Anda di halaman 1dari 11

p-ISSN: xxxxxxxx Volume x Nomor x Tahun xxxx

e-ISSN: xxxxxxxx
KERUSAKAN TERUMBU KARANG YANG TERJADI AKIBAT DARI
OVERLOADNYA PENGGUNAAN SUMBER DAYA ALAM LAUT DI PROVINSI
BANDA ACEH

Enni Halimatussa'diyah Pakpahan1, Rima Anggraini2, Widya Rahayu3, Nurul Hafizah4, M.


Azhar Lubis5
1
Prodi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara
ennihalimatussadiyahpakpahan@unpri.ac.id

Abstrak
Kerusakan terumbu karang yang dikarenakan adanya bencana alam merupakan kerusakan
yang memang jumlah kerusakannya tidak terlalu besar akan tetapi kerusakan terumbu karang
yang dialami berdasarkan perilaku manusia, di mana menggunakan bom atau perusakan di
dasar laut maupun di pesisir pantai hanya untuk mendapatkan ikan yang akan dikonsumsi
oleh manusia pada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kerusakan terumbu
karang yang terjadi di kawasan Banda Aceh serta upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dalam perbaikan terumbu karang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Objek
utama penelitian Library research. Hasil penelitian ini menunjukan selain kerusakan yang
terjadi pada terumbu karang di kawasan pesisir pantai, Aceh itu berasal dari kerusakan yang
dimunculkan oleh manusia, di mana menggunakan barang-barang yang berbahaya bagi lautan
ataupun makhluk hidup. Status penataan terumbu karangi dipulau Weh memilikii skor minim
bila dibandingkan dengan penataan terumbu karangi nan berada di wilayah pantaii timur.
KATA KUNCI: Ekosistem, Pencegahan, Terumbu Karang
Abstract
Damage to coral reefs caused by natural disasters is damage that is indeed the amount of
damage is not too large but the damage to coral reefs experienced based on human
behavior,where using bombs or destruction on the seabed and on the coast just to get fish that
will be consumed by humans at this time. This study aims to determine the damage to coral
reefs that occur in the Banda Aceh area and the efforts made by the government in repairing
coral reefs. This research uses a qualitative descriptive approach. Data collection techniques
used are observation and interviews. The main object of research is Library research. The
results of this study show that in addition to the damage that occurs on coral reefs in the
coastal area, Aceh it comes from damage caused by humans, where using items that are
harmful to the ocean or living things. The status of coral reef management on the island of
Weh has a low value when compared to the management of coral reefs located on the east
coast
KEY WORDS: Ecosystem, Prevention, Coral Reef

Jurnal Civitas Academica│x


Jurnal Civitas Academica
Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx

PENDAHULUAN
Indonesiai adalah negarai maritim yang memiliki potensii di bidang kelautani yang
cukupi besari dani perlu dikembangkani lagi dan dikelolai dengani baik. Indonesiai
mempunyai luasi wilayah perairan sebesari3.275.483 km² dengan panjangi garisi pantai
99.093 km² dan jumlahi pulau 13.466 pulau. Di sekeliling pulau-pulau dan pantai yangi adai
terdapati beberapa ekosistemi terumbui karangi yangimemiliki banyak peranan tetapi rentan
pada perubahan.

Luasi terumbui karangi Indonesia diperkirakan imencapai 60.000 km, tetapi hanya 6,2
% saja yang kondisinyai baik Tekanan terhadapi keberadaani terumbui karangi sebagiani
besar di akibatkan oleh kegiatani manusia, kerusakani terumbui karang banyaki ditentukan
oleh kegiatan di daratan. Manfaati terumbui karangi berperani pentingi bagii pertumbuhani
sumber daya perikanani (feeding ground, fishing ground, spawning ground dan nursery
ground), mencegahi terjadinyai pengikisani pantaii (abrasi), sebagaii dayai tariki wisatai
bahari, secara globali terumbui karangi sebagaii pengendap kalcium yang mengaliri dari
sungai ke laut, sebagaii penyerap CO2 dan Gasi Rumahi Kacai (GRK).

