Anda di halaman 1dari 10

EKOLOGI PERAIRAN TAWAR

Tipe-tipe Ekosistem Perairan Air Tawar

Disusun Oleh

Jennifer Triscova Hutri Pangulimang

19502004

Kelas A Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kita
dapat menyelesaikan makalah ini. Guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh
dosen mata kuliah Ekologi Perairan Tawar yang berjudul “Tipe-tipe Ekosistem Perairan
Tawar”
Dalam penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang kita hadapi, baik itu masalah
dari dalam dan masalah dari luar. Namun kita menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan makalah berkat bantuan kecerdasan serta hikmat dari Allah sehingga kendala
yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang Ekologi
Perairan Tawar yang kami dapatkan dari berbagai sumber informasi internet Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
bagi pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi baiknya
penulisan dimasa yang akan datang.
Lolak, September 2021

Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
Bab 2 Pembahasan
Tipe-tipe Ekosistem Perairan Air Tawar
1. Danau
2. Rawa
3. Sungai
4. Kolam/Situ/Telaga
Bab 3 Penutup
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar Belakang
Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar
yang kaya akan mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak selalu tetap,
adakalanya naik, turun, atau mengering (Irwan, 2003). Danau merupakan salah satu bentuk
ekosistem perairan tawar yang ada di permukaan bumi. Secara fisik, danau merupakan suatu
tempat yang luas mempunyai air yang tetap, jernih atau beragam dengan aliran tertentu dan
keberadaan tumbuhan air terbatas hanya di pinggir danau. Di dalam ekosistem danau terdapat
faktor abiotik dan biotik (produsen, konsumen dan pengurai) yang membentuk suatu
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi (Barus, 2002). Ekosistem perairan tawar
secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan menggenang
(lentic water). Perairan lotik dicirikan adanya arus yang terus menerus dengan kecepatan
bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus, contohnya antara lain:
sungai, kali, kanal, parit, dan lain-lain. Perairan menggenang disebut juga perairan tenang
yaitu perairan dimana aliran air lambat atau bahkan tidak ada dan massa air terakumulasi
dalam periode waktu yang lama.
2. Rumusan Masalah
a. Menjelaskan tipe-tipe ekosistem perairan air tawar yang meliputi danau,
sungai, rawa, kolam/situ/ telaga ?
3. Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tipe-tipe ekosistem perairan air
tawar
Bab 2 Pembahasan
Ekosistem Perairan Tawar
Irwan (2003) dalam Nurwisma (2017, hlm. 1) mengatakan bahwa “Ekosistem air tawar
merupakan salah satu ekosistem yang digenangi air tawar dengan pH airnya sekitar 6, kaya
akan mineral dengan kondisi permukaan air nya tidak tetap selalu berubah, bisa naik turun,
bahkan suatu waktu bisa mengering”. Di permukaan bumi perairan tawar mendiami wilayah
yang relatif lebih kecil dibandingkan laut dan daratan. “Perairan air tawar dalam kehidupan
manusia sangat berperan penting karena perairan air tawar menjadi sumber air yang paling
mudah serta murah bagi kepentingan domestik maupun industri” (Odum, 1994, dalam
Simatupang, L.L.O., 2016, hlm. 4). Dalam ekosistem perairan tawar terdapat menjadi 2
macam perairan, yaitu perairan mengalir atau disebut dengan lotik dan perairan menggenang
atau disebut dengan lentik. Perairan mengalir atau yang disebut dengan lotik memiliki ciri
khas yaitu arus air yang mengalir secara terus menerus mengalir dengan kecepatan yang
bermacam-macam sehingga perpindahan air terus-menerus terjadi, contohnya seperti: sungai,
kanal dan lain-lain. Sementara itu perairan menggenang atau disebut dengan lentik memiliki
ciri khas yaitu arus air yang mengalir sangat lambat bahkan tidak mengalir sama sekali,
massa air nya terakumulasi dalam waktu yang lama, contohnya seperti: danau, waduk dan
lainnya.
Macam-macam Ekosistem Air Tawar
Perairan tenang (lentik)
1. Danau
Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter
persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah berdasarkan
penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi
fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak tertembus cahaya matahari disebut daerah
afotik. Di danau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin.
Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas
tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknya dari tepi.
Berdasarkan hal tersebut danau dibagi menjadi 4 daerah sebagai berikut.
a. Daerah litoral
