Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Shalawat serta salam mahabbah semoga senantiasa
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan
penyempurna seluruh risalah-Nya.
Kami tahu bahwa laporan Ekologi Perairan ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari Dosen, Asisten Dosen dan seluruh pembaca atas
kekurangan laporan ini agar laporan ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini. Semoga kebaikan yang diberikan
oleh semua pihak kepada penulis menjadi amal sholeh yang senantiasa mendapat
balasan dan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Swt.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini, untuk
itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
ANGGOTA KELOMPOK
1. Nama
NPM
2. Nama
NPM
3. Nama
NPM
4. Nama
NPM
5. Nama
NPM
: Anggun Safitri
: 1114111008
: Cindy Ria Nuari
: 1114111016
: Gito Rolis
: 1114111027
: Lukman Hakim
: 111111031
: Melinda Oktafiani
:1114111034
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Anggota Kelompok
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan Pratikum
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Kondisi Umum Perairan Kabupaten Pesawaran
II.2. Ekosistem Sungai
II.2.1. Faktor yang Mempengaruhi Ekosistem Sungai
II.2.2. Faktor Fisik
II.2.3. Faktor Biologi
II.2.4. Faktor Kimia
II.3. Ekosistem Pantai
II.3.1. Kondisi Fisik Pantai
II.3.2. Faktor Fisik yang Bekerja
II.3.3. Faktor Kimia
II.3.4. Faktor Biologi
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1.
Kondisi Fisik dan Kimia
III.1.1. Kecerahan
III.1.2. Suhu
III.1.3. Arus
III.2.
Kondisi Biologi
III.3.
Hubungan Kondisi Fisik, Kimia dan Biologi
IV.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
UCAPAN TERIMA KASIH
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data hasil pengamatan kualitas air 28 November 2012 siang hari
Tabel 2. Data hasil pengamatan kualitas air 28 November 2012 malam hari
Tabel 3. Data hasil pengamatan kualitas air 29 November 2012 siang hari
Tabel 4. Data makrobentos 1
DAFTAR LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
Ekosistem perairan dibagi menjadi dua tipe, yaitu: perairan mengalir (lotik) atau sungai dan
perairan tergenang (lentik). Perairan tergenang (lentik, asal kata lenis yang artinya tenang)
yang mencakup danau, waduk, rawa, kolam, dan genangan air lain. Pada praktikum ini
kami mengadakan pengambilan sampel di Pantai berbatu, mangrove dan sungai
Ekologi merupakan ilmu yang mencakup lingkungan darat dan lingkungan perairan.
Lingkungan perairan merupakan salah satu cabang ilmu yang penting peranannya dalam
mempelajari hubungan timbal balik. antara makhluk hidup dan lingkungan perairan,
pengetahuan mengenai lingkungan perairan sangat berguna bagi mahasiswa perikanan,
karena menyangkut kelestarian sumber daya perairan yang dapat menentukan pola
pemanfaatan dan pengelolaan serta pengembangan sumber daya perairan.
Pada dasarnya studi mengenai ekosistem perairan merupakan kajian tentang struktur dan
fungsi biota dalam ekosistem perairan bersangkutan. Hal ini berarti keberadaan plankton
tidak bisa dipisahkan dengan masalah kualitas perairannya sebagai tempat hidup mereka.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa peranan plankton dalam
ekosistem perairan merupakan cerminan tingkat produktivitas perairan, mengingat
peranan plankton juga merupakan salah satu faktor daya dukung lingkungan.
Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh
beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah
pasang-surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini umumnya tumbuh pada daerah
intertidal dan supratidal yang cukup mendapat aliran air, dan terlindung dari gelombang
besar dan arus pasang-surut yang kuat. Untuk mengetahui lebih dalam struktur, tipe, dan
jenis ekosistem pada hutan mangrove maka dilakukan adanya praktikum ini.
