Anda di halaman 1dari 3

NAMA : CAHYATI

NPM : 1906287244

1. Jelaskan dampak antropogenik terhadap kualitas air di ekosistem perairan dan bagaimana
usaha pencegahannya.
Antropogenik adalah aktivitas manusia yang dapat berdampak atau menghasilkan sesuatu.
Aktivitas antropogenik ini dapat menyebabkan dampak positif dan negatif. Pengaruh
antropogenik ini menyebabkan peningkatan konsentrasi logam berat, merkuri, koliform, dan
beban nutrisi. Antropogenik dapat menurunkan kualitas air pada badan air. Selain itu, bencana
alam juga dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Faktor antropogenik yang mempengaruhi
kualitas air di ekosistem perairan misalnya penggunaan pupuk, herbisida dan pestisida;
pendangkalan sungai akibat erosi; pemuatan nutrisi di perairan; limpasan dari kawasan hutan
yang terdegradasi; dan peternakan,industrialisasi, pembuangan limbah dan kegiatan domestik
lainnya. Perubahan pola penggunaan lahan termasuk perubahan tutupan lahan juga berdampak
buruk terhadap aliran dan kualitas air. Pemulihan kualitas air membutuhkan waktu yang berbeda-
beda, tergantung pada skala geografis dan intensitas kejadiannya. Kualitas air ditentukan oleh
faktor-faktor yang kompleks. Setiap badan air memiliki faktor-faktor kualitas air yang berbeda-
beda, sehingga tidak ada faktor yang universal untuk menentukan kualitas air pada tiap badan air.
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan menekan faktor antropogenik yang
mempengaruhi kualitas air seprti mengurangi penggunaan pupuk kandang dan pestisida,
mengurangi polutan yang diakibatkan dari kegiatan peternakan, meminimalisir praktik irigasi yang
tidak efisien, melakukan upaya untuk mencegah penggundulan hutan, meminimalisir limbah dari
budidaya perikanan, mengurangi polusi akibat limbah industri dan limbah domestik,
pertambangan, dan kegiatan rekreasi.
2. Jelaskan perbandingan antara habitat lotik dengan habitat lentik.
Habitat lotik merupakan habitat perairan dengan aliran air yang mengalir, memiliki arus sehingga
airnyaterus bergerak contohnya seperti sungai sedangkan habitat lentik merupakan habitat
perairan dengan aliran air yang tenang dan diam serta tidak memiliki arus sehingga pergerakan
arusnya tidak mengalir atau diam contohnya seperti danau, rawa, dan kolam. Terdapat beberapa
faktor yang membedakan habitat lotik dan habitat lentik yaitu, terdapat arus (baik arus kuat atau
lemah), pertukaran antara permukaan dan dasar air lebih intensif, kadar oksigen yang lebih tinggi
dan keadaan suhu dan kandungan zat dalam perairan lebih merata.
Secara keseluruhan ciri-ciri habitat lotik adalah airnya mengalir, merupakan ekosistem terbuka
dari kadar oksigen terlarut relatif tinggi. Aliran air dalam ekosistem lotik merupakan faktor
pembatas bagi organisme yang ada di dalamnya. Artinya organisme yang tidak dapat melakukan
adaptasi terhadap adanya aliran air akan tersingkir. Aliran ini juga dapat menjadi penentu jenis
dan komposisi komponen biotik dalam ekosistem. Aliran air tergantung pada topografi, besarnya
sungai dan debit air yang mengalir. Misalnya, jenis organisme di pinggir sungai berbeda dengan
jenis organisme di dalam atau di dasar sungai. Air ekosistem lotik tidak tetap, melainkan berubah
tergantung pada musim. Di pulau Jawa, pada umumnya air sungai keruh dan banjir di musim hujan
sedangkan di musim kemarau airnya kecil dan bahkan mengering. Keadaan ini merupakan suatu
indikator adanya kerusakan ekosistem darat didaerah hulu sungai. Sebagai suatu ekosistem
terbuka, kosistem lotik memperoleh kiriman bahan organik yang terbawa aliran air dari daerah
hulu atau daratan misalnya, berupa bangkai, sampah atau daun-daun yang gugur ke sungai.
Meskipun dari ekosistem lotik itu sendiri hewan-hewan dapat memperoleh makanan, beberapa
hewan sungai ada yang memakan bahan organik yang terbawa aliran air. Jadi, ekosistem lotik
mendapat pengaruh yang besar dari ekosistem daratan. Aliran air memudahkan terjadinya
NAMA : CAHYATI
NPM : 1906287244

