Disusun Oleh:
Vina Christina Simbolon
223010405034
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN PERIKANAN
PRODI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Memahami Lingkungan
Laut dan Dampaknya Terhadap Kehidupan". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
untuk memenuhi syarat mata kuliah Oseanografi di program studi Ilmu Kelautan.
Laut merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Namun, manusia seringkali tidak menyadari betapa pentingnya menjaga dan melestarikan
lingkungan laut. Kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan, seperti pencemaran dan
perubahan iklim, dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan laut dan kehidupan
di dalamnya.
Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dasar oseanografi, lingkungan hidup
laut, dampak lingkungan laut terhadap kehidupan, serta upaya pelestarian lingkungan laut.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik
tentang pentingnya menjaga lingkungan laut dan dampak positif dari pelestarian lingkungan
laut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah di masa yang akan datang.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan masyarakat luas dalam
memahami pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan laut.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan berkah-Nya
kepada kita semua.
BAB 1
PENDAHULUAN
Kegiatan manusia yang tidak ramah lingkungan, seperti pencemaran dan perubahan iklim,
dapat membawa dampak negatif terhadap lingkungan laut dan kehidupan di dalamnya.
Dampak-dampak tersebut tidak hanya merugikan organisme laut, tetapi juga dapat
berdampak pada kehidupan manusia, seperti penurunan kualitas bahan makanan laut,
bencana alam, dan konflik antarnegara.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan laut, dampak-
dampak yang mungkin terjadi, dan upaya-upaya pelestarian lingkungan laut. Makalah ini
disusun untuk memberikan informasi dan wawasan tentang dasar-dasar oseanografi,
lingkungan hidup laut, dampak lingkungan laut terhadap kehidupan, serta upaya pelestarian
lingkungan laut.
Melalui makalah ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang
pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan laut. Makalah ini juga diharapkan dapat
memberikan masukan dan informasi yang berguna bagi masyarakat, pemerintah, dan
pengambil kebijakan dalam mengambil langkah-langkah untuk melestarikan lingkungan
laut.
1. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi dan wawasan tentang
dasar-dasar oseanografi, lingkungan hidup laut, dampak lingkungan laut terhadap
kehidupan, serta upaya pelestarian lingkungan laut.
2. Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Oseanografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lautan dan semua yang terkait dengan
laut, termasuk organisme yang hidup di dalamnya, fisika dan kimia air laut, topografi dasar laut,
dinamika atmosfer dan iklim laut, serta interaksi antara laut dan daratan.
1. Kedalaman laut: Laut memiliki kedalaman yang sangat bervariasi, mulai dari permukaan
laut hingga ke dasar laut yang mencapai ribuan meter. Kedalaman laut dipengaruhi oleh
topografi dasar laut dan jenis batuan yang membentuk dasar laut.
2. Arus laut: Arus laut terbentuk akibat perbedaan suhu, tekanan, dan arah angin di
permukaan laut. Arus laut memiliki peran penting dalam mengatur iklim laut dan
mempengaruhi pergerakan organisme laut serta distribusi nutrisi di dalam laut.
3. Gelombang laut: Gelombang laut terbentuk akibat adanya energi gelombang yang
dipindahkan dari angin di permukaan laut. Gelombang laut dapat memiliki berbagai
ukuran dan kecepatan tergantung pada kekuatan angin dan jarak yang ditempuh.
4. Kimia air laut: Kimia air laut dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, salinitas,
oksigen, dan nutrisi. Perubahan kimia air laut dapat mempengaruhi kesehatan dan
keberlangsungan hidup organisme laut.
5. Keanekaragaman hayati laut: Keanekaragaman hayati laut sangat tinggi dan mencakup
berbagai jenis organisme seperti ikan, plankton, terumbu karang, dan mamalia laut.
Organisme laut memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut
dan berperan penting dalam keseimbangan kehidupan di Bumi.
1. Zona epipelagik: Zona epipelagik atau disebut juga zona terbuka, merupakan zona yang
paling terang di permukaan laut dan menjadi tempat terjadinya fotosintesis oleh plankton
dan ganggang. Zona ini mempunyai kedalaman antara 0 hingga 200 meter.
2. Zona batipelagik: Zona batipelagik adalah zona yang sangat dalam di dasar laut dengan
kedalaman antara 200 hingga 4.000 meter. Zona ini jarang terkena sinar matahari dan
kehidupan organisme laut di zona ini sangat tergantung pada sumber makanan yang ada.
3. Zona hadal: Zona hadal adalah zona paling dalam di dasar laut, dengan kedalaman lebih
dari 6.000 meter. Zona ini jarang dipelajari karena kesulitan teknologi untuk
menjelajahinya. Beberapa contoh organisme yang ditemukan di zona hadal adalah ikan
abisal, cumi-cumi raksasa, dan udang.
4. Komposisi kimia air laut: Air laut terdiri dari berbagai macam zat kimia, seperti air
garam, oksigen, karbon dioksida, dan nutrisi. Konsentrasi zat kimia ini bervariasi
tergantung pada kedalaman dan lokasi laut.
5. Struktur dasar laut: Struktur dasar laut mencakup berbagai bentuk topografi seperti
gunung laut, lembah laut, punggungan laut, dan palung laut. Struktur dasar laut dapat
mempengaruhi kondisi lingkungan di laut, seperti suhu dan salinitas air laut.
1. Arus laut: Arus laut adalah pergerakan air laut yang konstan dan terus-menerus. Arus laut
dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti perbedaan suhu, angin, dan rotasi bumi. Arus
laut sangat berpengaruh terhadap pergerakan organisme laut, transportasi material
organik dan anorganik, serta perubahan suhu dan salinitas air laut.
2. Gelombang laut: Gelombang laut adalah pergerakan air laut yang terjadi akibat dari
perbedaan tekanan dan energi di permukaan laut. Gelombang laut dapat terjadi karena
adanya angin, getaran bawah laut, gempa bumi, dan pasang surut. Gelombang laut sangat
penting dalam membentuk pantai dan membawa material organik dan anorganik di
sepanjang pantai.
3. Pasang surut: Pasang surut adalah naik-turunnya permukaan laut secara berkala yang
terjadi karena adanya interaksi antara gravitasi bulan dan matahari dengan bumi. Pasang
surut sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme laut, seperti misalnya saat saat
terumbu karang terendam air laut ketika pasang, dan terpapar udara ketika surut.
4.
BAB 3
LINGKUNGAN HIDUP LAUT
1. Suhu air laut: Suhu air laut sangat berpengaruh terhadap kehidupan organisme laut.
Organisme laut memiliki rentang suhu yang dapat diterima dan berubah dalam merespons
suhu air laut yang berubah. Perubahan suhu air laut juga dapat mempengaruhi sirkulasi
termohalin (termohaline circulation), yaitu pergerakan air laut yang terjadi akibat
perbedaan suhu dan salinitas.
2. Salinitas air laut: Salinitas adalah jumlah garam dalam air laut. Salinitas air laut sangat
berpengaruh terhadap sifat fisika air laut seperti kepadatan, viskositas dan konduktivitas.
Salinitas air laut juga berpengaruh terhadap kehidupan organisme laut.
3. Kedalaman laut: Kedalaman laut sangat berpengaruh terhadap distribusi nutrisi, suhu, dan
cahaya di laut. Organisme laut yang hidup di dasar laut memiliki kondisi lingkungan
yang berbeda dengan organisme laut yang hidup di permukaan laut. Kedalaman laut juga
mempengaruhi pergerakan air laut dan sirkulasi termohalin.
4. Tekanan air laut: Tekanan air laut bertambah seiring meningkatnya kedalaman laut.
Tekanan air laut yang sangat tinggi pada kedalaman laut tertentu dapat mempengaruhi
kehidupan organisme laut yang sensitif terhadap tekanan.
5. Transparansi air laut: Transparansi air laut berhubungan dengan kejernihan air laut.
Transparansi air laut mempengaruhi distribusi cahaya dan fotosintesis oleh organisme
laut di permukaan laut dan juga mempengaruhi tingkat penetrasi cahaya ke dasar laut.
1. pH air laut: pH air laut dapat mempengaruhi keseimbangan biokimia di laut dan
kehidupan organisme laut. Kenaikan karbon dioksida (CO2) di atmosfer akibat aktivitas
manusia dapat meningkatkan keasaman air laut (penurunan pH), yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme laut seperti terumbu karang.
2. Oksigen: Oksigen dalam air laut sangat penting bagi kehidupan organisme laut.
Kekurangan oksigen di laut dapat terjadi akibat eutrofikasi atau peningkatan nutrien di
laut yang dapat mengakibatkan alga berlebihan tumbuh dan menguras oksigen di laut.
3. Nutrien: Nutrien seperti nitrogen dan fosfor sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan organisme laut. Namun, peningkatan nutrien di laut dapat menyebabkan
eutrofikasi dan mengganggu keseimbangan ekosistem laut.
4. Logam berat: Logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium dapat terakumulasi di
organisme laut dan mempengaruhi kesehatan organisme laut dan manusia yang
mengonsumsi organisme laut tersebut.
5. Plastik: Plastik yang dibuang ke laut dapat terdegradasi menjadi partikel-partikel kecil
yang dikenal sebagai mikroplastik. Mikroplastik dapat terakumulasi di organisme laut
dan mempengaruhi kesehatan organisme laut dan manusia yang mengonsumsi organisme
laut tersebut.
1. Keanekaragaman hayati: Laut merupakan tempat hidup bagi berbagai macam organisme,
termasuk plankton, ikan, mamalia laut, dan lain sebagainya. Keanekaragaman hayati ini
sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan berbagai manfaat yang
diberikan oleh laut bagi manusia.
2. Kondisi perairan: Kondisi perairan seperti suhu, salinitas, dan arus laut dapat
mempengaruhi kondisi hidup organisme laut. Beberapa organisme laut memiliki toleransi
yang berbeda terhadap kondisi perairan tertentu, sehingga perubahan kondisi perairan
dapat mempengaruhi keberadaan dan jumlah populasi organisme laut.
3. Dampak manusia: Aktivitas manusia seperti perikanan berlebihan, pembuangan limbah,
dan perubahan iklim dapat mempengaruhi kondisi biologi laut. Aktivitas ini dapat
menyebabkan penurunan populasi spesies tertentu, kerusakan terumbu karang, dan
gangguan pada rantai makanan di laut.
4. Pencemaran: Pencemaran laut dapat mempengaruhi kesehatan organisme laut dan
manusia yang mengonsumsinya. Pencemaran dapat terjadi akibat pembuangan limbah,
minyak, bahan kimia, dan lain sebagainya.
BAB 4
DAMPAK LINGKUNGAN LAUT TERHADAP
KEHIDUPAN
1. Kenaikan suhu air laut: Perubahan iklim menyebabkan suhu air laut semakin meningkat.
Kenaikan suhu air laut dapat memicu perubahan dalam kondisi laut seperti arus laut, pola
cuaca, dan curah hujan. Hal ini dapat mempengaruhi keberadaan dan reproduksi berbagai
jenis organisme laut, serta mengurangi produktivitas laut.
2. Penurunan kualitas air laut: Perubahan iklim juga dapat menyebabkan penurunan kualitas
air laut akibat perubahan pH dan tingkat oksigen. Hal ini dapat mempengaruhi kehidupan
organisme laut seperti karang dan plankton.
3. Peningkatan tingkat asam laut: Perubahan iklim menyebabkan peningkatan kadar CO2 di
atmosfer, dan sebagian besar CO2 ini diserap oleh laut. Hal ini menyebabkan
peningkatan tingkat asam laut, yang dapat mempengaruhi keberadaan organisme laut
yang memiliki kerangka atau cangkang.
4. Peningkatan tingkat permukaan laut: Peningkatan suhu air laut juga dapat menyebabkan
peningkatan tingkat permukaan laut akibat pelepasan es di kutub. Hal ini dapat
menyebabkan banjir di wilayah pesisir dan berdampak pada habitat organisme laut di
wilayah pesisir.
5. Perubahan pola migrasi dan reproduksi organisme laut: Perubahan iklim dapat
mempengaruhi pola migrasi dan reproduksi organisme laut. Beberapa jenis ikan dan
mamalia laut bergantung pada suhu air untuk migrasi dan reproduksi, sehingga perubahan
suhu air laut dapat mempengaruhi pola migrasi dan reproduksi organisme laut tersebut.
1. Keracunan organisme laut: Pencemaran air laut dengan zat kimia berbahaya seperti
merkuri, PCB, dan dioksin dapat menumpuk dalam jaringan organisme laut dan memicu
keracunan pada manusia dan hewan yang mengonsumsinya.
2. Kerusakan terumbu karang: Pencemaran air laut dengan limbah industri dan domestik
dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang. Terumbu karang merupakan ekosistem
laut yang sangat penting dan memiliki peran vital dalam menjaga keseimbangan
ekosistem laut.
