Anda di halaman 1dari 7

Proceedings The 1st UMYGrace 2020

(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

Hexadome Coral: Upaya Pelestarian Terumbu Karang Dengan


Metode Transplantasi
Dani Saputra1
1
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak, Pontianak, Indonesia,
78124
Email: Danisaputra2699@gmail.com

ABSTRAK Life Below Water adalah salah satu poin dari 17 Sustainable
Sekitar 60 juta masyarakat Indonesia menggantungkan Development Goals yang digagas oleh PBB. Berarti bahwa
hidupnya pada ekosistem terumbu karang sebagai sumber setiap kehidupan bawah laut harus dilestarikan, termasuk
pendapatan ekonomi, pangan maupun tempat tinggal. diantaranya adalah ekosistem terumbu karang. Hubbell
Namun seiring dengan perkembangan zaman, pada (1997) menyebutkan terumbu karang kerap dianggap
kenyataannya ekosistem terumbu karang saat ini sedang sebagai hutan hujan tropis bawah laut dengan
dalam kondisi yang terancam. Penelitian ini bertujuan keanekaragaman hayati yang tinggi dan produktivitas utama
untuk memberikan gagasan sebagai solusi untuk di lautan. Proses terciptanya terumbu karang tidaklah
menghadapi permasalahan di bidang kelautan, khususnya mudah dan singkat. Diperlukan waktu hingga berjuta-juta
ekosistem terumbu karang di Indonesia, menggunakan tahun untuk mendapatkan ekosistem terumbu karang yang
metode analisis dan sistesis studi pustaka yang bersumber sempurna.
dari buku, jurnal ilmiah, serta artikel online. Hasilnya
menunjukkan bahwa transplantasi terumbu karang Eksistensi dari ekosistem terumbu karang di laut
berpotensi paling baik dalam upaya memperbaiki ekosistem merupakan salah satu indikator baik/buruknya kualitas
terumbu karang. Ada banyak metode dalam transplantasi perairan di daerah tersebut. Ekosistem terumbu karang
seperti metode dengan menggunakan jaring dan pecahan berperan penting dalam menjaga kehidupan bawah laut
karang, metode floating nursery, penggunaan semen dan juga kehidupan manusia. Lobel (2011) mengemukakan
sebagai media, hingga metode bioreeftek. Hasil penelitian bahwa ekosistem terumbu karang juga merupakan kekayaan
menunjukkan Hexadome Coral merupakan metode yang alam yang menyediakan makanan, lapangan pekerjaan, dan
paling tepat untuk diimplementasikan agar mendapatkan pemandangan bawah laut yang memikat turis, melindungi
hasil yang maksimal. Hexadome Coral nantinya akan garis pantai dari gelombang, dan penghasilan yang besar
disusun di dasar perairan sehingga akan membentuk gugus bagi penduduk lokal dan ekonomi nasional.
terumbu karang yang kuat dan stabil. Tahap pelaksanaan Indonesia sebagai bagian dari kawasan segitiga terumbu
Hexadome Coral dilakukan mulai dari penentuan lokasi, karang yang membentang sangat luas, merupakan jantung
pemilihan larva karang, pembangunan media buatan, bagi terumbu karang dunia. Meliputi hampir 30% dari luas
deploying, dan monitoring. Dengan media berbahan semen tutupan karang dunia dan terdiri dari 75% spesies karang
dan konstruksi berupa kubah berongga, Hexadome Coral yang dikenal didunia (Burke, et al., 2012). Daerah segitiga
sekaligus dapat menjadi habitat bagi ikan dan organisme terumbu karang tersebut diantaranya kawasan laut
laut lain yang hidup berasosiasi dengan karang. Secara Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste, dan
langsung hal ini akan berdampak positif terhadap kehidupan Kepulauan Solomon. Disini setidaknya adalah habitat bagi
dimuka bumi. lebih dari 3.000 spesies ikan, dua kali lipat dari jumlah yang
ditemui ditempat lain manapun di dunia (Burke, et al.,
Kata kunci: Terumbu karang, transplantasi, laut, 2012).
perikanan.
Terumbu karang memiliki potensi sumberdaya yang
melimpah di Indonesia. Karena secara ekologi Indonesia
PENDAHULUAN beriklim tropis, dan terumbu karang dapat hidup dengan
Laut merupakan penghasil oksigen di Bumi yang optimal di wilayah yang beriklim tropis. Terumbu karang
kontribusinya hingga sebesar 70% dari total oksigen di Indonesia berada di peringkat teratas dunia dalam luas dan
planet kita, jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kekayaan jenisnya (Arini 2013). Kemudian Burke et al
tumbuhan daratan yang menyediakan oksigen sekitar 28% (2012) menyebutkan bahwa luas total tutupan karang di
(InSight, 2019). Hal ini dapat terjadi karena 2/3 wajah bumi Indonesia melebihi dari 40.000 km2 atau sebesar 18% dari
adalah lautan, dimana hampir di seluruh permukaan laut luas total terumbu karang dunia. Terumbu karang tersebut
hidup fitoplankton, algae, diatom, dan tumbuhan air lainnya juga berperan besar bagi kehidupan masyarakat pesisir.
yang terus menerus melakukan proses fotosintesis sehingga Burke et al (2012) juga menyatakan jumlah penduduk
menghasilkan oksigen. Salah satu ekosistem yang memiliki Indonesia yang tinggal dalam jarak 30 kilometer dari daerah
peran penting dalam keberlangsungan kehidupan dibawah ekosistem terumbu karang sebanyak 60 juta jiwa. Hal ini
laut adalah terumbu karang. tentunya menjadikan masyarakat daerah pesisir dan