Presiden republik Indonesia padai tahuni 2015 memerintahkani untuki memaksimalkan


potensii yang ada salahi satunya di taman Nasional laut kepulauan Togean. Jangan
meningkatkan infrastruktur, meningkatkan aksesibilitas, fasilitas pariwisata, dan sumber daya
manusia lokal agar lebih memudahkan wisatawan menuju lokasi wisata ataupun bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar.

Keadaani SDA di suatu kawasani dipengaruhi 6 faktor, yakni: pranatai pengelolaan


sumberi dayai lokal, konteks sosiali budaya, kebijakani negara, variabeli teknologi tingkat
tekanani pasar dan tekanani penduduk.

Pertumbuhan perkembangan kemajuan dibidang produksi tidak boleh mengorbankan


lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Ketika lingkungan menjadi
tercemar, hal itu berdampak negatif pada kelangsungan sumber daya alam, yang pada
akhirnya dapat mengurangi umur manusia. Kitai manusia yang hidup di bumi diberkahi
dengan sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu kita semua perlu menjaganya dan
tidak merusaknya. Karena semua sumber daya alam tersebut memiliki manfaat dan suatu
saat kita akan membutuhkannya.

2
Nama Penulis 1, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Kimia…

Ekologii lauti ialah ilmui yangi imempelajarii Ekosistem iair ilaut. Ekosistemi airi ilaut
dibedakani atas ilautan ipantai, iestuari, dan iterumbu ikarang, idan ipadang ilamun. Habitat
iair ilaut (oceanic) iiditandai ioleh isalinitas itinggii dengan ion CI imencapai 55% terutamai di
daerahi lauti karenai suhunyai tinggii dan ipenguapan ibesar. Di daerahi tropiki suhui laut
sekitari 25°C. Perbedaani suhui bagiani atasi serta bawahi tinggi. Batasi antarai lapisani air
yangi panas idi bagiani atasi dengani bagiani airi yangi dingini di bagiani bawah merupakan
daerahi thermocline.

Dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan pangan beserta pemanasan global


juga akan meningkat. Seperti yang kita ketahui keadaan terumbu karang saat ini sungguh
memprihatinkan. Ketika LIPI melakukan riset pesisir pantai ditemukannya bahwa banyaknya
terumbu karang yang rusak ataupun populasi terumbu karang tersebut hampir habis.
Kerusakan pada terumbu karang ini terjadi karena adanya faktor-faktor utama yaitu faktor
dari alam dan faktor dari manusia. Kerusakan terumbu karang yang dikarenakan adanya
bencana alam merupakan kerusakan yang memang jumlah kerusakannya tidak terlalu besar
akan tetapi kerusakan terumbu karang yang dialami berdasarkan perilaku manusia, di mana
menggunakan bom atau perusakan di dasar laut maupun di pesisir pantai hanya untuk
mendapatkan ikan yang akan dikonsumsi oleh manusia pada saat ini.

Wilayah pesisir dan lautan adalah kawasan yang menyimpan kekayaan sumber daya
alam yang sangat bermanfaat bagi kepentingan manusia. ekosistem terumbu karang ialah
bagian dari ekosistem laut yang menjadi tempat kehidupan bagi beraneka ragam biota laut
dalam ekosistem terumbu karang dapat hidup lebih dari 300 jenis karang, 2000 jenis ikan dan
berpuluh-puluh jenis mollusca crustacea, sponge, algae lamun dan biota
lainnya (Dahuri,2003).

Lamuni ialah tumbuhan berbungai yangi hidupnyai terbenami di dalami lauti Padang
lamuni ini adalah suatu ekosistem yang mempunyaii produktivitas iorganik yangi tinggi.
Fungsi ekologi yang pentingi yaitui sebagaii feeding ground fishing ground, spawning
ground dan nursery ground. Beberapai jenisi hewani yakni udang dan ikani baranong,
sebagai peredami arusi sehinggai perairani dani sekitarnyai menjadii tenang.

