Abstrak
Danau, tasik, telaga, atau situ (bahasa Inggris: lake) adalah daerah perairan yang
terbentuk secara alami, berupa basin air yang sangat luas. [1] Danau adalah
cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun
asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. [2] Danau rata-rata
memiliki kedalaman yang dangkal dan airnya berasal dari berbagai macam sumber
seperti mata air, air tanah, air sungai, dan air hujan. [2] Kebanyakan danau adalah air
tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih
atas. Sebuah danau periglasial adalah danau yang di salah satunya terbentuk
lapisan es, atau gletser, es ini menutupi aliran air keluar danau.
Jenis-Jenis Danau
Danau dibedakan menjadi tujuh jenis. Hal yang membedakan ketujuh
jenis ini adalah proses pembentukannya. Tujuh jenis danau yaitu (Utoyo,
2007, p. 119):
1. DanauTektonik
Jenis danau pertama adalah tektonik, yaitu danau yang terbentuk karena
adanya proses tektonik yang menyebabkan dislokasi lapisan batuan,
misalnya lipatan dan pahatan. Ketika bagian muka bumi mengalami
kemerosotan, bagian tersebut akan terisi oleh air. Contoh dari jenis danau
ini adalah Poso dan Tempe.
2. DanauVulkanik
Danau vulkanik merupakan danau yang terbentuk karena adanya kegiatan
vulkanik yang menyebabkan kemunculan lubang kawah di sebuah
gunung api. Contoh dari jenis danau ini adalah Danau Rinjani dan
Kerinci.
3. DanauTekto-Vulkanik
Seperti namanya, danau jenis ini terbentuk karena adanya gabungan dari
proses tektonik dan vulkanik. Danau Toba merupakan salah satu danau
berjenis tekto-vulkanik.
4. Danau Karst (Dolina)
Jenis danau satu ini dapat terjadi akibat pelarutan batu kapur sehingga
terbentuk cekungan yang kemudian berisi air. Danau Ayamaru
merupakan contoh dari danau karst.
5. Danau Glasial
5. Danau glasial adalah jenis danau yang terbentuk karena adanya erosi oleh
gletser. Contoh dari jenis danau glasial adalah Danau St. Laurence di
Amerika Serikat dan Kanada karena jenis danau ini lebih dijumpai di
kawasan beriklim kutub.
6. Danau Cirques
Jenis danau ini berasal dari pencairan es. Oleh karena itu, danau cirques
banyak ditemukan di area pegunungan tinggi yang tubuhnya tertutup
massa es, yaitu Antartika.
7. Danau Buatan/Bendungan (Waduk)
Danau satu ini merupakan danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia.
Salah satu contohnya adalah Waduk Jatiluhur.
Perbedaan Danau dengan Laut
Air laut dan danau dapat dibedakan berdasarkan kadar mineral garamnya.
Menurut Sasono (2021), air laut memiliki kandungan mineral garam yang
lebih banyak daripada air danau. Hal ini berpengaruh terhadap massa
jenis air laut yang lebih besar daripada air danau. Karena massa yang
lebih besar tersebut, barang-barang juga lebih mudah mengapung di
permukaan laut daripada di permukaan danau.
2.3.2 Suhu
Suhu perairan akan mempengaruhi proses metabolisme ikan di suatu
perairan daratan. Apabila suhu tinggi maka proses metabolisme akan
meningkat dan berdampak pada meningkatnya kebutuhan oksigen.
Meningkatnya suhu juga akan menyebabkan proses difusi (penyerapan)
oksigen ke dalam air menurun, peningkatan suhu perairan dapat disebabkan
oleh berkurangnya tutupan vegetasi di sekitar perairan dan pembuangan
limbah panas (Kasasiah et.al., 2009).Suhu perairan dipengaruhi oleh
intensitas cahaya yang masuk kedalam air.Suhu selain berpengaruh terhadap
berat jenis, viskositas dan densitas air, juga
2.3.6 Nitrat
Fiksasi molekular nitrogen (N2) dari atmosfer secara biologi,
meteorologi atau proses–proses industri merupakan sumber utama dari
nitrogen organik (Andayani,2005). Nitrat (NO3) adalah bentuk utama
nitrogen di perairan alami dan merupakan nitrien utama bagi pertumbuhan
tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut dalam air dan bersifat
stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa
nitrogen di perairan (Effendi, 2003).
Nitrogen merupakan kebutuhan pokok bagi seluruh organisme
terutama fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang (Riyono, 2007).