3. Kematian ikan dan mamalia laut: Pencemaran air laut dengan bahan kimia seperti
minyak, pestisida, dan limbah industri dapat menyebabkan kematian massal pada ikan
dan mamalia laut. Selain itu, sampah plastik di laut juga dapat mematikan ikan dan
hewan laut yang tersangkut atau menelan sampah tersebut.
4. Penurunan kualitas air laut: Pencemaran air laut dapat menyebabkan penurunan kualitas
air laut. Air laut yang tercemar dengan limbah domestik dan industri dapat mengandung
bahan kimia berbahaya, virus, dan bakteri yang berpotensi membahayakan manusia dan
hewan laut yang mengonsumsinya.
5. Gangguan pada keanekaragaman hayati: Pencemaran lingkungan laut dapat
menyebabkan gangguan pada keanekaragaman hayati laut. Banyak organisme laut yang
tidak tahan dengan kondisi lingkungan yang tercemar dan akan meninggalkan habitat asli
mereka. Hal ini dapat mempengaruhi rantai makanan laut dan mengancam kelangsungan
hidup spesies yang rentan.
Perlindungan lingkungan laut memerlukan adanya kebijakan dan regulasi yang jelas dan tegas.
Beberapa kebijakan dan regulasi perlindungan lingkungan laut yang ada di Indonesia antara lain:
UU ini merupakan dasar hukum dalam pengelolaan lingkungan hidup, termasuk lingkungan laut.
UU ini menetapkan bahwa setiap orang, termasuk pemerintah, wajib melindungi dan memelihara
lingkungan hidup.
2. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
pulau Kecil
UU ini mengatur tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, yang merupakan
bagian dari lingkungan laut. UU ini menetapkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir harus
dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan.
Peraturan ini mengatur tentang pengelolaan sampah laut, termasuk pengurangan sumber
pencemar dan pengelolaan sampah laut yang sudah ada. Peraturan ini juga mengatur tentang
tanggung jawab pengelolaan sampah laut bagi pelaku usaha dan pemerintah.
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 56 Tahun 2016 tentang Penangkapan
Ikan
Peraturan ini mengatur tentang penangkapan ikan di laut Indonesia, termasuk batasan jumlah
penangkapan, ukuran ikan yang boleh ditangkap, dan waktu penangkapan. Peraturan ini juga
mengatur tentang sanksi bagi pelanggar yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal.
Program ini merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk melestarikan terumbu karang di
Indonesia. Program ini mencakup pengelolaan terumbu karang, edukasi dan sosialisasi, serta
penegakan hukum terhadap pelanggar.
Semua kebijakan dan regulasi di atas merupakan upaya pemerintah Indonesia dalam melindungi
lingkungan laut. Namun, kesuksesan perlindungan lingkungan laut memerlukan dukungan dari
semua pihak, termasuk masyarakat dan pelaku usaha.
Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang dirancang dan dikembangkan dengan
mempertimbangkan dampak positifnya terhadap lingkungan. Teknologi ramah lingkungan
sangat penting untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi konvensional
yang cenderung merusak lingkungan.
Berikut adalah beberapa contoh teknologi ramah lingkungan yang dapat diterapkan dalam sektor
kelautan:
Teknologi budidaya laut berkelanjutan merupakan teknologi yang dirancang untuk menghasilkan
produk laut dengan cara yang ramah lingkungan. Salah satu contohnya adalah sistem aquaponik,
yang menggabungkan budidaya ikan dan tanaman. Dalam sistem ini, air dari tangki ikan
dialirkan ke sistem tanaman, yang kemudian menghilangkan zat-zat limbah dan memperbaiki
kualitas air. Teknologi ini dapat membantu mengurangi pencemaran air dan meningkatkan
produktivitas budidaya.
3. Energi Terbarukan
Energi terbarukan, seperti energi angin dan energi surya, dapat digunakan untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil. Penggunaan energi terbarukan dapat membantu
mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kualitas udara.
Teknologi pengolahan limbah laut dapat membantu mengurangi pencemaran laut. Salah satu
contohnya adalah sistem pengolahan air limbah yang menggunakan proses biofiltrasi, yaitu
proses pemurnian air limbah dengan menggunakan mikroorganisme. Teknologi ini dapat
membantu mengurangi pencemaran laut dan memperbaiki kualitas air laut.