I.2 Tujuan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Kecamatan Padang Cermin memiliki luas 317,63 km2 atau 31.763 ha dan
mempunyai ketinggian 24 m dari permukaan laut, curah hujan berkisar 3000 mm
per tahun, suhu berkisar 32 36 C. Wilayah pesisir Kecamatan Padang Cermin
terletak di pantai barat Teluk Lampung, yang terdiri dari beberapa teluk dan pulaupulau kecil seperti Teluk Hurun dan Teluk Ratai, merupakan rangkaian teluk-teluk
kecil yang terletak di pesisir Padang Cermin (Badan Pusat Statistik Kabupaten
Lampung Selatan, 2007).
Pada praktikum dilakukan pada pantai dengan perbedaan sedimen dan sungai.
Pantai berlumpur (mangrove) pada post 1 dan 4, pantai berpasir pada post 2,
pantai berbatu pada post 3 dan sungai pada post 5. Letak dari post tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.
gelombang bergerak secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air
bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang (Barus, 2004).
2.2.1
Faktor Biologi
Organisme yang hidup di air tawar adalah biasanya bersel satu dan
dinding selnya kuat.
klorofil
mampu
melakukan
fotosintesis.
Proses
Ekositem pantai pasir merupakan zona litoral yang terkena ombak terus menerus
dan terpaan cahaya matahari selama 12 jam. Pantai berpasir hampir tidak ada
kehidupan. Karakteristik pantai berpasir adalah sebagai berikut:
a. Kebanyakan terdiri dari kwarsa dan feldspar,bagian yang paling banyak dan
paling keras sisa-sisa pelapukan batu di gunung.
b. Dibatasi didaerah dimana gerakan air yang kuat mengangkut partikelpartikel yang halus dan ringan.
c. Total bahan organik dan organisme yang hidup di pantai berpasir jauh lebih
sedikit dibanding dengan jenis pantai lainnya (Juprimalino, 2012).
II.2.2
menjadi
maksimum)
beberapa
tingkat,
tetapi
tidak
II.
Parameter
Wakt
u
Suhu (C)
11.0
0
Kecerahan
(%)
Arus (m/s)
2
Suhu
Kecerahan
13.1
5
Arus (m/s)
Suhu
Kecerahan
15.3
0
Arus (m/s)
U1
U2
U3
310
310
300
100
100
100
0.035
m/s
0.043
m/s
0.046
m/s
320
310
280
100
100
100
0.056
m/s
0.058
0.071
320
320
310
100
100
100
0.071
0.056
0.067
Suhu
Kecerahan
17.4
0
Arus (m/s)
5
Suhu
Kecerahan
Arus (m/s)
18.1
0
320
320
310
100
100
100
0.091
0.077
0.067
300
290
280
100
100
100
0.091
0.143
0.125
Dari data tersebut diketahui bahwa semua post memiliki kecerahan 100%. Suhu di setiap
post berbeda, namun perbedaannya sekitar 1-2 0C. perbedaan suhu ini dapat terjadi
karena perbedaan kondisi lingkungan di setiap stasiun pengukuran parameter kualitas air,
selain itu juga perbedaan waktu pengukuran. Kecepatan arus pada post 4 dan 5 lebih
tinggi dibandingkan post 1, 2 dan 3. Hal ini dimungkinkan karena waktu pengambilan
sampel yang terlalu sore dimana keadaan sedang pasang.
Suhu pada perairan ini juga tidak berbeda diakibatkan cahaya matahari yang merata pada
permukaan sehingga suhu pada stasiun itu secara horizontal sama. Suhu air sangat
berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan, sehingga dengan
perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses di
dalam perairan. Pada perairan yang tergenang yang mempunyai kedalaman air minimal
1,5 meter bisaanya akan terjadi pelapisan (stratifikasi) suhu. Pelapisan ini terjadi karena
suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan suhu air dibagian bawahnya. Stratifikasi
suhu pada kolom air dikelompokkan menjadi tiga yaitu pertama lapisan epilimnion yaitu
lapisan sebelah atas perairan yang hangat dengan penurunan suhu relatif kecil (dari 32 C
menjadi 28 C). Lapisan kedua disebut dengan lapisan termoklin yaitu lapisan tengah yang
mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari 28 C menjadi 21 C). Lapisan ketiga
disebut lapisan hipolimnion yaitu lapisan paling bawah di mana pada lapisan ini perbedaan
suhu sangat kecil relatif konstan. (Wibawa,2010).
