Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nur Hikmah

BP : 2020422004
Tugas Resume Ekologi Akuatik
Dosen Pengampu : Dr. rer. Nat. Indra Junaidi Zakaria, M.Si

1. Konsep dan Kebijakan Ekologi Akuatik


Ekologi Akuatik adalah interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup
dan lingkungannya. Kebijakan ekologi akuatik diatur berdasarkan RI UU No.60 Tahun 2007 tentang
konservasi sumberdaya ikan yang terbagi atas tiga jenis yaitu: konservasi ekosistem: melindungi,
melestarikan dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan biota perairan
pada waktu sekarang dan akan datang, konservasi jenis ikan, konservasi genetik ikan.
a. Ekosistem Estuari
Wilayah estuaria merupakan pesisir semi tertutup dengan badan air mempunyai hubungan bebas
dengan laut terbuka dan kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai. Secara ekonomis dimanfaatkan
sebagai tempat permukiman, sebagai tempat pengembangan kegiatan perikanan tangkap dan perikanan
budidaya. Secara ekologis sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi
pasang surut, penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria sebagai tempat
berlindung dan tempat mencari makanan dan sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh
besar terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang dan sebagai sumber zat hara. Peraturan Presiden
Republik Indonesia Nomor 121 tahun 2012 tentang rehabilitasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,
mengenai perlindungan, kriteria kerusakan ekosistem, dan rehabilitasi.
Permodelan wilayah estuari
Prinsip sederhana dalam manajemen estuari dan pesisir pantai adalah bagaimana memanfaatkan
wilayah ini untuk kepentingan manusia dengan tetap mempertahankan kondisi fungsi ekologi alamiah
pesisir pantai beserta sumberdaya alam yang menempatinya. Pemanfaatan teknologi pemodelan untuk
membantu usaha manajemen estuari dan pesisir pantai adalah dengan cara memetakan interaksi dari
perubahan parameter fisik, kimia dan biologi yang mengganggu fungsi ekologi pesisir pantai. Pemodelan
dapat digunakan untuk memprediksi secara aktual respon fisik, kimia dan biologi perairan dari skenario
manajemen estuari dan pesisir pantai. Pemodelan dapat membantu dalam usaha untuk manajemen
kualitas perairan sebagai bagian penting dari manajemen estuari dan pesisir pantai. Pemodelan dapat
membantu untuk membangun pemahaman bagi pelaku manajemen pesisir dari berbagai macam proses
fisik, kimia dan biologi di perairan. Pemodelan dapat memberikan gambaran dampak perubahan kondisi
lingkungan dari kebijakan manajemen pesisir yang diambil. Pemodelan dapat membantu dalam
membangun perencanaan manajemen perairan di pesisir pantai.
b. Ekosistem Air Tawar
Ekosistem perairan tawar secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan mengalir (lotic water) dan
perairan menggenang (lentic water). Komponen ekologi sungai adalah vegetasi daerah badan, tebing dan
bantaran sungai. Pada sungai sering juga ditemui sisa vegetasi misalnya kayu mati yang posisinya
melintang atau miring sungai. Kayu mati pada sungai kecil dan menengah menunjukkan fungsi hidrolik
yang berarti fungsi hidrauliknya adalah bahwa kayu mati akan menghambat aliran air ke hilir, aliran air
tebendung sehingga air tertahan di daerah hulu (Agus Maryono, 2005).
Kebijakan Ekologi pada Perairan Tawar
UU RI No 45 Tahun 2009 tentang Perikanan juga harus dilakukan dalam konteks pengelolaan
sumberdaya air, UU RI No 7 tahun 1974 tentang Pengairan, pada pasal 2 menjelaskan mengenai sumber
daya air dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan
keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan akuntabilitas. Pasal 3 menyebutkan bahwa
sumber daya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup dengan tujuan
mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2. Karakteristik, tipe organisme & biodiversity perairan tawar, laut, estuari
a. Ekosistem Perairan Laut
Hampir 70% dari permukaan bumi ini terdiri dari perairan laut sehingga ciri utama dari perairan
laut ini adalah habitatnya yang tidak terisolasi dan berhubungan satu sama lain. Dengan keadaan ini
penyebaran organisme yang ada di dalamnya menjadi tidak terbatas. Faktor-faktor pembatas pada