181
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020
Proceedings The 1st UMYGrace 2020
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

kepulauan di Indonesia memanfaatkan potensi terumbu faktor biologi perairan juga berpengaruh terhadap
karang sebagai sumber pendapatan ekonomi baik di sektor keberhasilan transplantasi karang. Sedimentasi yang tinggi
pangan dan pariwisata. Hasil perhitungan nilai ekonomi serta persaingan dari berbagai mikro-organisme disekitar
pertahun dari potensi terumbu karang di Indonesia sekitar terumbu karang juga berpengaruh terhadap proses
2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp. 39 triliun (Bappenas, penempelan karang baru (Nasution dan Munandar, 2014).
2020). Selain itu, Harii et al., (2002) juga menyatakan bahwa
tumbuhnya crustose coralline algae memberikan pengaruh
Namun saat ini keberadaan ekosistem terumbu karang telah yang positif terhadap penempelan planula karang.
terdegradasi. Sebanyak 95% tutupan terumbu karang di
Indonesia terancam oleh kegiatan manusia setempat, B. Penelitian Terhadulu
dengan lebih dari 35% mengalami ancaman tingkat tinggi Teknologi transplantasi karang diperkenalkan para ahli
(Burke et al., 2012). Hal ini disebabkan oleh pencemaran ekologi sejak 1975 (Lindahl 2003). Namun seiring dengan
lingkungan, penangkapan ikan yang tidak ramah berjalannya waktu metode transplantasi karang saat ini
lingkungan, pembangunan daerah pesisir, kerusakan yang semakin beragam. Setiap metode transplantasi akan lebih
berasal dari laut, dan perubahan lingkungan sendiri efektif bergantung pada spesies karang donor. Pemilihan
(Subhan et al., 2014). Meningkatnya aktifitas wisata lokasi menjadi kunci utama, karena beberapa spesies karang
maritim selain berpotensi mendatangkan keuntungan juga hanya dapat hidup pada perairan dengan batas-batas
berpotensi menjadi penyebab rusaknya kondisi terumbu toleransi tertentu terhadap parameter fisika, kimia, dan
karang. biologi perairan. Menurut Subhan et al., (2014) sebenarnya
banyak metode yang lebih mudah dan praktis dapat
Berdasarkan alasan ini, maka diperlukan solusi yang tepat dilakukan, namun tidak semua metode praktis dan
untuk memperbaiki terumbu karang yang telah mengalami sederhana dapat menghasilkan hasil yang seperti optimal.
kerusakan. Artificial Reef (terumbu buatan) dapat menjadi
solusi untuk memperbaiki ekosistem terumbu karang, Beberapa penelitian tentang transplantasi, seperti di Teluk
dengan metode transplantasi. Menurut Subhan et al (2014) Awur Jepara (Yunus et al., 2013), Kepulauan Seribu (Fadli
transplantasi karang merupakan teknik perbanyakan koloni 2008), serta Johan (2012) disimpulkan bahwa ada beberapa
karang dengan memanfaatkan reproduksi aseksual karang spesies karang yang dapat di transplantasikan antara lain:
secara fagmentasi. Dengan kata lain, transplantasi karang Acropora aspera, Acropora formosa, Hynopora sp,
adalah sebuah cara untuk menumbuhkan larva karang baru Pocillopora dan Sylopora. Selain itu, juga terdapat
di media buatan. Salah satu metode transplantasinya adalah penelitian-penelitian terdahulu tentang transplantasi karang,
Hexadome Coral¸ yaitu transplantasi karang yang beserta metode, jenis karang, serta hasil yang didapatkan
ditumbuhkan pada media beton dengan konstruksi seperti seperti tercantum pada table dibawah ini.
kubah berongga. Penerapan model transplantasi berbasis
Hexadome Coral dapat mempermudah pertumbuhan larva
karang dengan baik. Penelitian oleh Aziz et al., (2011)
menemukan banyaknya indikasi penempelan karang alami
pada terumbu karang yang terbuat dari beton.
KAJIAN LITERATUR
A. Landasan Teori
Transplantasi terumbu karang adalah bagian dari kegiatan
konservasi terumbu karang. Konsep utama dari tranplatasi
karang adalah dengan menumbuhkan larva terumbu karang
pada media buatan. Menurut Luthfi (2016) transplantasi
karang adalah mengambil sebagian koloni karang
(fragmen), yang kemudian fragment diikatkan atau
ditempelkan pada media tersendiri agar menjadi koloni
baru. Tujuan dari transplantasi adalah untuk memperbaiki
tutupan karang yang telah rusak oleh berbagai faktor,
sehingga didapatkan ekosistem terumbu karang baru yang
lebih tahan terhadap berbagai ancaman. Transplantasi
karang dapat memperbaiki dan meningkatkan tutupan
karang hidup, keanekaragaman hayati, serta keunikan
topografi karang (Soedharma dan Arafat, 2006, dalam
Subhan et al., 2014).
Terdapat 3 faktor pendukung utama yang harus
diperhatikan dalam melakukan kegiatan transplantasi
terumbu karang. Parameter fisika kimia perairan merupakan
kajian yang wajib dilakukan saat melaksanakan upaya
perbaikan terumbu karang (Subhan et al., 2014). Selain itu
182
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020
Proceedings The 1st UMYGrace 2020
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