Ada banyak jenis bahkan ratusan jenis terumbu karang yang terdapat di Indonesia tetapi
sayangnya kekayaan ini hampir saja hilang. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa survei
untuk mendatangi tempat atau pesisir pantai dalam pengecekan terumbu karang ternyata
sudah lebih dari 40,48% dalam kondisi tidak baik. Yang tentu saja hal ini dipicu dari ulah

3
Jurnal Civitas Academica
Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
manusia itu sendiri. Jika hal ini tidak dibatasi dengan tegas maka bisa saja kekayaan terumbu
karang yang ada di Indonesia akan habis bahkan akibat fatalnya akan menghilang dari
ekosistem lautan di Indonesia yang tentu saja akan berdampak negatif bagi makhluk
hidupnya.

Banyak sekali manfaati dan itingginya produktivitas iyang iterjadi ipada iekosistem
terumbui karangi imenyebabkan ipemanfaatan iyang lumayan ibesar diiwilayah ipesisir dan
lauti yaitui seperti: ipeningkatan ijumlah iwisatawan ipembangunan idi wilayah ipesisir
ipantai, iaktivitas ipenangkapan ikan, dan ipeningkatan ilimbah iyang imenyebabkan
pencemarani terhadap iair ilaut ibaik idari iaktivitas ikapal maupun limbah yang berasal dari
rumah tangga yang mengalir ke perairan.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kerusakan Terumbu karang yang
terjadi karena ulah manusia yang serakah. Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Objek utama dari penelitian ini menggunakan kepustakaan (library research), yaitu jenis
penelitian yang objek utamanya buku-buku perpustakaan, dan E-book yang berhubungan
dengan mata pelajaran dan literatur lainnya. Dengan bantuan tinjauan literatur, artikel ini
akan menjelaskan Kerusakan Terumbu Karang akibat overloadnya penggunaan sumber daya
alam. semua data diambil dari sumber utama yakni ayat-ayat Al-Qur’an yang membahas
tentang lingkungan hidup.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kondisi Terumbu Karang jika
overloadnya pemakaian SDA. Untuk mengetahui kerusakan terumbu karang yang terjadi di
kawasan Banda Aceh serta upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam perbaikan terumbu
karang yang telah dirancang dan beberapa sudah dilakukan pengupayaannya di daerah sekitar
pesisir pantai Banda Aceh.

Tekniki pengumpulan idata yang digunakani ialah dimulaii dari(1) jenisi data,(2)
sumber data,(3) instrumen penelitian. Dalam penelitiani ini datai yang dikumpulkani
berdasarkan observasi, iwawancara, istudii dokumentasii dan jikai diperlukani pengajuani
angketi yang berisikani pernyataani kepadai respondeni dapati dilakukan.

Dalam tahapi pelaksanaani penelitian,(1), pra persiapan, (2), persiapan, (3),


pelaksanaan, (4), pengolahani data, serta dan (5),penyusunani laporani penelitian. Setelah
memperhatikan langkahi yang dilakukani oleh ahlii diatas, penelitii akani melakukani

4
Nama Penulis 1, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Kimia…

langkah-langkahi dalam melakukani penelitiani dengan mempersiapkani proposali penelitian,


mengumpulkani data, menganalisisi datai serta membuati laporani hasili penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN[

Berdasarkan Hasil Penelitian tersebut bahwa lebihi darii setengah spesiesi lauti
ihidupnya isangat ibergantung ipada iterumbu karang yang sehat, terumbu ikarang
menghasilkani senyawa ikimia ipenting bagi iobat-obatan dan imenyediakan ibeler
igelombang alamii sebagai ipelindung ipantai idan igaris pantaii dari ibadai.

Informasi yang didapat adalah hasil ipengamatan iterhadap ikondisi iterumbu ikarang di
stasiuniLong iAngen. Terlihat iadanya iperbedaan iyang imencolok iantara kedalaman 3 m
dan 7 m. diikedalaman 3 m terlihati bentuk ipertumbuhan ikarang kerasi acropora,
sedangkani di kedalamani 7 m iterlihat ioleh ikarang imati. Karangi mati yang iditumbuhi
oleh ialga.

Terumbu karang terlihat seperti tanaman, padahal sebenarnya karang merupakan


sekumpulan hewan-hewan kecil yang bernama polip. Dalam klasifikasi ilmiah karang berada
dalam filum Cnidaria kelas anthozoa. Terumbu karang ini terbentuk dari endapan nasib
kalsium karbonat yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu
(Karang Hermatifik).

Pembentukan terumbu karang dapat dilihat adanyai individui karangi (polip) iyang
hidupi berkelompoki atau pun imenyendiri. Salahi satui pengamatani karangi yang ipaling
banyaki di gunakan ialah ipengamatan istruktur koralit. Hal ini ikoralit iterdapat isepta iyang
tumbuhi keluari dari idasar ikoralit.

Sebagai hewan, karangi memperolehi energi darii makanani yangi ditangkapi oleh
tentakeli di sekitari mulutnya. karenai prosesi evolusii yang panjang karangi bersimbiosis
dengani alga berseli satu (symbiodinium) yangi dapati berfotosintesisi sehinggai karangi bisa
memperolehi lebihi banyaki energii dengani memanfaatkani sinari matahari. Dengani cara
tersebuti karangi dapati tumbuhi berkembangi dengani baik.

Respon terumbu karang terhadap perubahan dan tekanan lingkungan ialah berusaha
untuk bertahan dan menunjukkan gejala pemulihan sampai terbentuknya komunitas yang

5
Jurnal Civitas Academica
Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
stabil kembali setelah mengalami kerusakan. Dan apabila tekanan lingkungan tersebut terjadi
terus-menerus, maka terumbu karang akan mengalami kematian.

Telah ditelusuri berdasarkani beberapai parameteri ekologi, parameteri tekanan


anthopogenik, iparameteri sociali ekonomii dan sistemi pengelolaani bahwai telahi terjadi
pemutihani karangi padai tahuni 2010iyangi memberikani dampaki ekologisi yangi sangat
besari terhadapi terumbu ikarangi diwilayahi Aceh Utarai tepatnyai di pulaui Weh. Status
pengelolaani terumbui karangi di pulaui Wehi memilikii nilaii rendahi jikai idibandingkan
dengani pengelolaani terumbui karangi yangi beradai di wilayahi pantaii timur. iPenegakan
aturani di dalam kawasani dan ipersepsi iterhadap isumber idaya iyang imembedakan istatus
pengelolaani yang iada di iperairan iAceh. Strategii pengelolaani di pulaui Aceh ini iadalah
dengani mempertahankani kondisii ekologii darii penurunani dan meningkatkani indikator
sosial ekonomii sertai sistem pengelolaani kawasan iyang lebihi baiki lagi. hali tersebut
diimplementasikani dalam bentuki pengaturani alati tangkap dan iperlindungan ikawasan
iyang mempunyaii nilaii ekologisi yangi palingi penting.

Lalu di bagiani utarai pulaui Wehi adalah wisatai lauti yang terkenali di daerah ilokasi
setempat terlihati adanyai kerusakani terumbui karangi akibati ulah imanusia, misalnya
iadanya pecahani karang dan bongkahan karang iakibat ipengeboman. Lalu ada pulaui kecili
yangi terletaki di teluki Sabang itidak ijauh dari kotai Sabang. terlihat adanya kerusakan
terumbu karang karena aktivitas nelayan yang cukup tinggi pada saat menangkapi ikan,
terutamai dengan cara yang tidaki ramahi lingkungani sepertii pengeboman. Didalam surah
Ar- rum ayat 41 telah dijelaskan:

َ‫ي َع ِملُ ْوا لَ َعلَّ ُه ْم يَ ْر ِج ُع ْون‬


ْ ‫ض الَّ ِذ‬ ِ ‫سبَتْ اَ ْي ِدى النَّا‬
َ ‫س لِيُ ِذ ْيقَ ُه ْم بَ ْع‬ َ َ‫ظَ َه َر ا ْلف‬
َ ‫سا ُد فِى ا ْلبَ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر بِ َما َك‬

Artinya:

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Islam telah memerintahkan manusia untuk tidak merusak sumber daya lingkungan.
Namun kenyataannya, aktivitas manusia saat ini mengarah pada eksploitasi tanpa
pembaharuan atau regenerasi. Meskipun dalam hal ini lingkungan dapat meregenerasi dirinya
sendiri, harus diingat bahwa kemampuan lingkungan untuk beregenerasi terbatas.

