Anda di halaman 1dari 5

Nama : ANDI M YUSUF

NIM : E051211032
Kelas : WSBM 18 Ilmu Pemerintahan A
Angkatan : 2021
Dosen Pengampu : Prof Jayana Suryana Kembara, S.Sos,M.Si

TUGAS WSBM PEKAN IV

“TERUMBU KARANG”

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki besaran yang luas didunia. Hal
tersebut dapat dilihat dengan panjang garis pantainya yang melebihi dari 81.000 km, serta
memiliki lebih dari 17.508 pulau. Hal yang menarik dari indonesia dapat dilihat bahwa
Terumbu karang kita berperan penting melindungi kepulauan Indonesia. Menurut Walter,
1994 mengestimasi luas terumbu karang Indonesia sekitar 51.000 km2, sedangkan Tomascik
menyebutkan bahwa luas terumbu karang 85.707 km2. Dari Angka tersebut dapat dilihat
banyaknya terumbuh karang kita yang membentang dari sabang sampai merauke melindungi
kepulauan indonesia, dan bahkan ini belum termasuk terumbu karang di wilayah terpencil
yang belum dipetakan atau yang berada di perairan agak dalam. Adapun Jika data tersebut
akurat, maka dapat dipastikan 51% terumbu karang di Asia Tenggara, dan 18% terumbu
karang di dunia, berada di perairan Indonesia. Sebagian besar dari terumbu karang ini
memiliki tipe yang dinamakan terumbu karang tepi (fringing reefs), berdekatan dengan garis
pantai dan mudah diakses oleh komunitas setempat. Selain itum terumbu karang alami ini
mempunyai peran penting dalam mendukung kelestarian sumberdaya ikan dan organisme
laut, serta berfungsi sebagai pelindung pantai dari aktifitas gelombang dan arus.

Dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik benang merahnya bahwa dari segi manfaat
adanya terumbuh karang, kita wajib untuk melestarikan dan menjaganya. Akan tetapi tidak
bisa dipungkiri, Peranan dan potensi terumbu karang dan ikan karang Indonesia yang
berlimpah di atas, mendapat tekanan yang beragam dari aktivitas manusia di daratan dan dari
alam itu sendiri seperti praktek penangkapan ikan yang merusak, adanya aktivitas
pencemaran air laut, aktifitas rekreasi pantai, penyaluran kotoran ke laut, masuknya nutrien
yang melebihi ambang batas, serta oleh kelebihan tangkapan ikan suatu perairan overfishing.
Adapun jika kegiatan-kegiatan tersebut tetap dilakukan maka dapat dipastikan pertumbuhan
terumbuh karang kita akan berakibat fatal bagi kelangsungan manusia kedepannya.
FUNGSI EKOLOGI

Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting karena
menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota yang ada laut. Tanpa adanya terumbu
karang maka dapat dipastikan kehidupan dibawah laut akan sulit tercipta. Dalam ekosistem
terumbu karang dapat tumbuh hidup lebih dari 480 jenis karang, dan terdiri dari sekitar 1650
jenis ikan dan berpuluh-puluh jenis moluska, crustacean, sponge, alga, lamun dan biota
lainnya. Apaun terumbu karang sendiri mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting
yaitu sebagai tempat memijah, mengumpulkan organisme laut untuk meningkatkan efisiensi
penangkapan (sebagai aktraktan), dan sebagai daerah asuhan bagi biota laut dan sebagai
sumber plasma nutfah. Selain itu, Terumbu karang juga salah satu sumber makanan dan
bahan baku substansi bioaktif yang berguna dalam farmasi dan kedokteran dan sebagai
pelindung pantai dari degradasi dan abrasi. Itulah mengapa terumbuh karang harus tetap
dibudidayakan dan dijaga agar dapat memberi kebermanfaatan bagi makhluk hidup di darat
maupun dilaut.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN KARANG

Beberapa faktor biologi-fisik yang mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang adalah


sebagai berikut :

a. Up-Welling

Secara alami, air yang stabil memiliki karasteristik bersalinitas tinggi dan bersuhu rendah
ketika kedalamannya lebih dalam dibawah permukaan air laut. Akibatnya air tersebut
mendorong terjadinya fenomena up welling. Pada dasarnya Arus up-welling ini
membawa massa air dingin dari lapisan bawah ke lapisan substat terumbu karang.
Sehingga bila suhu massa air tersebut dibawah ambang batas toleransi bagi kelangsungan
metabolisme terumbu karang tentu akan menganggu pertumbuhan terumbu karang.

b. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama di alam ini, demikian pula bagi
terumbu karang. Cahaya matahari diperlukan oleh zooxanthella yang merupakan alga
mikroskopik bersel tunggal dalam menghasilkan oksigen bagi pertumbuhan terumbu
karang. Hadirnya cahaya matahari akan membuat terumbuh karang menjadi bagus,
sehingga apabila terumbuh karang berada didasar laut yang sangat dalam maka terumbuh
karang dapat rusak dikarenakan minimnya sinar matahari yang dia dapatkan.