Konsep dari metode transplantasi ini adalah menumbuhkan


larva karang secara terapung dan tidak menyentuh dasar
perairan. Metode ini dapat dilakukan dengan mengikatkan
larva karang pada beberapa media seperti pipa pralon, kawat
baja, cable-ties, dan tali pancing monofilament (Gomez et
al., 2014). Namun material yang digunakan kebanyakan
berbahan plastik yang tempat seharusnya bukanlah di badan
air.

Tabel 1. Perbandingan hasil transplantasi karang dengan


berbagai metode.
Beberapa metode yang paling umum digunakan dalam Gambar 2. Transplantasi karang dengan metode nursery
melaksanakan transplantasi terumbu karang antara lain: floating dengan media jaring yang diikatkan pada cable-ties
(Gomez et al., 2014).
1) Jaring dan Pecahan Karang
3) Semen
Metode ini merupakan metode yang biasanya digunakan
dalam kegiatan budidaya karang hias. Penggunaan jaring Metode transplantasi dengan media semen dikenal sangat
bertujuan untuk mempermudah proses operasional dalam baik dalam membantu pertumbuhan karang. Sebuah
transplantasi. Seperti dalam kegiatan pemanenan, penelitian yang dilakukan oleh Harriot dan Fisk (1987)
penggantian karang yang mati, dan pembersihan (Subhan et menemukan adanya indikasi penempelan juvenile karang
al., 2014). Larva karang yang ditransplantasi yang optimal pada batu andesit dan blok beton yang
diletakkan/ditempelkan di dasar perairan atau pecahan memiliki kondisi permukaan yang kasar dan keras. Selain
karang lain kemudian diikatkan dengan jaring ikan agar itu, media semen juga dinilai lebih kuat serta mampu
tidak terbawa arus. Metode ini cenderung lebih murah serta menahaan ombak laut lebih baik dikolom air.
mudah dilakukan. Metode ini memerlukan pengawasan
serta perawatan lebih, karena fragmen karang mudah sekali
terlepas dan terbawa arus. Akibatnya pertumbuhan karang
menjadi kurang optimal. Jika karang diikat dengan baik,
karang dapat tumbuh pada jaring dalam waktu beberapa
minggu (Gomez et al., 2014).

Gambar 3. Metode translantasi dengan media semen


(Ramses et al, 2019).
4) Bioreeftek
Metode ini memanfaatkan bagian dari organisme lain
Gambar 1. Transplantasi karang dengan metode Jaring dan sebagai substrat karang untuk menempel. Salah satu
Pecahan Karang (Subhan et al., 2014). media/bahan utama yang digunakan adalah tempurung
kelapa. Media ini dinilai dapat menjadi media tumbuh larva
2) Floating Nursery karang karena pada dasarnya karang memerlukan
organisme lain sebagai sumber nutrisi terutama
183
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020
Proceedings The 1st UMYGrace 2020
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

mikroorganisme perairan. Sehingga dengan adanya


tempurung kelapa dapat memperbanyak populasi
mikroorganisme di kolom air. Meskipun demikian,
tempurung kelapa kurang efektif sebagai media penempelan
fragmen. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Nasution dan Munandar (2018) ditemukan bahwa
penempelan anakan karang pada batok kelapa dinilai Gambar 5. Konstruksi dan desain Hexadome Coral
kurang efektif karena permukaannya yang halus. (rancangan prototype yang dianjurkan).
B. Pengaplikasian Metode Hexadome Coral

Langkah-langkah dalam meningkatkan keberhasilan


transplantasi terumbu karang dimulai dari:
1) Penentuan lokasi. Lingkungan yang berbeda, berarti
metode yang dapat diterapkan juga berbeda. Hal ini
didasarkan pada parameter kimia, fisika, serta biologi
perairan. Dasar perairan berpasir serta yang tidak terlalu
landai sangat ideal untuk dilakukan metode transpantasi
hexadome. Menurut Subhan et al., (2014) lokasi yang
minim terdapat makroalga menjadi prioritas.
Gambar 4. Metode bioreeftek dengan media batok kelapa 2) Pemilihan larva karang. Seleksi terhadap larva
(Nasution dan Munandar, 2018). merupakan faktor penting dalam keberhasilan
transplantasi. Larva didapatkan dari indukan yang sehat,
METODE PENELITIAN dengan salah satu ciri-ciri nya adalah memiliki warna
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang yang cerah dan tegas serta tidak ditumbuhi alga (Subhan
diperoleh melalui metode studi pustaka. Metode penelitian et al., 2014). Spesies yang digunakan adalah Acropora
yang digunakan adalah metode literature review atau studi aspera, Acropora formosa, Hynopora sp, Pocillopora
pustaka dengan menganalisis, mensistesis, serta menarik dan Sylopora. Setelah didapatkan larva indukan yang
kesimpulan berdasarkan beberapa sumber pustaka yaitu tepat, kemudian diambil salah satu bagian dari karang
berupa buku, artikel dan jurnal ilmiah, video, serta artikel sepanjang 5-7 cm untuk selanjutnya akan diikatkan pada
online yang mendukung dari topik yang dibahas dalam media. Hal ini berdasarkan dari hasil penelitian Yunus
penelitian ini. et al., (2013) yang menyatakan tingkat mortalitas
tertinggi (100%) dihasilkan oleh metode tempel dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
ukuran awal fragmen 5 cm dan 7 cm menunjukkan nilai
A. Hexadome Coral
100%.
Subhan et al (2014) menyatakan dewasa ini hampir seluruh
3) Pembangunan media buatan. Konstruksi yang baik
daerah pesisir Indonesia memiliki ekosistem terumbu
karang dengan mengupayakan transplantasi sebagai usaha adalah kunci hidup atau tidaknya larva yang
ditransplantasikan. Media haruslah berbahan semen
dalam perbaikan ekosistem terumbu karang. Sebagai
konkrit berukuran 1 x 1 Meter agar kuat dan dapat
inovasi dalam kegiatan transplantasi terumbu karang,
diperlukan sebuah metode transplantasi baru agar bertahan lama. Nybakken (1992) menemukan bahwa
karang memerlukan substrat yang keras dan kompak
mendapatkan hasil yang optimal.
untuk menempel dan tumbuh. Kemudian dibuat rongga-
Hexadome Coral dapat menjadi pilihan dalam mengatasi rongga pada masing-masing sisi yang berfungsi sebagai
hal tersebut. Pemilihan semen sebagai media dalam metode sirkulasi air dan oksigen sekaligus habitat bagi ikan dan
hexadome mempermudah proses pertumbuhan karang organisme laut lainnya yang hidup berasosiasi dengan
alami. Penelitian oleh Aziz et al (2011) menemukan karang. Pada bagian atas atau permukaan media
banyaknya indikasi penempelan karang alami pada terumbu diikatkan larva karang pada sebuah pipa pralon yang
karang yang terbuat dari beton. Selain itu konstruksinya tertanam pada media. Bentuk serta kondisi substrat
yang berupa kubah berongga sekaligus dapat menjadi merupakan salah satu faktor penentu tingkat
tempat tinggal bagi berbagai hewan laut seperti ikan-ikan keberhasilan transplantasi karang (Edwards dan Gomez
karang, gurita, cumi-cumi, dan sebagainya. Kemudian 2008).
menurut Fujiwara et al (2004) menyatakan jika media yang 4) Deploying. Setelah semua langkah persiapan dilakukan,
memiliki jumlah pori-pori atau cerukan yang banyak pada tahap berikutnya adalah deploying atau penengelaman
permukaanya akan sangat efektif bagi larva karang untuk media dengan formasi tertentu di dasar perairan pada
menempel. Untuk Hexadome Coral, konstruksi yang dapat kedalaman 3-5 meter dengan jarak antar media 1 meter.
dibangun ada beberapa tipe, salah satunya seperti pada Menurut penelitian Nasution dan Munandar (2018)
gambar 5. terjadi penempelan anakan karang yang lebih signifikan
pada kedalaman 3-5 meter. Sedangkan menurut Harriot
dan Fisk (1987) penempelan yang baik bagi juvenile
184
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020
Proceedings The 1st UMYGrace 2020
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