perairan laut umumnya masih sama dengan faktor pembatas yang ada pada perairan darat, tetapi yang
terpenting adalah adanya kadar garam yang lebih tinggi dibanding dengan perairan darat. Kadar garam
yang berbeda inilah yang menyebabkan terjadinya osmoregulasi pada biota yang ada di dalamnya.
Komponen fungsional ekosistem laut: Produsen (tumbuhan, fitoplankton) Konsumen Primer, pemakan
produsen, mis Zooplankton Konsumen sekunder mis. ikan kecil, ikan besar hingga top predator pengurai
(Dekomposer), bakteri, jamur, protozoa.
Ekosistem Terumbu Karang
Suatu ekosistem yang dibangun oleh hewan-hewan karang. Memiliki produktivitas primer yang
tinggi. Syarat hidup ada cahaya matahari, air jernih, suhu 25 – 30o C, salinitas 27 – 35 ppt. Terumbu
karang di Indonesia terkenal dengan kekayaan dari biodiversitasnya. Dari sekitar 800 spesies karang keras
yang berhasil diidentifikasi di dunia, sekitar 450 di antaranya ditemukan di Indonesia. Spesies ikan
karang Indonesia sendiri mencapai lebih dari 2.400 spesies. Mengapa biodiversitas menjadi penting?
dengan memiliki biodiversitas yang tinggi, maka itu akan menjadi sumber keanekaragaman
genetik,ekosistem dan spesies. Dengan adanya keanekaragaman genetik yang tinggi maka akan
ditemukan banyak variasi dalam makhluk hidup sehingga tingkat ketahanan terhadap penyakit dan
kemampuan bertahan hidup suatu makhluk hidup dapat menjadi lebih tinggi.
Ekosistem Lamun
Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal diperairan hangat dengan dasar pasir dan
dominasi tumbuhan lamun. Terdapat 55 jenis lamun di dunia, 12 jenis di Indonesia, yaitu: Cymodocea
(C. rotundata dan C. serrulata), Enhalus (E. acoroides), Halodule (H. pinifolia, H. decipiens, H. minor,
H. ovalis, H. uninervis, spinulosa), Syringodium (S. isoetifolum), Thalassia (T.hemprichii),
Thalassodendron (T. ciliatum).
b. Ekosistem Perairan tawar
Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitat yang sering digenangi air tawar yang
kaya akan mineral dengan pH sekitar 6. Kondisi permukaan air tidak selalu tetap, adakalanya naik, turun,
atau mongering. Jenis tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang. Organisme yang hidup di air
tawar pada umumnya telah beradaptasi. Ekosistem air tawar dihuni oleh nekton. Hewan tingkat tinggi
yang hidup di ekosistem air tawar, misalnya ikan. Tumbuhan yang hidup di air tawar biasanya bersel satu
dan dinding selnya kuat seperti beberapa alga biru dan alga hijau. Dari catatan yang dikumpulkan oleh
Fishbase, spesies ikan yang ada di Indonesia berjumlah 1193 spesies. Keanekaragaman spesies ikan air
tawar Indonesia nomor tiga terkaya di dunia.
c. Ekosistem Estuaria
Daerah perairan pesisir yang setengah tertutup, mempunyai hubungan yang bebas dengan laut
lepas, dimana air laut bercampur dengan air tawar dari daratan. Tipe estuari berdasarkan geomorfologi
yaitu: estuaria dataran pesisir (coastal plain estuary), estuaria tektonik, teluk semi tertutup (semi-enclosed
bays or bar-built estuary) dan fjord. Sedangkan berdasarkan gradien salinitas yang terbentuk terbagi
menjadi estuaria berstratifikasi tinggi (highly stratified estuary), estuaria berstratifikasi sebagian
(moderately stratified estuary) dan estuary homogen secara vertikal (vertically homogenous estuary).
Sifat fisik estuari adalah salinitas, arus, kekeruhan, oksigen, substrat. Ada 3 komponen utama yang
menetap di estuaria: Fauna air tawar (sangat sedikit yang berada pada >5 ppt), fauna air payau atau
estuarine (umumnya pada 5 – 20 ppt) dan fauna lautan (komposisi terbesar).
3. Prinsip Ekotik
1. Prinsip-prinsip Spill Over dan Recuitment Effect dalam Pengembangan Kawasan Konservasi
Laut (KKL)
2. Prinsip Keseimbangan Interaksi Faktor Biotik dan Abiotik dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap
3. Prinsip Carrying Capacity dalam Pengembangan Perikanan Budi Daya
4. Prinsip Keseimbangan Ekologis dalam Upaya Pengurangan Dampak Pemanasan Global
Aplikasi ekologi akuatik
1. Perikanan
2. Pertanian
3. Wisata
Pendekatan Perencanaan Pengambangan Pesisir
Pendekatan-pendekatan ini meliputi :
(1) pendekatan ekologis;
(2) pendekatan fungsional/ ekonomi;
(3) pendekatan sosio-politik;
(4) pendekatan behavioral dan cultural
PROSES PERENCANAAN

Anda mungkin juga menyukai