Menurut (Odum, 1971dalam Susana, 2004), nitrogen yang terdapat dalam
molekul – molekul protein dalam organisme yang telah mati diuraikan oleh
organisme pengurai (bakteri) menjadi bentuk–bentuk nitrogen anorganik,
hasilnya berupa zat hara siap pakai (nitrat). Senyawa ini merupakan salah
satu senyawa sel nutrisi yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan
plankton dan algae, sehingga secara langsung dapat mengontrol produksi
primer. Menurut (Mackentum, 1969 dalam Asriyana dan Yuliana, 2012),
untuk pertumbuhan fitoplankton memerlukan kandungan nitrat pada kisaran
0,9–3,5 mg/L.Nitrat dapat digunakan untuk mengelompokkan tingkat
kesuburan perairan.Perairan oligotrofik memiliki kadar nitrat antara 0–1
mg/liter, perairan mesotrofik memiliki kadar nitrat antara 1–5 mg/liter, dan
perairan eutrofik memiliki kadar nitrat yang berkisar antara 5–50 mg/liter
(Effendi,2003).
2.3.7 Ortofosfat
Menurut Effendi (2003), fosfat merupakan bentuk fosfor yang
dimanfaatkan oleh tumbuhan. Keberadaan fosfor pada kerak bumi relative
sedikit dan mudah mengendap. Fosfor juga merupakan unsur esensial bagi
tumbuhan tingkat tinggi dan algae, sehingga unsur ini menjadi faktor
pembatas bagi tumbuhan dan alga akuatik serta sangat mempengaruhi
tingkat produktivitas perairan. Fosfor berperandalam transfer energi dalam
sel, misalnya terdapat pada ATP (Adenoise Triphosphate) dan ADP
(Adenoise Diphosphate). Ortofosfat yang merupakan produk ionisasi dari
asam ortofosfat adalah bentuk fosfor yang paling sederhana di
perairan.Ortofosfat merupakan salah satu bentuk persenyawaan fosfor yang
terlarutdalam air yang dapat digunakan secara langsung oleh tumbuhan air
danfitoplankton tanpa pemecahan lebih lanjut (Tjahjo dan Sri, 2010).
Suryanto (2006) juga mengatakan bahwa dalam perairan fosfor terdapat
dalam tiga bentuk yaitu ortofosfat, metafosfat, dan polifosfat. Tetapi dari
tiga bentuk itu yang dimanfaatkan oleh fitoplankton dan alga adalah
ortofosfat. Menurut (Mackentum,1969 dalam Asriyana dan Yuliana, 2012),
untuk pertumbuhan fitoplankton memerlukan kandungan ortofosfat pada
kisaran 0,09–1,80 mg/L. Tumbuhan juga menbutuhkanunsur N dan P dalam
pembuatan lemak dan protein tubuh. Unsur N dan P sering menjadi faktor
pembatas dalam produktivitas primer.
2.4 Fitoplankton
plankton adalah organisme renik yang umumnya melayang dalam air,
mempunyai kemampuan renang yang lemah dan distribusinya selalu
dipengaruhioleh gerakan masa air (Odum, 1971). Plankton dibedakan
menjadi 2 yaitufitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton
hewani). Keberadaan di suatu perairan dapat memberikan informasi
mengenai kondisi perairan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah tersebut adalah
danau mempunyai keanekaragaman spesies dan komunitas didalamnya.
Danau menjadi suatu ekosistem yang dapat terbentuk secara alami maupun
buatan, serta danau itu sendiri dapat rusak atau punah secara alami dan
disengaja. Banyak faktor yang mempengaruhi ekosistem pada danau
tersebut dari faktor air, perilaku manusia, lingkungan dan lain lain.
Daftar Pustaka
Augusta, T.S. 2015. Inventarisasi Ikan dan Kondisi Habitat di Danau
Hanjalutung Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropikal. 4(2) : 45-48
Barus, T.A. (2002).
Pengantar Limnologi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Cahyono,E,K.2007.Pengaruh Hujan Asam pada Biotik dan Abiotik. Jurnal
Lapan. 8(3):48-51 Wulandari,D.2009.
Keterikatan Antara Kelimpahan Fitoplankton Dengan Parameter Fisika
Kimia di Estuari Sungai Brantas (Porong) Jawa Timur.[Skripsi].Bogor
Sittadewi,E.H.2008.
Fungsi Strategis Danau Tondano, Perubahan Ekosistem dan Masalah
yang Terjadi. Jurnal Teknik Lingkungan. 9(1) : 59-66 Soeprobowati, T.R dan
Sri Widodo. Status Trofik Danau Rawapening dan Solusi Pengolahannya. 2010.
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal
Sain & Matematika (JSM). (18) : 4 Oktober 2010.
Soprobowati, T.R.2012. Peta Batimertri Danau Rawapening. Bioma.
14(2) : 78-84 Sudarmadji. (1988).
Dampak Perubahan Penggunan Lahan Terhadap Limpasan. Paper
Disampaikan Pada Seminar Pengamanan Lingkungan Dalam Menunjang
Pembangunan. Kerjasama Hagi – Upn Veteran Yogyakarta. 14 April 1988.
Sugianti,B.,E.H.Hidayat,N.Japet,Y.Anggraeni.2014.Daftar Picses
yang Berpotensi Sebagai Spesies Asing Invasif di Indonesia Edisi
Revisi.Jakarta