karang terdapat di kedalaman 3 meter. Formasi ini dari berbagai pihak, agar dengan segera dapat
nantinya akan membentuk gugus terumbu karang yang mengimplementasikan Hexadome Coral sebagai metode
stabil dan kuat menahan ombak dan abrasi dari laut. transplantasi terumbu karang dalam memperbaiki
5) Monitoring. Pengawasan harus selalu rutin dilakukan ekosistem terumbu karang yang telah rusak. Selain itu, perlu
agar dapat mengetahui perkembangan media dan larva. juga diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang
Serta pembuatan area No Take Zone, dimana area ini betapa pentingnya menjaga ekosistem terumbu karang bagi
adalah daerah konservasi dan tidak diperbolehkan orang kehidupan di muka bumi. Dengan langkah-langkah tersebut
ataupun kapal memasukinya. diharapkan tranplantasi karang dapat memberikan hasil
yang maksimal dalam memperbaiki kondisi terumbu karang
Setiap tahap dalam kegiatan transplantasi karang Indonesia.
merupakan kunci dari keberhasilannya. Mulai dari
pemilihan lokasi, pemilihan bibit, pembuatan media, REFERENSI
penanaman karang, hingga sampai ke tahap monitoring. Abidin Z. (1994). Dasar-Dasar Pengetahuan Tentang Zat
Metode yang mudah dan praktis memang lebih banyak Pengatur Tumbuh. Bandung: Angkasa.
digunakan, namun tidak semua metode praktis dan Arini, D. I. (2013). The Challenge and Conservation Efforts
sederhana dapat menghasilkan hasil yang optimal (Subhan of Indonesian Coral Reefs. INFO BPK Manado, 3
et al., 2014). No. 2, 147-173.
Aziz, A. M., Kamal, M. M., Zamani, N. P., & Subhan, B.
(2011). Coral Settlement on Concrete Artificial Reef
in Pramuka Island Waters, Kepulauan Seribu,
Jakarta and Management Option. Journal of
Indonesia Coral Reefs, 1(1), 55-64.
Badan Pengkajian dan penerapan teknologi. (2017).
Teknologi ex-vitro BPPT, Solusi atasi permasalahan
bibit kentang (solanum tuberosum L.). Dipetik
Febuari 22, 2019, dari
https://www.bppt.go.id/teknologi-agroindustri-dan-
bioteknologi/2811-teknologi-ex-vitro-bppt-solusi-
atasi-permasalahan-bibit-kentang
Burke, L., Reytar, K., Spalding, M., & Pery, A. (2012).
GAMBAR 6. Bagan penerapan Hexadome Coral Reefs at Risk Revisited in The Coral Triangle.
(rancangan prototype yang dianjurkan). Washington, DC: World Resources Institute.
KESIMPULAN DAN SARAN Burke, L., Selig, E., & Spalding, M. (2002). Reefs at Risk in
Kerusakan terumbu karang yang terjadi saat ini dapat diatasi Southeast Asia. Washington, DC: World Resources
salah satunya dengan cara transplantasi. Metode Institute.
transplantasi berpengaruh terhadap hidup atau tidaknya Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Hayati Laut: Aset
larva karang yang ditransplantasikan. Berdasarkan uraian Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta:
pada bab sebelumnya dijelaskan bahwa solusi yang tepat Gramedia Pustaka Utama.
untuk mengatasi permasalahan kerusakan ekosistem Dinarti, D. (2011). Perbanyakan tunas mikro pada beberapa
terumbu karang adalah dengan menerapkan Hexadome umur simpan umbi dan pembentukan umbi mikro
Coral sebagai metode transplantasi karang untuk bawang merah pada dua suhu ruang kultur. Jurnal
mendapatkan hasil yang optimal. Sekaligus memenuhi Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of
beberapa tujuan dari 17 Sustainable Development Goals, Agronomy).
yaitu poin ke 14 Life Below Water serta poin ke 13 Climate Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan. (2014). Sertifikasi
Action. Hexadome Coral nantinya akan disusun di dasar Benih. (Dinas Pertanian dan ketahanan Pangan Kota
perairan sehingga akan membentuk gugus terumbu karang Malang) Dipetik Juli 11, 2018, dari
yang kuat dan stabil. Dengan media berbahan semen dan https://pertanian.malangkota.go.id/2014/07/21/sertif
konstruksi yang sedemikian rupa, Hexadome Coral ikasi-benih/
sekaligus dapat menjadi habitat bagi ikan dan organisme Dwiyani, R. (2015). Kultur Jaringan Tanaman. Bali:
laut lain yang hidup berasosiasi dengan karang. Secara Pelawa Sari.
langsung hal ini akan berdampak positif terhadap eksistensi Edwards, A. J., & Gomez, E. D. (2007). Reef Restoration
dari fitoplankton, alga, dan tumbuhan air lainnya yang mana Concepts and Guidelines: Making Sensible
akan berperan sebagai penghasil okigen terbesar di Bumi. Management Choices In The face of uncertainty. St.
Lucia: Coral Reef Targeted Research & Capacity
Dalam usaha pelestarian terumbu karang dengan cara Building For Management Program.
transplantasi. Dengan beberapa macam metode yang telah Fadli, N. (2008). Survival Rate of Coral Fragments
dijelaskan sebelumnya, Hexadome Coral merupakan Acropora formosa Transplanted on Artificial Reef
metode yang paling tepat untuk diimplementasikan agar Made from Rubble. Berita Bilogi, 9 No. 3, 265-273.
mendapatkan hasil yang maksimal. Perlu adanya peran aktif