persentuhan antara permukaan air yang luas dengan udara. Apalagi, jika disepanjang ekosistem
lotik terdapat jeram, riak-riak kecil, dan air terjun. Keadaan yang demikian menyebabkan kadar
oksigen terlarut relatif tinggi. Tingginya kadar oksigen memberikan kondisi pada hewan-hewan
sungai untuk hidup dilingkungan yang cukup oksigen, sehingga mereka menjadi peka terhadap
kekurangan oksigen. Adanya bahan pencemar yang dapat mereduksi (mengurangi) oksigen
terlarut dapat menimbulkan bencana bagi hewan air itu.
Sementara itu, habitat lentik merupakan suatu bentuk ekosistem perairan yang di dalamnya aliran
atau arus air yang tidak memegang peranan penting. Hal ini karena aliran air tidak terlampau
besar atau tidak mempengaruhi kehidupan organisme yang ada di dalamnya. Pada perairan ini
faktor yang amat penting diperhatikan adalah pembagian wilayah air secara vertikal yang memiliki
perbedaan sifat untuk tiap lapisannya, contoh dan jenis perairan ini diantaranya danau, rawa, situ,
kolam, dan perairan menggenang lainnya. Perairan menggenang di bagi dalam tiga lapisan utama
yang didasari oleh ada tidaknya penetrasi cahaya matahari dan tumbuhan air, yaitu: Littoral,
limnetik dan profundal, sedangkan atas dasar perbedaan temperatur perairannya, perairan
menggenang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu: metalimnion, epilimnion, dan hipolimnion.
Kelompok organisme di perairan menggenang berdasarkan niche utama dalam kedudukan rantai
makanan meliputi produser (autotrof), makro konsumer (heterotrof) dan mikrokonsumer
(dekomposer). Kelompok organisme yang ada di perairan menggenang berdasarkan cara
hidupnya meliputi: benthos, plankton, perifiton, nekton dan neuston.
3. Uraikan perbedaan antara danau alam dan danau buatan manusia.
Perbedaan antara danau alami dan danau buatan diantaranya yaitu,
• Air yang dilepaskan atau dialirkan dari permukaan danau alami berbeda dengan air yang
dialirkan dari dasar danau buatan.
• Air yang berasal dari dasar danau buatan mengandung DO yang lebih rendah, salinitas dan
kandungan nutrisi yang lebih tinggi dari pada yang berasal dari danau alami. Ketinggian
permukaan air di suatu danau buatan sangat berfluktuasi, sedangkan ketinggian permukaan air di
danau alami relatif stabil.
• Bagian yang terdalam dari danau buatan terdapat di dekat outlet danau, sedangkan danau alami
di bagian tengah danau.
• Perbedaan-perbedaan tersebut mengharuskan pengelolaan danau alami dan danau buatan
(waduk/reservoir/ impoundment) menggunakan tehnik manajemen yang berbeda
4. Avertebrata bentik berdasarkan mekanisme makannya diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu
shredders, collectors, scrapers, dan predators. Menurut River Continuum Concept, terjadi
perbedaan komposisi avertebrata bentik dari hulu ke bagian hilir sungai. Jelaskan penyebab
perbedaan komposisi tersebut (Gambar 2.7).
Ilustrasi skema konsep kontinum sungai, yang menekankan tren hilir progresif dalam ukuran
saluran, produksi primer (P), respirasi (R), dan kelompok fungsional makroinvertebrata sungai.
Diagram lingkaran menunjukkan proporsi relatif dari kelompok fungsional. CPOM adalah bahan
organik partikulat kasar. FPOM adalah bahan organik partikulat halus. P/R < 1 menunjukkan
bahwa respirasi melebihi produksi primer. Perifiton adalah biofilm. RCC mengemukakan
perubahan hilir progresif dalam kepentingan relatif dari produksi primer versus respirasi dan
dalam struktur dan fungsi komunitas akuatik (Gbr. 2.7). Penyebab perbedaan komposisi
avertebrata bentik dari hulu ke bagian hilir yaitu adanya variasi dalam tren hilir terkait dengan
keberadaan bendungan dan waduk yang mengatur ulang pola hilir, seperti yang dijelaskan dalam
NAMA : CAHYATI
NPM : 1906287244

model diskontinuitas serial. Studi lain menekankan dinamika patch hirarkis, yang mencirikan
koridor sungai terdiri dari patch yang relatif homogen dari skala mikrohabitat hingga jangkauan
saluran, dengan perubahan yang berbeda dalam proses dan bentuk antar patch sehinga
komposisinya beragam.

Anda mungkin juga menyukai