c. Kejernian Air

Karang batu yang hidup di bawah permukaan air memerlukan air laut yang bersih dari
kotoran - kotoran, oleh karena benda - benda yang terdapat di dalam air Teknologi
Konservasi... dapat menghalangi masuknya cahaya matahari yang diperlukan untuk hidup
zooxanthella. Di samping itu, endapan lumpur atau pasir yang terkandung di dalam air
akan diendapkan oleh arus sehingga akan dapat mengakibatkan kematian pada terumbu
karang. Sehingga kejernian air sangat penting bagi terumbuh karang untuk tumbuh.

d. Kedalaman

Sebagaimana pembahasan sebelumnya, cahaya matahari sangat penting sekali bagi


pertumbuhan terumbuh karang, sehingga apabila terumbuh karang tidak mendapatkan
cahaya matahari maka pertumbuhannya akan rusakn. Menurut Walter, menyatakan bahwa
kedalaman edial untuk pertumbuhan terumbu karang adalah sekitar 20 m dan masih bisa
hidup sampai pada kedalaman tidak lebih dari 40 meter.

e. Suhu Perairan

Ketepatan suhu yang tidak kondusif dapat membuat terumbuh karang menjadi rusak,
Suhu yang cocok untuk karang batu yaitu 15o C, akan tetapi kebanyakan ditemukan pada
suhu air diatas 18o C dan tumbuh sangat baik antara 25o C - 29o C. Temperatur
maksimum dimana terumbu karang masih hidup adalah 36 oC. Menurut Suharsono, suhu
terbaik untuk pertumbuhan karang batu adalah 25o C - 31oC 3). Dan masih dapat hidup
pada suhu 15oC, tetapi perkembangbiakan, meta bolisme dan pengapurannya akan
terganggu.

FAKTOR POTENSIAL MERUSAK EKOSISTEM TERUMBU KARANG

1. Aktivitas Daratan

Beberapa aktifitas daratan yang merusak ekosistem terumbu karang antara lain, masuknya
limbah pabrik kelaut yang dapat membuat tercemarnya air laut, dan hal-hal lainnya lagi
jika tidak ditangani dengan baik maka akan menyebabkan meningkatnya laju erosi tanah
dan sedimentasi ke laut.
2. Praktek Penangkapan Ikan yang merusak

Pengunaan bahan berbahaya untuk menangkap ikan akan membuat terumbuh karang
menjadi rusak, misalnya menggunakan racun ataukah bom ikan.

3. Wisata Bahari yang Merusak

Aktivitas wisata bahari memang sangat diperlukan, namun apabila dalam pelaksanaanya
jsutru membuat ekosistem laut dan seisinya menjadi rusak maka ini yang tidak perlu.
Seperti penyelam juga memberikan kontribusi terhadap laju kerusakan akibat jangkar
perahu atau terinjak penyelam pemula.

4. Tidak ada Ekosistem Mangrove

Mangrove memiliki peranan penting untuk menjaga laut. Jika tidak ada ekosistem
mangrove yang efektif menyerap sedimen tanah, maka proses sedimentasi ini akan
menutupi permukaan karang sehingga karangnya dapat mati.

5. Pemanasan Global

Tingginya suhu pemanasan global dapat menyebabkan terjadinya suhu perairan


meningkat di atas ambang batas kebutuhan terumbu karang. Sehingga fenomena ini
diyakini para ahli dapat menyebabkan pemutihan kerang (coral bleaching)

STRATEGI PENGELOLAAN TERUMBU KARANG

1. Pertama, kita perlu melestarikan, melindungi, mengembangkan, memperbaiki dan


meningkatkan kondisi atau kualitas terumbu karang dan sumberdaya yang terkandung
di dalamnya bagi kepentingan seluruh lapisan masyarakat serta memikirkan generasi
mendatang.
2. Kedua, kita perlu mendorong dan membantu pemerintah daerah untuk menyusun dan
melaksanakan program-program pengelolaan yang sesuai dengan karakteristik
wilayah dan masyarakat setempat, agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan
secara nasional berdasarkan pertimbangan pertimbangan daerah yang menjaga
antara upaya ekploitasi dan upaya pelestarian lingkungan.
3. Ketiga, kita perlu mendorong kesadaran, partisipasi dan kerjasama/kemitraan dari
masyarakat, baik itu pemerintah daerah, antar daerah dan antar instansi dalam
perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan terumbu karang.
SUMBER REFERENSI

Arif Dwi Santoso, K. (2008). TEKNOLOGI KONSERVASI DAN REHABILITASI


TERUMBU KARANG. J. Tek. Ling, 221-224.

Tomascik, T.A.J. Mah, A. Nontji. And M.K. Moosa. The ecology of Indonesian seas.
Periplus eds Part I & II. 1388

Walters, J.S. 1994. Properly right and participatory coastal management in the Philippines
and Indonesian Coastal Management in Tropical Asia. 3: 20-24.

Anda mungkin juga menyukai