185
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020
Proceedings The 1st UMYGrace 2020
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

Fitriani, A. (2017). Respon pertumbuhan tanaman Kentang Kisworo, H., Wijayanti, D. P., & Munasik. (2012). STUDI
(Solanum tuberosum L.) Varietas Granola secara PENEMPELAN JUVENIL KARANG Pocillopora
kultur tunas dengan kombinasi AB Mix dan pupuk damicornis PADA JENIS SUBSTRAT
organik cair. Purwokerto: Doctoral dissertation, KOLEKTOR DAN ZONA TERUMBU YANG
Univertas Muhammadiyah Purwokerto. BERBEDA DI PULAU PANJANG, KABUPATEN
Fujiwara, S., Omori, M., Hatta, M., Hosoya, S., Iwao, K., JEPARA. ournal Of Marine Research, 1(1), 129-
Nojima, S., . . . Taniguchi, H. (2004). Manual for 136.
Restoration and Remediation of Coral Reefs. Dalam Lestari, F. W., Suminar, E., & Mubarok, S. (2018).
Nature Conservation Bureau. Japan: Ministry of the Pengujian berbagai eksplan kentang (Solanum
Environment. tuberosum L.) dengan penggunaan konsentrasi BAP
Gomez, E., Edwards, A. J., & Dizon, R. M. (2014). Methods dan NAA yang berbeda. Jurnal Agro, 66-75.
of Coral Transplantation. In A. J. Edwards (Ed.), Lindahl, U. (2003). Coral Reef Rehabilitation Through
Reef Rehabilitation Manual (pp. 99-112). St. Lucia: Transplantation of Staghorn Corals: Effects of
The Coral Reef Targeted Research & Capacity Artificial Stabilization and Mechanical Damages.
Building for Management Program. Coral Reefs, 22(3), 217-223.
Harii, S., Kayanne, H., Yamamoto, M., Takigawa, H., & Lobel, P. (2011). Technical Note: Coral Reef Initiative
Hayashibara, T. (2002). Larval Survivorship, Database; Natural Resources Conservation.
Competency Periods and Settlement of Two Washington, D.C: Department of Defense, Legacy
Brooding Corals, Heliopora coerulea and Resource Management Program.
Pocillopora damicornis. Marine Biology, 141, 39-46. Luthfi, O. M. (2016). CORAL REEF CONSERVATION
Harriot, V. J., & Fisk, D. A. (1987). A comparison of USING CORAL GARDEN INITIATIVE IN
settlement plate types for experiments on the SEMPU ISLAND. Journal of Innovation and
recruitment of scleractinian corals. Marine Ecology Applied Technology, 2 No. 1, 210-216.
Progress Series, 37, 201-208. Marliana, L. (2018). Induksi Embrio Zigotik Sekunder
Hendaryono, Daisy P., Sriyanti, dan Wijayani, Ari. (2012). Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan
Teknik Kultur Jaringan. Yogyakarta: Kartisius. berbagai komposisi media Secara In Vitro. Bogor:
Hubbell, S. P. (1997). A unified theory of biogeography and Institut Pertanian Bogor.
relative species abundance and its application to Marlin, Yulian, & Hermansyah. (2012). Inisiasi Kalus
