Anda di halaman 1dari 17

KONSERVASI

TERUMBU
KARANG Oleh
Kelompok 2 :

1. Fitri Ayu Ningsih ( 195080400113005)

2. Cholilah Amin Z. ( 195080400113006)


3. Rachel Jessica N. ( 195080400113007)
4. Alma Fitriani ( 195080400113008)
PENGERTIAN
Termbu Karang
 Menurut KKP terumbu karang adalah sekumpulan
hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae.

 Mapstone (1990) menyatakan bahwa hewan karang yang


merupakan komponen utama pembentuk terumbu karang
berkembang di perairan tropis yang hangat di mana
mereka sering menjadi penghuni dominan di dasar
perairan.
Fakta terumbu karang
 Menurut Khenchington dan Hudson (1984) menyatakan bahwa terumbu karang mungkin
merupakan ekosistem yang paling produktif di dunia. Mereka memperkirakan 10 % hasil
perikanan di dunia diperoleh dari terumbu karang atau daerah yang berhubungan dengan
terumbu karang

 Sukarno dkk (1981) menjelaskan, terumbu karang merupakan ekosistem khas perairan tropis
yang memiliki diversifikasi taksonomik dan produktifitas yang tinggi, serta bernilai estetika yang
tinggi.

 lingkungan hidup, terumbu karang mempunyai fungsi untuk menjadi tempat tinggal, tempat
berlindung dan berkembang biota di dalamnya. Jadi dapat dikatakn bahwa Indonesia merupakan
wilayah yang cocok untuk terumbu karang.
Klasifikasi
TERUMBU
KARANG
Menurut Veron (2000), karang diklasifikasikan sebagai
berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Cnidaria
Klas: Anthozoa
Ordo: Scleractinia
Famili : Astrocoiniidae
- habitat terumbu
karang
Menurut KKP Habitat Terumbu karang pada umumnya hidup di pinggir pantai atau
daerah yang masih terkena cahaya matahari kurang lebih 50 m di bawah permukaan
laut. Beberapa tipe terumbu karang dapat hidup jauh di dalam laut dan tidak
memerlukan cahaya, namun terumbu karang tersebut tidak bersimbiosis dengan
zooxanhellae dan tidak membentuk karang

Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi, 
Eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine).

Demikian halnya dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang
melanda perairan tropis pada tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral
bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%. Selama peristiwa
pemutihan tersebut, rata-rata suhu permukaan air di perairan Indonesia adalah 2-3 °C di
atas suhu normal..
Di Indonesia sendiri habitat terumbu karang terbesar berada di wilayah Sulawesi Selatan
(445.834,24), Maluku (399.864,77), Sulawesi Tenggara (317.873,33). Dan table data
penyebaran terumbu karang di Indonesia sebagai berikut :
Sebaran
terumbu karang
Menurut Nabil (2019), sebaran terumbu karang di Indonesia merupakan
salah satu yang terkaya di dunia dengan luas mencapai 60.000 km2. Di
Indonesia, terumbu karang tersebar pada kawasan perairan pulau kecil hingga
pulau – pulau besar mulai dari wilayah barat Sumatera, Kepulauan Riau, Bali,
Lombok, Sulawesi hingga Maluku. Sebagai salah satu ekosistem di wilayah
pesisir dan juga tersebar di kawasan pulau-pulau kecil, terumbu karang
berfungsi sebagai tempat pemijahan (spawning ground), daerah asuhan
(nursery ground) dan tempat mencari makan (feeding ground) oleh
kebanyakan ikan. Berdasarkan hal tersebut ekosistem terumbu karang dapat
menyebabkan tingginya produktivitas perikanan (ikan-ikan karang) yang
memiliki nilai ekonomi tinggi, dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
konstruksi dan sebagai objek kegiatan wisata bahari.
KONDISI TERUBU KARANG DI
INDONESIA
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Oseanografi
(P2O) menyatakan pada tahun 2018 bahwa penelitian dan pemantauan terumbu
karang terhadap 1067 site di seluruh Indonesia  menunjukkan bahwa terumbu
karang dalam kategori jelek sebanyak 386 site (36.18%), kategori cukup sebanyak
366 site (34.3%), kategori baik sebanyak  245 site (22.96%) dan kategori sangat
baik sebesar 70 site (6.56%). Secara umum, terumbu karang dalam kategori baik
dan cukup mengalami tren penurunan, namun sebaliknya kategori sangat baik
dan jelek mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Untuk mengungkap status kondisi terumbu karang saat ini akan di
sampaikan pada Diskusi Publik tentang Potensi Stok Terumbu
Pentingnya Konservasi
Terumbu Karang
1. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat penting bagi perairan dan menjadi habitat bagi
ikan dan biota laut lainnya. Banyaknya manfaat dan tingginya produktifitas yang terjadi pada ekosistem terumbu
karang menyebabkan terjadinya pemanfaatan yang cukup besar di wilayah pesisir dan laut.
2. Terumbu karang dapat bermanfaat sebagai pelindung bagi ekosistem yang ada disekitarnya, misalnya pada
ekosistem fungsi hutan bakau, dan juga melindungi pantai dan daerah pesisir dari ombak besar. Terumbu
karang dapat memperkecil energi ombak yang menuju ke daratan yang dapat menyebabkan abrasi pantai dan
kerusakan sekitarnya.
3. Terumbu karang telah diidentifikasi memiliki nilai konservasi yang tinggi seperti hutan hujan karena keragaman
biologisnya, secara estetika menarik, dan memiliki fungsi sebagai cadangan keanekaragaman genetika
4. .Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya keberadaan terumbu karang dan kurangnya
pengawasan pada kegiatan yang bersifat destruktif pada terumbu karang menyebabkan laju kerusakan terumbu
karang semakin cepat.
5. Secara alamiah ekosistem terumbu karang terus melakukan proses tumbuh dan beregenerasi sehingga mampu
mempertahankan keberlangsungan ekosistemnya. Namun, semakin besar tekanan yang menyebabkan
semakin meningkatnya degradasi terumbu karang, maka pada titik tertentu kemampuan tumbuh dan regenerasi
terumbu karang tidak akan mampu mengimbangi tingkat kerusakan sehingga lambat laun terumbu karang akan
punah.
Tujuan KONSERVASI termbu karang
Mecegah berkurangya spesies ikan di laut
Dengan di adanya konservasi terumbu karang berdampak terhadap kelestarian biota yang hidup di
laut. Dengan adanya terumbu karang yang baik maka juga berdampak secara langsung kepada
masyarakat pesisir. mengingat bahwa pencarian masyarakat pesisir adalah memanfaatkan sumberdaya
laut di daerah pesisir. Hilangnya hewan-hewan di laut yang memiliki nilai ekonomis akan menurukan
pendapatan nelayan.