6
Nama Penulis 1, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Kimia…

Hasil yang didapatkan dari pembahasan di atas yaitu selain kerusakan yang terjadi pada
terumbu karang di kawasan pesisir pantai, kawasan Aceh itu berasal dari kerusakan yang
dimunculkan oleh manusia, di mana menggunakan barang-barang yang berbahaya bagi lautan
ataupun makhluk hidup yang ada di dalam laut tersebut.

Kondisii perairani didaerah lauti mempunyaii PH di atasi 8 yangi menunjukkan ibasa.


Hali tersebuti sesuai idengan isifat iperairani laut. Pertumbuhan terumbui karangi ini
dipengaruhii oleh intensitasi cahayai mataharii serta kemampuan karang yang dapat
menghasilkan kalsium karbonat (CaCO2).

Suhu juga berperan dalam mengendalikan distribusi horizontal dari terumbu karang.
temperaturi minim yang seringi tercatati di kawasan iterumbu ikarang. Tetapi di isebagian
kasusi hanyai dapat iditemukan iadanya ikematian iparsial di mana (bagiani kolonii karang
mati). Suhu dapat mempengaruhi kecepatan metabolisme reproduksi dan perombakan bentuk
luar dari karang. Secara umum sebaran terumbu karang di dunia dibatasi oleh permukaan laut
yang isoterm pada suhu 20°C, tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu
18°C. Pertumbuhan terumbu karang yang paling optimal berada pada suhu rata-rata antara 23
- 25°C, dengan suhu yang maksimal terdapat pada 36 - 40°C.

Pengelolaan potensi sumber daya alam di pesisir dan laut berguna untuk memacu
pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, hendaknya dilakukan
dengan mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam serta perlindungan terhadap
ekosistem dari kerusakan

( Terumbu karang pulau weh )

7
Jurnal Civitas Academica
Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
Hal ini sesuai dengan Quran surah ar-rum ayat 41 yang membahas tentang kerusakan
yang terjadi di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, hal ini sudah
sangat menjelaskan bahwa kebanyakan kerusakan yang terjadi di muka bumi ini terkhusus
kerusakan yang terjadi di dalam lautan itu merupakan kerusakan yang didasari oleh perbuatan
manusia di mana manusia tersebut hanya mementingkan kepentingan mereka pribadi yaitu
untuk memenuhi kebutuhan di kehidupan sehari-hari di mana kebutuhan tersebut semakin
lama semakin meningkat sehingga jika lau dan dieksploitasi secara berlebihan selain ikan
ataupun makhluk hidup yang ada di dalamnya mengalami kepunahannya, sudah pasti ada hal-
hal lain yang ikut berdampak negatif dari hilangnya populasi dalam lautan tersebut seperti
rusaknya terumbu karang yang ada di laut.

Oleh karena itu pemerintah setempat mengeluarkan kebijakan di mana


pengeksploitasian ekosistem yang terdapat di laut itu dibatasi dan diberi kewenangan
sepenuhnya oleh pemerintah untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya jika
ingin mengambil populasi yang ada di dalam lautan tersebut. Adapun pengupayaan yang
lainnya yaitu mengurangi pengambilan terumbu karang atau merusak terumbu karang dan
dilakukannya pelestarian lingkungan di dalam lautan tersebut agar terumbu karang yang
terdapat di pesisir pantai kawasan tersebut tidak hilang atau punah/rusak.

Kerusakan lingkungan di Indonesia semakin meningkat. Keadaan ini secara langsung


mengancam kehidupan manusia. Luasnya kerusakan alam juga meningkatkan risiko bencana
alam. 30% kerusakan terumbu karang antara lain, yaitu:

 Ditemukannya sampah organik dan anorganik yang dapat merusak ekosistem fauna di
laut seperti plankton serta terumbu karang.
 Adanya wisatawan yang tidak bertanggung jawab yang tidak bisa menjaga ekosistem
laut.

Lingkungan alam mempengaruhi kehidupan manusia, begitu pula sebaliknya,


kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Seseorang menemukan dirinya dalam
lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan alamnya.

Dalam irangka iefektivitas ipengelolaan iekosistem terumbui karang. Pemerintah dan


pemerintahan daerahi diharapkani mempercepati zonasii wilayahi pesisiri dan pulau-pulau
kecili sebagaii landasani utamai pemanfaatani ruangi wilayahi laut itermasuk ikonservasi
ekosistemi sertai sebagai ipedoman pengaturan ikegiatan yang iboleh idilakukan serta yang
tidaki bolehi dilakukan idalam iupaya iperlindungan iekosistem.
8
Nama Penulis 1, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Kimia…

Salahi satui upayai dalami pelestarian terumbu ikarang ialah dengani membuati
kawasan konservasi iperairan. Hal ini, bertujuani darii kawasan ikonservasi ialah untuki
melindungi melestarikani dan imemanfaatkan ifungsi iekosistem isebagai ihabitat ipenyangga
ikehidupan biotai perairani padai waktui sekarangi dani yangi akani datang. Dengani
demikiani kawasan konservasii juga melindungii cirii khas itertentu darii kawasani pesisiri
dani pulau-pulau ikecil sehinggai bisa itercipta ipengelolaan iwilayah yang iberkelanjutan.

Pemerintahi daerahi dan para pengelola ikepentingan idiharapkan imembangun isinergi


dani jejaringi kinerja yang solidi dalami mewujudkani penetapani ekosistemi terumbui
karang sebagaii kawasani konservasii pesisiri dan pulau-pulau kecili ataui kawasan
ikonservasi perairani untuk imenyeimbangkani antara iperlindungan, pelestarian, dan
pemanfaatan ifungsi ekosistemi secara iberkelanjutan. Pelestariani ekosistem iterumbu
karang idalam rangka kawasani konservasii adalah ijawaban atas ipermasalahan dan
iancaman, iagar pengelolaan terintegrasii dan ikomprehensif idapat idiwujudkan.

SIMPULAN

Terumbu karang mengalami kerusakan diakibatkan penggunaan/ekploitasi yang berlebihan


dan juga dikarenakan adanya kelalaian penduduk dalam melakuka pengolahan perairan yang
ada di pesisir pantai. Adapun hal lain yang menjadi faktor kerusakan terumbu karang yaitu
pertumbuhan perkembangan kemajuan dibidang produksi tidak boleh mengorbankan
lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Status pennyelenggaraani
terumbui karangi di pulaui Weh mempunyai nilai rendah ijika dibandingkani dengan
ipengelolaan iterumbu ikarang yangi berada di iwilayah ipantai itimur. Strategii
penyelenggaraan di pulaui Aceh inii merupakan dengan mempertahankani kondisii ekologii
dari penurunani dan meningkatkani indikatori sosiali ekonomii serta isistem pengelolaan
ikawasan yang ilebih ibaik lagi. Lingkungan alam mempengaruhi kehidupan manusia, begitu
pula sebaliknya, kehidupan manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Ketika lingkungan
menjadi tercemar, hal itu berdampak negatif pada kelangsungan sumber daya alam, yang
pada akhirnya dapat mengurangi umur manusia. Kita manusia yang hidup di bumi diberkahi
dengan sumber daya alam yang melimpah. Oleh karena itu kita semua perlu menjaganya dan
tidak merusaknya

DAFTAR PUSTAKA

9
Jurnal Civitas Academica
Vol x No x Tahun xxxx Hal x–xxx
Sapto Haryoko. (2020). Analisis Data Penelitian Kualitatif (Konsep, Teknik, & Prosedur
Analisis). Makasar: Badan Penerbit Universitas makasar.

