Oleh :
Ariqoh Ansori
Sri Julianti
Sri Marlyna
Sumarli Simamora
Susilawati
Tama Chandra H
Tiara Sari
d. Zona Sublitoral
Merupakan daerah peralihan antara zona litoral dan zona profundal. Sebagai
daerah peralihan zona ini banyak dihuni oleh banyak jenis organisme bentik dan
juga organisme temporal yang datang untuk mencari makan.
3. Karakteristik Perairan Telaga
Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368
juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan
salju. Komposisi air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah, dan
gunung es. Semua bentuk air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer
melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara terus menerus (Effendi,
2003:36). Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water)
dan air tanah (ground water). Air permukaan merupakan air yang berada di
waduk, sungai, danau, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami
peresapan ke dalam tanah. Telaga merupakan genangan air tawar dangkal yang
terbentuk secara alami dan masih dapat ditembus sinar matahari hingga bagian
dasarnya. Telaga banyak sekali terdapat di Indonesia. Telaga mendapat debit
airnya secara periodik di musim hujan, Pada musim kemarau kadang debit airnya
menyusut drastis. Menurut Masyamsir (2000:25), ciri - ciri telaga dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Banyak- terdapat tumbuh-tumbuhan litoral.
b. Biasanya danau terletak pada tempat yang datar, kadang-kadang terdapat di
pegunungan.
c. Air berwarna hijau sampai hijau kuning disebabkan oleh warna tumbuh -
tumbuhan yang terkandung dalam air danau sehingga kecerahan air rendah.
d. Kadar nitrat dan phospat tinggi.
e. Pada musim panas terjadi pengurangan oksigen karena kegiatan plankton
hewani.
f. Lumpur dasar danau, kaya akan bahan organik dan proses dekomposisi pada
lumpur danau biasanya kuat.
g. Banyak terdapat fitoplankton sehingga sering terjadi blooming.
Telaga dapat difungsikan sebagai daerah konservasi dan tempat
wisata alam yang memiliki sumber keanekaragaman hayati yang cukup besar.
Ekosistem telaga terdiri atas unsur organisme dan lingkungan yang saling
berinteraksi antar keduanya. Menurut Tansley (1978:32), semua organisme dan
lingkungannya yang terdapat dilokasi tertentu merupakan unsur-unsur yang oleh
para ahli ekologi disebut ekosistem. Ekosistem mesti terdiri dari satu atau
beberapa komunitas dan masing-masing komunitas terdiri produsen, konsumen
dan pengurai. Hubungan antara produsen, konsumen dan pengurai membentuk
mata rantai dan pada masing-masing rantai ini terjadi arus energi. Kegunaan
telaga, rawa dan danau sangat vital untuk penampung sementara akan limpahan
air hujan dan mempertahankarmya di musim kemarau. Kegunaan utama tersebut
merupakan hal yang wajar, namun masalah yang sangat dikhawatirkan adalah
kecepatan berubahnya fungsi sistem tersebut menjadi penampung berbagai
macam polutan dan limbah baik pabrik maupun rumah tangga (Bapedalda,
2002:17).
C. Faktor faktor yang mempengaruhi perairan
Beberapa nilai penting yaitu faktor abiotik yang sangat mempengaruhi
Air mempunyai sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-
sama mengurangi perubahan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan terjadi
lebih lambat daripada udara. Variasi suhu dalam air tidak sebesar jika
dibandingkan di udara hal ini merupakan faktor pembatas utama karena
organisme akuatik sering kali mempunyai toleransi yang sempit. Perubahan suhu
menyebabkan pola sirkulasi yang khas dan stratifikasi yang amat mempengaruhi
kehidupan akuatik (Odum, 1993: 369-370). Kenaikan temperatur akan
menimbulkan beberapa akibat sebagai berikut:
d) Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya
mungkin akan mati. ( Fardiaz,1992:22-23)
2) Kecepatan arus
Kecepatan arus dapat berpengaruh pada beberapa hal, antara lain oksigen terlarut
(DO), pH, dan juga kadar bahan yang terlarut pada air. Kecepatan arus dapat
bervariasi sangat besar di tempat yang berbeda dari suatu aliran air yang sama
(membujur ataupun melintang dari poros arah aliran) dan dari waktu ke waktu. Di
dalam aliran yang besar atau sungai, arus dapat berkurang sedemikian rupa
sehingga menyerupai kondisi air yang tergenang (Odum, 1993: 393).