Mencegah Abrasi
Pencegahan abrasi juga dapat dilakukan dengan pemeliharaan terumbu karang. Seperti kita
ketahui bahwa terumbu karang memiliki fungsi sebagai pemecah gelombang. Dengan begitu,
apabila ekosistem terumbu karang diperbaiki maka dapat meminimalisir terjadinya abrasi
Lanjutan
Menarik perhatian Turis Lokal maupun Manca Negara (Pariwisata)

Dengan terumbu karang yang sangat baik secara tidak langung akan menarik minat masyarakat
untuk mengunjungi tempat tersebut. Pada tahun 2000 peneliti menemukan bahwa sejumlah besar
turis wisata bahwah air di Maldiva mengutarakan kekecewaan mereka atas kerusakan terumbu
karang. Akibatnya, mereka tidak mau menyelam di tempat itu lagi. Hal ini menyebabkan
kerugian di bidang pariwisata pada tahun selanjutnya sebesar 3 juta dolar AS
MANFAAT TERUMBU KARANG

Sebagai gudang keanekaragaman


Secara alami
hayati
Terumbu karang merupakan habitat bagi
banyak spesies laut untuk melakukan Terubu karang merupakan sumber penting bagi
pemijahan, peneluran, pembesaran anak, berbagai bahan bioktif yang diperlukan di bidang
makan dan mencari makan, terutama bagi medis dan farmasi
sejumlah spesies yang memiliki nilai
ekonomis penting
LANJUTAN
Sumber ikan dan makanan laut
lainnya yang mengandung protein
tinggi

Berdasarkan hasil penelitian Snedaker dan Getter (1985) dalam


Wahyudin dan Adrianto (2012) bahwa ekosistem terumbu karang
dengan luas 1 km2 berpotensi untuk menjadi daerah nursery
ground (pemijahan) masing-masing sebanyak 5 ton ikan karang
atau sebanyak 50 kg dalam setiap hektar terumbu karang
LANJUTAN
Secara ekonomis

Terumbu karang penting bagi perikanan pantai lepas. Dari 132


jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis
diantaranya hidup di terumbu karang ((Supriyono, -19). Menurut
Burke et al. (2002) bahwa potensi keuntungan yang didapat dari
keanekaragaman hayati ekosistem terumbu karang adalah US$
2.400-8.000/km2/tahun

menurut Asadi dkk. (2017), terumbu juga sangat


berpotensi dalam menaikan ekonomi masyarakat
disektor pariwisata,yakni sebesar 60 % dari total
economic value.
DAFTAR PUSTAKA
1. Januar, H. I., dan D. Fransiska. Kemandirian Masyarakat Pesisir dalam Pengelolaan Lingkungan
Terumbu Karang. Klaten; PT Intan Pariwara
2. Maulana, H., S. Anggoro, dan B. Yulianto. 2016. Kajian Kondisi dan Nilai Ekonomi Manfaat
Ekosistem Terumbu Karang di Pantai Wediombo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14 (2) : 82-87
3. Rumahorbo, B. T., B. Hamuna, dan L. Dimara. 2018. Kondisi Ekosistem Terumbu Karang di Perairan
Tablasupa Kabupaten Jayapura dan Nilai Manfaat Ekonominya. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan
Papua. 1 (2) : 58-63
4. Salsabiela, M., Anggoro, S., & Purnaweni, H. (2014). Kajian Keefektifan Pengelolaan Terumbu Karang
(Studi Kasus: Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Pulau Biawak dan Sekitarnya, Kabupaten
Indramayu). Jurnal Saintek Perikanan 10( 1 ):13-18
DAFTAR PUSTAKA
1. Supriyono, D. 2019. Terumbu Karang. Semarang: ALPRIN
2. Tumion, F. F., Sadri, S., & Sasongko, L. W. (2017). Bioreeftek Untuk Konservasi Terumbu Karang di
Kecamatan Sungai Raya Kepulauan Kabupaten Bengkayang. AGROMIX 8( 1 ):18-24.
3. Widhiatmoko, M.C., Endrawati, H. dan Taufiq-SPJ, N., 2020. Potensi Ekosistem Terumbu Karang
Untuk Pengembangan Ekowisata di Perairan Pulau Sintok Taman Nasional Karimunjawa. Journal of
Marine Research, 9(4
4. Zurba, Nabil. 2019. Pengenalan Terumbu Karang Sebagai Pondasi Utama Laut Kita. Aceh:Unimal
Press.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai