan ring sampel dengan metode inti dimana pengambilan
dengan cara ring sampel ditekan ke dalam substrat (tanah) dengan hatihati diambil
untuk menjaga agar volume substrat (tanah) sama dengan volume yang diambil pada
ring sampel. Perhitungan porositas dapat dilakukan menggunakan rumus (Hakim
1986) :
Berat Volume( ρb)
n=1,0− x 100 %
Berat Jenis Tanah (ρ p)
Keterangan :
n = Porositas (juga disebut nisbah nisbah) dalam %
ρb = Berat volume (gr/cm3)
ρ p = Berat jenis tanah (gr/cm3)
Analisis kualitas air
Analisis kualitas air Danau Inspirasi dilakukan dengan membandingkan nilai baku
mutu kualitas air menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 (Lampiran 2) dan
literaturliteratur lain yang mendukung penelitian dengan nilai yang didapat di
lapangan.
Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalalah proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang dengan
berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan
informasi tentang berbagai kondisi di lapang. Analisis deskriptif tidak terbatas
sampai pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan
interpretasi tentang data tersebut. Pemecahan masalah yang ada dilakukan dengan
melihat parameter-parameter yang diamati dengan menggunakan matrik penelusuran
masalah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Morfometri Danau Tes
No. Parameter Satuan Nilai
1 Luas permukaan air ha 162,08
2 Panjang maksimum km 16,46
3 Lebar maksimum km 7,50
4 Kedalaman maksimum m 21,9
5 Kedalaman rata-rata m 8
6 Panjang garis pantai km 52,68
7 Shore line development km/km2 1,51
3
8 Volume air m 14.124.110

Hubungan antara kedalaman danau dengan luas permukaan air dan volume
air menunjukkan penurunan luas permukaan air yang relatif kecil.
Hidroklimatologi
Berdasarkan data curah hujan tahun 2018 menunjukkan bahwa pola hujan
bulanan dapat dikatakan relatif merata sepanjang tahun, kecuali bulan Mei
merupakan bulan yang curah hujannya tertinggi dan bulan Juli merupakan bulan
dengan curah hujan yang terkecil.

Sedangkan curah hujan bulanan menunjukkan bahwa terjadi


kecenderungan penurunan jumlah hujan bulanan, pada bulan Mei curah hujan
lebih besar dari 189.05 tetapi pada bulan juli curah hujan bulanan berkurang,
kecenderungan penurunan curah hujan ini perlu diwaspadahi karena akan
berpengaruh terhadap kelestarian danau, apakah untuk keperluan PLTA,
wisata, ekologi maupun untuk fungsi yang lain. Untuk itu perlu kajian yang
lebih mendalam mengenai fenomena curah hujan tersebut, apakah bersifat lokal
atau regional sehingga dapat dilakukan langkah-langkah untuk mengantisipasinya.
Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson (dalam
Soekardi Wisnubroto dkk, 1983) yang menggunakan kriteria bulan basah (curah
hujan lebih besar 100 mm), bulan kering (curah hujan lebih kecil 60 mm), dan
bulan lembab (curah hujan antara 60 mm sampai 100 mm), berdasarkan kriteria
tersebut menunjukkan bahwa rata-rata bulan basah 10,41/th, bulan kering
0,47/th dan bulan lembab 0,41/th. Kemudian dihitung nilai Q yang
menunjukkan angka sebesar 0,045 berarti daerah kajian tergolong A, yaitu daerah
yang sangat basah. Jika berdasarkan klasifikasi menurut Mohr (dalam Soekardi
Wisnubroto dkk, 1983) daerah kajian termasuk Golongan I, yaitu daerah basah.
Pada Danau Tes sejak tahun 1912 digunakan untuk pembangkit tenaga
listrik dengan daya yang terpasang 18.960 kW setelah renovasi pada tahun 1991.
Jika dihitung waktu tinggal Danau Tes sebelum dibangun PLTA yang dihitung
berdasarkan data tahun 1984 -2000 dan Peta Batrimetri menunjukkan waktu
sebesar 24,58 tahun, tetapi setelah dibangun PLTA waktu tinggal menjadi 25,05
tahun, hal ini menunjukkan peningkatan yang tidak signifikan.
Aliran yang masuk Danau Maninjau yang dicatat antara tahun 1930 -
1941 dan tahun 1967 - 1974 menunjukkan fluktuasi dari tahun ketahun, jika

dirata-rata sebesar 13,37 m3/dt (Gambar 5). Pada periode tahun 1958 sampai
1974 terjadi kecenderungan penurunan debit yang cukup besar, yaitu berturut-

turut sebesar 11 m3/dt , 9 m3/dt, 9 m3/dt, 8 m3/dt, 7 m3/dt, 7 m3/dt, dan 6 m3/dt,
penurunan ini perlu dicari penyebabnya apakah memang terjadi perubahan iklim
secara global atau bersifat lokal, hal ini diperlukan untuk mempredeksi perilaku
iklim dimasa yang akan datang dalam kaitannya dengan konservasi Danau Tes.

Penggunaan Lahan di Daerah Tangkapan Danau Tes


Danau Tes mempunyai luas daerah tangkapan air sebesar 162,08 ha, bila
dibandingkan dengan luas permukaan airnya (9.737,50 ha) relatif kecil,

padahal air danau mempunyai volume yang sangat besar, yaitu 14.124.110 m3,
juga dicerminkan oleh apa yang disebut dengan volume quotient (ADAS/VW)
dan area quotient (ADAS/AW ) (Ryding,S.O. and Rast.W, 1989) yang

masing-masing sebesar 0,013 (km2/106m3) dan 1,38. Hal ini merupakan


indikator peranan aliran air tanah (groundwater) cukup besar. Pada
umumnya batas basin air tanah tidak selalu sama dengan batas basin danau, aliran
air tanah dapat berasal dari daerah aliran sungai diluar Danau Tes, kalau ini
yang terjadi maka kestabilan air danau sangat dipengaruhi oleh selain kondisi
daerah aliran sungai danau, juga oleh kondisi daerah aliran sungai di luar (sekitar)
danau khususnya penggunaan lahan (land use).
Berdasarkan peta rupa bumi skala 1 : 50.000 yang dikeluarkan Jantop TNI -
AD tahun 1984 daerah tangkapan danau berada pada ketinggian antara 464 – 1250
m dari permukaan air laut, sebagian besar mempunyai lereng yang curam. Sebagai
contoh pada sisi sebelah selatan perbedaan ketinggian antara permukaan danau
dengan puncak pegunungan (batas daerah tangkapan air danau) sekitar 796 m tetapi
jarak diagonalnya hanya 1,5 km atau mempunyai lereng sebesar 63 %, lahan ini
sebaiknya diklasifikasikan kedalam lahan yang mempunyai potensi erosi yang
tinggi. Kelerengan (besar dan panjang lereng) akan mempengaruhi erosi, semakin
besar dan panjang suatu lereng maka akan semakin besar erosi, sehingga lahan yang
mempunyai lereng yang besar dalam pengolahannya diperlukan cara khusus,
misalnya dengan teras dan pengolahan sejajar kontur.
Teras berfungsi untuk memperpendek lereng dan sekaligus memperkecil
lereng, air hujan mempunyai kesempatan lebih lama untuk meresap ke dalam
tanah atau memperkecil aliran permukaan sehingga memperkecil erosi lembar
(sheet erosion) dan erosi alur (rill erosion). Sedangkan vegetasi akan
mempunyai dampak yang memperkecil erosi karena vegetasi berfungsi
sebagai intersepsi air hujan sehingga mengurangi energi dari curah hujan dan
memperkecil aliran permukaan, mengurangi kecepatan aliran permukaan,
memperkuat agregrat dan porositas tanah karena adanya perakaran dan
serasah, dan meningkatkan aktivitas biologi di tanah (Schwab,G.O,
Frevert,R.K, Edminster,T.W., and Barnes. K.K.,1966)

Penggunaan lahan di daerah tangkapan air danau mempunyai pengaruh


khususnya terhadap kualitas air danau, misalnya penggunaan pupuk dan pestisida
untuk tanaman padi sawah, dan sampah domestik yang berasal dari daerah
pemukiman. lapangan daerah dipinggiran danau mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam menentukan kondisi air danau, karena pada umumnya
sampah domestik di daerah tersebut dibuang langsung ke perairan danau, hal ini
perlu mendapat perhatian.
Berdasarkan data penggunaan lahan di Kecamatan Lebong Selatan
(yang merupakan sebagaian besar daerah tangkapan danau) tahun 1991
ditunjukkan pada Tabel 2, memperlihatkan bahwa penggunaan lahan untuk
hutan masih mempunyai areal yang sangat luas yaitu 76,5 %, padi sawah
menempati areal 13,4 %, ladang/kebun 7,9 % dan pemukiman 2,2 %. Perubahan
penggunaan lahan khususnya pada areal hutan menjadi areal non hutan perlu
diperketat, mengingat hutan di daerah ini mempunyai topografi yang tergolong
sangat curam, ditambah faktor tanah yang peka terhadap erosi, hal ini dapat
meningkatkan sedimentasi diperairan danau.

KESIMPULAN DAN SARAN


1. Daerah tangkapan air danau sebagian besar mempunyai lereng yang
sangat curam dan sensitip terhadap erosi, ditambah dengan curah hujan
yang tinggi sehingga perubahan peruntukan daerah ini dari areal hutan
menjadi areal non hutan akan meningkatkan sedimentasi di Danau
Maninjau, disamping itu kondisi daerah tangkapan juga mempunyai peran
yang signifikan dalam mengontrol kualitas dan kuantitas air danau.

2. Untuk meningkatkan wisata ke Danau Tes disarankan penataan daerah


sepadan danau (zonasi peruntukan), dan mencantumkan informasi
ilmiah tentang karakteristik danau terutama yang berkaitan dengan
keselamatan/kesehatan wisatawan.
DAFTAR PUSTAKA

Schwab,G.O, Frevert,R.K, Edminster,T.W., and Barnes. K.K. 1966. Soil


and Water
Conservation Engineering. John Wiley & Sons. New York. USA.

Soekardi Wisnubroto, Siti Lela Aminah, dan Mulyono Nitisapto. 1983.


Asas-asas
Meteorologi Pertanian. Ghalia Indonesia, Yogyakarta.

Ryding,S.O. and Rast.W, 1989. The Control of Eutrophication of Lakes and


Reservoirs.
UNESCO Paris and The Parthenon Publishing Group

Hanafiah, K.2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.


Hannastry, M. 2009. Pola Penyebaran Air Rembesan Di Dalam Tubuh Model
Tanggul Berbahan Tanah Gleisol. [skripsi]. Departemen Teknik Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Hariyadi, S.,INN Suryadiputra dan B. Wigdigo.1992. Limnologi metoda analisa
kualitas air. Fakultas Perikanan IPB. Bogor. 120 hal
Lampiran

DATA HUJAN HARIAN


NAMA POS : POS HUJAN NO POS TAHUN :
TANJUNG JAYA HUJAN : 24 2016

DAERAH ALIRAN : AIR TAHUN


: 1980
SUNGAI BENGKULU PENDIRIAN
: BENGKULU - ALAS ELEVASI
WILAYAH SUNGAI : 10 m
TALO ( 01.37.B ) POS
: DESA
DIBANGUN
LOKASI POS TANJUNG : BWS SUMATERA VII
OLEH
JAYA
: 3° 47' 24.31" LS /
DATA GEOGRAFIS PROVINSI : BENGKULU
102° 18' 49.99" BT
: KOTA BENGKULU / PELAKSAN : UNIT HIDROLOGI DAN
KAB / KEC
SUNGAI SERUT A KUALITAS AIR
BWS SUMATERA VII
TABEL HUJAN HARIAN (mm)
Jun
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Juli Agt Sept Okt Nov Des
i
37, 1,0 49,0 32,0 20,0 12,0
1
- 00 0 - - - - 0 - 0 0 0
21, 31,
2
00 - - - - 50 - - 1,00 - - 5,00
12, 13, 11,0 13,0
3
00 - - - 00 - - - 0 - - 0
13, 77,0
4
00 - - - - - - - - - - 0
15,
5
00 - - - - - - - - 2,00 7,00 6,90
7,5 2,5 10,0 56,0
6
- 0 - 0 - - - - - 0 0 4,00
4,0 22, 6,0 34, 45, 3,0
7
0 50 0 50 00 0 - - - 6,50 4,00 -
63, 30, 50, 45,0 48,0
8
00 00 - 00 - - - - - 0 0 -
9 - - - - - - - - - - 9,00 3,00
44, 3,0 6,0 2,0 25, 9,0 124, 16,0 12,0
10
00 0 0 0 00 0 0,20 00 1,50 - 0 0
4,0 2,5 12, 105 1,0 50,0 12,0 55,0
11
0 - 0 00 ,00 0 - 0 0 - 0 -
5,0 13, 98, 1,0 7,5 15,0
12
0 - 00 00 0 0 - - - - 0 -
55, 13, 62, 12,0 15,0 29,0
13
- - - 00 00 00 2,00 0 - 0 0 -
28, 8,0 36,0
14
00 - - - - 0 1,00 - 2,50 0 2,00 -
5,0 4,0 12,0
15
0 - - - 0 - 2,50 0 - - - -
15,
16
- - - - - 00 - 0,50 - - 1,00 3,00
9,0 112 2,0 1,0 10,0
17
0 - ,00 - 0 0 75,00 - - - - 0
6,0 13,0 20,0
18
0 - - - - - - - 0 0 - 3,00
47, 48, 19,5 26,0
19
00 - - 00 - - 2,50 - 0 0 3,20 -
22, 22, 61,0 12,0
20
- 00 - 00 - - - 2,00 1,00 - 0 0
198 10,0 17,0
21
- - ,00 - - - 1,00 3,00 - - 0 0
36, 7,0 9,5 2,0 28,0 10,0
22
00 - 0 0 0 - 1,00 - - 0 - 0
3,0 0,0 100, 13,5
23
- 0 0 - - - 2,50 00 0,50 4,00 - 0
8,0 12, 52,0 11,0 23,0
24
0 - - 00 - - 3,50 0 - - 0 0
45, 11,0
25
- - - 00 - - - - 0,70 - - 0
3,0 1,0 3,0 11, 1,0
26
- 0 0 0 50 0 - - - 4,00 - -
7,0 7,0 15,0
27
- 0 0 - - - - - 0 - 3,00 -
4,0 1,0 20, 28,0 14,0 18,5
28
- 0 - 0 50 - - - - 0 0 0
82, 4,0 3,0 93,
29
- 00 0 0 00 - 3,50 - - 3,90 - -
1,0 1,0 25,0
30
0 - - 0 - - - 0 - 1,50 -
13, 11,0
31
00 - - - 0 - -
334 221 357 397 336 139 415, 102, 260, 365, 253,
Jumlah 94,70
,00 ,00 ,50 ,50 ,00 ,00 50 70 40 70 90
Jml Hari
18 11 12 15 13 10 11 11 12 14 19 18
Hujan
18, 20, 29, 26, 25, 13, 37,7 18,6 19,2 14,1
Rerata 8,61 8,56
56 09 79 50 85 90 7 0 5 1
63, 82, 198 98, 105 62, 124, 25,0 45,0 61,0 77,0
Max 75,00
00 00 ,00 00 ,00 00 00 0 0 0 0

DATA HUJAN HARIAN


NAMA POS : POS HUJAN NO POS TAHUN :
TANJUNG JAYA HUJAN : 24 2017

DAERAH ALIRAN : AIR TAHUN


: 1980
SUNGAI BENGKULU PENDIRIAN
: BENGKULU - ALAS ELEVASI
WILAYAH SUNGAI : 10 m
TALO ( 01.37.B ) POS
: DESA
DIBANGUN
LOKASI POS TANJUNG : BWS SUMATERA VII
OLEH
JAYA
: 3° 47' 24.31" LS /
DATA GEOGRAFIS PROVINSI : BENGKULU
102° 18' 49.99" BT
: KOTA BENGKULU / PELAKSAN : UNIT HIDROLOGI DAN
KAB / KEC
SUNGAI SERUT A KUALITAS AIR
BWS SUMATERA VII
TABEL HUJAN HARIAN (mm)
Jun
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Juli Agt Sept Okt Nov Des
i
15, 33, 3,3 23,5 44,5
1
- 00 - 40 0 - - - - 0 - 0
24, 39, 0,7
2
- 50 - 50 0 - 7,90 - - - - 2,80
20, 47, 0,5 31,0 17,4
3
- - 00 00 0 - 2,10 - - 0 5,10 0
5,0 2,0 8,6 18,9
4
- 0 0 0 - - 7,60 - - 3,40 - 0
2,0 16, 0,5 46,
5
0 00 - 0 80 - 8,70 - 8,00 - - -
20, 89, 95, 39, 2,0 62,7
6
50 00 80 80 - 0 1,00 - 1,50 0 - -
50, 41,0
7
00 - - - - - 1,90 - - 1,50 0 -
5,5 12, 127, 20,0
8
0 50 - - - - - 6,40 6,40 20 0 -
2,0 0,5 78,3 26,2 12,8
9
- 0 - - - 0 36,10 4,50 0 0 0 -
8,0 12, 20,
10
- 0 - - 00 80 27,70 - 7,90 0,50 0,60 -
26, 15, 4,4 20,9
11
00 00 - 0 - - 2,20 - - - - 0
19, 2,0 63, 9,2
12
00 0 - 00 0 - - 0,80 0,50 - 2,90 -
15, 60, 3,4 23,0
13
00 00 - - 0 - - - - - 0,70 0
6,0 1,0 24,
14
- 0 0 80 - - 23,00 5,20 - - 3,80 4,40
10, 13, 3,6
15
00 00 - 0 - - 0,50 - - - - 3,40
15, 1,2 24,8 10,3
16
- - 00 0 - - - - - 0 - 0
5,0 0,8
17
- - 0 - - 0 - 8,80 - - 7,00 -
10, 27, 19,7 30,9
18
- - - - 20 20 30,50 0 - - 0 5,80
17, 2,4
19
- 50 - - 0 - - - - - 7,40 5,70
9,2 0,4 41, 175, 33,9
20
- 0 0 70 - - - - 00 - 0 9,40
0,5 4,0 19, 172, 42,6
21
0 0 - 60 - - - 70 - 0,70 2,40 0
3,9 20, 36,5 33,0
22
- 0 - - 30 - - - - - 0 0
82, 11,0
23
00 - - - - - - - 2,50 - - 0
2,0 61, 17,0
24
0 50 - - - - - 1,60 0,60 - 0 -
53, 16,1
25
- - - 80 - - - - - - 1,40 0
2,0 23, 83, 26,2
26
- 0 - 60 - 00 - - 1,10 - - 0
50, 16, 54, 29,0
27
- 00 20 00 - - - - 0 - 8,90 -
40, 2,8 6,0 0,1 10,1 13,1
28
00 - 0 - 0 0 1,00 0 - 0,10 0 -
15, 0,4 20, 41,0
29
- 50 0 - 40 - - - 3,40 0 4,50
1,0 15,5 14,9 33,3 26,2
30
- - - 0 - 21,20 - 0 0 0 0
76, 16,4
31
- - 00 - - - 0
272 416 173 458 191 154 171,4 229, 326, 319, 319, 342,
Jumlah
,50 ,10 ,70 ,90 ,80 ,80 0 80 30 90 70 50
Jml Hari
12 20 10 17 13 8 14 9 12 13 20 20
Hujan
22, 20, 17, 26, 14, 19, 25,5 27,1 24,6 15,9 17,1
Rerata 12,24
71 81 37 99 75 35 3 9 1 9 3
82, 89, 95, 63, 76, 83, 172, 175, 127, 41,0 44,5
Max 36,10
00 00 80 00 00 00 70 00 20 0 0

DATA HUJAN HARIAN


NAMA POS : POS HUJAN NO POS TAHUN :
TANJUNG JAYA HUJAN : 24 2018

DAERAH ALIRAN : AIR TAHUN


: 1980
SUNGAI BENGKULU PENDIRIAN
: BENGKULU - ALAS ELEVASI
WILAYAH SUNGAI : 10 m
TALO ( 01.37.B ) POS
: DESA
DIBANGUN
LOKASI POS TANJUNG : BWS SUMATERA VII
OLEH
JAYA
: 3° 47' 24.31" LS /
DATA GEOGRAFIS PROVINSI : BENGKULU
102° 18' 49.99" BT
: KOTA BENGKULU / PELAKSAN : UNIT HIDROLOGI DAN
KAB / KEC
SUNGAI SERUT A KUALITAS AIR
BWS SUMATERA VII
TABEL HUJAN HARIAN (mm)
Jun
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Juli Agt Sept Okt Nov Des
i
41, TT
1
- - - 00 - U - - - - - -
2 - - - - - - - - - - - -
3 - - - - - - - - - - - -
8,3 17, 1,3
4
0 00 - - - 0 - - - - - -
1,1 25, 2,8
5
0 50 - 0 - - - - - - - -
TT 16, 1,2
6
U 90 0 - - - - - - - - -
9,8 1,5 14, 47,
7
- 0 0 50 - 50 - - - - - -
1,5 1,5 12,
8
0 0 - 20 - - - - - - - -
22, 2,3 5,2 17, 4,0
9
50 0 0 00 - 0 - - - - - -
15, TT
10
- 00 - U - - - - - - - -
2,5 5,3 26,
11
0 0 40 - - - - - - - - -
1,7 7,8 43, 3,8
12
0 0 00 0 - - - - - - - -
TT
13
- - - U - - - - - - - -
22, 8,6 1,5
14
- 00 - 0 - 0 - - - - - -
1,0 1,4
15
- 0 - - - 0 - - - - - -
11, 24, 29,
16
90 30 - - 60 - - - - - - -
1,4 3,2 59, 2,2
17
0 0 - 60 0 - - - - - - -
4,0 2,7 10, 84,
18
0 0 - 50 - 00 - - - - - -
5,4 9,0 9,4 22, 122
19
0 0 0 50 ,10 - - - - - - -
44, 29, 40, 7,6 51,
20
60 00 00 0 00 - - - - - - -
41, 2,2 TT
21
60 0 - - U - - - - - - -
6,6 14, 11, 1,8
22
0 60 - 80 0 - - - - - - -
4,4 8,9 3,5 7,1 7,7 22,
23
0 0 0 0 0 70 - - - - - -
6,5 10, 20, 2,1
24
0 30 - 10 0 - - - - - - -
1,9 TT
25
- - 0 - U - - - - - - -
TT 7,5 22, 6,7
26
- U 0 00 0 - - - - - - -
1,0 64,
27
- - - 0 50 - - - - - - -
8,1 13, 47, 5,0
28
- 0 00 - 20 0 - - - - - -
6,1 4,7
29
0 - 0 - - - - - - - - -
2,1 13, 7,2
30
- 0 10 0 - - - - - - -
28, 2,3
31
- 50 0 - - - -
170 236 187 275 344 167
Jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
,10 ,40 ,90 ,20 ,40 ,40
Jml Hari
16 21 14 17 12 8 0 0 0 0 0 0
Hujan
10, 11, 13, 16, 28, 20, #DIV/ #DIV #DIV #DIV #DIV #DIV
Rerata
63 26 42 19 70 93 0! /0! /0! /0! /0! /0!
44, 29, 43, 59, 122 84,
Max 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
60 00 00 60 ,10 00
Keterangan : "-" Tidak
ada hujan

Anda mungkin juga menyukai