Penetrasi cahaya seringkali terhalang oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi
zona fotosintesis yang merupakan habitat akuatik yang dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan, terutama disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap,
seringkali penting sebagai faktor pembatas.Sebaliknya bila kekeruhan disebabkan
oleh mikroorganisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi prokdutivitas.
Kejernihan dapat diukur dengan alat yang sangat sederhana yang disebut akram
secchi. Fotosintesis masih dapat terjadi pada intensitas rendah, tingkatan 5%
menandai batas bawah kebanyakan zona fotosintesis (Odum, 1993: 370-71).
4) Substrat dasar
Tipe dasar yang dapat berupa kerikil, tanah liat, batuan utama atau pecahan batu
menentukan sifat komunitas serta kerapatan populasi dari komunitas dominan.
Dasar yang keras terutama bila terdiri dari batu, dapat menyediakan tempat yang
cocok untuk organisme (binatang atau tumbuh-tumbuhan) untuk menempel atau
melekat. Dasar di air tenang yang lunak dan terus menerus berubah umumnya
membatasi organisme bentik yang lebih kecil sampai bentuk penggali, tetapi bila
kedalaman lebih besar lagi, yang gerakan airnya lebih lambat, lebih sesuai untuk
nekton, neuston dan plankton. Pasir atau lumpur halus biasanya merupakan tipe
dasar yang paling tidak sesuai dan mendukung jenis dan individu tanaman dan
binatang bentik. Dasar tanah liat umumnya lebih sesuai daripada pasir. Bidang
batu yang datar atau pecahan batu bisanya menghasilkan variasi organisme dasar
yang paling besar dan paling padat (Odum, 1993: 395).
b. Faktor Kimiawi
4) Nitrat
Nitrogen selalu ada dalam ekosistem perairan dan kebanyakan melimpah dalam
bentuk gas. Secara reaktif jumlah yang sedikit ada dalam kombinasi bentuk
amonia (NH4-), nitrat (NO2-), urea (CO[NH2]2) dan terlarut dalam senyawa
organik. Nitrat secara normal paling umum adalah dalam bentuk kombinasi
nitrogen anorganik dalam danau dan aliran. Konsentrasi dan jumlah persediaan
nitrat sangat berhubungan dengan praktek penggunaan lahan di sekitar perairan.
Ion-ion nitrat bergerak dengan mudah melewati tanah dan dengan mudah hilang
dari tanah pada sistem drainase alami. Ini berbeda dengan ion-ion fosfat dan
amonium yang tertahan oleh partikel tanah (Goldman, 1983:131).
5) Fosfat
Walaupun dibutuhkan dalam jumlah kecil, fosfor adalah salah satu elemen
pembatas pertumbuhan fitoplankton, karena fosfor geokimia pada kebanyakan
kolam drainase bersama dengan kekurangan fosfor yang sama untuk fiksasi
nitrogen. Fosfat berbeda dengan nirat, diserap oleh partikel tanah dan tidak
bergerak dengan mudah oleh air tanah. Fosfor tidak dibutuhkan untuk
pertumbuhan dalam jumlah besar seperti karbon, oksigen, hidrogen dan nitrogen,
tetapi fosfor salah satu elemen pembatas di tanah dan air tawar. Alasan utama
untuk hal ini ada 3 hal yaitu: (1) fosfor mengandung mineral yang secara
geokimia langka dan jadi persediaan nutrisi normal yang berasal dari batuan yang
akan kekurangan fosfor, (2) tidak ada fase gas dalam siklus fosfor jadi tidak ada
persamaan dengan fiksasi nitrogen, dan (3) fosfor cukup reaktif untuk mengikat
dengan rapat pada variasi tanah (Goldman, 1983:132).