Evi Safira. (2020). Pengembangan sumber daya pesisir yang berkelanjutan di Ulele kota
Madya Banda Aceh. Jurnal Serambi Kontruktivis. Akademi maritim Aceh
Darussalam: Aceh.

Lena Farsia dan Wardah. (2014). Hukum Pelestarian Terumbu Karang Sebagai Penyangga
Produktivitas Perikanan. Kanun Jurnal Ilmu hukum. Universitas Syah Kuala Banda
Aceh.
Adwani. (2011). Perlindungan sumber daya perikanan laut sebagai bentuk tanggung jawab
pemerintah daerah di perairan laut wilayah provinsi Aceh. Jurnal Media Hukum.
Fakultas Hukum Universitas Syah Kuala Banda Aceh.

Edi Rudi. (2005). Kondisi terumbu karang di perairan Sabang Nanggroe Aceh Darussalam
setelah tsunami. Jurnal Ilmu Kelautan. Fakultas MIPA Universitas Syah Kuala Banda
Aceh.
Muhammad Aris, dkk. (2018). Analisis Keberlanjutan Pengelolaan Taman Wisata Alam
Laut (TWAL) Pulau Weh Berdasarkan Hukom Adat Laot. Jurnal Manusia &
Lingkungan. Fakultas ilmu perikanan dan kelautan Institut Bogor.
Yusnita. (2004) Kultur Jaringan Cara Memperbanyak Tanaman Secara Efisisen. Agro
Medium Pustaka, Jakarta.

Kusumaatmadja, Mochtar., (1994), Perlindungan Dan Pelestarian Lingkungan Laut Dilihat


Dari Sudut Hukum Internasional Regional dan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta.

Marshall, P., and Baird, A.H., (2000). Bleaching of Corals on the Great Barrier Ree.f:
Differential Susceptibilities Among Taxa. Coral Reefs.

Santoso, A.D., dan Kardono, (2008). Teknologi Konservasi dan Rehabilitasi Terumbu
Karang. Jurnal Teknologi Lingkungan.

Mismail, B. (2010). Akuarium Terumbu Karang. Malang: Universitas Brawijaya Press (UB


Press).

LIPI. (2011). Sepertiga terumbu karang di indonesia rusak. Liputan Media


http://www.tempo.co/read/news/2012/10/31/061438910/

Supriharyono. (2007). Konservasi Ekosistem Sumber daya Hayati di Wilayah Pesisir dan
Laut Tropis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

10
Nama Penulis 1, dkk. Pengembangan Media Pembelajaran Praktikum Kimia…

Ibrahim, M., R. Utina, dan A.S. Katili. (2013). Pengelolaan Ekosistem Pesisir Dan
Pelestarian Nilai-Nilai Kearifan Lokal Suku Bajo Melalui Pengembangan Kelompok
Sadar Lingkungan dan Pembuatan Laboratorium Alam. KKN-PPM Universitas
Negeri Gorontalo.

And Zulkifli, (2014), Dasar dasar Ilmu Lingkungan. Penerbit Salemba Teknika, Jakarta

Imade putrawan, (2012). Konsep-konsep Dasar Ekologi dalam Berbagai Aktivitas


Lingkungan.Penerbit Alfabeita

Otto Soemarwoto. (1994). Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit


Djambatan Jakarta.

Suharsono. (1996). Jenis-Jenis Karang Yang Umum Dijumpai Diperairan Indonesia. Jakarta:
Pusat Penelitian Dan Pengembangan Oscanologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia.

Whitten. Mustafa (1997). Ekologi Sulawesi. Alih Bahasa G. Tjitrosoepomo. Yogyakarta:


Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada.

Keraf.(2001). Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No: 04 Tahun 2001 Tentang
Kriteria Kerusakan Terumbu karang: Jurnal

Rani. (2003). Perikanan Dan Terumbu karang Yang Rusak : Bagaimana Mengelolanya.
Universitas Hasanuddin Makassar

Arini. (2013). Potensi Terumbu karang Indonesia Tantangan Dan Upaya Konservasi. Balai
Penelitian Kelautan Manado

11

Anda mungkin juga menyukai