Daerah ini merupakan daerah dangkal. Cahaya matahari menembus dengan optimal. Air yang
hangat berdekatan dengan tepi. Tumbuhannya merupakan tumbuhan air yang berakar dan
daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air. Komunitas organisme sangat beragam
termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis,
serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan
angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau. Komunitas Alamiah pada
Zona Litoral
 Produsen
Pada daerah litoral ada dua tipe utama produsen, yaitu golongan tanaman berakar atau
golongan bentos, yang umumnya Spermatophyta dan fitoplankton yang umumnya Algae.
 Konsumen
Zona litoral banyak didiami berbagai macam hewan, lebih banyak daripada zona yang lain.
Hampir semua filum yang hidup dalam habitat air terdapat di sini. Hewan periphyton disini
memperlihatkan zonasi lebih ke arah vertikal, hewan tersebut antara lain: siput, cacing,
rotifera, cacing pipih, dan berbagai macam larva, dan juga amphibi, reptil, pisces.
b. Daerah limnetik
Daerah ini merupakan daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar
matahari. Daerah ini dihuni oleh berbagai fitoplankton, termasuk ganggang dan sianobakteri.
Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan
musim semi. Zooplankton yang sebagian besar termasuk Rotifera dan udang-udang kecil
memangsa fitoplankton. Zooplankton dimakan oleh ikan- ikan kecil. Ikan kecil dimangsa
oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung
pemakan ikan.
c. Daerah profundal
Daerah ini merupakan daerah yang dalam, yaitu daerah afotik danau. Mikroba dan organisme
lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh
dari daerah limnetik. Karena tidak ada cahaya maka penghuni zona profundal bergantung
pada zona limnetik dan litoral
d. Daerah bentik
Daerah ini merupakan daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme
mati.
Danau juga dapat dikelompokkan berdasarkan produksi materi organik-nya, yaitu sebagai
berikut :
 Danau Oligotropik
Oligotropik merupakan sebutan untuk danau yang dalam dan kekurangan makanan, karena
fitoplankton di daerah limnetik tidak produktif. Ciri-cirinya, airnya jernih sekali, dihuni oleh
sedikit organisme, dan di dasar air banyak terdapat oksigen sepanjang tahun.
 Danau Eutropik
Eutropik merupakan sebutan untuk danau yang dangkal dan kaya akan kandungan makanan,
karena fitoplankton sangat produktif. Ciri-cirinya adalah airnya keruh, terdapat bermacam-
macam organisme, dan oksigen terdapat di daerah profundal. Danau oligotrofik dapat
berkembang menjadi danau eutrofik akibat adanya materi- materi organik yang masuk dan
endapan. Perubahan ini juga dapat dipercepat oleh aktivitas manusia, misalnya dari sisa-sisa
pupuk buatan pertanian dan timbunan sampah kota yang memperkaya danau dengan buangan
sejumlah nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi ganggang atau blooming,
sehingga terjadi produksi detritus yang berlebihan yang akhirnya menghabiskan suplai
oksigen di danau tersebut. Pengkayaan danau seperti ini disebut "eutrofikasi". Eutrofikasi
membuat air tidak dapat digunakan lagi dan mengurangi nilai keindahan danau.
2. Rawa
Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang penggenangannya
dapat bersifat musiman atau pun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi).
Genangan air dapat berasal dari hujan atau luapan air sungai pada saat pasang. (Adawiyah,
2010). Pada musim hujan lahan tergenang sampai satu meter, tetapi pada musim kemarau
menjadi kering, bahkan sebagian muka air tanah turun mencapai jeluk (depth) > 50 cm dari
permukaan tanah. (Noor, 2004).
Ekosistem rawa dibagi menjadi tiga yaitu : tawar, asin, dan payau. Rawa air tawar merupakan
ekosistem dengan habitatnya yang sering digenangi air tawar yang kaya mineral dengan pH
sekitar 6. Kondisi air tidak selalu tetap, adakalanya naik atau adakalanya turun, bahkan suatu
ketika dapat pula mengering (Irwan, 2007).
Perairan mengalir (Lotik)
Perairan mengalir (lotik) dicirikan adanya arus yang terus-menerus dengan kecepatan
bervariasi sehingga perpindahan massa air berlangsung terus-menerus. Contohnya antara
lain : sungai, kali, kanal, parit, dan lain-lain.
1. Sungai
Sungai sebagai salah satu bagian dari ekosistem air tawar yang mengalir, dapat membawa
berbagai unsur atau makanan yang mungkin dibutuhkan bagi kehidupan manusia dan
makhluk lain yang dilaluinya. Meskipun luas sungai dan jumlah air yang mengalir
didalamnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas air di laut, namun sungai memiliki
peranan penting secara langsung bagi kehidupan manusia dan makhluk sekitarnya