tropical rain forests and coral reefs. Coral Reefs, 9- Embriogenik pada Kultur Jantung Pisang 'Curup'
21. Dengan Pemberian SUkrosa, BAP dan 2,4 D. .
Hutami, S. (2016). Ulasan masalah pencoklatan pada kultur Jurnal Agrivigor, 276-284.
jaringan. Jurnal AgroBiogen(Bogor), 4(2):83-88. Menteri Pertanian . (2005). Keputusan Menteri Pertanian
InSight. (2019, Juni 5). Only 28% Of Earth's Oxygen Comes Nomor: 81/KPTS/SR.120/3/2015 Tentang
From Trees - But Where Does It Come From? Pelepasan Kentang (Solanum tuberosum L.)
Dipetik April 2020, dari Granola Kentang Sebagai Varietas Unggul,.
https://www.youtube.com/watch?v=7xfdGkbX4jU Jakarta: Kementerian Pertanian.
Jaap, W. C. (2000). Coral Reef Restoration. Ecological Miryam, A., Suliansyah, i., & Djamaran, A. (2008).
Engineering 15, 345–364. Multiplikasi jeruk kacang (Citrus nobilis L.) pada
Johan, O. (2012). The Survival of Transplanted Coral on beberapa konsentrasi NAA dan BAP pada media
Pyramid-shaped Fish Shelter on the Coastal Water of WPM secara in vitro. Jurnal Ilmiah, 1-8.
Kelapa and Harapan Islands, Kepulauan Seribu, Mustafa, A., Oetama, D., & Sidiq, A. (2020). Perbandingan
Jakarta. Indonesian Aquaculture Journal, 7(1), 79- Pertumbuhan Fragmen Karang Acropora sp. yang
85. Ditransplantasi Menggunakan Metode Ikat dan
Kaleka, M. (2004). TRANSPLANTASI KARANG BATU Metode Gantung . ournal of Fishery Science and
MARGA Acropora PADA SUBSTRAT BUATAN Innovation , 4(1), 38-44.
DI PERAIRAN TABLOLONG KABUPATEN Nafiah, S. S., Rineksane, I. A., & Dewi, S. S. (2016).
KUPANG . Makalah Perorangan Semester Ganjil PENGARUH KONSENTRASI AIR LERI DAN BAP
2004, Falsafah Sains (PPS 702) , Program S3 . TERHADAP MULTIPLIKASI ANGGREK TEBU
Karjadi, A. K. (2008). Pengaruh auksin dan sitokinin (Grammatophyllum speciosum) SECARA IN VITRO.
terhadap pertumbuhan dan perkembangan jaringan Yogyakarta: Repository Universitas
meristem kentang Granola. Bandung: Balai Muhammadiyah Yogyakarta.
Penelitian Tanaman Sayuran. Nasution, M. A., & Munandar. (2018). EFISIENSI
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2018). BIOREEFTEK SEBAGAI MEDIA
Statistik Pertanian 2018. Jakarta: Pusat Data dan PERTUMBUHAN KARANG DI PULAU RUBIAH
SIstem Informasi Pertanian / Kementerian Pertanian SABANG. Jurnal Perikanan Tropis, 5(2), 207-215.
Republik Indonesia. Diambil kembali dari Nybakken, J. W. (1992). Biologi Laut Suatu Pendekatan
http://epublikasi. pertanian. go. id/arsip- Biologis. Jakarta: Gramedia.
perstatistikan/160-statistik/statistikpertanian/586-
statistik-pertanian-2020

186
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020
Proceedings The 1st UMYGrace 2020
(Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Undergraduate Conference)