Menurut Odum (1971), kecerahan air adalah bentuk pencerminan daya tembus atau
intensitas cahaya yang masuk dalam perairan. Kecerahan perairan juga dapat ditentukan
karena adanya fitoplankton atau tumbuhan air lainnya yang terdapat dalam perairan.
Kecerahan air dapat diukur apabila kedalaman tembus cahaya matahari ke dalam kolam
minimum 40 cm. Pengukuran kecerahan dapat digunakan untuk menentukan besarnya
produktifitas primer dalam perairan. Dari pengukuran yang dilakukan dengan
menggunakan Secchi disc, maka perairan di Pantai Ketapang dan Muara Sungai Klara
memiliki kecerahan yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengamtan di lapangan, kualitas air di lokasi pengambilan sampel
tergolong bagus dengan tingkat kecerahan tinggi, arus sedang dan suhu peraian sekitar
29-30 0C.
Parame
ter
Wakt
u
Suhu
20.00
Arus
(m/s)
2
Suhu
Suhu
20.15
Suhu
20.20
Suhu
Arus
(m/s)
60
55
340
19,2
20,07
320
14,34
16,07
12,09
9,25
11,8
10,37
0.076
20.35
Arus
(m/s)
5
U3
0.025
Arus
(m/s)
4
300
U2
0.018
Arus
(m/s)
3
U1
300
0.116
21.00
260
0.092
Pada pengukuran parameter kualitas air di malam hari, yang diukur hanya suhu dan arus.
Tidak seperti keadaan suhu pada siang hari, suhu yang diukur malam hari hasilnya lebih
beragam pada tiap post. Suhu pada post 1 dan 4 yang merupakan bagian dari ekosistem
mangrove memiliki suhu 30 0C, sedangkan pada post 2 suhunya 34 0C, pada post 3
suhunya 320C dan pada post 5 memiliki suhu 26 0C. perbedaan suhu ini terjadi karena
perbedaan kondisi lingkungan di sekitar tempat pengambilan sampel. Pada post 1 dan 4
yang merupakan ekosistem mangrove memiliki suhu sedang karena daerah terlindungi
hutan mangrove, jadi penyerapan dan penyimpanan panas pada perairan pun cukup baik.
Sedangkan pada ekosistem pantai berbasir memiliki suhu tertinggi di malam hari karena
perairan langsung menyerap panas dari matahari dan di sekelilingnya tidak terdapat
pepohonan yang dapat menyerap atau memanfaatkan panas tersebut. Sedangkan pada
ekosistem sungai memiliki suhu terendah karena sungai merupakan perairan tawar dan
proses penyerapanmaupun pelepasan panas pun lebih cepat, jadi pada malam hari
suhunya menurun karena tidak mendaat pasokan sinar matahari. Untuk arus tidak jauh
berbeda denga keadaan di siang hari. Bahka pada beberapa post kecepatan arus di
malam hari cenderung lebih kecil yaitu pada post 1 dan 2, hal ini dapat disebabkan saat
pengambilan sampel pasang terendah pada siklus harian sedang terjadi.
Hasil Pengamatan Kualitas Air Siang Hari
Kamis, 29 November 2012
Tabel 3. Data hasil pengamatan kualitas air 29 November 2012 siang hari
Po
st
1
Parameter
Wakt
u
Suhu
08.00
Kecerahan
(%)
U1
U2
U3
280
100
100
100
0.027
0.022
0.045
Arus (m/s)
2
Suhu
08.30
Kecerahan
100
100
100
Arus (m/s)
0.034
0.1
0.053
100
100
100
0.043
0.028
0.05
100
100
Suhu
Kecerahan
09.
15
Arus (m/s)
4
290
Suhu
Kecerahan
10.00
300
310
100
Arus (m/s)
5
Suhu
0.039
11.25
0.083
0.062
280
Kecerahan
100
100
100
Arus (m/s)
0.143
0.125
0.143
Dari data tersebut diketahui bahwa semua post memiliki kecerahan 100%. Suhu di setiap
post berbeda, perbedaannya sekitar 1-2 0C. Perbedaan suhu ini dapat terjadi karena
perbedaan kondisi lingkungan di setiap stasiun pengukuran parameter kualitas air, selain
itu juga perbedaan waktu pengukuran. Kecepatan arus pada post 5 lebih tinggi
dibandingkan post 1, 2, 3 dan 4. Suhu tertinggi terdapat pada post 4, yaitu ekosistem
mangrove dengan suhu 310C.
Data Makrobentos
Rabu, 28 Nvember 2012
Post
Ulangan
1
3
Right handed
snail (2)
Mussel (1)
2
Mussel (1)
Right handed
snail (3)
Aquatic worms
(1)
Mussel (2)
Mussel (4)
Left handed snail
(5)
berdasarkan tabel diketahui bahwa jenis makrobentos yang paling banyak didapatkan
ialah right handed snail, yaitu sejenis keong (siput) dari filum Mollusca kelas Gastropoda.
Data Makrobentos
Rabu, 28 Nvember 2012
Post
Ulangan
1
Right handed
snail (2)
Mussel (1)
Mussel (1)
Mussel (2)
Aquatic worms
(1)
Mussel (1)
4
Right handed
snail (2)
Dari tabel makrobentos diketahui bahwa bentos yang paling banyak ditemukan berasal
dari Filum Mollusca Kelas Gastropoda. Disusul kemudian dari Kelas Bivalvia dan cacing
laut. Berdasarkan referensi, seharusnya ekosistem yang memiliki paling banyak organism
di dalamnya adalah ekosistem mangrove, namun pada saat pengambilan sampel
didapakan pada post 2 yaitu ekosistem ppantai berpasir yang memiliki banyak bentos. Hal
ini dimungkinkan karena saat pengambilan sampel kurang merata dan tidak sampai ke
dasar substrat tempat bentos banyak hidup.
Tabel 6. Data hasil plankton pada 5 stasiun
no
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
jenis plankton
Halosphaera viridis
Prorocentrum scutellum
Thitsanoessa roschii
R. alata
Gyrosigma sp.
R. seligera
Skelelonema costalom
Metridia lucens
Electra plossa
cyphonautos
Glycerid larvae
Young larva
J. globosa
Salpa fusiformis
Q. fusiformis
Larva ini shell
Salpa asymmetrica
Microcalanus pusillus
Ceralium candelabrum
Gyrodinium glaucum
Solitari form
Telson
Clavelina lepadiformis
Rhizosolenia styliformis
Leptocylindricus damcus
C. yranii
Exuviolla sp.
Uropod
Thalasslosira decipiens
jumlah
21
3
1
10
53
23
7
16
2
12
10
24
15
22
9
14
3
4
5
8
28
10
8
7
15
15
7
5
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Paralia sulcata
Phalacroma sp
Bacillaria paradoxa
Ditylum brightwelli
Pennate dlatomnaviculod type
Streptotheca thamensis
Melosira borreri
Ankistrodemus falcatus
Antistrodesmus
fusiformis
Tetrastrum
staurogeniaeforme
Cylotella
pseudostelligera
Diatoma elongatum
Cylotella meneghiniana
Cleaned valve
Diatoma vulgared
Trachelomonas
volvocinopsis
Chlamydomonas
isogama
Tetrastum
staurogeniforme
11
8
16
2
7
5
4
15
11
7
11
13
6
16
9
17
9
5
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa plankton terbanyak dari jenis
Gyrosigma sp. yang berjumlah 53. Gyrosigma sp. merupakan fitoplankton yang berbentuk
panjang. Dan yang memiliki jumlah paling sedikit dari jenis zooplankton, yaitu
Thitsanoessa roschii berjumlah 1, Electra plossa cyphonautos berjumlah 2, Ditylum
brightwelli berjumlah 2. Didapatkan jenis fitoplankton yang banyak pada pengambilan
sampel disebabkan pengambilan sampel dominan dilakukan pada siang hari dimana
fitoplankton sedang berfotosintesis, sedangkan zooplankton kebanyakan hanya keluar ke
permukaan pada malam hari (nocturnal).
III.
KESIMPULAN
mangrove berlumpur.
6. Selisih suhu yang terdapat dimasing-masing stasiun tidak berbeda jauh hanya
berkisar 1-20C.
7. Untuk kecepatan arus, daerah sungai memiliki kecepatan arus yang lebih tinggi
dikarenakan sungai memiliki faktor kelerengan, luas penampang yang menyebabkan
arus lebih tinggi dibandingkan dengan laut,
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat, 1986. Ekosistem Perairan, Suatu Permodelan Hayati. Crespent Press: Jakarta
Juprimalino, 2012. Eksplorasi Pantai dan Penjabaran Secara Logis. PT. Pradnya
Paramita: Jakarta.
Juwana, 2001. Faktor Biologi Laut. IPB Press: Bogor.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Terj. dari Marine Biology:
An Ecological Approach, oleh Eidman, M., etc. 1992. PT Gramedia Pustaka
Utama.
Odum, E.P. 1993. Fundamental of Ecology. Third Edition. W.B. Saunders Co. Philadelphia
and London. 546 p.
Trudgill, K.A., and E.V. Armbrust, 1988. Text Book of: An Introduction to the Worlds
Oceans. Ninth Edition. McGraw-Hill Companies, Inc., New York.
Tomascik, T., A.J. Mah, A. Nontji & M.K. Moosa. 1997. The Ecology of the Indonesian
Seas: Part One. Periplus Editions (HK) Ltd., Singapore: xiv + 642 hlm.
http://wikipedia.org/ekosistem-perairan/2345611255677. Diakses pada 12
Desember 2012: 19.30.
Dengan selesainya laporan ini, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang telah memberikan kesehatan sehingga kami dapat
melaksanakan praktikum dan dapat menyelesaikan laporan ini.
2. Para dosen yang terlibat dalam praktikum Oceanography-ekologi perairan yang
telah memberikan materi yang berkaitan dengan praktikum ini.
3. Para asisten dosen yang senantiasa membantu dan membimbing kami mulai dari
awal persiapan sampai praktikum selesai.
4. Dan kepada teman-teman yang selalu bersama-sama baik dalam keadaan susah
maupun senang.
LAMPIRAN
jenis plankton
Halosphaera viridis
Prorocentrum scutellum
jumlah
21
3
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Thitsanoessa roschii
R. alata
Gyrosigma sp.
R. seligera
Skelelonema costalom
Metridia lucens
Electra plossa
cyphonautos
Glycerid larvae
Young larva
J. globosa
Salpa fusiformis
Q. fusiformis
Larva ini shell
Salpa asymmetrica
Microcalanus pusillus
Ceralium candelabrum
Gyrodinium glaucum
Solitari form
Telson
Clavelina lepadiformis
Rhizosolenia styliformis
Leptocylindricus damcus
C. yranii
Exuviolla sp.
Uropod
Thalasslosira decipiens
Paralia sulcata
Phalacroma sp
Bacillaria paradoxa
Ditylum brightwelli
Pennate dlatomnaviculod type
Streptotheca thamensis
Melosira borreri
Ankistrodemus falcatus
Antistrodesmus
fusiformis
Tetrastrum
staurogeniaeforme
Cylotella
pseudostelligera
Diatoma elongatum
Cylotella meneghiniana
1
10
53
23
7
16
2
12
10
24
15
22
9
14
3
4
5
8
28
10
8
7
15
15
7
5
11
8
16
2
7
5
4
15
11
7
11
13
6
42
43
44
45
46
Cleaned valve
Diatoma vulgared
Trachelomonas
volvocinopsis
Chlamydomonas
isogama
Tetrastum
staurogeniforme
16
9
17
9
5
Jenis Makrobentos
Jumlah
12
Mussel
Mussel
Aquatic worms
Mussel
Aquatic worms
Mussel
Museel
20
Gilled snail