Anda di halaman 1dari 11

Barnabas Pablo Puente Wini Bhokaleba S.Pi, M.

Si

NIDN. 0830047903
PENDAHULUAN

 Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang penting untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Namun keberadaannya terancam baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

 Sumberdaya perairankurang tereksplorasi.

 Sumberdaya perairan mempunyai arti penting baik dari segi ekologi, sosial maupun ekonomi.

 Ekosistem perairan merupakan suatu unit ekologis yang mempunyai komponen biotik dan
abiotik yang saling berhubungan di habitat perairan. Komponen biotik terdiri dari flora dan
fauna, sedangkan komponen abiotik terdiri atas komponen tidak hidup seperti air dan sifat
fisik dan kimianya.

 Biota perairan yang hidup sebagai komponen biotik dapat digolongkan sebagai pleuston,
plankton, nekton, benthos dan peryphyton.

 Komponen abiotik seperti kecepatan arus, tipe substrat, suhu air (fisik) maupun kandungan
oksigen terlarut, nitrat, ortofosofat (kimiawi).
 Ekosistem Perairan secara garis besar dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim
(kondisi cuaca yang berlangsung dalam jangka panjang dalam suatu wilayah),
fisiografi (bentuk permukaan bumi sebagai hasil proses geologis dan proses
geomorfologis), edafik (sifat fisik kimia air dan tanah yang menentukan
komposisi tumbuhan dan hewan yang mampu hidup di suatu habitat dan faktor
biotik (keanekaragamanflorafauna).

 Berdasarkan kejadiannya, ekosistem perairan dibagi menjadi perairan alami


(misalnya sungai) dan perairan buatan seperti waduk, kolam dan tambak.
Berdasarkan habitatnya, perairan dibedakan menjadi ekosistem perairan
mengalir (lotik) seperti sungai dan ekosistem perairan tergenang(lentik) seperti
waduk.
 Komponen biotik dan abiotik di semua habitat ekosistem perairan tawar
dipelajari untuk mendukung keberlanjutan produksi perikanan berbasis pada
pengendalian pencemaran, pengendalian eutrofikasi, konservasi perairan dan
restorasi perairan.

FUNGSI DAN MANFAAT EKOSISTEM PERAIRAN

HabitatBiotaAir
 Tempat berlangsungnya transfer energi melalui rantai makanan,

misalnya untuk mengetahui ekologi sungai adalah pengetahuan


tentang rantaimakanannya.
 Invertebrata yang paling dominan di sungai adalah benthos.
Vertebrata yang paling dominanadalah ikan.
 Ikan jarang terlihat karena ikan mengambil makanannya pada
malam hari dan bersembunyipada tanaman dan batuanpada siang
hari.
 Sebagian insekta, oligochaeta, cacing nematoda, crustacea, dan
molusca, banyak dijumpai sebagai komponen yang menyusun
benthos sungai.
Peran dalamSiklus Hidrologi
 Ekosistem perairan mempunyai fungsi dan manfaat dalam menjaga

keberlangsungan proses hidrologi. Siklus hidrologi menjelaskan


beberapa perubahan dari bentuk air yang bersirkulasi dari atmosfer
ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer.

 Beberapa bagian dari siklus ini, seperti hujan ataupun aliran


permukaan/limpasan permukaan atau “run-off” tetapi hal-hal lain
dari siklus ini seperti keberadaan air tanah dan perkolasi (aliran air
di permukaan dan dalam tanah)juga sangat
pentinguntukdiperhatikan.

 Saat terjadinya hujan,air dapat masuk ke dalam tanah atau yang


disebut proses infiltrasi atau mengalir di permukaan tanah. Air
dalam tanah yang terikat oleh pori-pori dan mineral tanah, ada yang
dapat dimanfaatkan oleh tanaman sebagai air tersedia, menguap dari
permukaan tanah atau mengalir di permukaan atau mengalir ke
dalam tanahdan tersimpan dalam tanahsebagai air tanah.
Mitigasi Bencana

 Indonesia masih menghadapi masalah banjir, karena itu


keberadaan ekosistem perairan mempunyai arti penting dalam
mencegah dan mengendalikan banjir.

 Air hujan yang melimpah tidak terus menuju laut, tetapi tertahan
di beberapa ekosistem perairan yang dilewati air hujan dalam
perjalanannyamenuju laut.
 Tersedianya perairan yang sehat untuk biota dapat mendukung
keberlanjutan fungsi ekologis, sosial dan ekonomi dari ekosistem
perairan.

DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP EKOSISTEM


PERAIRAN

 Pencucian sisa penggunaan pupuk dan pestisida kegiatan


pertanian yang mengalir ke perairan akan meningkatkan
ketersediaan unsur hara sehingga dapat menyebabkan eutrofikasi
perairan dan menyebabkan pencemaran terhadap ekosistem
perairan.
 Kegiatan pelurusan sungai dapat meningkatkan kecepatan aliran
karena tidak adanya meandering sungai dan hilangnya vegetasi ripa
rian sebagai tempat berlindung organisme perairan. Akibatnya
terjadi penurunan keanekaragaman hayati invertebrata dan ikan
Abad 20.
 Pembangunan DAM (pembendungan sungai-sungai) mempunyai
dampak negatif tehadap ekosistem perairan sungai melalui
perubahan struktur komunitas dan fungsi ekosistem.Efek dari
pembangunan DAM adalah menghalangi migrasi ikan, merubah
aliran sungai, merubah karakter perairan dari sistem lotik (mengalir)
menjadi lentik(tergenang).
 Kegiatan limbah peternakan yang dibuang ke sungai dapat

menyebabkan meningkatnya ketersediaan bahan organik sehingga


mengurangi ketersediaan oksigen terlarut dan berdampak pada
menurunnya keanekaragaman hayati organisme perairan dan
terjadinya pencemaranperairan.

 Kegiatan budidaya ikan di air tergenang dapat meningkatkan


ketersediaan bahan organik di kolom air bagian bawah yang berasal
dari organisme yang mati, hasil ekskresi dan sisa pakan. Keadaan
tersebut dapat menghasilkan gas-gas toksik seperti gas amonia dan
sulfida berbahayauntukkegiatan perikanan.

 Kegiatan industri dan pemukiman merupakan sumber langsung


pencemaranterhadapekosistem perairan.
DAMPAK PENANGANAN TERHADAP EKOSISTEM
PERAIRAN
 Penanganan terhadap ekosistem perairan diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

 Pendekatan untuk menangani dampak besar dan penting ini melalui : (1)
pendekatan teknologi, misalnya pembangunan IPAL dan teknik konservasi
baik vegetatif maupun civil teknik. (2) pendekatan sosial ekonomi,
melibatkan masyarakat sekitar dalam perencanaan dan pengelolaan kegiatan
dan pemberian kompensasi. (3) pendekatan institusi yaitu melalui mekanisme
kelembagaan yang ditempuh pemrakarsa dalam rangka melibatkan stakeholder
melalui pengawasan dan pelaporan.

 Upaya pengendalian kerusakan ekosistem perairan oleh pemerintah dengan


diterbitkannya : (1) UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya, (2) PP No 82 tahun 2001tentang Pengelolaan
Kualitas air dan pengendalian pencemaran perairan.

Anda mungkin juga menyukai