Pangestika, D. S. (2015). Kajian Pemberian IAA dan Sastro, yudi & Rokhmah, A. N. (2016). Hidroponik
Paclobutrazol Terhadap Pertumbuhan Eksplan Sayuran di Perkotaan. Jakarta: Balai Pengkajian
Bawang Putih. Jurnal Kewirausahaan dan Bisnis. Teknologi Pertanian (BPTP) Jakarta.
Pitojo, I. S. (2004). Penangkaran Benih Kentang (Solanum Setiawati, T. Z. ( 2018). In Vitro Propagation Of Potato
tuberosum L.). Kanisius. (Solanum tuberosum [L.] Cv. Granola ) By Addition
Prabaningrum, L., Moekasan, T. K., Adiyoga, W., & . Of Meta-Topolin On Modified MS (Murashige &
(2015). Memilih Varietas Kentang Yang Tepat Skoog) Media.
Untuk Budidaya Kentang Yang Sehat. (Balitsa) Shintivira, H., Rahmawati, F., & Winarto, B. (2016).
Dipetik Juli 19, 2018, dari Aplikasi Modifikasi Media Generik Dalam Produksi
http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/b Bibit Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev)
erita-terbaru/379-memilih-varietas-Kentang-yang- Berkualitas Melalui Kultur In Vitro. Jurnal
tepat-untuk-budidaya-Kentang-yang-sehat.htmL Hortikultura, 220-229.
Prasetyo, M. K. (2017). FLOATING NURSERY Shofiyani, A. &. (2010). Pengaruh Sterilan dan Waktu
SEBAGAI METODE PEMBIBITAN KARANG Perendaman pada Eksplan Daun Kencur (Kaemferia
HIAS Acropora formosa. DEPARTEMEN ILMU Galanga L) untuk Meningkatkan Keberhasilan
DAN TEKNOLOGI KELAUTAN, FAKULTAS Kultur Kalus. Agritech(Jurnal Fakultas Pertanian
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN, INSTITUT Universitas Muhammadiyah Purwokerto).
PERTANIAN BOGOR. Subhan, B., Madduppa, H., Arafat, D., & Soedharma, D.
Prayoga, B., Munasik, & Irwani. (2019). Perbedaan Metode (2014). BISAKAH TRANSPLANTASI KARANG
Transplantasi Terhadap Laju Pertumbuhan Acropora PERBAIKI EKOSISTEM TERUMBU KARANG ?
aspera Pada Artificial Patch Reef Di Pulau Panjang, Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 1
Jepara. Journal of Marine Research, 8(1), 1-10. No.3, 159-164.
Quick. (2018). Budidaya Kentang (Solanum tuberosum L.). Sutandi, A, & Binawan, S. T. I. K. E. S. (2012). Keluarga,
Dipetik Januari 9, 2019, dari Self Management Education (Dsme) sebagai Metode
http://petaniquick.com/budidaya-Kentang (Solanum Alternatif dalam Perawatan Mandiri Pasien Diabetes
tuberosum L.)/. Melitus di dalam. Jurnal Ilmiah.
Ramses, Puspita, L., Irhan, W., & Hamdayani. (2019). Vingga. (2018). Morfologi Lengkap dan Klasifikasi
PEMULIHAN EKOSISTEM PESISIR MELALUI Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.). Dipetik
TRASPLANTASI KARANG DAN PEMBUATAN Januari 9, 2019, dari sedulurtani:
MEJA SEMAI BLOK BETON DI PULAU https://www.sedulurtani.com/morfologi-lengkap-
SARANG KECAMATAN BELAKANG dan-klasifikasi-tanaman-Kentang-solanum-
PADANG, KOTA BATAM. Minda Baharu, 3(1), tuberosum-l/
42-58. Wiraatmaja, I. (2017). Zat Pengatur Tumbuh. Fakultas
Rizal, S. M. (2018). Pengaruh Pemberian Beberapa Pertanian, Universitas Udayana.
Konsentrasi Kinetin Terhadap Induksi Tunas Aksilar Yuliarti, N. (2010). Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah
Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Secara In Tangga. Yogyakarta: Lily Publisher.
Vitro. Yunus, B. H., Wijayanti, D. P., & Sabdono, A. (2013).
Roostika, I. W. (2016). Pengaruh PVP dan DIECA Transplantasi Karang Acropora aspera Dengan
terhadap regenerasi meristem tebu. Metode Tali di Perairan Teluk Awur, Jepara. Buletin
Sari, D. A. (2014). Induksi Tunas Kentang (Solanum Oseanografi Marina, 2, 22-28.
tuberosum L.) Menggunakan BAP (Benzil Amino Zulkarnain. (2017). Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: PT
Purine). Bumi Aksara.
Sari, H. S. (2017). Efek NAA dan BAP terhadap
Pembentukan Tunas, Daun dan Tinggi Tunas Stek
Mikro Nepenthes ampullaria Jack.

187
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Indonesia, 27 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai