Kabupaten Lebong
Di Susun Oleh :
Nama : Gilang Apriansyah
NPM : G1B017004
Ada sejumlah danau di negara-negara di dunia. Danau terbesar di dunia ialah Laut
Kaspia yang luasnya hampir sama dengan 6 kali luas danau besar. Di Indonesia pun
ada sejumlah danau, yakni terdiri dari sekitar 840 danau-danau besar dan 735 danau-
danau kecil. Danau terbesar di Indonesia ialah danau toba yang ada di Provinsi
Sumatera Utara.
Jenis-jenis Danau
1. Danau Tektonik
Danau Tektonik adalah danau yang terbentuk dari proses tektonik, yakni berupa
proses lipatan, patahan, serta gerakan kulit bumi sehingga sebagian tanah di
permukaan bumi mengalami penurunan. Contoh dari danau tektonik ialah Danau
Toba di Sumatera Utara.
2. Danau Vulkanik
Danau Vulkanik adalah danau yang terbentuk dari letusan gunung berapi. Letusan
tersebut bisa mengubah bentuk gunung dari berbentuk kerucut menjadi berentuk
cekungan. Contoh dari danau vulkanik ialah Danau Maninjau di Sumatera, Danau
Matana di Sulawesi, serta Danau Karimutu di Flores.
3. Danau Karst
Danau Karst adalah danau yang terbentuk akibat pelarutan bahan kapur oleh air
sampai terbentuklah cekungan. Contohnya dari danau karst ialah lokva Bendogede di
Kecamatan Ponjong di daerah Gunung Kidul.
4. Danau Erosi
Danau erosi adalah danau yang terbentuk karena peristiwa erosi atau pun pendalaman
dasar lembar oleh gletser (gumpalan es) dengan massa es yang besar. Contoh dari
danau erosi ialah The Great Lake di Amerika Utara serta Danau Finger di New York.
Selain danau-danau alami, ada juga danau buatan. Danau buatan adalah danau yang
terbentuk lewat rekayasa manusia. Danau buatan biasanya disebut dengan istilah
waduk. Contoh dari danau buatan atau waduk ini ialah Waduk Jatiluhur yang ada di
Jawa Barat.
Fungsi Danau
1. Sebagai Sumber Persediaan Air Bersih
Persediaan di danau sering tak habisnya walaupun dilanda kemarau. Keadaan tersebut
disebabkan daya tampung air yang cukup besar oleh danau. Biasanya danau adalah
air tawar sehingga sering dipakai oleh manusia untuk kebutuhan air bersih sehari-
hari.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan
sekunder, adapun data primer adalah batimetri danau yang didapatkan dari
jurnal yang melakukan melakukan pengukuran di lapangan, meliputi : kedalaman
air danau dengan Echosounder dan untuk mengetahui posisi titik pengukuran
dengan GPS, serta dilakukan pengamatan lapangan untuk mengetahui kondisi
jaringan sungai.
Sedangkan data sekunder yang didapat dari instansi terkait meliputi :
data fluktuasi tinggi muka air danau, debit masuk dan keluar danau, data debit
pengambilan air PLTA, curah hujan, data bending.
untuk mengetahui kondisi hidrologi danau sebelum dan sesudah
pembangunan PLTA dilakukan dengan menganalisis waktu tinggal, curah
hujan, aliran yang masuk dan keluar danau, dan fluktuasi tinggi muka air danau.
Analisiss Data
Morfometri
Aspek morfometri dibedakan atas dimensi permukaan dan dimensi bawah
permukaan.
a. Dimensi permukaan (Surface dimension)
1. Panjang maksimum (Lmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur
jarak terjauh antara dua titik pada tepi permukaan Danau Tes, termasuk melintasi
pulau atau daratan yang terdapat di dalamnya.
2. Panjang maksimum efektif (Le dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan
mengukur jarak terjauh antara dua titik di tepi permukaan Danau Tes.
3. Lebar maksimum (Wmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur
jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan Danau Tes termasuk melintasi pulau atau
daratan dalam situ, yang ditarik tegak lurus terhadap Lmax.
4. Lebar maksimum efektif (We dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan
mengukur jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan Danau Tes, tanpa melintasi
pulau atau daratan yang mungkin terdapat di situ dan ditarik tegak lurus terhadap Le.
5. Luas permukaan (Ao dinyatakan dalam Ha, Km2 atau m 2) merupakan luas
wilayah permukaan Danau Tes yang tertutup air, nilainya akan bervariasi tergantung
pada musim. Pengukuran luas permukaan dari peta bathymetric dengan skala yang
telah diketahui, dapat dilakukan dengan kertas grafik atau penimbangan.
6. Lebar rata-rata (W dinyatakan dalam meter) merupakan rasio antara luas
permukaan Danau Tes (Ao dalam m2) dengan panjang maksimum (Lmax dalam
meter). Persamaan yang digunakan untuk menghitung lebar rata-rata adalah
(Hariyadiet al., 1992):
A0
W=
Lmax
7. Indeks perkembangan garis tepi (SDI, tanpa satuan) menggakan hubungan antara
SL dengan luas permukaan. Perhitungan SDI dalam bentuk persamaan (Hariyadi
etal., 1992).
SL
SDI=
2
√ 22
7
x A0
Keterangan :
SDI > 1 : Bentuk badan perairan tidak beraturan
SDI ≤ 1 : Bentuk badan perairan beraturan
8. Panjang garis keliling pantai (shore line/SL dinyatakan dalam meter) dapat diukur
dari peta bathymetric dengan memperhatikan skalanya, dengan alat curvimeter atau
cara sederhana dengan seutas benang yang diplotkan pada garis tepi Danau Tes.
B. Dimensi bawah permukaan (Subsurface dimension)
1. Kedalaman rata-rata (Z dinyatakan dalam meter) bersifat lebih informatif dari
kedalaman maksimum
2. Kedalaman maksimum (Zm dinyatakan dalam meter) merupakan kedalaman
Danau Inspirasi pada titik terdalam. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan
dengan menggunakan tali berskala dengan diberikan pemberat dibawahnya dan
secara tidak langsung dapat dibaca pada kontur kedalaman peta bathymetric
3. Kedalaman relatif (Zr dinyatakan dalam meter) adalah rasio antara Zm dengan
diameter rata-rata permukaan Danau Tes. Perhitungan kedalaman relatif dalam
bentuk persamaan (Hariyadi et al., 1992 ):
Z r=Z m x 2 x
√ A0 x 100 %
√n
Keterangan:
Zr < 2% : mudah mengalami pengadukan
Zr ≥ 2% : tidak mudah mengalami pengadukan
4. Perkembangan volume danau (Volume Development/VD tanpa satuan) merupakan
ukuran yang menggambarkan bentuk dasar Danau Tes secara umum. Perhitungan
perkembangan volume danau dalam bentuk persamaan (Hariyadi et al., 1992):
A0 x z
VD=
1
z x A0
3 m
Keterangan :
Ao : Luas permukaan air (m2)
Z : Kedalaman rata-rata (m)
Zm : Kedalaman maksimum (m)
Apabila nilai VD > 1 maka dasar perairan relatif rata. Jika nilai VD ≤ 1 maka dasar
perairan berbentuk seperti kerucut.
5. Volume total air Danau Tes (V dinyatakan dalam m3) merupakan perkalian antara
luas permukaan (m2) dengan kedalaman rata-rata (m). Perhitungan volume total
dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Hariyadiet al., 1992):
V = A0 x z
Debit air
Pengukuran debit air dilakukan secara langsung dengan menggunakan data kecepatan
aliran dan luas penampang melintang yang dilakukan di bagian inlet dan outlet Danau
Tes dengan menggunakan benda yang tidak dapat tenggelam (terapung). Benda
tersebut dialirkan di permukaan aliran untuk jarak tertentu dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh benda apung tersebut bergerak dari satu titik ke titik lain. Pengukuran
dilakukan denggan menggunakan tali atau benang dengan panjang satu meter,
kemudian dihanyutkan mengikuti aliran saluran hingga tali menegang, kemudian
dicatat waktunya dengan menggunakan stopwatch. Pengukuran dilakukan sebanyak
tiga kali ulangan disepanjang saluran pada masing-masing lokasi pengamatan.
Pengukuran dilakukan beberapa kali sehingga dapat diperoleh angka kecepatan aliran
rata-rata yang memadai (Kesumaningwati 2005). Besarnya kecepatan permukaan
aliran air (V permukaan dalam detik) adalah :
L
V permukaan =
t
Keterangan :
L = Jarak antara dua titik pengamatan (meter)
T = Waktu perjalanan benda apung (detik)
Besarnya debit dapat dihitung dengan persamaan :
Q=A x V
Keterangan :
A = Luas penampang melintang (m2)
V = Kecepatan aliran (ms-1)
Substrat (tanah)
Tekstur substrat (tanah)
Pengukuran tekstur substrat (tanah) dengan membandingkan persentase fraksi tanah
(pasir, debu, dan liat). Metode yang digunakan ditentukan berdasarkan metode
“pipet” dengan menggunakan sodium methafosfat dan hasil persentase fraksi substrat
tersebut diklasifikasikan menurut sistem United States Departement of Agriculture
(USDA). Adapun besarnya % liat, debu dan pasir kemudian dihubungkan dengan
segitiga tekstur USDA untuk mendapatkan tekstur substrat (tanah) yang diuji
(Hanafiah 2005).
Permeabilitas
Penetapan permeabilitas dilakukan dalam keadaan jenuh dan sampel substrat (tanah)
diambil dari lapangan dengan menggunakan ring sampel. Sampel substrat (tanah)
diambil dengan menggunakan ring sampel. Sampel substrat (tanah) dalam ring
sampel direndam dalam air pada bak perendam sampai setinggi 3 cm dari dasar bak
selama 24 jam. Setelah perendaman selesai, sampel substrat (tanah) dengan ring
sampel dipindahkan ke alat penetapan permeabilitas (permeameter), kemudian air
dari kran dialirkan ke alat tersebut. Jika sampel substrat (tanah) diletakkan pada alat
ini pada jam 9 pagi, maka pengukuran pertama dilakukan pada jam 15 sampai 16.
Pengukuran kedua pada jam 16 sampai 17. Pengukuran ketiga pada jam 9 sampai 10
hari kedua, pengukuran keempat pada jam 9 sampai 10 hari ketiga dan pengukuran
kelima pada jam 9 sampai 10 hari keempat. Yang diamati pada setiap pengukuran
ialah banyaknya volume air yang keluar setelah melalui masa substrat (tanah) selama
1 jam. Menurut Lembaga Penelitian Bogor 1997 perhitungan permeabilitas dengan
menggunakan Hukum Darcy.
Q L L
K= x x
t h A
Keterangan :
K = Permeabilitas (cm/jam)
Q = Banyaknya air yang mengalir setiap penguran (ml)
T = Waktu pengukuran (jam)
L = Tebal sampel tanah (cm)
H = Tinggi permukaan air dari permukaan sampel tanah (cm)
A = Luas permukaan sampel tanah (cm3)
Setelah mendapatkan hasil nilai permeabilitas lalu dimasukkan ke dalam klasifikasi
permeabilitas menurut Unhald dan O’neal.
Porositas
Penetapan porositas dilakukan dengan mengetahui volume contoh, sample tanah
diambil dengan menggunakan ring sampel dengan metode inti dimana pengambilan
dengan cara ring sampel ditekan ke dalam substrat (tanah) dengan hatihati diambil
untuk menjaga agar volume substrat (tanah) sama dengan volume yang diambil pada
ring sampel. Perhitungan porositas dapat dilakukan menggunakan rumus (Hakim
1986) :
Berat Volume( ρb)
n=1,0− x 100 %
Berat Jenis Tanah (ρ p)
Keterangan :
n = Porositas (juga disebut nisbah nisbah) dalam %
ρb = Berat volume (gr/cm3)
ρ p = Berat jenis tanah (gr/cm3)
Analisis kualitas air
Analisis kualitas air Danau Inspirasi dilakukan dengan membandingkan nilai baku
mutu kualitas air menurut PP Nomor 82 Tahun 2001 (Lampiran 2) dan
literaturliteratur lain yang mendukung penelitian dengan nilai yang didapat di
lapangan.
Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalalah proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang dengan
berdasarkan fakta-fakta yang tampak. Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan
informasi tentang berbagai kondisi di lapang. Analisis deskriptif tidak terbatas
sampai pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan
interpretasi tentang data tersebut. Pemecahan masalah yang ada dilakukan dengan
melihat parameter-parameter yang diamati dengan menggunakan matrik penelusuran
masalah.
Hubungan antara kedalaman danau dengan luas permukaan air dan volume
air menunjukkan penurunan luas permukaan air yang relatif kecil.
Hidroklimatologi
Berdasarkan data curah hujan tahun 2018 menunjukkan bahwa pola hujan
bulanan dapat dikatakan relatif merata sepanjang tahun, kecuali bulan Mei
merupakan bulan yang curah hujannya tertinggi dan bulan Juli merupakan bulan
dengan curah hujan yang terkecil.
dirata-rata sebesar 13,37 m3/dt (Gambar 5). Pada periode tahun 1958 sampai
1974 terjadi kecenderungan penurunan debit yang cukup besar, yaitu berturut-
turut sebesar 11 m3/dt , 9 m3/dt, 9 m3/dt, 8 m3/dt, 7 m3/dt, 7 m3/dt, dan 6 m3/dt,
penurunan ini perlu dicari penyebabnya apakah memang terjadi perubahan iklim
secara global atau bersifat lokal, hal ini diperlukan untuk mempredeksi perilaku
iklim dimasa yang akan datang dalam kaitannya dengan konservasi Danau Tes.
padahal air danau mempunyai volume yang sangat besar, yaitu 14.124.110 m3,
juga dicerminkan oleh apa yang disebut dengan volume quotient (ADAS/VW)
dan area quotient (ADAS/AW ) (Ryding,S.O. and Rast.W, 1989) yang