(Brotowidjoyo dkk., 1995). Menurut Odum (1996), menjelaskan bahwa berdasarkan
kecepatan arusnya, habitat air tawar dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu: habitat air
tawar yang tergenang atau habitat (lenis = tenang), seperti mata air dan sungai. Selanjutnya
berdasarkan kecepatan arusnya, aliran air (sungai) dibagi menjadi dua zona utama, yaitu:
 Zona air deras: daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk
menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga
dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos, pada umumnya terdapat pada hulu sungai
di daerah pegunungan.
 Zona air tenang: bagian sungai dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur
dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasar sungai menjadi
lunak, tidak sesuai untuk bentos karena bentos hidup di dasar atau hidup pada
endapan sedangkan permukaan air cocok untuk kehidupan nekton dan plankton. Zona
ini banyak dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di pantai timur Sumatera dan
Kalimantan.
Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi
sedikit curam, sedikit landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak
menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan tempat
berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah.
Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau
daerah penyangga.
Semakin ke hilir, kelandaian aliran air sungai akan semakin kecil, daya gerus terhadap dasar
akan berkurang dan konsentrasi sedimen yang dikandungnya cukup besar sehingga
mengakibatkan kapasitas transport aliran akan mengecil dan sedimen yang terbawa dari hulu
akan mengendap. Hilir akan ditemukan pada daerah dataran rendah. Muara sungai adalah
bagian sungai pada pertemuan ujung aliran air sungai dengan perairan lainnya, baik berupa
sungai yang lebih besar, danau, maupun laut. Pada bagian muara, memiliki tebing yang lebih
landai dan dangkal, memiliki daya erosi yang kecil, dan memiliki badan air yang dalam. Pada
bagian muara banyak zat-zat hara yang terbawa oleh perairan sungai dari hulu ke hilir. Ini
menyebabkan daerah muara merupakan daerah muara merupakan daerah yang subur. Ketiga
daerah pada sungai tersebut memiliki karakteristik terhadap jenis ikan dan jumlah ikan yang
mendiami daerah tersebut. Pada daerah hulu, populasi ikan (baik jenis maupun jumlah) lebih
sedikit dibandingkan dengan daerah hilir dan muara (Brotowidjoyo dkk., 1995).
2. Kolam
Kolam merupakan sebuah tempat untuk menampung air dengan jumlah tertentu, yang biasa
digunakan oleh masyarakat untuk memelihara ikan. Menurut Susanto, dalam Aminasti (2011)
secara teknis kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan sengaja
dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan budidaya dan
target produksinya. Ekosistem pada kolam merupakan salah satu ekosistem perairan air tawar
yang sifatnya tenang (lentik), terakumulasi dalam suatu tempat dan keberadaan tumbuhan air
terbatas hanya dipinggir saja (Barus, 2004). Lingkungan atau habitat kolam memiliki
pengaruh terhadap makhluk hidup yang terdapat pada kolam sehingga terjadilah interaksi.
Interaksi faktor biologi, kimia dan fisika inilah yang mempengaruhi kualitas suatu perairan
pada kolam. Sofyan, dkk. (2011) Menyatakan bahwa kompleksitas biologi, fisika perairan
melahirkan eksternalitas yang berakibat pada terjadinya degradasi lingkungan dan seterusnya
terjadinya pencemaran perairan. Ekosistem pada kolam berbeda dengan ekosistem perairan
tawar lainnya, hal ini dapat dilihat dari komponen penyusun maupun karakteristik perairan
yang terdapat pada kolam. Ekosistem kolam secara garis besar terdiri dari 3 wilayah
horizontal (Diah, dkk. 2004), diantaranya:
 Wilayah litoral: wilayah tepi kolam yang didominasi oleh organisme
hydrilla,Ghydra,Hcapung, katak, dll. Vegetasi pada wilayah litoral didominasi boleh
Tumbuhan yang mengapung dan tenggelam
 Wilayah limnetik: wilayah perairan terbuka yang masih dapat ditembus cahaya
matahari. Wilayah ini banyak mengandung fitoplankton dan zooplankton, karena
banyak plankton pada wilayah ini banyak terdapat ikan
 Wilayah profundal: daerah yang dalam dengan berbagai jenis dekomposer pada
bagian dasarnya. Pembagian wilayah menyebabkan variasi organisme dan vegetasi
pada kolam meningkat, yang dimana hal ini dapat dijadikan dasar sebagai parameter
kualitas suatu perairan. Menurut Nybakken, dalam Yoga, dkk. Organisme perairan
dapat digunakan sebagai indikator pencemaran karena habitat, mobilitas dan umurnya
yang relatif lama mendiami suatu wilayah perairan tertentu.

Bab 3 Penutup
Kesimpulan
Dalam ekosistem perairan tawar terdapat menjadi 2 macam perairan, yaitu perairan mengalir
atau disebut dengan lotik dan perairan menggenang atau disebut dengan lentik. Perairan
mengalir atau yang disebut dengan lotik memiliki ciri khas yaitu arus air yang mengalir
secara terus menerus mengalir dengan kecepatan yang bermacam-macam sehingga
perpindahan air terus-menerus terjadi, contohnya seperti: sungai, kanal dan lain-lain.
Sementara itu perairan menggenang atau disebut dengan lentik memiliki ciri khas yaitu arus
air yang mengalir sangat lambat bahkan tidak mengalir sama sekali, massa air nya
terakumulasi dalam waktu yang lama, contohnya seperti: danau, waduk dan lainnya.
Perairan Lentik
1. Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa
meter persegi hingga ratusan meter persegi. Di danau terdapat pembagian daerah
berdasarkan penetrasi cahaya matahari.
2. Rawa merupakan sebutan untuk semua daerah yang tergenang air, yang
penggenangannya dapat bersifat musiman atau pun permanen dan ditumbuhi oleh
tumbuhan (vegetasi). Genangan air dapat berasal dari hujan atau luapan air sungai
pada saat pasang
Perairan Lotik
1. Sungai sebagai salah satu bagian dari ekosistem air tawar yang mengalir, dapat
membawa berbagai unsur atau makanan yang mungkin dibutuhkan bagi kehidupan
manusia dan makhluk lain yang dilaluinya.
2. Kolam merupakan sebuah tempat untuk menampung air dengan jumlah tertentu, yang
biasa digunakan oleh masyarakat untuk memelihara ikan.
Daftar Pustaka
Bab X Ekologi Air Tawar, Pertemuan_15IPA.5040512. http://sc.syeknurjati.ac.id
Khofiyani, Ika Nur 6 Bab 11 Kajian Teori A. Ekosistem Perairan Air Tawar.
http://eprints.uny.ac.id
5 Bab ll Tinjauan Pustaka 2.1 Perairan Sungai Sebagai... http://repository.ump.ac.id
8 Bab ll Tinjauan Pustaka 2.1 Ekosistem Kolam. http://eprints.umm.ac.id

Anda mungkin juga menyukai