5. Teknologi Pendeteksian Pencemaran Laut
Teknologi pendeteksian pencemaran laut dapat membantu memantau kondisi lingkungan laut.
Contohnya adalah sistem pemantauan menggunakan drone, yang dapat memantau kondisi
lingkungan laut dari udara. Dengan teknologi ini, dapat dilakukan tindakan cepat untuk
mengatasi pencemaran dan mencegah dampak yang lebih besar.
Berikut adalah beberapa cara pendidikan dan kesadaran lingkungan dapat membantu menjaga
keberlangsungan lingkungan laut:
Pendidikan dan kesadaran lingkungan dapat membantu masyarakat untuk memahami pentingnya
menjaga keberlangsungan lingkungan laut dan dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan
tersebut. Dengan menumbuhkan kesadaran lingkungan, masyarakat akan lebih peduli terhadap
lingkungan laut dan lebih sadar akan tanggung jawab mereka dalam menjaga lingkungan laut.
6.1 Kesimpulan
Dalam makalah ini, kita telah membahas berbagai aspek tentang lingkungan laut, termasuk
struktur dan komposisi laut, dinamika laut dan pergerakan air, kondisi fisik, kimia dan biologi
laut, serta dampak perubahan iklim dan pencemaran terhadap lingkungan laut. Kita juga telah
membahas bagaimana kegiatan manusia dapat mempengaruhi ekosistem laut dan apa yang dapat
dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif tersebut.
Kita juga telah membahas beberapa kebijakan dan regulasi yang telah diterapkan untuk
melindungi lingkungan laut serta teknologi ramah lingkungan yang dapat membantu mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan laut. Terakhir, kita juga membahas pentingnya pendidikan
dan kesadaran lingkungan dalam menjaga keberlangsungan lingkungan laut.
Dalam kesimpulan, dapat disimpulkan bahwa menjaga keberlangsungan lingkungan laut adalah
tanggung jawab bersama kita semua. Dengan memahami lebih banyak tentang lingkungan laut
dan dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan tersebut, serta dengan menerapkan praktik-
praktik berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu menjaga
keberlangsungan lingkungan laut untuk generasi yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan
upaya yang terus menerus untuk menjaga dan melindungi lingkungan laut agar dapat terus
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya di masa depan.
6.2 Saran
Sebagai saran dari makalah ini, kita dapat melakukan beberapa tindakan untuk membantu
menjaga dan melindungi lingkungan laut, antara lain:
1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih alternatif yang lebih ramah
lingkungan, seperti menggunakan tas belanja kain dan botol air minum yang dapat diisi
ulang.
2. Mengurangi emisi gas rumah kaca dengan menggunakan transportasi umum atau sepeda,
serta mengurangi penggunaan listrik dan air di rumah.
3. Mendukung kebijakan dan regulasi perlindungan lingkungan laut, seperti larangan
penangkapan ikan yang merusak dan pengelolaan limbah industri yang ketat.
4. Mengembangkan dan menerapkan teknologi ramah lingkungan, seperti teknologi
pengolahan limbah laut dan energi terbarukan.
5. Meningkatkan kesadaran lingkungan melalui pendidikan dan pengajaran, termasuk di
sekolah dan masyarakat, serta mengadakan kampanye lingkungan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan laut.
Dengan mengambil tindakan ini, kita dapat membantu meminimalkan dampak negatif kegiatan
manusia terhadap lingkungan laut dan menjaga keberlangsungan lingkungan laut untuk generasi
yang akan datang.
Hoegh-Guldberg, O., & Bruno, J. F. (2010). The impact of climate change on the world's
marine ecosystems. Science, 328(5985), 1523-1528.
United Nations Environment Programme (UNEP). (2021). Marine litter and microplastics.
Retrieved from https://www.unep.org/explore-topics/oceans-seas/what-we-do/addressing-land-
based-sources-marine-pollution/marine-litter-and
United Nations General Assembly. (2015). Transforming our world: the 2030 agenda for
sustainable development. Retrieved from
https://www.un.org/sustainabledevelopment/sustainable-development-goals/
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). (2021). Marine
spatial planning. Retrieved from https://en.unesco.org/ocean-sustainability/marine-spatial-
planning
Zakaria, M. P., Taib, S. M., Harun, N. H., Ismail, N., & Jaafar, N. H. (2020). The importance
of environmental education in sustainable marine ecosystem management. Journal of
Environmental Management, 264, 110467.